Anda di halaman 1dari 60

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan adalah sebuah program mata kuliah yang wajib di tempuh oleh mahasiswa S-1 pendidikan Teknik Mesin Otomotif. Dalam pelaksanaan kegiatan ini bertujuan menerapkan ilmu yang didapat pada bangku kuliah, untuk dilaksanakan atau diterapkan langsung kelapangan.Selama kegiatan PKL berlangsung, mahasiswa mengumpulkan data dari hasil pelaksanaan kegiatan, yang kemudian disusun dalam sebuah laporan. Pengecatan merupakan salah satu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat terasa didunia otomitif, khususnya dibidang pengecatan. Banyak teknologi yang berkembang pada dunia pengecatan ini, antara lain pengecatan pada bodi kendaraan. Banyak alasan para pemilik mobil melakukan modifikasi pada warna mobil aslinya karena selain ingin perubahan warna yang sesuai, banyak alasan yang menyebabkan

dilakukannya pengecatan pada bodi/panel kendaraan. Diantaranya adalah terdapat cat yang mengelupas pada kendaraan, kekeroposan pada body kendaraan, terdapat karat pada bagian-bagian tertentu, dan adanya goresan di bagian body/panel tertentu,atau oleh sebab lain. Dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis mengambil topik tentang Repainting/Pengecatan Ulang dan Perbaikan panel sebagian pada Mencedez Benz Type Tiger 280 E yang mengalami kekeroposan pada

beberapa bagian body kendaraan.Penulis mengambil topik ini dikarenakan topik ini sangat menarik dan sangat sering terjadi di dunia pengecatan khususnya pada mobil-mobil yang tingkat oprasionalnya lama. Oleh karena itu penulis mengambil judul laporan tentang

Repainting/Pengecatan Ulang dan Penggantian Panel Sebagianpada Mercedez Benz Tiger Type 280E dengan terealisasikannya Laporan Praktik Kerja Lapangn ini, penulis berharap laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak khususnya buat penulis dan seluruh mahasiswa Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya.

B. Tujuan Pada program Praktik Kerja Lapangan ini mempunyai tujuan sebagai berikut ; 1. Memperoleh pengalaman belajar dan bekerja sesuai dengan kondisi dan situasi pekerjaan nyata di dunia Industry/usaha. 2. Mendapat informasi tentang kemajuan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari dunia Industry/usaha. 3. Memperoleh pengetahuan, sikap dan keahlian dalam bidang profesi yang tidak diperoleh selama menempuh perkuliahan dikampus

C. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan adalah : 1. Mahasiswa memperoleh pengalaman belajar dan bekerja sesuai dengan kondisi dan situasi pekerjaan nyata di dunia Industry/usaha.

2. Mahasiswa mendapat informasi tentang kemajuan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari dunia Industry/usaha. 3. Mahasiswa memperoleh pengetahuan, sikap dan keahlian dalam bidang profesi yang tidak diperoleh selama menempuh perkuliahan dikampus.

D. Batasan Laporan Praktik Industri Pada laporan ini di jelaskan segala kegiatan yang dilakukan pada bengkel pengecatan SETIA KAWAN yang beralamat di Jl. Tenggilis Lama IV/48 Surabaya dengan No. telp (031) 84924444

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN

A. Sejarah Bengkel (Perusahaan) Bengkel Setia Kawan didirikan oleh H. Abd. Shomad Al Asngari, pada tahun 1989 bertempat di Jl. Tenggilis Lama IV/48 Surabaya, bengkel ini lebih dominan pengerjaannya pada mobil Mencedez Benz dari berbagai type. Dalam perkembangannya Bengkel Setia Kawan yang dipimpin oleh H. Abd.Shomad Al Asngari sebagai pemilik bengkel.Bengkel SetiaKawan ini bergerak pada bidang Body Repair dan pengecatan.Bengkel Setia Kawan ini juga melayani perbaikan/penggantian asecories mobil-mobil Mercedez Benz dari berbagai type. Untuk menjaga kepuasan pelanggan, Bengkel Setia Kawan didukung oleh para tenaga yang berpengalaman di bidangnya. Kebanyakan dari pelanggan yang masuk ke Bengkel Setia Kawan adalah karena perbaikan total / Body Repair Full biasanya sampai 90% atau karena mengalami goresan pada body kendaraannya. Mobil Mercedez Benz sendiri yang sering masuk ke bengkel setia kawan dalah type Tiger 280 E, Boxer C 200, Master Fiz E 320 dan 240 D (Diesel).

B. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada bengkel setia kawan bersifat pribadi karena dimonitoring dan dikelola satu orang.Struktur organisasi adalah memperjelas hubungan kerja dan organisasi yang baik dari tiap-tiap bagian,

agar dapat teroragisasi dengan optimal. Berikut ini bentuk uraian tugas dari masing-masing personal, yaitu :

Gambar 2.1. :Struktur Organisasi Bengkel Setia Kawan ` Berikut ini bentuk uraian tugas dari masing-masing personal, yaitu: 1. Pemilik Bengkel Pimpinan yang mengelola dan mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan yang ada di perusahaan. 2. Teknisi Pengelasan Penanggung jawab dalam mengelola segala aktifitas proses pengelasan body mulai dari pembentukan nut dan kerataan body 3. Teknisi Pendempulan Menangani setelah proses pengelasan unuk menutupi plat yang telah diganti atau meratakan goresan dalam pada dempulan

4. Teknisi Pengecatan Penaggung jawab dalam memproses pengecatan mulai dari pemberian warna dasar sampai finising 5. Asesories Menyediakan kebutuhan yang diperlukan mekanik dan membantu menyediakan semua barang-barang/komponen

C. Kedudukan dan Letak Bengkel Adapun kedudukan dan letak Bengkel Setia Kawan adalah seperti berikut :

Gambar 2.2. :Kedudukan Bengkel Setia Kawan

D. Prosedur Pelayanan Servis Dibawah inni adalah diagram/alur proses pelayanan jasa di Bengkel Setia Kawan Jl. Tenggilis Lama IV/48 Surabaya.

Gambar 2.3. :Prosedur Pelayanan pada Bengkel Setia Kawan Adapun prosedur pelayanan Bengkel Setia Kawan adalah sebagai berikut 1. Costumer (konsumen) datang ke pemilik bengkel untukmengutarakan keluhan konsumen. Keluhan tersebut kemudian diserahkan pada teknisi pengelasan maupun pendempulan (melihat keluhan konsumen pada perbaikan body atau Painting) 2. Teknisi pengelasan atau pendempulan melaksanakan apa yang telah di perintahkan pemilik bengkel yang diberikan kepala bengkel dan ketika selesai akan di periksa oleh pemilik bengkel. 3. Selesainya pendempulan, teknisi pengecatan melakukanpengecat dengan warna yang di inginkan komsumen atau warna yang sama pada mobil 7

yang di kerjakan. Setelah selesai pengecatan teknisi melaporkan kepemilik bengkel 4. Untuk biaya jasa perbaikan, biasanya ditentukan dari jenis service baik itu perawatan body, pengecatan body maupun perbaikan body mobil. Untuk pengecatan jenis cat yang digunakan mempengaruhi besar kecilnnya biaya jasa yang di bebankan kepada konsumen. 5. Setelah pemiik bengkel menganalisa hasil perbaikan body kendaraan selanjutnya pemilik bengkel akan memberikan kepada konsumen.

BAB III KAJIAN TEORI


Kendaraan diciptakan sebagai alat bantu manusia dalam memenuhi kebutuhan transportasi sehari-hari. Ketika kendaraan digunakan, sangan mungkin terjadi kerusakan pada bodi kendaraan yang tentunya juga tidak

diinginkan.Kerusakan tersebut ada yang bersifat kecil seperti tergores, penyok tapi ada juga kerusakan berat seperti rangka yang bengkok, keropos, bodi ringsek dan sebagainya. Oprasional yang akan digunakan untuk memperbaiki kendaraan dilihat dari : Peralatan yang dimiliki. Jenis kerusakan yang terjadi Nilai/harga dari kendaraan.

A. Alat-Alat Yang Digunakan Dalam Proses Perbaikan Bodi Kendaraan 1. Obeng Fungsi dari obeng adalah alat tangan untuk mengencangkan atau melepaskan baut atau sekrup pada bidang tertentu.

Gambar3.1: Bagian-bagian dari Obeng Sumber: Gunadi (2009:72)

2.

Kunci Pas dan Ring. Digunakan untuk mengencangkan atau membuka baut atau mur yang berbentuk segi enam (hexagonal) dari komponen kendaraan. Namun ada juga kombinasi kunci bawaan kendaraan memiliki kombinasi

Gambar3.2 :Jenis Kunci Ring dan Pas Sumber: Gunadi (2009:74) 3. Kunci Sock Seperti halnya alat tangan diatas, kunci sock juga berfungsi untuk membuka atau mengencangkan baut dan mur yang memiliki torsi pengencangan yang tinggi.

Gambar 3.3.: Kunci Sock Set Sumber: Gunadi (2009:76)

10

4.

Kunci Inggris Kunci inggris adalah kunci untuk melepas atau memasang mur/baut yang dapat disetel menyempit atau melebar menyesuaikan dengan ukuran mur atau bautnya.

5.

Gambar 3.4.:Cara Penggunaan Kunci Inggris Sumber: http://mahurianasla.blogspot.com/2011/02/peralatan-standarotomotif.html Kunci Pipa Kunci pipa biasa digunakan untuk melapas dan memasang pipa dengan sambungan ulir atau memgang benda silindris lainnya,

Gambar 3.5.:Kunci Pipa Sumber: Gunadi (2009:82) 6. Tang Fungsi dari tang adalah untuk memegang, memotong, melepas dan memasang komponen dan lain sebagainya.

Gambar 3.6.:Tang Kombinasi, Lancip Sumber; Gunadi (2009:85) 11

7.

Gunting dan Pemotong Plat Pemotong plat ini bisa berbentuk gunting atau cutter atau pisau, yang digunakan untuk memotong plat-plat yang tipis.

Gambar 3.7.:Gunting Lurus Sumber:Gunadi (2009:86)

8.

