Fiskal
Fiskal
PERUSAHAAN
RUMAH TANGGA
PENANAMAN MODAL
Ekspor
LEMBAGA KEUANGAN
Impor
LUAR NEGERI
No
Indikator
Barang dan jasa yang di dalam negeri (Y) Barang dan jasa yang di Impor (M) AS=Y+M Pengeluaran Konsumsi atas barang dan jasa dalam Negeri (Cdn) Agregat Investasi (I) Pengeluaran Pemerintah (G) Ekspor (X) AEdn=Cdn+I+G+X C=Cdn+M Keseimbangan AE=AEdn+M=Cdn+I+G+X+M AE=AS AE=C+I+G+X
Penawaran Agregat
AE=C+I+G+X AS=Y+M Y=C+I+G+X-M
C+I+G+X=Y+M
Indikator
Y=C+S+T
Keseimbangan
Y=C+I+G+X-M
Y=C+S+T
C+I+G+X-M=C+S+T
I+G+X=S+T+M
Nilai multiplier menggambarkan perbandingan antara jumlah pertambahan atau Pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.
Cara Perhitungan Multiplier, dengan menggunakan pemisalan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Fungsi Consumsi C=a+bYd Pajak tetap T Investasi Io Pengeluaran Pemerintah Go Ekspor Xo Impor M=mY
I1=Io+I
Y=(a-bT+Io+Go+Xo)(1/(1-b+m))
Y1=(a-bT+Io+I+Go+Xo)(1/(1-b+m)
Y=(1/(1-b+m)) I
Cara Perhitungan Multiplier, dengan menggunakan pemisalan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Fungsi Consumsi C=a+bYd Pajak proporsional T=tY Investasi Io Pengeluaran Pemerintah Go Ekspor Xo Impor M=mY
I1=Io+I
Y=(1/1-b+bt+m) I
PEMERINTAH
autonom G1 G0
1.Proyeksi penerimaan pajak 2.Tujuan dari pembangunan 0 ekonomi 3.Pertimbangan politik & keamanan
Penerimaan Pemerintah:
Pengeluaran Pemerintah:
Urain
2007
A.Pendapatan Negara dan Hibah 1.Penerimaan Dalam Negeri 1.1. Penerimaan Perpajakan 1.2.Penerimaan Negara bukan Pajak 1.2.1.Penerimaan SDA 1.2.2.Bagian laba BUMN 1.2.3.PNBP lainnya 2.Hibah B.Belanja Negara 1.1.Belanja Pemerintah Pusat 1.2.Belanja ke Daerah C.Keseimbangan Prime D.Surplus/Defisit (A-B) E.Pembiayaan 1.1.Pembiayaan dalam negeri 1.1.1.Perbankan dalam negeri 1.1.2.Non-perbankan dalam negeri 1.2.Pembiayaan luar negeri (neto) 1.2.1.Penariakn pinjaman LN (Bruto) 1.2.2.Pembayaran Cicilan pokok Utang LN
625,2 621,6 416,3 205.3 151,6 23,3 30,4 3,6 647,7 427,6 220,1 54,2 -22,4 22,4 50,9 23,0 27,9 -28,5 35,1 -63,6
713,4 710,8 505,9 204,9 151,6 16,2 37,1 2,7 746,5 496,0 250,5 52,0 -33,1 33,1 51,3 16,1 35,2 -18,2 35,9 -54,1
Utang Pemerintah
Alexander Hamilton: Utang jika tidak terlalu banyak akan menguntungkan kita semua. James Medison: Utang publik itu kutukan Ricardo, utang adalah setan
Pandangan tradisional: Hutang Menguras tabungan nasional Meng crowds-out akumulasi modal Pandangan ekuivalensi Ricardian Hutang Tidak mempengaruhi tabungan nasional Tidak mempengaruhi akumulasi modal
Pandangan Ricardian atas Utang Pemerintah Asumsi: Konsumen melihat ke depan, oleh karena itu pengeluaran mereka didasarkan pada pendapatan sekarang dan masa datang yang mereka harapkan.
