Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran-ukuran fisik anak seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan fungsifungsi individu yang terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral. Proses tumbuh kembang pada anak tentu tak lepas dari berbagai ganguan yang dapat menghambat ataupun merusak kondisi dan fungsi dari anak itu sendiri. Beberapa di antaranya adalah kurangnya asupan nutrisi pada pertumbuhan anak (malnutrisi),dan trauma pada proses perkembangan yang menyebabakan gangguan bicara. Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2005 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, enam persen atau sekira 14,5 juta orang menderita gizi buruk. Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak di bawah usia lima tahun (balita). Depkes juga telah melakukan pemetaan dan hasilnya menunjukkan bahwa penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupaten di Indonesia. Indikasinya 2-4 dari 10 balita menderita gizi kurang. Data WHO sekitar 49% dari 10,4 juta kematian yang terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang berkaitan dengan defisiensi energi dan protein sekaligus. Oleh karena itu, masalah seperti ini sering kita temui dan merupakan sesuatu yang tidak boleh di anggap remeh, karna dapat memberi efek buruk di kemudian hari bagi anak itu sendiri.

BAB II ISI GANGGUAN BERBICARA DAN MALNUTRISI


PBL 13 Tumbuh Kembang Page 1

I.

Anamnesa Merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien / keluarganya / orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien dengan memperhatikan petunjuk- petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien, meliputi : Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:1 1. Identitas pasien Nama,tempat tanggal lahir, usia ( neonates,balita,sekolah), jenis kelamin,nama orangtua,alamat.dan sebagainya 2. Riwayat penyakit sekarang Keluhan utama pasien 3. Riwayat penyakit dahulu Kronologi penyakit, ada tidaknya riwayat sakit dahulu yang pernah di derita 4. Riwayat kesehatan Berupa riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan ( berat badan tinggi badan), riwayat perkembangan( kemampuanpada bidand social personal,motor halus,motor kasar dan bahasa), riwayat makanan dan imunisasi1
5. Riwayat keluarga, sosial-ekonomi-budaya

Dalam deteksi dini anamnesis ini, yang dipertanyakan adalah :


faktor risiko pada balita (intrinsic, genetic-heredokonstitusional) faktor risiko pada ibu (umur, tinggi badan, jumlah anak, jarak kehamilan, riwayat pernikahan, merokok, pernah mengonsumsi alkohol) faktor risiko lingkungan mini (ayah, saudara kandung dan anggota lain serumah), lingkungan meso (tetangga, dan teman bermain) dan lingkungan makro

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 2

II. Pemeriksaan II.1. Fisik a. Umum Turgor kulit

Diperiksa pada kulit abdomen. Dicubit lambat kembali Edema

Terdapat edema anasarka yaitu diseluruh tubuh dengan asites, efus pleura/pericardial. Tapi untuk kasus malnutrisi kemungkinan edema pada perut. Rambut dan kulit kepala

Warnanya merah jagung, kering, dan mudah dicabut. Ubun ubun

Menjadi cekung. Bola mata

Enoftalmus yaitu kecil/dalam.2

b. Antropometri
Tinggi badan

Pada anak dibawah umur 5 tahun, pengukuran dilakukan sewaktu berbaring. Bayi diletakkan pada meja dengan alas keras. Pengukuran dilakukan dari telapak kaki sampai ujung puncak kepala. Pada anak berumur lebih dari 5 tahun, pengukuran dilakukan sewaktu berdiri. Posisi anak harus tegak, sehingga tumit, bokong, dan bagian atas punggung
PBL 13 Tumbuh Kembang Page 3

terletak dalam satu garis vertikal, sedangkan liang telinga dan bagian bawah orbita membuat satu garis horizontal.
Berat badan

Pengukurannya dilakukan dengan memakai alat timbangan yang harus di tera secara berkala. Jenis timbangan yang dipakai tergantung dari umur anak. Pada neonatus dipakai derajat timbangan dengan selisih skala 5 g, pada balita dan anak besar dengan derajat selisih 10-50 g, dan pada remaja dengan selisih skala 100 g. Tinggi badan dan berat badan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan. Perhitungan panjang (tinggi) dan berat badan anak juga dapat ditentukan menggunakan formula praktis kenaikan berat badan dan panjang badan. Formula panjang anak usia > 3 tahun :

