Anda di halaman 1dari 12

BAB III PEMBAHASAN

1.1.

Deskripsi Obyek Kasus Obyek Lokasi Peta : ministry karaoke : jalan Raya Langsep no. 22 , kecamatan Sukun , Kota Malang :

Fisik bangunan

: Bangunan berlantai 2, tidak berpagar, memiliki area parkir. bangunan memiliki tipe classic ( romawi ) denagn 4 kolom chorinthians yang besar berjajar diteras dan berwarna cokelat, memiliki papan iklan ministry karaoke di tampak bangunan lantai 2. Bangunan ini berada pada kompleks perniagaan. Diapit oleh perumahan mewah yang ada disisi utara bangunan. Di depan bangunan karaoke ministry ini terdapat masjid besar Al-Ikhlas.

Dibangun pada Kondisi Gambar

: Tahun 2009 selesai tahun 2010 : Kondisi bangunan saat ini sedang disegel :

Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

1.2.

Permasalahan Bangunan

1.2.1. Bangunan Ministry Karaoke melanggar RTRW Kota Malang Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010 - 2030

Jalan raya langsep

Dalam rencana tata kota dan wilayah kota malang , kawasan jalan raya langsep merupakan kawasan pemukiman. Walaupun beberapa area ada yang mendapat ijin merubah fungsi menjadi area perniagaan. Namun ministry karaoke belum mengantongi ijin untuk membangun di area pemukiman ini.

Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

Melanggar pasal ini karena ministry karaoke tidak sesuai dengan ketentuan umum peraturan zona, tidak memenuhi ketentuan izin (tidak memiliki IMB dan keterangan surat ijin gangguan.

1.2.2. Bangunan Ministry Karaoke melanggar RAPERDA Malang Barat Rancangan peraturan daerah kota malang Nomor : .......... Tahun 2011 Tentang rencana detail tata ruang kota sub pusat malang barat tahun 2012 2032 lampiran

Dalam raperda malang barat, ministry karaoke tidak sesuai dengan rencana kawasan, kawasan jalan ray langsep sebagai kawasan pemukiman.

Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

Lampiran

Pelanggaran Izin Gangguan Usaha

Bangunan ministry karaoke selain tidak mempunyai IMB sebagai bangunan usaha, bangunan tersebut menjadi sasaran kritik karena bangunan tersebut dirasa mengganggu pemukiman masyarakat yang terdapat di samping bangunan. Bangunan karaoke ministry juga dirasa tidak pantas berdiri karena bangunan tersebut terletak berhadapan dengan bangunan peribadatan berupa masjid yang ada di seberang lokasi tersebut.

Hal itu disebabkan bangunan ministry karaoke tidak memiliki izin gangguan usaha yang seharusnya harus diperoleh dan disetujui oleh pemerintah kota malang dan masyarakat sekitar. Semua hal yang menyangkut tentang gangguan dan izinnya sudah diatur dalam:

Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2007 tentang IZIN GANGGUAN USAHA -

Bangunan karaoke ministry tidak memiliki izin gangguan usaha padahal bangunan tersebut memiliki potensi gangguan lingkungan berupa suara yang dihasilkan. Hal itu sesuai dengan pasal 1 ayat 11 dan 13, Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 11. Gangguan Lingkungan adalah gangguan terhadap lingkungan akibat kegiatan tertentu

oleh orang pribadi/ badan, meliputi gangguan suara, getar, bau dan limbah udara/ air. 13. Ijin Gangguan adalah pemberian ijin kepada orang pribadi / badan pada tempat usaha

yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan. Padahal sesuai dengan Pasal 2 tersebutlah Pengaturan ijin gangguan dilaksanakan berdasarkan asas manfaat, adil dan merata serta perlindungan terhadap masyarakat maupun lingkungan. Disebutkan juga pada Pasal 3: Pengaturan ijin gangguan bertujuan : a. mengatur orang pribadi / badan yang akan melakukan usaha dengan memperhatikan dampak usaha terhadap lingkungan sekitar; b. menjamin keamanan, ketertiban umum dan kenyamanan lingkungan di sekitar tempat usaha. Masyarakat yang berada di sekitar bangunan karaoke ministry tidak diminta persetujuan dan pendapat tentang pendirian bangunan karaoke. Jadi dengan mendapatkan izin gangguan tersebut maka diharapkan terjadi rasa manfaat berupa rasa adil dan aman yang tidak menyebabkan beberapa pihak merasa dirugikan. Pada Pasal 8 ayat 2 tersebutlah bahwa Untuk tempat usaha yang menimbulkan gangguan / yang diwajibkan membuat studi lingkungan, diwajibkan memiliki Ijin Tempat Usaha dan Ijin Gangguan. Dalam kenyataannya, kondisi masyarakat yang berada di sekitar bangunan karaoke tidak dikaji dulu. Tidak disurvey bagaimana pendapat dan tanggapannya tentang pembangunan karaoke ministry. Hal itu mengakibatkan terjadi perselisahan setelah bangunan tersebut selesai dibangun. Pada pasal 8 juga diperjelas bahwa kepemilikan izin tempat usaha dan izin gangguan bersifat wajib bagi tempat usaha yang menimbulkan gangguan. Pelanggaran Retribusi

