Anda di halaman 1dari 4

Pendekatan Geografi 1.

Pendekatan Keruangan (Spatial Approach) Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting. Ahli geografi akan bertanya faktor-faktor apakah yang dominan mempengaruhi pola persebaran dan bagaimanakah pola tersebut dapat diubah agar persebarannya menjadi lebih efisien dan lebih baik. Dengan kata lain dapat diutarakan bahwa dalam analisa keruangan yang harus diperhatikan adalah pertama, persebaran penggunaan ruang yang telah ada, dan kedua penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang direncanakan. Pendekatan keruangan merupakan pendekatan khas geografi, pada pendekatan keruangan pelaksanaannya harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Sedangkan yang termasuk pendekatan keruangan yaitu: Pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan itu dapat dipisahkan satu sama lain tetapi pada kenyataan praktisnya, hal tersebut berhubungan satu sama lain. 1) Pendekatan Topik Dalam melakukan pendekatan terhadap gejala dan masalah pada studi geografi, kita dapat mendekatinya mulai dari topik utama yang menjadi perhatian kita. Dalam mempelajari suatu masalah geografi wilayah tertentu, kita dapat mulai dari topik tertentu yang menjadi perhatian utama misalnya banjir, pulau bahang/kutub panas. Maka banjir, dan kutub bahang inilah yang menjadi sorotan utamanya. Banjir di daerah yang bersangkutan diungkapkan, seba-sebabnya, persebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala lain dan masalah lain secara keseluruhan. Pokoknya hal yang berkenaan dengan topik banjir ini diungkapkan sedalam-dalamnya sehingga diperoleh deskripsi geografi mengenai banjir yang ada di suatu wilayah. Yang menjadi pegangan utama dalam melakukan pendekatan topik ini yaitu bahwa tidak dapat dipisahkan hubungannnya antara topik yang dibahas dengan ruang yang menjadi tempat gejala atau topik yang dibahas. Faktor-faktor geografi seperti keadaan fisiknya, biotisnya, manusianya tidak boleh diabaikan. 2) Pendekatan Aktivitas Manusia Hal-hal yang berkenaan dengan aktivitas penduduk itu menjadi sorotan utama. Pengungkapan aktivitas penduduk ini ditinjau dari persebarannya, interelasinya, dan deskripsinya dengan gejala-gejala yang berkenaan dengan aktivitas penduduk tersebut sehubungan dengan mata pencaharian yang dilakukan penduduk. Apakah aktivitas itu

berlangsung di daerah pegunungan, di dataran rendah, dekat dengan sungai, atau jauh dari sungai, di pantai, di perkotaan atau di pedesaan dan lain sebagainya Dari persebaran kegiatan penduduk tersebut kita dapat pula mengungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, dengan keadaan hidrografinya, komunikasi, transportasi, topografi, kondisi abstraknya, kondisi biotisnya dan dengan faktor-faktor geografi lainnya. Kita dapat juga membuat suatu deskripsi tentang aktivitas penduduk tersebut berdasarkan persebarannya dalam ruang, dan berdasarkan interelasi keruangannya dengan gejala-gejala lain. 3) Pendekatan Regional Region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan dari region-region lainnya. Tekanan utama pendekatan regional ini bukan kepada topik atau aktivitas manusianya, melainkan pada region yang merupakan ruang atau tempatnya. Dalam meninjau banjir misalnya pertanyaan yang dapat dikemukakan yaitu di wilayah-wilayah mana saja banjir terjadi? Dan pertanyaan utama ini, kita akan dapat mengungkapkan persebaran gejala atau masalah banjir di permukaan bumi. Contoh penggunaan pendekatan keruangan adalah perencanaan pembukaan lahan untuk daerah permukiman yang baru. Maka yang harus diperhatikan adalah segala aspek yang berkorelasi terhadap wilayah yang akan digunakan tersebut. Contohnya adalah morfologi, ini kaitannya dengan banjir, longsor, air tanah. Hal itu diperlukan karena keadaan fisik lokasi dapat mempengaruhi tingkat adaptasi manusia yang akan menempatinya.

