Anda di halaman 1dari 10

ANEMIA Anemia yang timbul sebagai akibat dari berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoiesis, karena cadangan besi

kosong (depleted iron strores) yang pada akhirnya menyebabkan pembentukan hemoglobin berkurang.

ETIOLOGI Kehilangan zat besi sebagai akibat perdarahan menahun Faktor nutrisi: akibat berkurangnya zat besi total di dalam makanan, atau kualitas besi (bioavailabilitas) yang tidak baik. Kebutuhan besi meningkat: pada PreMatur, Anak dalam MaSa PertumBuhan, dan KeHamilan. Gangguan absorbsi besi: gastrektomi, tropical sprue atau kolitis kronik.

EPIDEMIOLOGI Di Indonesia BerDasarkan Jenis Kelamin Prevalensi Laki-Laki Dewasa Wanita TiDak Hamil Wanita Hamil 16-50% 25-48% 46-92%

Diperkirakan 30% Penduduk Dunia menderita anemia dan lebih dari 50% Penderita ini adalah ADB da terutama mengenai Bayi, Anak sekolah, Ibu Hamil dan MenYusui. Di Indonesia masih merupakan masalah gizi utaMa selain kekurangan kalori protein, vitamin A dan yodium. Penelitian di Indonesia mendapatkan prevalensi ADB pada Anak Balita sekitar 30 40%, pada anak sekolah 25 35% sedangkan hasil SKRT 1992 prevalensi ADB pada Balita sebesar 5,55%. ADB

mempunyai dampak yang merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya tahan tubuh dan Daya konsentrasi serta kemampuan belajar sehingga menurunkan prestasi belajar di Sekolah. FAKTOR RESIKO Diet Buruk Hamil

MANIFESTASI KLINIS Gejala anemia umum: Fatigue Pusing Sakit kepala Sesak nafas Palpitasi Angina Kelemahan tungkai saat berjalan, yang meningkat sehingga menjadi timpang dan dapat pulih setelah beristirahat. Pucat Takikardia Murmur CHF

Spesifik Anemia defisiensi besi: Glossitis Koilonychia Stomatitis angularis (cheilosis) Alopecia Pica

Pemeriksaan Lab:

RBC Anisocytosis RDW meningkat Ovalocytosis ringan

Target cell Hypochromia (MCHC rendah) Mikrositer (MCV rendah) Retikulosit normal atau menurun

Leukosit Leukopenia pada sebagian kecil pasien. Differential count normal

Trombosit Trombositopenia, pada sebagian pasien dengan perdarahan aktif kronis.

Sumsum tulang (tidak mutlak harus dilakukan) Tidak ada sideroblast Penurunan hemosiderin dengan pewarnaan Prissian Blue Erythroblast kecil

Konsentrasi besi dalam serum menurun TIBC meningkat atau ringan (pada defisiensi normal) Transferrin serum Kadar < 10 mikroliter/liter merupakan karakteristik defisiensi besi.

Konsentrasi Free Erythrocyte Protoporphirin meningkat. Pemeriksaan Occult Blood, untuk melihat keberadaan perdarahan dari traktus gastrointestinal.

TATALAKSANA Pemberian preParat besi teraPi besi secara oral

biasa digunakan ferrous sulfat karena harganya yang paling murah murah dan aman. Dosis harian 3x200 mg. Eso utama gangguan gastrointestial, berupa mual, muntah dan konstipasi. Untuk mengurangi efek samping besi bisa diberikan saat makan atau dosis dikurangi enjadi 3x100 mg. Pengobatan dilakukan 3-6 bulan. Setela mencapai kadar Hb yang normal dosis dikurangi hingga 100-200 mg. teraPi besi Parenteral bertujuan untuk mengembaklikan kadar hemoglobin dan mengisi besi sebesar 1000 mg. Terapi ini digunakan dengan indikasi : intoleransi terahdap pemberian besi secara oral keatuhan terhadap obat yang rendah penyerapan besi tterganggu, seperti pada pasien gastrektomi kebutuhan besiyan besar dalam waktu yang singkat, seperti kehamilan trimester 1, kehilangan darah yang banyak, sebelum operasi. Untuk terapi dapat digunakan iron dextrant mengandung 50 mg besi/ml, 500-

intravena/intramuskular. Esonya berupa reaksi anafilaksis, sakit kepala, rasaterbakar di muka, muntah, nyeri perut dan sinkop. Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang)x 2,4 + 500-1000 mg teraPi suportif diberikan makanan bergizi denga tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani seperti daging. Vitamin C, diberikan 3 x 100 mg/hr untuk meningkatkan penyerapan besi

Terjadinya anemia karena kekurangan zat besi. Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melalui beberapa stadium. Gejalanya baru timbul pada stadium lanjut.

