Anda di halaman 1dari 1

Senyawa kovalen memiliki beberapa ciri, dan salah satu satu cirinya yaitu keelektronegatifan.

adanya keelektronegatifan antara dua atom yang membentuk ikatan kovalen menyebabkan atom yang lebih elektropositif kekurangan rapatan elektron, sebaliknya atom yang lebih elektronegatif kelebihan rapatan elektron. akibatnya pada atom yang lebih elektropositif terjadi muatan parsial positif, sedangkan pada atom yang lebih elektronegatif terjadi muatan parsial negatif. seperti yang terjadi pada molekul HF, H berinisial parsial positif sedangkan F berinisial parsial negatif.

Adanya perbedaan muatan parsial ini menyebabkan timbulnya momen ikatan yang arahnya dari atom dengan muatan parsial positif ke atom dengan muatan parsial negatif atau dari atom yang lebih elektropositif ke atom yang lebih elektronegatif. arah momen ikatan ditunjukkan dengan tanda Tanda ini menunjukkan ke atom manakah pasangan elektron ikatan kovalen atau rapatan elektron ikatan kovalen lebih tertarik. Momen ikatan timbul bila ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom merupakan ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar terjadi antara dua atom yang memiliki keelektronegatifan berbeda. Dua atom yang memiliki keelektronegatifan berbeda ini dapat berupa atom seperti atom H dan atom F pada senyawa HF Jadi intinya adalah untuk mengetahui momen dipol bernilai nol (non polar) atau lebih dari nol (polar) maka kita bisa menghitungnya melalui momen ikatan. misalnya pada senyawa NH3 , jumlah momen ikatannya ada 3 karena yang berikatan ada 3 atom. Arah dari momen ikatannya dari semua atom H menuju atom N karena atom atom H lebih elektropositif dan atom N lebih elektronegatif, kemudian bila dijumlahkan momen ikatannya maka momen dipolnya = 3. berarti senyawa NH3 adalah polar. Catatan: untuk menentukan arah momen dipol tidak hanya pada senyawa yang berikatan tunggal saja, tapi ada yang berikatan rangkap 2 dan 3.

Anda mungkin juga menyukai