Anda di halaman 1dari 5

1. Penatalaksanaan : a.

Prosedur pemutaran Ilizarov : (1) Pada rod (batang berulir) diameter 8 mm pemutaran penuh satu lingkaran (360) setara dengan pergerakan 1,2 mm, (2) Pada rod 6 mm setara dengan 1 mm, (3) Proses pemanjangan tulang dalam sehari maksimal 1 mm dan dibagi dalam beberapa kali siklus pemutaran. b. Pada pasien osteomilitis tidak cukup di berikan satu antibiotik saja, karna pada pasien osteomilitis bakteri yang berkembang sangat cepat. Maka diberikanlah dua antibioyik sekaigus yaitu ceftriaxon dan gentamycine. Pada pemakaian ceftriaxon (golongan cephalosporin) yang bertujuan untuk membasmi bakteri dengan enzim laktalase , sedangkan gentamycine (golongan aminogloksida) yang bertujuan menghabat bakteri untuk mensintasis protein. c. Pasien sudah mengalami fraktur,otomatis tulangnya patah maka dari itu agar tulangnya dapt berfungsi kembaliu,dilakukan internal fixation (dipasang broad plate),untuk mempertahankan fungsi anatomisnya.

dengan indikasi : (1) Menyamakan panjang lengan atau tungkai yang tidak sama, (2) Menyamakan dan menumbuhkan daerah tulang yang hilang akibat patah tulang terbuka yang hilang, (3) Membuang tulang yang infeksi dan diisi dengan cara menumbuhkan tulang yang sehat, (4) Menambah tinggi badan, d. Karena pasien mengalami osteomielitis yang menyebabkan tilang belakang terganggu sehingga produksi sel darah merah menjadi sedikit. Selain itu juga karena bakteri bersifat hemolitik. e. - Perawatan di rumah sakit - Pada stadium akut sudah tentu yang pokok adalah pemberian antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram negatif dan diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara parenteral

selama 3-6 minggu. Kemudian daya tahan tubuh perlu diperkuat misalnya memberikan vitamin, obat-obat menahan sakit. - Imobilisasi anggota gerak yang terkena, bisa dengan pemasangan gips (OREF,ORIF) - Tindakan pembedahan, dengan indikasi : adanya abces, rasa sakit yang hebat, adanya sequester dan bila mencurigakan adanya perubahan ke arah keganasan (karsinoma epidermoid) - Pada stadium kronik disamping antibiotik maka tulang yang jelas sudah mati dan terlepas perlu diambil dengan jalan operasi - Untuk drainage peradangan yang sudah kronis dapat pula dibuat luanglubang pada tulang. f. a. Cefriaxon 2x 1gr Indikasi : infeksi yang disebabkan patogen yang sensitif terhadap rocephin seperti : infeksi saluran nafas terutama pnemonia; infeksi telinga hidung dan tenggorokan; infeksi ginjal dan saluran kemih; sepsis; meningitis; infeksi pada penderita gangguan mekanisme pertahanan tubuh; pencegahan infeksi perioperasi; sendi, infeksi abdomen. Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap penisilin dan wanita hamil Efek samping : gastrointestinal, diare, nausea, vomiting, pruritus, dermatitis alergi edema, hematom atau perdarahan. Dosis : IM : 0,15 gr; 0,5 gr atau 1 gr dan 1 ampul lidokain 1% 2 ml atau 3,5 ml; 0,25 gr, 0,5 gr atau 1 gr ampul air untuk injeksi 5 ml atau 10 ml. b. Gentamycine 2x80mg Indikasi - Septikemia - ISK - Infeksi saluran nafas - Meningitis infeksi tulang,

- Infeksi kulit dan jaringan lunak/sendi disebabkan bakteri gram negative Kontra Indikasi - Hipersensitive - Insufisien Ginjal Efek Samping - Ototoksisitas - Nefrotoksisitas - Super Infeksi

c. Kentorolak 4x 30 mg Toradol Klasifikasi analgesik non opioid, antiinflamasi non steroid - Indikasi : PO, IM : penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri (tidak lebih dari 5 hari untuk IM) - kerja obat : a. menghambat sintesis prostaglandin menghasilkan analgesia perifer. b. memiliki sifat antipiretik dan antiinflamasi. c. mengurangi nyeri. - reaksi efek samping : SSP : mengantuk, pusing, sakit kepala, pikiran abnormal, euforia,. Mata dan THT ; pengelihatan abnormal respirasi : dispnea, asma. KV: edema, vasodiolatasi, pucat. GI : rasa abnormal, mulut kering, mual, dispepsia, nyeri GI, diare, perdarahan.

GU : oliguria, toksisistas ginjal. Hemat : masa perdarahan memanjang Derm : berkeringat, pruritus, urtikaria, purpura Lokal : nyeri pada tempat injeksi Neuro : parestesia. Kontraindikasi : hipersensitivitas, kehamilan, anak-anak, laktasi,

riwayat perdarahan GI, kerusakan ginjal, penyakit KV. Dosis : PO dewasa : 10 mg tiap 4-6 jam sesuai kebutuhan ( tidak lebih dari 40 mg/ hari ); IM dewasa 30-60 mg di awal, diikuti dengan 15-30 mg tiap 6 jam ( tidak lebih dari 150 mg/ hari pada hari pertama atau 120 mg/ hari sesudahnya; tidak boleh lebih dari 5 hari. d. Ranitidin2x 50mg(jam 10,22) Indikasi : tukak lambung, tukak duodenum, refluks esofagitis, hipersekresi, patologis gastrointestinal, hipersekresi pasca bedah Kontraindikasi : tidak boleh diberikan pada ibu hamil dan anak-anak. Efek samping : sakit kepala, malaise, mengantuk, bradikardi, tachikardi, ruam, pengelihatan kabur, mual, konstipasi, nyeri abdomen, diare. Dosis : PO dewasa : 150 mg 2x sehari atau 300 mg menjelang tidur, IM dewasa ; 50 mg tiap 6-8 jam (sampai 400 mg/ hari), IV dewasa ; 50 mg 6-8 jam atau 6,25 mg/ jam infus. e. Transfusi PRC (transfusi packed red cell) Tujuannya yaitu penggantian kapasitas angkut oksigen oleh sel darah merah. PRC berasal dari darah lengkap yang disedimentasikan selama penyimpanan, atau dengan sentrifugasi putaran tinggi. Sebagian besar (2/3) dari plasma dibuang. Satu unit PRC dari 500 ml darah lengkap volumenya 200-250 ml dengan kadar hematokrit 70-80%, volume plasma 15-25 ml, dan volume antikoagulan 10-15 ml. Mempunyai daya pembawa oksigen dua kali lebih

besar dari satu unit darah lengkap. Keuntungan transfusi PRC dibanding darah lengkap : 1. Kemungkinan overload sirkulasi menjadi minimal. 2. Reaksi transfusi akibat komponen plasma menjadi minimal. 3. Reaksi transfusi akibat antibodi donor menjadi minimal. 4. Akibat samping akibat volume antikoagulan yang berlebihan menjadi minimal. 5. Meningkatnya daya guna pemakaian darah karena sisa plasma dapat dibuat menjadi komponen-komponen yang lain.

Kerugian PRC adalah masih cukup banyak plasma, lekosit, dan trombosit yang tertinggal sehingga masih bisa terjadi sensitisasi yang dapat memicu timbulnya pembentukan antibodi terhadap darah donor. Chang, Esther., dkk.2009. Patofisiologi Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta. EGC. Harnowo, Sapto, Susanto, Fitri. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Widya Medika.

Anda mungkin juga menyukai