Anda di halaman 1dari 3

TEORI INPUT OUTPUT DALAM PENGELOLAAN DAS Daerah aliran sungai secara umum didefinisikan sebagai suatu kawasan

lembah yang dibatasi punggungan di kanan dan kirinya yang berfungsi untuk menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik (outlet). Oleh karena itu, pengelolaan DAS merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai unit pengelolaan. Pada dasarnya pengelolaan DAS merupakan upaya manusia untuk mengendalikan hubungan timbal balik antara SDA dengan manusia dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan SDA bagi manusia secara berkelanjutan. Daerah aliran sungai merupakan suatu ekosistem dimana terjadi interaksi antara organisme dari lingkungan biofisik dan kimia secara intensif serta terjadi pertukaran material dan energi.Teori input output dalam DAS merupakan salah satu teori yang menerangkan mengenai sistem atau proses pengelolaan yang terjadi dalam DAS. Dalam ekosistem DAS dapat dilihat hubungan antara hujan sebagai input, DAS sebagai pemroses, dan outputny dapat berupa air yang memiliki debit, sedimentasi, dan tingkat pencemaran yang berbeda-beda. Bagannya dapat dilihat pada gambar berikut:

INPUT CURAH HUJAN

PROSES DAS T = f (i, r, (LAND USE) w, o)


SISIO SISTEM & TEKNOSISTEM

OUTPUT
DEBIT SEDIMEN PRODUKSI LIMBAH

CP

Hujan sebagai input dalam ekosistem DAS bisa dianggap sebagai faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. DAS sebagai faktor proses merupakan unsur yang bisa diubah atau diperlakukan untuk bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya dan bisa menekan kerusakan yang terjadi (Priyono dan Cahyono, 2003). DAS secara alamiah juga merupakan satuan hidrologis, maka dampak pengelolaan yang dilakukan di dalam DAS akan terindikasikan dari keluarannya yang berupa tata air. Kerusakan yang terjadi sebagai output dari pengelolaan DAS adalah adalah besaran debit air yang berbeda-beda, terkadang debitnya tinggi apabila curah hujannya sedang tinggi, namun apabila curah hujannya sedikit, debitnya akan lambat.

Selain itu, output dari pengelolaan DAS dapat juga berupa pencemaran sebagai akibat dari sedimentasi yang dibawa oleh debit air sungai. Semakin banyak limbah yang terbawa oleh aliran sungai dari hulu ke hilirnya, maka tingkat pencemaran juga akan meningkat. Terdapat hubungan yang sangat erat antara hulu dan hilir dalam DAS, dimana hulu sebagai daerah tangkapan air akan memberikan dampak dari pengelolaan yang dilakukan di hulu. Sementara itu, hilir berperan sebagai penerima dampak kegiatan pengelolaan di hulu (dampak baik atau buruk). Oleh karena itu diperlukannya pengelolaan DAS secara terpadu atau terintegrasi agar pencemaran yang terjadi dapat diminimalisir. Pengelolaan yang tepat dalam pengelolaan suatu DAS harus dibarengi dengan pengelolaan sumber daya alam atau ekosistem lingkungan di sekitar DAS. Apabila pengelolaan ekosistem di sekitar DAS buruk, maka output yang dihasilkan dari DAS akan buruk juga. Persoalan sedimentasi, penurunan muka air suatu waduk atau danau serta maraknya kejadian bencana alam akhir-akhir ini seperti longsor, banjir, dan kekeringan, dapat dipandang sebagai indikator tidak optimalnya pengelolaan sumber daya (alam dan manusia) dalam daerah aliran sungai (DAS). Intervensi dan kebutuhan manusia dalam pemanfaatan sumber daya yang semakin meningkat membuat makin banyaknya DAS yang rusak dan kritis.Sebagai contoh, pengolahan limbah pertanian di bantaran sungai yang tidak terintegrasi, akan mempengaruhi kandungan kimia dalam DAS yang berasal dari pupuk atau pestisida dari limbah pertanian. Pengelolaan DAS dapat menghasilkan dampak positif berupa produksi pertanian, hasil hutan, peternakan, rekreasi, air dan sebagainya. Selain itu pengelolaan DAS dapat pula menghasilkan efek negatif berupa erosi, sedimentasi, kehilangan unsur hara, longsor, dan sebagainya. Penurunan pada dampak negatif pengelolaan DAS akan meningkatkan kualitas output. Apabila dampak positif yang dapat diperoleh dari pengelolaan DAS lebih besar dibandingkan dengan dampak negatifnya, maka pengelolaan DAS tersebut memberikan manfaat bersih yang positif.

Sumber :

_________Priyono, Nugroho S ; Cahyono S. Andy. Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai: Cakupan, Permasalahan, dan Upaya Penerapannya. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS : Solo. _________Paimin (2012). Sistem Perencanaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi (P3KR) : Bogor

Anda mungkin juga menyukai