Stadium 1 moderate depletion of iron stores; no dysfunction Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat besi) dalam darah berkurang secara progresif.

Stadium 2 Severe depletion of iron stores; no dysfunction Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan se darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.

Stadium 3 Iron deficiency Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglogin dan hematokrit menurun.

Stadium 4 Iron deficiency (dysfunction and anemia) Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.

Stadium 5 Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin memburuk.

BeberaPa Penyebab Mual Setelah Makan Kandungan Makanan Pola Makan Keracunan Makanan Gerd (gastroesophageal reflux disease)

Penyumbatan Di Usus Kecil Sakit Kandung Empedu Penyakit Crohn (Pengikisan Pada Usus) GeJala Hamil

Mekanisme mual Di dalam tubuh kita terjadi peradangan lambung akibat kita makan-makanan yangmengandung alcohol, aspirin, steroid, dan kafein sehingga menyebabkan terjadi iritasipada lambung dan menyebabkan peradangan di lambung yang diakibatkan oleh tingginyaasam lambung . Setelah terjadi peradangan lambung maka tubuh akan merangsang pengeluaran zat yangdi sebut vas aktif yang menyebabkan permeabilitas kapilier pembuluh daran naik Sehingga menyebabkan lambung menjadi edeMa (bengkak) dan merangsang reseptortegangan dan merangsang hypothalamus untuk mual Aprikot Buah ini mengandung zat besi yang sempurna untuk memastikan tubuh mendapatkan asupan zat besi. . Bit hijau Bit hijau merupakan sumber vitamin A dan B2. Bit hijau juga dapat memperkaya darah dengan besi dan mangan. Chard Chard merupakan sayuran yang mengandung vitamin A dan zat besi. Jagung Jagung kaya akan zat besi dan tembaga. Jagung juga menjadi sumber yang baik untuk vitamin A dan C. Telur Telur kaya akan semua mineral, termasuk besi, dan vitamin B. Telur ideal dikonsumsi saat sarapan karena mengandung jumlah energi memadai. Kangkung

Kangkung adalah sumber yang sangat baik untuk vitamin A dan vitamin B serta C. Kangkung mengandung jumlah tinggi zat besi, kalsium, dan kalium. Molase Molase menyediakan sumber zat besi yang sangat baik untuk mengatasi anemia. Kismis Kismis mengandung zat besi yang sangat tinggi. Kismis juga merupakan makanan yang bersifat basa dan dapat membantu mengatasi kondisi asam tubuh. Bayam Selain zat besi, bayam juga mengandung vitamin A. Bayam harus menjadi bagian diet rutin semua orang.[]

Daging Sapi Dalam 100 gram daging sapi segar mengandung 201 kkal energi, 14 gram lemak, dan 2,8 mg zat besi. Ikan Ikan baronang diketahui mengandung zat besi sebanyak 3,8 mg per 100 gram. Selian itu iakn sarden juga mengandung 2,5 mg zat besi per 100 gram. Sereal cangkir sereal mengandung 18 mg zat besi. Sedangkan 100 gram oatmeal instan mengandung 11 mg zat besi. Kacang 100 gram kacang kedelai mengandung 381 kkal energi, dan 10 mg zat besi. Sedangkan kacang hijau mengandung 323 kkal energi dan 7,5 zat besi per 100 gram. Kacang Lentil Bisa dibuat sup atau bubur manis. Dalam 1 cangkir lentils mengandung 6,6 mg zat besi. Sayuran Hijau Daun pada sayuran hijau kaya akan zat besi. Dalam 100 gram bayam hijau mengandung 3,5 mg zat besi, 16 kkal energi. Sedangkan 100 gram caisin mengandung 1,9 mg zat besi dan 20 kkal energi. Buah Kering Buah kismis, pig, apel, pir, aprikot dan peach adalah buah yang paling sering dikeringkan. Namun buah kering yang banyak mengandung zat besi adalah kismis dan plum. Dalam cangkir kismis terdapat 1,9 mg zat besi dan dalam 1 cangkir plum terdapat 1 mg zat besi.

Interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik : Pemeriksaan Keadaan umum Heart rate Respiration rate Suhu Tekanan darah Liver & Spleen Lymphadenopaty Epigastric pain Cheilitis Skenario Pale, fatique 116 x/m 28x/m 36,6 C 100/70 mmHg Tidak teraba Normalnya 60-100 x/m 16-24 x/m 36,5 37,5 C 90-130 / 70-90 Tidak teraba Interpretasi Tanda-tanda adanya anemia Tinggi Tinggi Normal Hipotensi Normal Normal Normal Radang pada sudut mulut yg bisa disebabkan def besi, def + B12, alergi obat, infeksi,

ataupun karena squamous cell carcinoma.

Koilonychias

Normal

Hemoglobin : 4,8 g/dl Nilai normal : 14-18 g/dl, interpretasinya adalah anemia. Hb yang kurang dari 8 g/dl meningkatnya gejala-gejala pada saat istirahat, tergantung pada cadangan kardiorespiratorius. Anemia ditambah defek yang berkaitan dalam transpor oksigen. MCV : 60 fL Nilai normal : 80-90 fL, interpretasinya adalah ukuran eritrosit lebih kecil dari normal atau mikrositik. MCH : 24 pg Nilai normal : 27-39 pg, interpretasinya adalah rata-rata kadar Hb per RBC berkurang atau anemia hipokromik. MCHC : 30% Nilai normal : 31-35%, interpretasinya adalah Apusan Darah

Anisocytosis Variasi ukuran sel darah merah abnormal (bermacam-macam)

Hypochrome microcyter Sel darah maerah dapat menjadi hipokromik sebagai akibat dari masalah dalam produksi hem, seperti pada anemia defisiensi besi, berkurangnya persediaan besi (seperti pada anemia penyakit kronis), atau gangguan metabolisme besi (misalnya pada anemia sideroblastik).

Poikylocytosis Variasi dalam bentuk sel darah merah.

Serum iron : 16 g/dL Nilai normal : 50-150 g/dL, interpretasinya adalah besi serum menurun. Besi serum menurun sebagai bagian dari fase akut dan kronis, terlepas dari kadar hemoglobin dan merupakan penemuan umum dalam profil biokimia, di mana penurunan tersebut merupakan bagian dari respon tubuh yang normal terhadap peradangan atau penyakit ganas. Kapasitas pengikatan besi total (TIBC) : 420 g/dL Nilai normal : 250-370 g/dL, interpretasinya adalah TIBC meningkat. Transferrin dapat diukur secara langsung atau tidak langsung sebagai TIBC. . Metabolisme Besi Proses absorbsi Besi Fase luminal Besi dalam makanan diolah dalam lambung lalui diserap di duodenum dan yeyunum proksimal. Makanan yang mengandung besi terdiri dari dua macam yaitu, besi heme yang berasal dari hewani dimana jenis besi ini absorbsinya sangat tinggi dan tidak dihambat penyerapannya sehingga bioavailabilitasnya tinggi. Jenis besi kedua adalah besi nonheme, jenis besi ini berasal dari protein tumbuhan namun daya absorbsinya rendah. Didalam lambung, suasana asam karena HCL membantu pencernaan besi karena HCl membantu pelepasan besi dari ikatan pembawanya dan juga mereduksi Ferri menjadi ferro yang merupakan bentuk penyerapan besi. Fase mucosal Proses penyerapan dalam mukosa usus terutama pada duosenum dan jejunum proksimal yang merupakan suatu proses aktif (mucosal block) Fase corporeal Merupakan proses transportasi Fe dalam sirkulasi, utilitas besi oleh sel yang perlu dan juga penyimpanannya.

Anda mungkin juga menyukai