Palu Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja yang aman, Kepala palu terdiri dari dua permukaan yang bisa dipergunakan untuk memukul.

Gambar 3.8.:Palu Ball-Pein, Martil dan Karet Sumber: Gunadi (2009:88)

12

9.

Dolly Dolly adalah pasangan dari palu sebagai alas/landasan saat memukul atau membentuk benda kerja pada pekerjaan body, terbuat dari baja karbon yang sangat keras.

Gambar 3.9.:Berbagai Macam Dolly Sumber: Gunadi (2009:90) 10. Body Spoon Body spoon mempunyai fungsi hampir sama dengan palu dan dolly, sebagai alat perata bagian bodi kendaraan yang berlekuk atau bentuk-bentuk tetentu yang tidak memungkinkan menggunakan dolly, yaitu dengan cara dicungkil atau sebagai alas pukul pada body yang sempit.

Gambar 3.10.:Pengunaan Body Spoon Sumber; Gunadi (2009:92)

13

11. Gergaji Menggergaji merupakan salah satu metode dalam memotong benda kerja, gergaji terdiri rangka dan bilah.

Gambar 3.11.:Cara Menggunakan Gergaji yang Benar Sumber: Gunadi (2009;93) 12. Kikir Pekerjaan mengikir adalah kerja bangku yang belum dapat tergantikan oleh mesin, dengan kikir bisa membentuk atau hanya menghaluskan bagian tertentu dari benda kerja.

Gambar 3.12.:Jenis Alur Kikir Sumber: Gunadi (2009:94) 13. Penggores Penggores adalah alat untuk memberikan tanda garis atau menggambar pada benda yang akan dikerjakan, misalnya memberi tanda untuk dilipat, dipotong, dilubangi dan sebagainya.

14

Gambar 3.13.:Contoh Penggunaan Penggores Sumber:Gunadi (2009:98) 14. Ragum/Cekam Ragum terbuat dari baja cor yang keras, tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhanuntukmemotong, mengikir, mengelas

Gambar 3.14.: Ragum Sumber:Gunadi (2009;100) 15. Sikat Logam Sikat berfungsi untuk membersihkan permukaan benda kerja dari karat atau setelah pekerjaan mengikir, mengelas, menyekrap dan sebagainya.

Gambar 3.15.: Sikat Kawat Sumber; gunadi (2009:102)

15

Adapula sikat yang dapat diputar menggunakan bor listrik untuk membersihakan permukaan plat dari karat atau bekas cat dan dempul, pemasangannya sama dengan sama dengan pemasangan mata bor.

Gambar 3.16.:SikatKhusus untuk Mesin Sumber: Gunadi (2009:102) 16. Kape Dempul Kape dempul atau biasa disebut kape berfungsi untuk mengaduk dempul dengan hardener dan memoleskannya pada permukaan yang rata yang akan diberi dempul.

Gambar 3.17.:KapeDempul Sumber;Gunadi (2009:103) Ukuran dari kape dempul bervariasi, yang terdiri dari ukuran sesuai lebarnya, yaitu: 100 mm, 80 mm, 60 mm, 40 mm maupun 20 mm.

16

B. Peralataan Pengecatan 1. Kompresor Udara

Gambar 3.18.:Kompresor two stage Sumber: Gunadi (2009:442) Kompresor berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara/angin yang baik dan bersih selama berlangsungnya proses pengecatan. Lubang hisap udara dilengkapi dengan filter yang dapat mencegah uap air, debu dan kotoran masuk. 2. Air Transformer Air transformerberfungsi untuk menyaring dan mendinginkan/ mengembunkan uap air.Regulator berfungsi untuk mengurangi tekanan dan mengaturnya tetap stabil sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan.

Gambar 3.19.: Regulator dan Filter Udara (Transformer) Sumber: Gunadi (2009:445)

17

3.

Selang Udara Selang udara berfungsi untuk menyalurkan udara bertekanan dari unit penyalur ke unit pengguna seperti Air Sander, Air Polish, spray gun dan sejenisnya

Gambar 3.20.:Selang Fleksibel Spiral Sumber: Gunadi (2009:446) 4. Ruang Cat (Spray Booths) Ruang cat merupakan ruangan berventilasi khusus dan aman yang disediakan untuk melakukan proses pengecatan

Gambar 3.21.:Bagian dalam Ruang Cat (Spray Booths) Sumber: Gunadi (2009:447) 5. Ruang pemanas (Oven) Pemanas berfungsi untuk membantu mempercepat proses pengeringan cat.

18

Gambar 3.22.:Ruang Cat Multi Fungsi Sumber :Gunadi (2009:448) 6. Spraygun Spraygun adalah suatu peralatan pengecatan yang menggunakan udara kompresor untuk mengaplikasi cat yang diatomisasikan pada permukaan benda kerja.Spraygun menggunakan udara bertekanan untuk mengatomisasi/mengabutkan cat pada suatu permukaan.

Gambar 3.23.:Prinsip Kevakuman Sumber: Gunadi(2009:449)

a.

Tipe Spray Gun Dalam garis besarnya, spray gun dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: tipe umpan-berat (gravity-feed), umpan-hisap (suction-feed), dan tipe kompresi (compression). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut ini.

