Anda di halaman 1dari 11

Ibu Guruku

Wahai ibu guruku Engkaulah yang tiada henti Tiada bosan Dalam kesabaran Member kami cahaya yang terang Untuk suluh dalam hidup kami Wahai ibu guruku Engkau yang berdiri di depan Dalam sejuuta hati yang harap Untuk keberhasilan kami Wahai ibu guruku Dalam sujud sunyi kami Ku kirim doa Ya ALLAH buatkanlah Sorga, yang paling indah untuk guru kami

Sekolah
Setiap hari ku pergi ke sekolah Menuntut ilmu demi bangsaku Belajar pagi pulangnya siang Belajar denga hati yang senang Ibu guru Bapak guru. Kau adalah pahlawan hatiku Pahlawan yang tak pernah kenal lelah Menuntunku menuju prestasi Selalu hidup dalam sanubariku Tak kan ku lupa sepanjang masa Jasamu tak akan dapat kami balas Hanya dengan doa lah dapat kami bayar

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa


Kala fajar menyinsing Kau langkahkan kakimu Menuju gedung tua Kau tumpahkan ilmumu Pada kami anak didikmu Guruku.. Kau ajarkan kami membaca dan menulis Kauntumpahkan seluruh ilmumu Pada kami anak didikmu Guruku.. Jasamu tiada tara

Di Meja Makan
Entah ini keberapa kali sajian Kita belum juga saling suap Malah sendiri menyantap dalam hening Meski kamu dan aku bisa menatap lekat Rentang antara meja makan Kapan lagi kita nikmati untuk saling menatap Kedalaman lapar kita masinh masing Mendesak hati kita untuk saling mendekat Ah.. tak perlu diceritakan lagi Tentang rentang meja makan Atau berap kali kita menyuap Karena di meja ini Kita adalah sajian Yang dinikmati lapar dan hening Dengan pandangan sangat dekat

Menapak Maninjau
Setapak, satapak maninjau yang kutemukan danau juga Kabut tanjung raya benar mengellingi ribuan keramba Ikan ikan di dalamnya jelma jadi anak anak gunung tinjau Yang sempat hilang dari garis baying Hingga ingin kuingat bagaimanarupa tanjung raya Saat ini masih sebagai insane bersama bujang sembilan

Memandang Langit
Satu pertanyaan yang tak bisa kau jawab dengan Kesia siaan yang biasa jika mataku, mata yang Tak sanggup melihat seluruh bagian dunia Berapa lama aku bisa menahanmu di dalam nya ?? Memandang langit seumpama menangkap rindu Di keluasan jagat raya yang tak tertangkap mata Sebagian akhirnya hanya kau simpan dalam dada Dan sebagian lain entah akan berada dimana

Idola Cilik
Ini penampilan baru Dendang riang anal anak Oleh suara yang berirama Lagu yang merdu Anak Indonesia Cinta music Indonesia Indah nian dunia Lewat televise RCTI Impian setiap anak Karunia Tuhan ynag maha kuasa

Buku Gambar yang Halaman Akhirnya Ada Air Mata


Wanita itu kerap berpisah apa saja yang ia temukan dalam buku gambar Karena tiap lembar pasti ada kisah tua diceritakannya dalam syair sederhana Meski memang aku tak mengerti ia bearcerita dari ruang mana Dan dimanakah ruang yang ia kisahkan padaku pada tiap barisnya yang sunyi Hingga lembar terakhir ku buka Tak kutemukan kisah yang sama Mata siapa saja yang pernah singgah di ruangnya Tempat ia bercerita padaku meski tak sekalipun diberi tahu Dari ruang manakh asal semula cerita nan padu dalam sebuah buku gambar Buku gambar yang diakhir halamanya di tutup air mata

Dua Tokoh yang Tak Pernah Ada Dalam Puisiku


Lelaki kurus Berapa waktu yang kau butuhkan Untuk berdiam diri di halte Menunggu bis sembari menyulut Rokok tanpa merek hingga Asap yang kau sukut itu Tak cukup jadi petunjuk Untuk menghantarmu ke rumah Sampai kini aku tak tahu Halte mana kau menunggu Mungjin aku terlalu sering Dan pergi lewat stasiun Hingga kita tak pernah bertemu Perempuan yang selalu muda Pernah satu kali ku berpikir Apa kamu yang mengandung puisi Karna tak sekali pun Melahirkan syair syair Merah jambu Terlihat dari wajahmu hanya abu abu

KLIPING PUISI DISUSUN

O L E H

ROZI MUHAMMAD ALGHIFARI KELAS : III.A

SD NEGERI 16 SURAU GADANG SITEBA PEMKO PADANG

Anda mungkin juga menyukai