IMB yang turun pada bangunan ini sebenarnya adalah bangunan rumah tinggal mewah. Pada perkembangannya bangunan itu malah dialih fungsikan sebagai bangunan usaha berupa karaoke, hal
Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

itu yang menyalahi aturan dan menyebabkan konflik yang panjang. Perbedaan pada IMB yang sudah ditetapkan mengakibatkan perbedaan juga pada retribusi yang seharusnya dibayarkan. Berikut ini merupakan daftar Biaya Retribusi Pada Bangunan Berdasarkan Peraturan Daerah KotaMalang Nomor 20 Tahun 2008
A. Fungsi Bangunan untuk Bangunan Gedung Bangunan Fungsi Hunian : a. Bentuk Bangunan Perumahan/ Rumah Tempat Tinggal 1) Rumah Kampung/Rumah Sangat Sederhana (RSS) a) Luas Bangunan s/d 45 m2 Rp. 3.000,00 m2 b) Luas Bangunan di atas 45 m2 s/d 75 m2 Rp. 3.500,00 m2 c) Luas Bangunan di atas 75 m2 s/d 100 m2 Rp. 4.000,00 m2 d) Luas Bangunan di atas 100 m2 Rp. 4.500,00 m2 2) Rumah Kecil/Rumah Sederhana (RS) a) Luas Bangunan s/d 80 m2 Rp. 4.000,00 m2 b) Luas Bangunan di atas 80 m2 s/d 150 m2 Rp. 4.500,00 m2 c) Luas Bangunan di atas 150 m2 s/d 200 m2 Rp. 5.000,00 m2 d) Luas Bangunan diatas 200 m2 Rp. 6.000,00 m2 3) Rumah Sedang/Menengah a) Luas Bangunan s/d 100 m2 Rp. 6.500,00 m2 b) Luas Bangunan di atas 100 m2 s/d 150 m2 Rp. 7.000,00 m2 c) Luas Bangunan di atas 150 m2 s/d 200 m2 Rp. 7.500,00 m2 d) Luas Bangunan di atas 200 m2 Rp. 8.500,00 m2 4) Rumah Mewah a.) Luas Bangunan s/d 200 m2 Rp. 8.000,00 m2 b.) Luas Bangunan di atas 200 m2 s/d 300 m2 Rp. 9.000,00 m2 c.) Luas Bangunan di atas 300 m2s/d 400 m2 Rp. 10.000,00 m2 d.) Luas Bangunan di atas 400 m2 Rp. 11.000,00 m2 5) Rumah Tinggal Deret Rp. 6.000,00 m2 6) Rumah Susun (flat) dan/atau Condominium Rp. 7.500,00 m2 7) Rumah Tinggal Villa Rp. 8.500,00 m2 8) Rumah Tinggal Asrama Rp. 6.000,00 m2 9) Rumah Tinggal Campuran (Ruko, Rukan, Rugud, dls) atau Klas 4 Rp. 12.500,00 m2

Berikut ini merupakan retribusi biaya standar pelayanan publik (SPP)Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Malang
2 Bangunan Fungsi Usaha a) Bangunan Perkantoran atau klas 5 Rp. 8.500,00 m2 b) Bangunan Perdagangan atau klas 6 Rp. 10.500,00 m2 c) Bangunan Perhotelan/Penginapan Rp. 11.000,00 m2 d) Bangunan Industri atau klas 8 Rp. 10.500,00 m2 e) Bangunan Perizinan bangunan Rp. 6.000,00 m2 f) Bangunan Penyimpanan/Gudang atau klas 7 Rp. 10.000,00 m2 g) Bangunan Pariwisata tempat rekreasi, bioskop Rp. 7.000,00 m2 3 Bangunan Fungsi Umum, Sosial dan Budaya a) Bangunan Pendidikan Rp. 6.000,00 m2 b) Bangunan Pelayanan Kesehatan Rp. 5.500,00 m2 c) Bangunan Peribadatan Rp. 3.500,00 m2 d) Bangunan Kebudayaan (museum, gedung kesenian), Hall (gedung pertemuan, perpustakaan), Gedung Gallery Rp. 6.000,00 m2 e) Bangunan Gedung Olah Raga/Stadion Rp. 7.500,00 m2 f) Bangunan Panti untuk Orang Berumur, Cacat atau yatim piatu/terlantar Rp. 2.500,00 m 2 4 Bangunan Fungsi Khusus (penyimpanan peledak, senjata, bangunan pembangkit tenaga nuklir) Rp. 12.500,00 m 2 5 Bangunan SPBU Rp. 20.000,00 m

Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

Rumah Mewah Luas Bangunan s/d 200 m2 Rp. 8.000,00 m2 Bangunan Fungsi Usaha Bangunan Perdagangan atau klas 6 Rp. 10.500,00 m2 IMB yang berbeda mengakibatkan biaya retribusi yang dibayarkan akan berbeda dengan yang sudah ditetapkan. Perbandingan yang sangat mencolok tentang retribusi ijin bangunan, yaitu perubahan bangunan fungsi hunian mewah kisaran s/d 200 m2 yaitu Rp 8.000 dengan bangunan fungsi usaha seperti bangunan perdagangan atau klas 6 yaitu Rp 10.500. Pada hal ini, terjadi penyelewengan yang tentunya menguntungkan dan merugikan beberapa pihak. Jika hal ini benar-benar terjadi, maka bangunan karaoke ministry dapat terjerat masalah pidana. Seharusnya apabila pihak karaoke ministry ingin mengalihkan fungsi bangunan yang tertera dalam IMB, maka pihak karaoke ministry harus melakukan konfirmasi untuk penggantian fungsi dan proses turunnya IMB yang baru.

Hal itu sesuai dengan, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM, NOMOR : 25/PRT/M/2007 TANGGAL 9 AGUSTUS 2007, TENTANG PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG dalam LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 25/PRT/M/2007 TANGGAL 9 AGUSTUS 2007 Terhadap bangunan gedung yang dilakukan perubahan fungsi diberlakukan perpanjangan SLF bangunan gedung setelah diterbitkannya IMB yang baru atas perubahan fungsi bangunan gedung tersebut. Jadi bangunan yang dialih fungsikan harus menunggu turunnya IMB yang baru berdasarkan perubahan fungsi bangunan gedung tersebut.

Dalam hal pajak, karena objek bangunan dalam IMB tidak sesuai dengan fungsi bangunan yang sebenarnya maka bangunan ini akan terkena pasal: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1985 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN BAB XII KETENTUAN PIDANA
Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

Pasal 24 Barang siapa karena kealpaannya : a. tidak mengembalikan/menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak; b. menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan/atau melampirkan keterangan yang tidak benar; - 12 sehingga menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya sebesar 2 (dua) kali pajak yang terhutang. Pasal 25 (1) Barang siapa dengan sengaja : a. tidak mengembalikan/menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak; b. menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan/atau melampirkan keterangan yang tidak benar; c. memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar; d. tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya; e. tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan; sehingga menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 2 (dua) tahun atau denda setinggi-tingginya sebesar 5 (lima) kali pajak yang terhutang. (2) Terhadap bukan Wajib Pajak yang bersangkutan yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d dan huruf e, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun atau denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah). (3) Ancaman pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilipatkan dua apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau sejak

Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

dibayarkan denda.

Pelanggaran pajak

Pada bangunan ministry karaoke yang pada keputusannya berbeda izin mendirikan bangunan yang terbit, akan menyebabkan penyelewengan pajak yang sudah diatur dalam Peraturan daerah kota malang nomor 16 tahun 2010 tentang Pajak daerah. Berdasarkan pada BAB V tentang PAJAK HIBURAN Bagian Kesatu, karaoke ministry seharusnya terkait dan berhubungan dengan pasal 21 dan 22. Nama, Objek dan Subjek Pajak Pasal 21 Dengan nama Pajak Hiburan dipungut pajak atas setiap penyelenggaraan hiburan. Pasal 22 (1) Objek Pajak Hiburan adalah jasa penyelenggaraan hiburan dengan dipungut bayaran. (2) Hiburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari : a. tontonan film; b. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana; c. kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya; d. pameran; e. diskotik, karaoke, klab malam, bar dan sejenisnya; f. sirkus, akrobat, dan sulap; g. permainan billyar, golf, dan boling; h. pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan; i. panti pijat, refleksi, mandi uap/spa, dan pusat kebugaran (fitness center), dan sejenisnya; j. pertandingan olahraga. Sesuai dengan dua pasal di atas maka karaoke ministry akan dipungut pajak sesuai dengan fungsinya sebagai bangunan hiburan, dan bangunan hiburan tersebut termasuk pada poin
Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