19

Gambar 3.24.:Tipe Spray Gun Sumber: Gunadi(2009:450) b. Konstruksi Spray Gun

Gambar 3.25.:Konstruksi Spraygun Sumber: Gunadi(2009:451) 1) Sekrup Penyetel Fluida Jumlah keluaran cat dapat disetel dengan mengatur jumlah gerakan jarum. Mengendorkan sekrup penyetel akan menambah jumlah pengeluaran cat, dan mengencangkan sekrup mengurangi jumlah pengeluaran cat.

Gambar 3.26.:Setelan Fluida Sumber: Gunadi(2009:451)

20

2)

Sekrup Penyetel Fan Spreader Sekrup ini berfungsi untuk menyetel bentuk pola semprotan.Mengendorkan sekrup membuat pola oval

(lonjong), dan mengencangkan sekrup membuat pola lebih bulat. Sedangkan pola yang lebih bulat akan cocok untuk menyempotkan cat pada area yang leih kecil

. Gambar 3.27.:Fan Spreader Sumber: Gunadi(2009:452) 3) Sekrup Penyetel Udara Sekrup ini berfungsi untuk menyetel besarnya tekanan udara. Mengendorkan sekrup penyetel berarti menambah tekanan udara, dan mengencangkan sekrup penyetel akan mengurangi tekanan udara

Gambar 3.28.:Setelan Udara Sumber: Gunadi(2009:452)

21

4)

Fluid Tip Fluid tip berfungsi untuk mengatur dan mengarahkan jumlah cat dari spray gun ke dalam air streem.

Gambar 3.29.:Fluid Tip Sumber: Gunadi(2009:453) 5) Air Cap Air cap berfungsi mengeluarkan udara untuk membantu atomisasi/pengkabutan cat.

Gambar 3.30.:Cap Sumber: Gunadi(2009:453) Fungsi lain air cap adalah untuk mengubah arah pola semprotan, yaitudengan caramemutar air cap.

Gambar 3.31.:Kipas Sumber: Gunadi(2009:454) 22

6)

Trigger Trigger bekerja didalam dua tahap. Menarik trigger pada permulaan akan membuka katup udara, sehingga hanya udara saja yang menyemprot. Menarik trigger lebih lanjut, akan menyebabkan jarum terbuka, sehingga cat menyemprot bersamaan dengan udara.

Gambar 3.32.:Kerja Spray Gun Sumber: Gunadi(2009:454)

7.

Pengaduk/Paddle Pengaduk digunakan untuk mencampur putty/surfacer supaya membentuk kekentalan yang merata dan juga membantu mengeluarkan cat atau surfacer dari kaleng ke wadah pencampur

Gambar 3.33.:Batang Pengaduk/Paddle Sumber; Gunadi (2009:461)

23

8.

Papan Pencampur Papan pencampur atau mixing plate dipergunakan untuk mencampur dempul atau surfacer dengan hardenernya supaya lebih mudah dan merata.Alat ini terbuat dari metal, kayu, atau plastik.

Gambar 3.34.:Mixing Plate Sumber: Gunadi(2009:462) 9. Kertas Masking Kertas masking atau masking paper adalah kertas yang digunakan untuk menutup area yang tidak boleh terkena cat saat melakukan pengecatan

Gambar 3.35.:Kertas Masking dan Mesin Pemotongnya Sumber: Gunadi (2009:463) 10. Amplas / Sand Paper Amplas berfungsi untuk menghaluskan permukaan dengan cara digosokkan, halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut

24

Gambar 3.36.:Amplas Tipe Roll dan Tipe Lembaran Sumber: Uny(2004:22) 11. Masker Pernafasan Masker sangat diperlukan saat kita melakukan pengecatan karena zat-zat kimia yang terkandung dalam cat akan mudah terhirup paruparu,.Masker merupakan alat keamanan yang wajib dipakai saat melakukan proses ampelas, sanding, pengecatan dan sejenisnya.

Gambar 3.37.:Masker Pernafasan Sumber: Gunadi (2009:463) 12. Kacamata (Goggless) Kacamata (goggles) berfungsi untuk melindungi mata dari cat dan thinner, serta dari putty atau partikel metal yang timbul pada saat pengemplasan (sanding)

25

Gambar 3.38.:Kacamata Pengaman Sumber: uny (2004:8) 13. Pakaian Kerja dan Topi Paint Technician Disamping untuk melindungi badan painter dari semprotan cat, pakaian kerja dan topi juga berguna untuk melindungi painter dari debu.Ada beberapa pakaian pelindung yang terbuat dari material antistatic.

Gambar 3.39.:Pakaian Kerja dan Topi Paint Technician Sumber: Uny (2004:12) 14. Sarung Tangan Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan seseorang pada saat menggunakansander atau mengangkat bodi part.

26

Gambar 3.40.: Sarung Tangan Sumber: Uny (2004:11) 15. Sepatu Pengaman (Savety Shoes/anti Static Shoes) Sepatu ini memiliki plat metal disekeliling ujung telapak kaki dan sol yang tebal untuk melindungi kaki. Ada pula tipe sepatu pengaman yang memiliki sifat anti-statik.

