Anda di halaman 1dari 4

Magisternya Petani Bali Tengah merupakan daerah yang terkenal dengan keadaan alamnya yang sejuk dan asri.

Relief yang relatif lebih tinggi dari daerah sekitarnya membuat daerah ini memiliki suhu permukaan yang rendah. Bangli merupakan Kabupaten yang berada di daerah tengah Pulau Bali dan merupakan satu-satunya kabupaten yang tidak memiliki daerah pantai. Bangli dibagi menjadi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Bangli, Susut, Tembuku, dan Kintamani . Kintamani merupakan kecamatan yang memiliki wilayah terluas yaitu 42,5 km2 yang terdiri dari 48 Desa. Kintamani merupakan daerah potensial untuk berbagai bidang, salah satunya potensi Pariwisata. Panorama Danau Batur yang teduh memebiru berdampingan dengan Gunung Batur yang tegak menjulang mampu menyihir setiap wisatawan. Di kintamani juga telah didirikan satu-satunya Museum Gunung Berapi yang menjadi pusat pembelajaran mengenai Gununng Berapi di Bali. Potensi pariwisata di Kintamani tidak perlu diragukan lagi, baru-baru ini UNESCO juga telah mengesahkan daerah Gunung Batur dan sekitarnya sebagai Geopark1 yang makin menarik minat wisatawan. Selain potensi pariwisata, Kintamani juga memiliki potensi lain yang tidak kalah menjanjikan. Perikanan di Danau Batur sangat berpotensi untuk dikembangkan. Kini ratusan keramba telah mengapung di Danau Batur untuk membudidayakan ikan mujair, nila, dan kaper. Danau Batur dan Gunung Batur merupakan anugrah bagi warga masyarakat di sekitarnya, karena potensi yang bisa digali dari wilayah ini sangatlah melimpah. Di sepanjang tepi Danau Batur membentang Pertanian bawang, cabai, wortel, tomat, dan sayur-sayuran lainnya yang sanggup menyokong perekonomian warga di wilayah itu. Keadaan alam yang sedemikian rupa memberikan celah bagi beberapa orang untuk mengeksplorasi potensi yang ada. I Nyoman Trunyan adalah seorang PNS di Instansi Pemerintahan Kantor Kecamatan Kintamani yang berhasil memberdayakan potensi yang ada. Ia adalah seoarng PNS yang juga merupakan seorang petani sukses. Tumbuh dan berkembang di keluarga yang sederhana mendorongnya untuk selalu bekerja keras. Pria asli Trunyan ini mengaku awalnya hidupnya sangat bergantung pada pertanian. Sementara kini Pria yang akrab disapa Man Trunyan ini telah memiliki total wilayah pertanian seluas 2 ha

Geopark adalah taman bumi yang alami dan terbentuk secara alamiah.(Sumber:Wawancara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pemprov. Bali. 2012.Toya Bungkah.)

yang tersebar di Desa Songan, Abang, dan Trunyan. Man Trunyan juga memiliki 4 buah keramba2 ikan yang berada di kampung halamannnya yaitu Desa Trunyan. Pria ini mulai berkebun sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Dengan hanya bermodalkan lahan seluas 35 are ia menggarap lahan itu bersama kedua orang tuanya. Semasa ia duduk di bangku sekolah, ia mengaku seluruh biaya sekolahnya didapat dari hasil berkebun. Meskipun dengan hasil berkebun hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya sekolahnya saja, ia tetap merawat kebunnya dengan baik. Kebun 35 are yang digarap secara tradisional ini mampu membiayai kebutuhan sekolah dirinya sampai di tingkat SMA. Saya sama sekali tidak menyangka bisa bertahan dengan lahan 35 are ini, ungkapnya. Setelah ia tamat dari bangku SMA ia tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya. Man Trunyan berpikiran bahwa ijazah SMA pada saat itu masih mumpuni untuk digunakan mencari pekerjaan. Pada saat itu ada bukaan CPNS dengan persyaratan minimal ijazah SMA, ia mencoba dan akhirnya ia diterima. Kala itu ia sudah merasa tenang karena ia sudah memiliki pekerjaan, namun pekerjaan barunya sebagai PNS tidak lantas membuatnya melupakan kebunnya yang telah menhidupi keluarganya kurang lebih selama 25 tahun lamanya. Man Trunyan yang kala itu telah berkeluarga kemudian mencoba peruntungan dengan menggadaikan SK3 nya di salah satu bank. Ia meminjam uang sejumlah 7 juta rupiah (kala itu angkanya tergolong sangat besar) untuk mengembangkan usaha perkebunan dan membuat Keramba di Danau Batur. Pengembangan usaha perkebunan yang pertama kali dilakukannya adalah membeli bibit unggul dan perawatan yang baik dengan obat-obat dan alat yang lengkap. Ia memilih jenis tanaman bawang dan tomat untuk lahannya karena tanaman itu dinilai cocok dengan keadaan Desa Trunyan. Karena kecintaannya terhadap perkebunan, dalam aktifitas kesehariannya ia selalu memiliki waktu luang untuk berkebun setelah ia datang dari kantor. Sisa modal 7 juta rupiah yang ia pinjam itu kemudian digunakan untuk memebangun keramba ikan. Awalnya ia tidak paham masalah perikanan, tetapi dengan keinginannya yang kuat ia bertanya-tanya pada seniornya di trunyan dan kerambanya bisa berkembang. Dari hasil panen perkebunan dan keramba pertamanya ia bisa meraup untung yang cukup besar.
2