ke kedua butir ke lima. Hal itu yang menjadikan bukti dasar bahwa subjek bangunan ini memiliki subjek pajak. Pada pasal 23 menyebutkan (1) Subjek Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menikmati hiburan. (2) Wajib Pajak Hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. Hal itu menjadi penegasan bahwa pembayaran pajak harus dilakukan bagi penyelenggara hiburan. Hal ini yang akan menjadi perdebatan jika IMB yang turun tidak sesuai dengan kegiatan atau fungsi yang akan diwadahinya. Di pasal 23 bagian kedua juga dibahas tentang dasar pengenaan, tarif dan cara penghitungan pajak. Hal ini menjadi bagian penting dan menjadi ini permasalahan yang terdapat pada bangunan karaoke ministry ini.

Bagian Kedua Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Penghitungan Pajak Pasal 24 (1) Dasar pengenaan Pajak Hiburan adalah jumlah uang yang diterima atau yang seharusnya diterima oleh penyelenggara hiburan. Disebutkan bahwa dasar pengenaan pajak adalah jumlah uang yang diterima atau jumlah uang yang seharusnya diterima oleh penyelenggara. Jadi ada batasan pendapatan yang akan disetorkan pada pemerintah. Sesuai dengan fungsi bangunan yang berupa karaoke. Pada pasal selanjutnya, akan lebih diterangkan masalah beban pajak yang akan diterima oleh bangunan hiburan yang berupa karaoke. Pasal 25 (1) Tarif Pajak Hiburan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2), ditetapkan sebagai berikut : a. tontonan film : 1. nasional sebesar 10% (sepuluh persen); 2. impor sebesar 20% (dua puluh persen). b. pagelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana sebesar 15% (lima belas persen); c. kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya sebesar 15% (lima belas persen); d. pameran sebesar 15% (lima belas persen); e. diskotik, klab malam, bar, dan sejenisnya sebesar 35% (tiga puluh lima persen); f. karaoke sebesar 20% (dua puluh persen); g. sirkus, akrobat, dan sulap sebesar 15% (lima belas persen); h. billyar sebesar 15% (lima belas persen); i. golf sebesar 25% (dua puluh lima persen); j. bolling sebesar 15% (lima belas persen); k. pacuan kuda, kendaraan bermotor, tempat rekreasi dan permainan ketangkasan sebesar 15% (lima belas persen); l. panti pijat, refleksi, mandi uap/Spa, dan pusat kebugaran (fitness center), dan
Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

sejenisnya sebesar 25% (dua puluh lima persen); m. pertandingan olah raga sebesar 15% (lima belas persen); n. hiburan kesenian rakyat/tradisional sebesar 5% (lima persen). Karaoke ministry termasuk pada bangunan yang beban pajak yang ditanggung cukup besar yaitu 20% (dua puluh persen). Hal itu yang menjadi perdebatan dan pertentangan DPRD kota malang, besarnya pajak yang akan ditanggung dan dibayar oleh bangunan karaoke ini tidak akan sesuai dengan hal yang dicantumkan di atas karena IMB yang turun adalah bangunan rumah mewah. Pajak yang dibayarkan pun akan sangat jauh berbeda dengan pajak yang sesungguhnya. Berbeda dengan desakan masyarakat agar disegelnya bangunan ini karena izin gangguan usahanya tidak disetujui, DPRD lebih menekankan pada kemungkinan besarnya pajak yang tidak disesuai dengan yang seharusnya. Pada bab 18, disebutkan beberapa ketentuan yang menyangkut pada ketentuan pidana yang akan diterima jika bangunan karaoke ministry ini dioperasikan. BAB XVIII KETENTUAN PIDANA Pasal 86 (1) Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. (2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang yang tidak atau kurang dibayar. Pasal 87 Tindak pidana di bidang perpajakan daerah tidak dituntut setelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak atau berakhirnya bagian tahun pajak atau berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan. Pasal 88 (1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 4.000.000,00 (empat juta rupiah). (2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (1) dan ayat (2)
Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). (3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannya dilanggar. 34 (4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), sesuai dengan sifatnya adalah menyangkut kepentingan pribadi seseorang atau badan selaku wajib pajak, karena itu dijadikan tindak pidana pengaduan.

Pranata dan Manajemen

Permasalahan Ministry Karaoke

Anda mungkin juga menyukai