2. Pendekatan Ekologi (Ecological Approach) Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungannya disebut ekologi. Oleh karena itu, untuk mempelajari ekologi seseorang harus mempelajari organisme hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungannya seperti litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Kata ekologi berasal dari kata yunani eco yang berarti rumah atau rumah tangga yang bersama dan saling mengadakan interaksi diantara anggota keluarga tersebut. Manusia merupakan satu komponen dalam organisme hidup yang penting dalam proses interaksi. Oleh karena itu, timbul pengertian ekologi manusia atau human ecology dimana dipelajari interaksi antar manusia dan antar manusia di lingkungannya. Geografi dan ekologi merupakan dua ilmu yang berbeda satu sama lain. Geografi berkenaan dengan interelasi kehidupan manusia dengan faktor fisik dan yang membentuk

sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya. Sedangkan ekologi, khususnya ekologi manusia dengan berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Prinsip dan konsep yang berlaku pada kedua bidang ilmu tersebut berbeda satu sama lain. Tetapi karena ada kesamaan pada objek yang digarapnya, kedua ilmu tersebut pada pelaksanaan kerjanya dapat saling menunjang dan saling membantu. Penelaahan ekologi diarahkan kepada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alamnya. Pandangan dan penelaahan ini dikenal sebagai pendekatan ekologi. Penelaahan ekologi dapat mengungkapkan masalah hubungan persebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungannya, misalnya pada pendekatan ekologi suatu daerah pemukiman, maka ditinjau hasil interaksi antara persebaran dan aktivitas manusia dalam membangun pemukiman dengan kondisi lingkungan alamnya. Demikian pula jika kita mengkaji daerah pertanian, daerah perindustrian dan sebagainya. Contoh pendekatan ekologi adalah Para petani zaman dulu dalam waktu setahun hanya mampu bercocok tanam hanya sekali, karena kebutuhan pengairan hanya mengandalkan dari musim hujan (tadah hujan), sementara jumlah penduduk semakin bertambah, kebutuhan terhadap pangan juga bertambah, maka manusia berupaya bagaimana agar kebutuhan irigasi untuk pengairan pertanian bisa sepanjang musim dan tahun, maka dibuatlah bendungan. Kemudian dengan bioteknologi juga sudah ditemukan varietas pada yang bagus dengan usia dan masa panen cukup pendek.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi disebut analisa kompleks wilayah. Pada analisa seperti ini wilayah-wilayah tertentu didekati atau dihampiri dengan areal differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah lain, oleh karena terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut. Pada analisa sedemikian diperhatikan pula mengenai persebaran fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi antara variabel manusia dan lingkungannya untuk kemudian dipelajari kaitannya (analisa ekologi). Dalam hubungan dengan kompleks wilayah ramalan wilayah dan perencanaan wilayah merupakan aspek-aspek yang menjadi perhatian dalam analisa tersebut. Saat ini semakin dapat dirasakan bahwa perkembangan suatu daerah tertentu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh daerah sekitarnya mulai dari daerah tetangga sampai daerah yang lebih jauh jaraknya bahkan pengaruh dari bagian bumi lainnya. Dampak globalisasi telah

membuktikan hal itu, wilayah sebagai sistem spasial dalam lingkup kegiatan pengembangan wilayah merupakan subsistem spasial dalam lingkup yang lebih luas. Sebuah kabupaten/kota, dalam kegiatan pengembangan wilayah, disamping menganalisis data spasial kabupaten/kota yang bersangkutan, juga perlu memperhatikan paling tidak bagaimana perkembangan daerah sekitarnya (interregional planning). Sebuah

kabupaten/kota tidak dapat hidup sendiri dan oleh karena itu perlu mengadakan kerjasama dengan tetangganya.

Anda mungkin juga menyukai