Anda di halaman 1dari 2

Presentasi kelompok 5 SPA 205/ 2 Oktober 2012 Pemateri: Davist wahyu Huda (100321400983) Debi Rahmawati (100321405235) Reni

Apriani (100321400977) Moderator: Erwinestri Hanidar Nur Afifi (100321406339) Notulen: Masita Raisa Hanim (100321405229) 1. Hubungan antara sains dan konstruktivisme seperti apa? (Charisma) 2. Siswa harus aktif secara menta. Kemampuan seperti apa agar siswa bisa berkonstruktivisme? (Lidya Ari) 3. Dimensi proses merupakan gabungan dari metode induksi dan deduksi(Fajar) Apakah semua pembelajaran menggunakan metode tersebut (induksi dan deduksi) Apakah keunggulan metode tersebut? 4. Bagaimana sikap kita sebagai pengajar untuk memperoleh siswa yang bersikap couriousity dan originality? (Ruliana) 5. Adakah kaitan antara pembelajaran sains dengan teori belajar yang lain selain konstruktivisme? (Yusuf) 6. Mengapa pembelajaran sains termasuk dalam metode pembelajaran?(Edlyn) 7. Mengapa kurikulum diperlukan dalam pembelajaran sains? Apa hubungan antara keduanya?(Ika Nusa) 8. Bagaimana cara kita sebagai pengajar untuk mengembangkan sikap ilmiah pada siswa?(Nur Lutfia) 9. Mengapa ilmuwan sains di Indonesia kurang dihargai? Bagaimana cara kita sebagai pengajar untuk menghargai karya ilmiah siswa? Pertanyaan tambahan 1. Bagaimana cara memunculkan motivasi dan anntusiasme siswa dalam pembelajaran sains? Misalnya memunculkan antusiasme itu dengan media, kita tahu sendiri untuk membuat banyak guru yang mungin kurang bisa membuatnya. Kalau mencari di internet, sangat terbatas. Menurut Anda bagaimana solusinya?(Khilfatul Maghfiroh) 2. Bagaimana mengembangkan 9 sikap ilmiah menurut Wyne Harlen sejak dini? Bukankah sains adalah materi yang membutuhkan imajinasi yang tinggi? Apakah kesembilan sikap itu harus dipenuhi? (Maratus) 3. Dalam prakteknya, jurusan SAINS baru dibuka pada akhir tahun ini, contohnya saja UM. Efektifkah apabila IPA Terpadu untuk siswa SMP diajar oleh guru fisika, biologi. Bukankah guru-guru tersebut hanya mempelajari satu bidang studi saja, dan mereka dituntut untuk mengajar fisika, biologi dan kimia secara keseluruhan? Apakan nanti tidak terjadi kesalahan konsep dll?(Maratus)

4. Ada kalanya seorang siswa lebih mengagungkan sains dan cenderung melupakan agama terutama Sang Pencipta. Siswa tersebut berfikir bahwa sains lebih hebat dan terbukti nyata (dapat dilihat). Hal ini mengakibatkan adanya pertentangan antara sains dan agama. Terkadang juga ada penemuan baru yang dirasa melenceng dari agama. Bagaimanakah meminimalkan kejadian tersebut, dengan cara memberikan pesan pendidikan kepada siswa bahwa agama dan sains tidak bertentangan? (Maratus) 5. Dalam pemberian tugas dan evaluasi dijelaskan bahwa kita harus melihat atau menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, kebutuhan siswa yang bagaimanakah? Bukankah kita tahu pasti kebutuhan siswa berbeda-beda dan apabila kebutuhan siswa tersebut kurang sesuai/bahkan tidak sesuai dengan kurikulum itu bagaimana? (Wahyu) 6. Sesuai dan efektifkah sebenarnya apabila satu guru sains tertentu mengajar mata pelajaran yang lain meskipun itu pelajaran sains juga ataupun pelajaran bukan sains. Karena kebanyakan guru sekarang mengajar mata pelajaran yang ada terutama di daerah pedesaan. Bagaimana akibat pada siswa/peserta didiknya? (wahyu) 7. Untuk memunculkan motivasi diperlukan ketertarikan tersendiri dari dalam individu. Menurut kelompok Anda, bagaimana cara menumbuhkan ketertarikan dari dalam diri siswa, adalah kegiatan yang dapat menumbuhkan ketertarikan tersebut. Kita sebagai pengajar bagaimana sikap kita terhadap hal tersebut? (Ferdiana) Jawab

Anda mungkin juga menyukai