Gambar 3.41.:Sepatu Pengaman Sumber; Uny (2004:12)

C. Teknik Perbaikan Bodi Kendaraan 1. Teknik Vacuum Cup Apabila terjadi kerusakan plat body kendaraan akibat benturan yang menyebabkan mulurnya plat body, namun tidak melebihi batas elastisitas, dapat diperbaiki dengan menggunakan vacuum cup. Cara menggunakanvacuum cup adalah sebagai berikut:

27

a. Bersihkan permukaan body kendaraan dari kotoran/ debu, sebab bila permukaan kotor, maka vacuum cup tidak bisa menempel dengan kuat.

Gambar 3.42.:Menggunakan Vacuum Cup Sumber: Gunadi (2009:400) b. Menarik vacuum cup kearah luar (kearah bentuk awal dari body) c. Bila perlu, kita bisa menggunakan sliding hammer untuk menarik permukaan plat body yang tidak bisa hanya dilakukan dengan tangan biasa. d. Untuk kerusakan pada permukaan atap kendaraan, kita kesulitan untuk menariknya, maka kita bisa menggunakan alat bant crane untuk membantu pekerjaan kita. 2. Teknik Batang Penarik dengan sliding hammer Apabila kerusakan plat body kendaraan mengalami penyok yang tidak beraturan, atau membentuk lengkungan yang membentuk sudut tertentu adalah teknik batang penarik atau dengan teknik sliding hammer.

Gambar 3.43.:Menarik dengan melubangi panel Sumber :Gunadi(2009:401)

28

Cara yang pertama adalah dengan melubangi plat yang rusak tadi, kemudian ditarik, setelah itu baru lubang pada plat body tadi ditutup kembali. Cara yang kedua adalah dengan memasang pengait pada panel yang rusak dengan menggunakan las.Kemudian dari pengait tadi, panel yang rusak bisa ditarik dengan menggunakan tangan, atau bila perlu menggunakan sliding hammer. 3. Teknik dengan Alat Hidrolik

Gambar 3.44.:Peralatan Perbaikan Bodi Hidrolik Sumber: Gunadi (2009;402) Apabila kerusakan yang terjadi pada plat body lebar atau parah, kadang perlu peralatan hidrolik untuk menarik, atau menekan/ mendorong plat body yang rusak tadi. Untuk menarik plat tadi bias dibuat kaitan pada plat body seperti pada teknik sebelumnya, yaitu bisa membuat lubang atau menambah pengait.

Gambar 3.45.:Panel Ditarik dengan Bantuan Baut atau Dilubangi Sumber: Gunadi (2009:402) 29

4.

Teknik Batang Pengungkit (pry bar)

Gambar 3.46.:Menggunakan Pry Bar Sumber; Gunadi (2009:403) Perbaikan dengan menggunakan teknik ini dilakukan dengan menyelipkan pry bar melalui celah sempit yang ada pada bagian bawah dari pintu, atau jika perlu bisa membuat lubang pada pintu yang nanti akan ditutup dengan door trim. 5. Teknik On-dolly Hammering Palu dan dollymerupakan peralatan yang paling sering digunakan untuk perbaikan body kendaraan.Peralatan ini bisa dikatakan sebagai peralatan standar perbaikan bodi kendaraan.

Gambar 3.47.:Teknik On-Dolly Hammering Sumber: Gunadi (2009;404) Teknik palu-on dolly dilakukan dengan cara memukulkan palu pada bagian plat yang terjadi kerusakan, sedangkan pada bagian bawahnya dilandasi dengan dolly. Terdapat 2 cara untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

30

Gambar 3.48.:Urutan Memukul Teknik On-Dolly Hammer Sumber: Gunadi (2009:404) Cara pertama mengusahakan plat tadi tidak cembung, tetapi diusahakan cekung kemudian langkah perbaikannya dengan

menggunakan dempul. Atau cara yang kedua, adalah dengan melanjutkan perbaikan menggunakan teknik yang lain, yaitu teknik hotshrinking, yaitu memanaskan plat dengan las oxyacetylene (pada api netral) sampai menghasilkan warna kemerahan, kemudianmendinginkannya dengan tiba-tiba Langkah-langkah perbaikan plat body dengan teknik palu-ondolly adalah: a. Peganglah bagian belakang dari dolly yang akan digunakan dengan menggunakan tangan kiri. Sedangkan palu dipegang dengan tangan kanan. b. Cobalah latihan memukul langsung permukaan dolly dengan pelanpelan, sehingga Anda akan merasa nyaman memegang dolly dan palu.

Gambar 3.49.:Melatih Pukulan Sumber: Gunadi(2009:405) 31

c. Letakkan dollypada bagian plat yang rusak (bila tidak terlihat, maka anda harus merasa yakin dolly telah tepat pada posisinya, bias dengan bantuan melakukan pukulan ringan). d. Ayunkan palu ke plat yang rusak dengan pelan-pelan terlebih dahulu. e. Setelah dirasa tepat, maka proses memalu dapat dilakukan berulangulang dengan tenaga secukupnya, sampai permukaan mendekati hasil yang rata.