Panjang badan = 80 + 5n cm
Formula berat badan :

Berat Badan = 8 + 2n Kg
Keterangan : n = umur dalam tahun
Ukuran kepala

Bentuk, ukuran dan simetri kepala juga harus diperhatikan.pengukuran ini terutama dilakukan pada bayi sampai umur 3 tahun. Pita ukur diletakkan pada oksiput melingkar ke arah supraorbita dan glabela. Lingkar kepala yang lebih kecil (mikrosefali) berhubungan erat dengan gangguan perkembangan kognitif. Biasanya bentuk kepala yang aneh sering berkaitan dengan sindrom dengan gangguan tumbuh kembang. Pengukuran lingkar dada Dilakukan pengukuran pada saat bayi dalam keadaan bernafas biasa dengan titik ukur pada xifoid. Pengukuran lingkar perut Biasanya dilakukan pada anak yang berumur kurang dari 5 tahun yang di duga menderita kelainan saluran cerna menahun atau yang menderita asites. Pengukuran
PBL 13 Tumbuh Kembang Page 4

dimulai dari umbilikus melingkar ke arah panggul hingga membentuk bidang yang tegak lurus pada poros tubuh bayi. Berbagai nilai baku antropometrik dapat dipergunakan untuk menilai keadaan pertumbuhan fisis seorang anak, namun yang paling sering dipakai adalah ukuran berat badan, panjang/tinggi badan, dan lingkar kepala
Tebal kulit di ukur dengan alat Skinfold caliper pada kulit lengan, subskapula

dan daerah pinggul., penting untuk menilai kegemukan atau kekurangan gizi. Memerlukan latihan karena sukar melakukannya dan alatnyapun mahal (Harpenden Caliper). Penggunaan dan interpretasinya yang terlebih penting.3

c. Neurologi
1. BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)

merupakan cara pengukuran evoked potensial (aktivitas listrik yang dihasilkan saraf VIII, pusat- pusat neural dan traktus di dalam batang otak) sebagai respon terhadap stimulus auditorik. 2. Pemeriksaan audiometri Terdiri dari 4 kategory satu diantaranya adalah audimetry bicara; Pada tes ini dipakai katakata yang sudah disusun dalam silabus dalam daftar yang disebut : phonetically balance word LBT (PB List). Anak diminta untuk mengulangi katakata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tes ini dilihat apakah anak dapat membedakan bunyi s, r, n, c, h, ch. Guna pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan anak dalam pembicaraan sehari hari. 3. Test Halsstead Reitan Tes ini merupakan rangkaian test neuropsikologik dimana susunan test yang luas dari kemampian kognitif dan adaptif termasuk di dalamnya test intelligence verbal non verbal,bahasa eksresif dan reseptif dan lain-lain. 4. Sentence completion test Pasien diminta ,melengkapi sejumlah kalimat yang belum lengkap . Cara ini menggambarkan kehendak ,keinginan, dan perasaan penderita. 5. Test Bahasa

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 5

Merupakan test yang paling sederhana, pengertian akan bahasa yang di ucapkan (lisan) serta kemampuan membaca dan menulis,mengenali dan mampu menyebutkan nama benda yang sudah di kenalnya , kemampuan mengungkapkan bahasa verbal dan non verbal , kemampuan mengenali kesalahan-kesalahan bicara yang otomatis/spontan.4

d. Growth chart Penggunaan kurva pertumbuhan (growth chart) atau kurva NCHS sebagai baku secara teratur merupakan alat yang paling tepat untuk menilai status gizi pada pertumbuhan anak (berat badan dan tinggi badan). Perlu dipahami akan pengertian persentil dan standard deviasi, sebagai patokan sebelum