Keramba adalah kolam budidaya ikan yang mengapung di daerah perairan danau atau laut.(Wawancara dengan K.Subali. 2012.) 3 SK adalah Surat Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia. (Wawancara dengan K.Budiasa.2012.Kubutambahan.)

Dengan hasil panen pertamanya dan tambahan dari penghasilan bulanannya

ia bisa

membangun 1 buah keramba ikan yang baru dan membeli 1 pompa air untuk mengairi perkebunannya. Penghasilan yang terus meningkat tidak lantas membuat dirinya lupa diri dan berfoya-foya, tetapi ia tetap berusaha mengembangkan usahanya dengan memperbanyak lahan perkebunan dan memperbanyak kerambanya. Saat usaha saya sudah mulai berkembang, tetapi saya masih sempat untuk kuliah S-1, ujarnya sambil bergurau pada rekannya. Ia mengambil jurusan hukum dan tamat dalam waktu 4 tahun. Title sarjana yang melekat pada nama petani ini tidak lantas membuatnya puas. Perekonomiannya yang sudah mapan mendorong Man Trunyan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke tingkat S-2. Semasa ia kuliah, Pria ini sempat merasa kewalahan dengan tugas kuliah dan tugas mengurus kebun dan kerambanya. Kemudian Man Trunyan memutuskan untuk mencari buruh tani dan menugaskan Istri dan Ayahnya untuk mengawasi para buruhnya. Beberapa kali ketika waktu santai, ia kerap kali datang ke kebun atau kerambanya dan ikut menggarapnya. Saya senang bisa mempekerjakan dan membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, kata yang sering terucap dari bibirnya yang merona. Akhirnya pada tahun 2011 titel Magister berhasil diraih, lagi-lagi ia tetap berkebun dan bekerja bersama-sama dengan buruhnya. Tidak pernah ada kata gengsi dari mulut seorang Magister untuk bertani. Usaha perkebunan dan keramba pria kelahiran tahun 1973 ini terus berkembang, sampai akhirnya kini ia telah memiliki 4 keramba dan tanah seluas 2 ha. Ia mengaku semuanya hanya diawali tanah 35 are dan keberanian mengambil resiko. Hasil perkebunan dan keramba Nyoman Trunyan telah dipasarkan ke seluruh kabupaten di Bali. Lahan garapannya bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan diminati banyak saudagar dan pedagang. Dalam pemasaran hasil kebun dan kerambanya ia mengaku tidak pernah mengalami kesusahan yang berarti. Ia mengaku sangat jarang mendapatkan kerugian, walaupun ketika ia rugi ia mampu menutupinya dengan keuntungan panen sebelumnya. Sebagai manusia Man Trunyan juga banyak belajar dari ilmu empiris, yaitu ilmu yang bersumber pada pengalaman manusia itu sendiri 4. Dirinya mengaku bahwa pengalaman merupakan ilmu yang sangat berharga, ia bisa mengintropeksi dirinya sendiri dan mengambil nilai positif dari pengalamannya.

M.Alfian,dkk.2007.Sejarah untuk MA dan SMA Kelas X.Jakarta.Penerbit:Erlangga.hlm.6

Pria ini mengatakan rahasia dari kesuksesannya adalah mengutamakan pengembangan usaha dan menyampingkan kebutuhan tersier. Rahasia lain kesuksesan Nyoman Trunyan adalah memahami keadaan buruh dan memberikan sesuatu yang lebih kepada mereka akan membuat mereka terkesan sehingga mereka juga akan memberikan servis yang terbaik untuk didirnya. Nyoman Trunyan mampu membuat atmosfer bekerja yang kondusif sehingga semua buruh merasa nyaman. Kalimat berapi-api yang memebuktikan kesuksesan Man Trunyan adalah Berkebunlah yang membuat saya seperti ini, saya tidak perlu bergelut di birokrasi yang berbelit dan berkorupsi untuk mendapatkan tujuan saya. Walaupaun saya seorang magister, saya lebih memilih menggeluti perkebunan. Masalah karir perkantoran, biarkan tuhan saja yang mengaturi. Tetapi saya bisa buktikan hanya dengan berkebun saya sudah bisa menyaingi gaji DPR. Bahkan saya bisa membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Anda mungkin juga menyukai