Gambar 3.50.:Meratakan Plat Sumber: Gunadi (2009:406) 6. Teknik Off-Dolly Hammering

Gambar 3.51.:Teknik Off-Dolly Hammer Sumber; Gunadi(2009;406) Teknik palu-off-dolly, yang dipalu adalah bagian diantara atau disekeliling dari dolly yang ditempatkan pada pusat plat yang penyok (seperti yang terlihat digambar).

32

7.

Teknik Pengikiran Kikir digunakan untuk meratakan permukaan. Pada pekerjaan plat body kendaraan, penggunaan kikir untuk meratakan permukaan plat sering sekali digunakan.

Gambar 3.52.:Arah Pengikiran Sumber: Gunadi(2009;407) 8. Teknik Hot-Shrinking

Gambar 3.53.:Teknik Hot Shrinking Sumber: Gunadi(2009:407) Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan sifat dari logam yang dipanaskan dan didinginkan. Logam yang dipanaskan akan memuai, sedangkan bila didinginkan akan mengerut. Plat body yang melengkung/ penyok dipanaskan dengan mengayun brander las dengan arah memutar, hingga plat mengembang (warnanya kemerahan dan hati-hati jangan sampai berlubang), kemudian didinginkan dengan air secara tiba-tiba. .

33

Gambar 3.54.:Bentuk Plat yang Dipanasi Sumber: Gunadi (2009:408) 9. Teknik Pemotongan Body Dalam memperbaiki bodiy kendaraan yang rusak, sebaiknya diperkirakan total biaya yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.Apabila ditemukan body kendaraan yang rusak terlalu parah mungkin perlu diambil alternatif lain, yaitu dengan memotong bodi kendaraan yang rusak, kemudian mengganti dengan body dari mobil lain yang tidak digunakan. Atau juga bisa dibuat dari lembaran plat yang kita buat menyerupai bentuk body yang rusak tersebut. Apabila langkah ini dirasa lebih murah, maka bisa saja teknik ini menjadi pilihan. Dalam menentukan keputusan akan menggunakan metode mana, kita bisa mendasarkan pada: a. Membandingkan biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan atau mengganti panel secara keseluruhan b. Kemauan konsumen, kondisi mobil dan nilainya

34

D. Bahan pengecatan 1. Cat Primer Cat primer adalah lapisan cat yang digunakan sebagai cat dasar permukaan plat yang berfungsi untuk memberikan ketahanan terhadap karat. 2. Dempul Dempul atau putty adalah lapisan dasar (under coat) yang digunakan untuk mengisi bagian yang penyok dalam dan besar atau cacat-cacat pada permukaan benda kerja. 3. Surfacer Surfacer adalah lapisan (coat) kedua yang disemprotkan di atas primer, putty atau lapisan dasar (under coat) lainnya.Surfacer mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : a. Mengisi penyok kecil atau goresan kertas. b. Mencegah penyerapan top coat c. Meratakan adesi diatas under coat dan top coat 4. Cat warna/Top coat Peranan dari cat warna atau top coat adalah cat akhir yang memberi warna, kilap, halus bersamaan dengan meningkatkan kualitas serta menjamin keawetan kualitas tersebut. 5. Thinner/Solvent Thinner atau solvent berwarna bening dan berbau khas menyengat hidung.Zat cair ini mengencerkan campuran zat pewarna dan zat perekat hingga menjadi agak encer dan dapat dikerjakan selama pembuatan cat.

35

6.

Hardener Hardener adalah suatu bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat untuk melarutkan hardener agar memperoleh viscositas yang baik .Hardener ditambahkan pada komponen utama dari cat dua komponen yaitu acrylic atau polyester resin.

7.

Clear/Gloss Clear/gloss digunakan sebagai cat pernis akhir pada pengecatan sistem dua lapis untuk memberikan daya kilap dan daya tahan gores terhadap cat warna dasar metalik.

8.

Masking Dalam metode pengecatan kita sering melakukan perlindungan terhadap permukaan kendaraan yang tidak akan dicat dengan warna yang sama. Langkah kita dalam melakukan perlindungan inilah yang dimaksud dengan masking.Tujuan dari masking ini adalah melindungi permukaan tertentu dari kendaraan agar tidak terkena semprotan cat, dan bahkandari demu-debu yang dihasilkan dari pengecatan itu agar dihasilkan pengecatan yang sempurna.

E. Proses Pengecatan 1. Persiapan Permukaan Mempersiapkan permukaan yang akan dicat dengan baik akan menghasilkan kualitas pengecatan yang maksimal, karena pada

36

umumnya kagagalan pengecatan dipengaruhi oleh persiapan permukaan yang buruk. Untuk menghilangkan kotoran berupa karat dapat dilakukan dengan cara: a. Membersihkan permukaan metal yang akan diperbaiki dengan multi thinner dan dikeringkan. b. Amplas permukaan metal dengan amplas kering no. 80. c. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thinner dan dikeringkan. 2. Aplikasi Dempul Dempul digunakan untuk mengisi bagian yang tidak rata atau penyok dalam, membentuk suatu bentuk dan membuat permukaan halus.. a. Pengolesan dempul dilakukan setelah permukaan dibersihkan dari debu, gemuk minyak, air dan kotoran lain. Selanjutnya mencampur dempul dengan 2 % hardener (untuk dempul tipe dua komponen). Kemudian mengulaskan tipis-tipis secara merata (maksimal 5 mm), dan kemudian dikeringkan pada udara biasa atau dioven dengan suhu 500 C selama 10 menit. Setelah dempul kering kemudian diamplas untuk mendapatkan permukaan yang rata dan halus. b. Oleskan dempul yang telah dicampur hardener untuk mengisi bagian-bagian yang tidak rata. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dikeringkan dengan lampu infra merah pada suhu 50 C selama 10 menit.