menggunakannya dilapangan. Dalam pemantauan pertumbuhan anak pada plot berat atau tinggi badan anak pada kurva pertumbuhan perlu diikuti secara berkala untuk melihat alur pertumbuhannya meyimpang atau tidak. Bukan dimana posisi titik plot itu saja akan tetapi bagaimana hubungan titik-titik tersebut selama kurun waktu tertentu. Pertumbuhan tidak statis akan tetapi suatu proses perubahan, seorang bayi pada persentil 5 berat badan terhadap umurnya bisa tumbuh normal, atau gagal tumbuh atau baru sembuh dari gangguan pertumbuhan, tergantung kurva pertumbuhannya. Bayi dan anak-anak pada umumnya akan tumbuh dalam 1-2 jalur pertumbuhan kanalisasi yang dikendalikan oleh faktor genetik terhadap ukuran tubuhnya. Terdapat 4 variasi kurva pertumbuhan tinggi badan terhadap umur yang harus diklasifikasikan dalam menentukan pertumbuhan anak yang pendek yaitu konstitusional, familial, patologis yang terjadi prenatal atau postnatal.5
PBL 13 Tumbuh Kembang Page 6

II.2. Penunjang II.2.1. Laboratorium Penurunan kadar albumin serum merupakan perubahan yang paling khas. Ketonuria sering ada pada stadium awal kekurangan makan tetapi seringkali menghilang pada stadium akhir. Harga glukosa darah rendah, tetapi kurva toleransi glukosa dapat bertipe diabetic. Penurunan ekskresi hidroksiprolin (protein yang merupakan bagian dari kolagen yang bertugas sebagai penyambung dan pemberi rangka luar dari seluruh jaringan tubuh termasuk pada rambut). Jika hidroksiprolin ini berkurang maka kolagen juga akan berkurang dan rambut mudah dicabut. Defisiensi kalium dan magnesium sering ada. Kadar kolesterol serum rendah, tetapi kadar ini kembali ke normal sesudah beberapa hari pengobatan. Tanda tanda defisiensi vitamin dan mineral biasanya jelas. Petumbuhan tulang biasanya terlambat.6

II.2.2. Radiologi a. Gangguan Berbicara CT scan kepala untuk mengetahui struktur jaringan otak, sehingga didapatkan gambaran area otak yang abnormal.7

b. Malnutrisi Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan yang disebabkan oleh malnutrisi.8

III. Working diagnosa Gejala klinis marasmik kwashiorkor

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 7

Campuran antara beberapa gejala klinik marasmus dan kwashiorkor disertai dengan edema yang tidak mencolok. Gambaran klinis akan jelas meperlihatkan penampilan seorang anak yang kurus kering. Pada tahap berikutnya anak bersifat penakut, apatik, dan nafsu makan menghilang. Sebagai akibat kegagalan tumbuh kembang akan terlihat berat badan menurun, jaringan subkutan menghilang sehingga turgor menjadi jelek dan kulit berkeriput. Pada keadaan yang lebih berat jaringan lemak pipi pun menghilang, sehingga wajah anak menyerupai wajah orang usia lanjut. Perut dapat membuncit atau mencekung dengan gambaran usus yang nyata. Atrofi otot akan menimbulkan hipotonia. Kadang kadang terdapat edema ringan pada tungkai, tetapi tidak pada muka. Rambut mudah dicabut dan berwarna kemerahan atau pirang. Terdapat hepatomegali.9

IV. Differensial diagnosa

Perbedaan marasmus dan kwashiorkor :10

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 8

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 9

Sindrom nefrotik Ditandai dengan edema anasarka, proteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan lipiduria. Pada proses awal atau SN ringan untuk menegakkan diagnosis tidak semua gejala harus ditemukan. Proteinuria merupakan tanda khas sindrom nefrotik, tetapi pada SN berat disertai kadar albumin rendah ekskresi protein dalam urin juga berkurang. Hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan lipiduria, gangguan keseimbangan nitrogen, hiperkoagulabilitas, gangguan metabolism kalsium dan tulang, serta hormone tiroid sering dijumpai pada sindrom nefrotik.11

V. Etiologi V.1. Gangguan bicara pada anak Bicara adalah pengucapan, yang menunjukkan keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi. Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti apa yang dilihat dan apa yang didengar. Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara simbolis baik visual (menulis, memberi tanda) atau auditorik. Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja dapat mengucapkan suatu kata dengan jelas tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata dengan baik. Sebaliknya, ucapan seorang anak mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi ia dapat menyusun kata-kata yang benar untuk menyatakan keinginannya. Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah artikulasi, masalah suara, masalah kelancaran berbicara (gagap), afasia (kesulitan dalam menggunakan katakata, biasanya akibat cedera otak) serta keterlambatan dalam bicara atau bahasa. Keterlambatan bicara dan bahasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor lingkungan atau hilangnya pendengaran. Penyebab kelainan berbicara dan bahasa bisa bermacam-macam yang melibatkan berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kondisi lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf, emosi psikologis, dan lain sebagainya. Gangguan bicara dan bahasa pada anak dapat disebabkan oleh kelainan berikut : 1. Lingkungan sosial dan emosional anak.