Logika Dasar Respon konsumen terhadap pemotongan pajak. Konsumen berpendapat pemerintah mendanai pemotongan pajak dengan menjalankan defisit anggaran. Maka dimasa datang pemerintah harus meningkatkan pajak untuk membayar utang dan bunga yang terakumulasi. Sehingga kebijakan tersebut benar-benar menunjukan pemotongan pajak saat ini digabungkan kenaikan pajak masa datang. Pemotongan pajak hanya akan memberikan pendapatan transitoris yang pada akhirnya akan diambil kembali. Konsumen tidak akan mengubah konsumsi.
Prinsip Umumnya: Utang pemerintah ekuivalen dengan pajak masa depan.Jadi mendanai pemerintah dengan utang adalah ekuivalen dengan mendanainya dengan pajak. Pandangan ini dinamakan ekuivalensi Ricardian. Implikasinya: Pemotongan pajak yang didanai utang tidak mempengaruhi konsumsi
Utang Pemerintah bagi generasi masa depan Pandangan tradisonal Konsumen mengaharapkan implikasi pajak masa depan tidak menimpa mereka tetapi menimpa generasi berikutnya. Utang pemerintah menunjukkan transfer kekayaan dari generasi pembayar pajak tinggi kepada generasi pembayar pajak rendah (yang menikmati pemotongan pajak) Esensinya pemotongan pajak yang didanai oleh utang mendorong konsumsi dengan memberikan peluang kepada generasi sekarang untuk mengkonsumsi atas beban generasi berikutnya. Ekonom Robert Barro pendukung Ricardian mengkritik pandangan tradisonal. Barro berependapat, generasi mendatang adalah anak-anak dan cucucucu dari generasi sekarang, maka seharusnya tidak memandang mereka sebagai aktor-aktor ekonomi independen. Asumsi yang tepat: generasi sekarang sangat peduli pada generasi mendatang. Sikap altruisme ini diwujudkan dengan memberikan hadiah atau warisan kepada generasi mendatang. Analisis Barro, maka unit pengambilan keputusan adalah keluarga bukan individu
Defisit Anggaran Pandangan tradisonal Defisit anggaran Memperbesar permintaan agregat dan Mendorong output dalam jang pendek tetapi meng crowd out modal Menekan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang Ricardian Tidak memiliki dampak ini Hanya mencerminkan penundaan beban pajak Anggaran berimbang VS Kebijakan Fiskal Optimal (defisit atau surplus) Ada tiga alasan mengapa kebiajakan fiskal optimal dipilih: Stabilasi Tax smothing Redistribusi antargenerasi
Dimensi Internasional dari utang pemerintah Utang yang besar dari negara meningkatkan resiko, pelarian modal. Moodys Investor Services (sebuah lembaga pemringkat) menyatakan : Batas utang yang realatif aman maksimum 60% dari PDB
Jika utang sudah besar bisa dengan mudah untuk menyatakan pailit: Contoh: Th 1335, Raja Edward III dari Inggris Th 1980-an, negara Amerika Latin Th 1998, Rusia
Utang besar didanai oleh utang luar negeri dapat menurunkan pengaruh politis negara dalam percaturan global.
PERTUM -BUHAN PDB 2011 +2.5% +1.5% +2.1% +0.9% +0.7% -4.5% +2.9% +2.7% +2.3% +1.7% +4.4% +2.2% -0.6% +1.3% +3.4%
16
PERTUMBUHAN PDB 2011 +6.3% +8.7% +4.2% +6.1% 4.3% +4.4% +4.3% +4.8
BRAZIL
MALAYSIA MEKSIKO AFSEL TURKI MESIR INDIA
15%
31% 20% 23% 36% 14% 15%
66.8%
55.1% 45.2% 33.2% 43.4% 80.5% 71.8%
-2.2%
-6.9% -2.5% -5.3% -2% -10.4% -4.7%
25.3
+34.0 -0.4 +2.0 -92.4 -25.0 -112.5
6.2%
3.0 5.2% 25.0% 9.9% 11.9% 10.8%
+4.0%
+5.1% +4.2% +3.7% +6.0% +4.6% +7.8%
17
AE
AE=Y
AE3 AE2 AE1
r r1
r2
r3 IS
Y1
Y2 Y3