37

c. Amplas permukaan putty dengan amplas kering no. 80 dilanjutkan dengan no. 180 dan no. 280 atau amplas basah no. 240 dilanjutkan dengan no. 320 dan no. 400. d. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thinner dan dikeringkan. 3. Pengamplasan Setelah dempul dioleskan dan dikeringkan, bagian-bagian yang menonjol dapat diamplas secara manual dengan blok tangan atau secara mekanis dengan sander. Langkah-langkah pengamplasan dapat dirinci sebagai berikut: a. Tempelkan selembar amplas #80 pada sander, dan gosoklah seluruh area dengan menggerakkan sander dari depan ke belakang, dan dari samping ke samping, serta semua arah diagonal. b. Tempelkan lembaran amplas #120 pada blok tangan, gosoklah permukaan dengan hati-hati, sambil menguji permukaan dengan sentuhan. c. Tempelkan lembaran amplas #200 pada blok tangan. Pada tahap ini kita dapat mengamplas sedikit keluar area pendempulan untuk meratakan permukaan lengkungan dan area sekitarnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamplasan: 1. Pekerjaan mengamplas dapat dimulai setelah reaksi pengeringan dempul berakhir. Apabila dempul diamplas sebelum dingin sempurna, maka kemungkinan akan terjadi pengerutan.

38

2. Untuk mencegah goresan yang dalam di sekitar cat, usahakan pekerjaan pengamplasan hanya di bagian yang ditutup dempul. 3. Jangan mengamplas keseluruhan area sekaligus, tetapi dengan hatihati sambil memeriksa kerataan permukaan sebelum

pengamplasan dilanjutkan. 4. Posedur Masking Prosedur masking dapat diklasifikasikan menurut area lapisan (coat) dan tipe dari metode pengecatan yang dijelaskan sebagai berikut : a. Masking untuk Aplikasi Surfacer Karena aplikasi surfacer menggunakan tekanan udara yang lebih rendah dari pada yang untuk top coat (untuk memperkecil over spray), Reserve masking adalah suatu metode dimana masking paper diaplikasikan dengan membalik luar-dalam.

Gambar 3.55.:Spot Repainting Sumber: Gunadi (2009:479) b. Masking untuk Block Repainting

Untuk masking block repainting, panel seperti misalnya fender atau door (pintu) harus dimasking sendiri-sendiri. Untuk

39

lubang-lubang yang ada pada panel tersebut harus ditutup untuk mencegah kabut cat masuk kedalam area tersebut.

Gambar 3.56.:Masking Blok Repainting Sumber: Gunadi (2009:480) c. Masking untuk Shading atau Spot Repainting Dalam pengecatan ulang suatu panel tanpa border, maka perlu digunakan shading pada panel tersebut. Untuk memastikan bahwa semprotan cat tidak menimbulkan tangga semprotan, maka area harus dimasking dengan menggunakan teknik reverse masking (masking terbalik).

Gambar3.57.:Masking Quarter Panel Sumber: Gunadi (2009:480)

40

5.

Pengoperasian Spraygun a. Menggunakan Spraygun Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus dijaga sikap relaks tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah dan jari manis.

Gambar3.58.:Menggerakkan Spraygun Sumber: Gunadi (2009:490) b. Menggerakkan Spraygun Ada empat hal penting dalam menggerakkan spraygun, yaitu:. 1) Jarak Pengecatan

Gambar 3.59.:Jarak yang Sesuai Sumber: Gunadi (2009:490)

41

Jarak pengecatan atau jarak antara spraygun dan area yang dicat untuk masing-masing cat berbeda, tergantung dari proses dan obyek yang akan dicat. Jarak spraygun secara umum 15-20 cm, untuk jenis acrylic lacquer : 10- 20 cm dan enamel: 15 25 cm.

Gambar 3.60.:Jarak Pengecatan Sumber: Gunadi (2009:491) 2) Sudut Spraygun Dalam melakukan penyemprotan cat, posisi badan harus diposisikan sejajar dengan benda kerja serta mengikuti dari bentuk benda kerja, mendatar atau melengkung.Arah

penyemprotan membentuk sudut 900 dari bidang kerja.

Gambar 3.61.:Posisi Penyemprotan Sumber: Gunadi (2009:491)

42

3) Kecepatan Pengecatan Kecepatan gerak alat semprot hendaknya stabil, baik dengan arah horizontal maupun vertikal.Kecepatan gerak spraygun harus konstan, yang dianjurkan kira-kira 12 feet/detik.

