Anda di halaman 1dari 3

Identifikasi piperin yang diperoleh dilakukan dengan cara membandingkan spot isolat yang didapat dengan standar piperin

yang ada. hasil yang baik secara visual atau pengamatan UV memperlihatkan spot yang sama. untuk lebih meyakinkan lagi dapat dilakuan dengan KLT densitometri dengan melihat nilai Rf dan panjang gelombang maksimum. Kromatigrafi Lapis Tipis (KLT) Prinsip:Interaksi yang terjadi anatara analit dan fase gerak -->Like Disolve Like Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu fasa tetap (stationary) dan fasa gerak (mobile), pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa tersebut(3). Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat dari fasa tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa tetap berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada empat macam sistem kromatografi yaitu kromatografi serapan yang terdiri dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi penukar ion, kromatografi padat, kromatografi partisi dan kromatografi gas-cair serta kromatografi kolom kapiler (3). Nama lain dari lada adalah pedes (Sunda) dan merica (Jawa). Lada dengan nama latin; Piper Nigrum, sudah dikenal sebagai penyedap makanan,mengatasi baud an rasa makanan yang beraroma tak sedap, serta pengawet daging(Septiatin, 2008). Ada dua macam lada yang menjadi komoditi perdagangan yaitu lada hitam dan lada putih. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau,mengupasnya,difermentasi untuk menambah rasa lada,kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas. Sedangkan lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari(Septiatin, 2008). Khasiat dari buah lada yaitu dapat mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera, nyeri haid, rematik, salesma, air mani yang encer, dan impoten(septiatin, 2008).

KLT dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion ion anorganik, kompleks senyawa senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa senyawa organik baik yang terdapat di alam dan senyawa senyawa organik sintetik. Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas ialah karena dapat dihasilkannya pemisahan yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat. Banyak pemisahan yang memakan waktu berjam jam bila dikerjakan dengan kromatografi kertas, tetapi dapat dilaksanakan hanya beberapa menit saja bila dikerjakan dengan KLT. Pembahasan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk

mengisolasi piperin yang terkandung dalam piperis nigrii fructus, dengan metode rekristalisasi. Rekristalisasi merupakan suatu teknik pemisahan zat padat dari suatu zat pencemar dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Metode rekristalisasi menggunakan prinsip perbedaan kelarutan zat pencemar dengan zat yang akan kita ambil. Syarat pelarut yang baik: 1. Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang akan dimurnikan 2. Pelarut dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan 3. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik didih zat yang akan dimurnikan 4. Titik didih pelarut lebih rendah dari titik lebur zat yang akan dimurnikan. Langkah awal proses isolasi piperin ini adalah menarik semua komponen kimia yang terkandung dalam piper nigrii fructus, yang disebut dengan proses ekstraksi. Pada praktikum ini menggunakan 20 g lada hitam(piper nigrum) yang dimasukkan pada kertas saring yang kemudian dijahit pada tepi-tepinya, dan menyisakan untaian benang memanjang sekitar 20 cm, hal ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan simplisia yang telah disari dari alat soxhlet. Alat soxhlet merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan suatu komponen

dalam suatu padatan menggunakan suatu pelarut cair. Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui siphon tetap tinggal dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi, waktu yang digunakanpun lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas. Ekstraksi dilakukan dengan penambahan pelarut etanol 96%. Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman piperis nigrii yaitu etanol 96% akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam etanol 96% di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel. Pada dasarnya sirkulasi yang baik dilakukan selama 1-2 jam dengan kecepatan 6-8 siklus per jam, untuk mendapatkan zat aktif yang lebih banyak dan murni. Namun pada praktikum penyarian ini dilakukan hanya selama 45 menit yaitu sebanyak 3 kali sirkulasi, karena keterbatasan waktu. Sirkulasi pertama membutuhkan waktu 20 menit, sirkulasi kedua membutuhkan waktu 15 menit, sedangkan sirkulasi ketiga membutuhkan waktu 10 menit. Perbedaan waktu sirkulasi ini terjadi karena suhu pada soxhlet yang dipanaskan terus meningkat, sehingga mempercepat sirkulasi penyarian. Hasil dari ekstraksi ini kemudian didinginkan dan disaring dengan kertas saring untuk memisahkan sari dari bagian yang tidak larut. Disisihkan ekstrak jernih sebanyak 3 ml disimpan dalam flakon dan ditutup yang digunakan sebagai baku pembanding KLT. Sisanya diuapkan dengan rotary evaporator sampai didapat ekstrak kental. Rotary evaporator merupakan suatu alat untuk menguapkan pelarut dengan menurunkan titik didihnya. Penguapan ini terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh putaran labu alas bulat. Untuk menghilangkan etanol 96% diatur suhu 60-80C. Penimbangan jumlah ekstrak yang dihasilkan sebanyak 7 g. Penambahan KOH-Etanolik 10% untuk