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 10

Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak, termasuk lingkungan keluarga. Misalnya, gagap dapat disebabkan oleh kekhawatiran dan perhatian orang tua yang berlebihan pada saat anak mulai belajar bicara, tekanan emosi pada usia yang sangat muda sekali, dan dapat juga sebagai suatu respon terhadap konflik dan rasa takut. Sebaliknya, gagap juga dapat menimbulkan problem emosional pada anak. 2. Sistem masukan Gangguan pada sistem pendengaran, penglihatan, dan defisit taktil kinestetik dapat menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak. Dalam perkembangan bicara, pendengaran merupakan alat yang sangat penting. Anak seharusnya sudah dapat mengenali bunyi bunyian sebelum belajar bicara. Anak dengan otitis media kronis dengan penurunan daya pendengaran akan mengalami keterlambatan kemampuan menerima atau mengungkapkan bahasa. Gangguan bahasa juga terdapat pada tuli karena kelainan genetik dan metabolik (tuli primer), tuli neurosensorial (infeksi intrauterin : TORCH), tuli konduksi seperti akibat malformasi telinga luar, tuli sentral (sama sekali tidak dapat mendengar), tuli persepsi/afasia sensorik (terjadi kegagalan integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu pengertian yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada skizofrenia, autism infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya. Anak dengan gangguan penglihatan yang berat, akan terganggu pola bahasanya.Pada anak dengan defisit taktilkinestetik akan terjadi gangguan artikulasi, misalnya pada anak dengan. anomali alat bicara perifer, seperti pada labioskizis, palatoskizis dan kelainan bentuk rahang, bisa didapati gangguan bicara berupa disartria. 3. Sistem pusat bicara dan bahasa. Kelainan pada susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi, formulasi, dan perencanaan bahasa, juga aktivitas dan kemampuan intelektual dari anak. Dalam hal ini, terdapat defisit kemampuan otak untuk memproses informasi yang komplek secara cepat. Kerusakan area Wernicke pada hemisfer dominan girus temporalis superior seseorang akan menyebabkan hilangnya seluruh fungsi intelektual yang berhubungan dengan bahasa atau symbol.
PBL 13 Tumbuh Kembang Page 11

Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak verbal, yang disebut dengan afasia Wernicke. Penderita mampu mengerti kata - kata yang dituliskan atau didengar, namun tak mampu menginterpretasikan pikiran yang diekspresikan. Apabila lesi pada area Wernicke ini meluas dan menyebar ke belakang (regio girus angular), ke inferior (area bawah lobus temporalis), dan ke superior (tepi superior fisura sylvian), maka penderita tampak seperti benar - benar terbelakang total untuk mengerti bahasa dan berkomunikasi, disebut dengan afasia global. Bila lesi tidak begitu parah, maka penderita masih mampu memformulasikan pikirannya namun tidak mampu menyusun kata - kata yang sesuai secara berurutan dan bersama-sama untuk mengekspresikan pikirannya. Kerusakan pada area bicara broca yang terletak di regio prefrontal dan fasial premotorik korteks menyebabkan penderita mampu menentukan apa yang ingin dikatakannya dan mampu bervokalisasi namun tak mampu mengatur sistem vokalnya untuk menghasilkan kata kata selain suara ribut. Kelainan ini disebut afasia motorik, kira- kira 95% kelainannya di hemisfer kiri. Regio fasial dan laryngeal korteks motorik berfungsi mengaktifkan gerakan otot - otot mulut, lidah, laring, pita suara, dan sebagainya, yang bertanggung jawab untuk intonasi, waktu, dan perubahan intensitas yang cepat dari urutan suara. Kerusakan pada region - regio ini menyebabkan ketidakmampuan untuk berbicara. Gangguan komunikasi biasanya merupakan bagian dari retardasi mental, misalnya pada sindrom Down. Pada anak dengan retardasi mental, terdapat disfungsi otak akibat adanya ketidaknormalan yang luas dari struktur otak, neurotransmitter atau mielinisasi, sehingga perkembangan mentalnya terhenti atau tidak lengkap, sehingga berpengaruh pada semua kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. 4. Sistem produksi. Sistem produksi suara meliputi laring, faring, hidung, struktur mulut dan mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas untuk berbicara, bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring, faring dan rongga mulut.12

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 12

V.2.

