Anda di halaman 1dari 3

4. Pada Uji wilcoxon, bagaimana cara manual yang harus dilakukan untuk membandingkan hasilnya dengan SPS?

Jelaskan urutan langkah yang harus dilakukan


Uji urutan bertanda Wilcoxon pertama kali diperkenalkan oleh Frank Wilcoxon pada tahun 1945. Pada urutan bertanda tersebut, di samping memperhatikan tanda perbedaan (positif atau negatif) juga memperhatikan besarnya beda dalam menentukan apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari sampel atau sampel yang berhubungan. Rumus yang digunakan antara lain sebagai berikut: Untuk mencari rata-rata, deviasi standar dan nilai Z:
( )

)(

Uji Statistik:

Uji Wilcoxon dibagi menjadi dua macam, yaitu Uji Wilcoxon Berpasangan dan Uji Wilcoxon Tidak Berpasangan. Berikut adalah masing-masing prosedur pengujian hipotesisnya: 1. Uji Wilcoxon Berpasangan a. Formulasi Hipotesis H0 : Jumlah urutan tanda positif dengan jumlah urutan tanda negatif adalah sama (tidak ada perbedaan nyata antara pasangan data). H1 : Jumlah urutan tanda positif dengan jumlah urutan tanda negatif adalah berbeda (ada perbedaan nyata antara pasangan data). b. c. Menentukan taraf nyata dan T tabelnya. Pengujiannya dapat berbentuk satu sisi atau dua sisi. Menentukan kriteria pengujian. H0 diterima apabila T0 T tabel. H0 ditolak apabila T0< T tabel. d. Menentukan nilai uji statistik (nilai T0) Prosedur pengujian statistik: 1) Untuk setiap pasangan data cari di (di = p1i p2i) disini p1i adalah perlakuan pertama pada pasangan ke i dan p2i adalah perlakuan kedua pada pasangan ke-i. 2) Memberikan tingkatan pada di dari angka 1 sampai n (banyaknya pasangan) tanpa memandang tanda (harga mutlaknya) dengan catatan data yang skornya atau nilainya sama harus diberikan tingkatan yang sama (rata-rata rangking) dan jika di=0 pasangan tersebut dibuang/dianggap tidak ada, maka (n=banyaknya di0).

3) Memberikan tanda (+) pada tingkatan yang berasal dari di positif (di>0) dan tanda (-) pada tingkatan yang berasal dari di negatif (di<0). 4) Menjumlahkan tingkatan yang bertanda positif (T1) dan tingkatan yang bertanda negatif (T2). 5) Mencari daerah penerima dari H0 pada T tabel, dengan kriteria sebagai berikut: a) Jika T1 atau T2 berada di dalam daerah penerimaan H0 dari tabel maka H0 diterima. b) Jika T1 atau T2 berada di luar daerah penerimaan H0 dari tabel maka H0 ditolak. e. 2. Membuat kesimpulan Menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak. Uji Wilcoxon Tidak Berpasangan a. Formulasi hipotesis. H0 : Jumlah urutan tanda positif dengan jumlah urutan tanda negatif adalah sama (tidak ada perbedaan nyata antara pasangan data). H1: Jumlah urutan tanda positif dengan jumlah urutan tanda negatif adalah berbeda (ada perbedaan nyata antara pasangan data). b. c. Menentukan taraf nyata dan T tabelnya. Pengujiannya dapat berbentuk satu sisi atau dua sisi. Menentukan kriteria pengujian. H0 diterima apabila T0 T tabel. H0 ditolak apabila T0< T tabel. d. Menentukan nilai uji statistik (nilai T0) Prosedur pengujian statistik: 1) Menentukan data dari kecil ke besar tanpa memandang apakah data tersebut dari perlakuan pertama (p1) atau perlakuan ke dua (p2). 2) Memberikan tingkatan dari angka 1 sampai n (n=n1 +n2) dengan catatan data yang skor atau nilainya sama harus diberikan tingkatan yang sama (rata-rata tingkatan). 3) Menjumlahkan tingkatan dari perlakuan pertama (T1) dan tingkatan dari perlakuan kedua (T2). 4) Mencari daerah penerima dari H0 pada T table, dengan kriteria sebagai berikut: a) Jika T1 atau T2 berada di dalam daerah penerimaan H0 dari tabel maka H0 diterima. b) Jika T1 atau T2 berada di luar daerah penerimaan H0 dari tabel maka H0 ditolak.

e.

Membuat kesimpulan Menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak.

Anda mungkin juga menyukai