memisahkan senyawa resin dengan meminimalkan pembentukan garam, sehingga didapatkan alkaloida yang murni. Endapan dipisahkan dengan cara penyaringan dengan glasswool, untuk meminimalkan kandungan resin yang ikut tersaring, kemudian didapatkan sari yang jernih. Penyaringan yang dilakukan tidak menggunakan glasswool namun menggunakan kertas saring karena glasswool tidak tersedia di laboratorium. Sari didiamkan selama 1 malam sampai diperoleh Kristal. Identifikasi kristal piperin dengan metode KLT menggunakan fase dian berupa Silika gel GF 254 dan fase gerak Benzen:etil asetat (2:1). Silika gel GF 254 bersifat polar serta dapat berfluororesensi pada panjang gelombang 254. Fase gerak kemurniannya tinggi.Saat melakukan penotolan pada KLT jangan sampai dempet dengan titik sebelahnya,apalagi kalau sampai lewat batas ke belakang,itu berarti tidak terdeteksi(salah). Piperin yang dihasilkan 0,026% itu jauh dari hasil literature dikarenakan adanya human error atau kesalahan sistematis kerja. Apa perbedaan antara piperis nigri fruktus dan piperis albi fruktus? Lada putih diperoleh dengan memetik biji masak merah,diremas perlahan-lahan dan direndam dalam air, kulit dan daging buah dibuang sebelum dikeringkan di sinar matahari jadi lebih halus dibanding lada hitam. Lada hitam diperoleh dengan memetik buah yang masih hijau, mengupasnya, difermentasi untuk menambah rasa lada, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dan rasanya lebih pedas dan kandungan minyak atsirin lebih banyak dari pada lada putih . Pembahasan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengisolasi piperin yang terkandung dalampiperis nigrii fructus, dengan metode rekristalisasi menggunakan soxhlet. Rekristalisasimerupakan suatu teknik pemisahan zat padat dari suatu zat pencemar dengan caramengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang sesuai.Ekstraksi dilakukan dengan penambahan pelarut etanol 96%. Pemilihan etanol 96%karena jika yang dipakai etanol 70% di khawatirkan banyak amilum yang akan lebih banyak ditarik dibandingkan piperinnya, jadi piperinnya sedikit dan pengotornya yang lebih

bnayak.Penambahan etanol sebanyak satu setengah kali sirkulasi dengan kecepatan 45sirkulasi per jam. Jika penambahan etanolnya hanya 1x sirkulasi dikhawatirkan pada saatpemanasan etanolnya menguap semua dan belum tentu bisa turun jadi ekstraksi bisa berhenti.Hasil dari ekstraksi ini kemudian didinginkan dan disisihkan ekstrak jernih sebanyak 3 ml disimpan dalam flakon dan ditutup yang digunakan sebagai baku pembanding KLT.Sisanya diuapkan dengan penangas air sampai kental. Untuk menghilangkan etanol 96% diatur suhu 60-80C. Penambahan KOHEtanolik 10% untuk memisahkan senyawa resindengan meminimalkan pembentukan garam, sehingga didapatkan alkaloida yang murni.Endapan dipisahkan dengan cara penyaringan dengan glasswool, agar filtrate bisatersaring. Jika digunakan kertas saring, susah untuk mendapatkan filtratnya karena resinbersifat lengket jadi menempel di kertas saring. Penyaringan dengan glasswool untuk meminimalkan kandungan resin yang ikut tersaring, kemudian didapatkan sari yang jernih.Sari didiamkan selama 1 malam sampai diperoleh Kristal. Agar kristalisasi berhasil : janganmemakai pelarut yang terlalu polar (etanol 70%), harus sudah melewati titik jenuh, danpengendapan sudah benar-benar kental.Setelah terbentuk Kristal, dicuci dengan etanol dingin agar piperin tidak ikut larut, jadi senyawa lain (resin dan pengotor lainnya) yang larut lalu di oven pada suhu 40 o C.Identifikasi kristal piperin dengan metode KLT menggunakan fase dian berupa Silikagel GF 254 dan fase gerak toluen:etil asetat (70:30). Bercak yang timbul pada UV 254tampak warna yang meredam dan pada UV 365 tampak warna fluoresensi. Titik lebur piperinkelompok 4 127 o C berbeda dengan teoritis, karena api yg didigunakan terlalu besar,sehingga angka pada thermometer naik terus. 1) Septiatin, Eatin ,2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, danTanaman Liar , CV.YRAMA WIDYA, Bandung, (60,61,62). (2) Sastrohamidjojo,Hardjono,1996, Sumber Bahan Alam ,ugm press,Yogyakarta (3) Adnan,Muhammad, 1997, Teknik Kromatografi , Andi Offset, Yogyakarta, (9-14).

Anda mungkin juga menyukai