Malnutrisi
Page 13

PBL 13 Tumbuh Kembang

Malnutrisi/ gangguan gizi dapat berupa gizi lebih atau gizi kurang. Malnutrisi terjadi pada anak yang kurang mendapatkan makanan yang cukup berigizi dalam waktu yang lama. Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa disebabkan oleh:

Asupan yang kurang karena makanan yang tidak mengandung zat gizi atau penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi)

Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.

Menurut Jelliffe (1966), penyebab malnutrisi dibagi ke dalam 6 (enam)13 Kelompok: a. Keadaan Infeksi Mekanisme patologisnya dapat bermacam-macam, baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, yaitu: 1. Penurunan asupan zat gizi akibat: a. kurangnya nafsu maka b. menurunnya absorpsi c. kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit 2. Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat: a. Diare b. Mual/muntah c. Perdarahan terus-menerus 3. Meningkatnya kebutuhan nutrisi akibat: a. Sakit (human host) b. Parasit yang terdapat dalam tubuh b. Konsumsi Makanan Pengukuran konsumsi makanan penting untuk:
1. Mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat PBL 13 Tumbuh Kembang Page 14

2. Berguna untuk mengukur status gizi faktor diit yang dapat menyebabkan malnutrisi

ukuran konsumsi makanan dibedakan menjadi metode kualitatif dan metode kuantitatif c. Pengaruh budaya Sikap yang perlu diperhatikan:
1. Sikap terhadap makanan ( pantangan, tahayul, tabu dalam masyarakat sehingga

konsumsi makanan menjadi rendah)


2. Penyebab penyakit (terutama penyakit infeksi saluran pencernaan) 3. Kelahiran anak (jarak terlalu dekat dan jumlah anak terlalu banyak mempengaruhi

asupan zat gizi dalam keluarga)


4. Produksi pangan masih tradisional sehingga hasil produksi rendah

d. Sosial ekonomi 1. Keadaan ekonomi keluarga ( pekerjaan dan pendapatan keluarga) 2. Produksi pangan( ketersediaan makanan,jangkauan,konsumsi,kecukupan gizi)

Sumber : Williams, C.D (1960) Malnutrition dalam Williams, C.D (1976) Mother and Child Health Delivering the Services hal. 47.

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 15

VI. Pengobatan VI.1. Gangguan berbicara

Beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memberi semangat dalam proses perkembangan bahasa anak :14 o Ekspresi kalimat seru
o Mengombinasikan ekspresi verbal dengan mengarahkan atau melakukan gerak

isyarat untuk mendapatkan benda o Mengoceh selama bermain o Menirukan kata terakhir yang diucapkan anak o Menirukan suara lingkungan o Berusaha untuk bernyanyi Tindakan kuratif penatalaksanaan gangguan bicara dan bahasa pada anak disesuaikan dengan penyebab kelainan tersebut. Penatalaksanaan dapat melibatkan multi disiplin ilmu dan terapi ini dilakukan oleh suatu tim khusus yang terdiri dari fisioterapis, dokter, guru, dan orang tua pasien. Beberapa jenis gangguan bicara dapat diterapi dengan terapi wicara, tetapi hal ini membutuhkan perhatian medis seorang dokter. Anak - anak usia sekolah yang memiliki gangguan bicara dapat diberikan pendidikan program khusus. Beberapa sekolah tertentu menyediakan terapi wicara kepada para murid selama jam sekolah, meskipun menambah hari belajar.15 Konsultasi dengan psikoterapis anak diperlukan jika gangguan bicara dan bahasa diikuti oleh gangguan tingkah laku, sedangkan gangguannya bicaranya akan dievaluasi oleh ahli terapi wicara.16

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 16

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 17

VI.2.

Malnutrisi

a. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologic tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral. b. Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yang mudah dicerna dan diserap. c. Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat rendah. d. Penanganan terhadap penyakit penyerta. e. Tindak lanjut berupa pememantauan kesehatan penderita dan penyluhan gizi terhadap keluarga. Cara pemberian makanan pada anak malnutrisi dibagi 3 tahap : 1. Tahap penyesuaian Tahap ini merupakan peralihan makanan biasa selama toleransi anak terhadap makanan masih rendah. Makanan diberikan diawali dengan yang lebih encer, lebih cair, bernilai kalori dan protein rendah, kemudian secara bertahap ditingkatkan sehingga tercapai jumlah kalori 150-200 kkal/kgBB dan protein 3,05,0 g/kgBB sehari. Tergantung dari kemampuan penderita, lama tahap penyesuaian ini biasanya bervariasi antara 1-2 minggu; bila perlu dapat lebih lama. 2. Tahap penyembuhan Bila keadaan umum anak, toleransi terhadap makanan, dan nafsu makan membaik, pemberian makanan dapat ditingkatkan secara berangsur setiap 1-2 hari sehingga tercapai konsumsi kalori sebanyak 150-200 kkal/kgBB dan protein 3,05,0 g/kgBB sehari. 3. Tahap lanjutan Setelah tercapai penyembuhan, pemberian makanan perlu dikembalikan dari jenis makanan tinggi energy tinggi protein ke makanan dengan kebutuhan nutrient yang baku.17
PBL 13 Tumbuh Kembang Page 18

VII. Prognosis Prognosis gangguan bicara pada anak tergantung pada penyebabnya. Sebagian besar anak berhubungan kelainan organik seperti pada tuli konduksi, perbaikan masalah medisnya dapat menghasilkan perkembangan bahasa normal pada anak. Anak dengan retardasi mental memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan anak yang inteligensinya baik. Demikian juga dengan anak yang memiliki gangguan perkembangan multipel, membutuhkan penanganan ekstra agar tidak meninggalkan kelainan sisa. Lingkungan yang berisiko tinggi dan usia terdeteksinya gejala turut memperburuk prognosis.15,16 Pada malnutrisi efek jangka panjang dalam masa kanak-kanak tidak diketahui. Jika anak-anak diobati dengan tepat, sistem kekebalan dan hati akan sembuh sempurna. Tetapi pada beberapa anak, penyerapan zat gizi di usus tetap mengalami gangguan. Beratnya gangguan mental yang dialami berhubungan dengan lamanya anak menderita malnutrisi, beratnya malnutrisi dan usia anak pada saat menderita malnutrisi. Keterbelakangan mental yang bersifat ringan bisa menetap sampai anak mencapai usia sekolah dan mungkin lebih.8

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 19

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Secara langsung keadaan gizi dipengaruhi oleh ketidakcukupan asupan makanan dan penyakit infeksi. Karena terjadinya malnutrisi pada kebutuhan anak menyebabkan keadaan imun anak menjadi rentan untuk terjangkitnya suatu infeksi. Keadaan infeksi tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan anak juga dapat terhambat. Tapi, dengan pengobatan adekuat, umumnya penderita dapat ditolong walaupun diperlukan waktu sekitar 2 3 bulan untuk tercapainya berat badan yang lumayan. Pada tahap penyembuhan yang sempurna, biasanya pertumbuhan fisis hanya terpaut sedikit dibandingkan dengan dengan anak sebayanya. Namun perkembangan intelektualnya akan mengalami keterlambatan yang menetap, khususnya kelainan mental dan defisiensi persepsi. Retardasi perkembangan akan lebih nyata lagi bila penyakit ini diderita sebelum anak berumur 2 tahun, ketika masih terjadi proliferasi, mielinisasi, dan migrasi sel otak.
PBL 13 Tumbuh Kembang Page 20

3.2. Penutup Berdasarkan hal tersebut di atas, maka malnutrisi dan gangguan berbicara harus menjadi prioritas bagi dokter untuk dideteksi secara dini agar penyebabnya dapat segera dicari, sehingga pengobatan dan pemulihannya dapat diberikan sesegera mungkin karena akan sangat mempengaruhi perkembangan anak di masa depan.

PBL 13 Tumbuh Kembang

Page 21

Anda mungkin juga menyukai