Gambar 3.62.:Kecepatan Konstan Sumber: Gunadi (2009:492) 4) Pola Tumpang Tindih (Overlapping) Overlapping adalah suatu teknik pengecatan pada permukaan benda kerja, sehingga penyemprotan yang pertama dan berikutnya akan menyambung.Tujuannya adalah : Menghindarkan terjadinya tipis Menghindarkan adanya perbedaan warna Untuk mendapatkan ketebalan lapisan cat yang merata Mencegah tidak adanya cat pada lapisan pertama dan berikutnya. a) Overlapping pada bidang vertikal Pada umumnya dilakukan oleh seorang operator secara berkesinambungan.

43

Gambar 3.63.:Over Lapping Sumber: Gunadi (2009:493) b) Overlapping pada bidang horizontal Dikerjakan oleh dua orang operator secara

berpasangan. OperatorA lebih dahulu menyemprot benda kerja, kemudian diikuti olehoperator B

Gambar 3.64.:Over Lapping Sumber: Gunadi (2009:493)

c) Overlapping pada bidang permukaan sambungan Penyemprotan pada bidang perpotongan perlu

diperhatikan pada waktu mulai menyemprot dan berikutnya tidak boleh tepat pada garis perpotongan dan posisi spraygun harus benar-benar tegak lurus.Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tipis dan meleleh.

44

Gambar 3.65.:Pengecatan Sudut Sumber: Gunadi (2009:494)

Gambar 3.66.:Over Lapping pada Sambungan Sumber: Gunadi (2009:494) 6. Pengecatan Akhir Cat akhir merupakan cat yang memberikan perlindungan permukaan sekaligus untuk menciptakan keindahan dalam penampilan corak/ performance kendaraan. Pengecatan untuk warna solid a. Semprotkan 3-5 lapis top coat solid yang sudah diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 2-5 menit. b. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu 40 C selama 15 menit. c. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam Pengecatan untuk warna Metalic

45

d. Semprotkan 3 lapis top coat metalic yang sudah diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit. e. Biarkan kering diudara selama 15 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu 55C selama 15 menit. f. Bersihkan permukaan top coat dengan kain lap penarik debu. g. Semprotkan 2-3 lapis clear atau gloss yang telah dicampur hardener dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit. Biarkan kering selama 1 jam. h. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam. Proses pengecatan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: a. Pengecatan Oven.. b. Pengecatan Non oven (suhu udara luar) Berdasarkan jenis cat proses pengecatan, dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu: a. Cat Bakar (Heat Polymerization) Tipe ini adalah cat tipe satu komponen, mengeras apabila dipanaskan pada temperatur tinggi kira-kira 140C (248F). Tipetipe cat bakar ini antara lain: i. Thermosetting Animo Alkyd ii. Thermosetting Acrylic b. Cat Two Component (Tipe Urathane) Cat ini disebut urethane karena alkohol (OH) yang terkandung dalam komponen utama dan isocyanate yang terkandung dalam hardener reaksi reaksi membentuk struktur hubungan

46

menyilang (cross linking) yang disebut tingkatan uretane. Cat ini mempunyai kemampuan coating yang sangat baik, termasuk ketahan kilap, cuaca, solvent, serta tekstur yang halus, tetapi zat ini mengeringnya lambat dan dan memerlukan drying equipment untuk mengeringkan dengan benar. c. Cat Solvent Evaporation (Lacquer) Cat tipe one komponent ini biasa dikenal sebagai lacquer.Meskipun mengering dengan cepat sehingga mudah penangannya karena tidak sekuat cat-cat two component yang kini banyak digunakan. 7. Spot Repainting Spot repainting termasuk dalam pengecatan ulang kendaraan (repainting). Pengecatan ulang sendiri adalah mengaplikasikan cat untuk melindungi atau memperbaiki cat yang sudah digunakan sebelumnya (cat original) dan untuk kendaraan. melindungi serta memperbaiki penampilan

Gambar 3.67.:Spot Repainting Sumber: Gunadi (2009:497)

47

8.

Membersihkan Spraygun Supaya lubang-lubang kecil didalam spraygun tidak tersumbat oleh cat yang mengering, setiap kali setelah selesai dipergunakan harus selalu dibersihkan dengan cara dikuras menggunakan thinner pencuci, apabila ada cat yang mengering pada lubang dibersihkan dengan kawat rambut yang sesuai dengan lubangnya.

Gambar 3.68.:Membersihkan Spraygun` Sumber: Gunadi (2009:497) 9. Pengkilapan dan Pemolesan a. Pengertian Pemolesan (polishing) Untuk melakukan pemolesan, bias dilakukan dengan bantuan amplas halus terlebih dahulu atau langsung dengan compound saja.Cara memoles bisa menggunakan tangan manual, atau lebih baik menggunakan alat pemoles yang akan menghasilkan alur yang stabil. Dibandingkan dengan permukaan asli, permukaan yang dicat kembali mungkin saja berbeda dalam hal kilapan atau teksturnya. Oleh sebab itu apabila ada perbedaan diantara permukaan yang dicat kembali dengan permukaan aslinya, maka permukaan yang dicat

48

kembali harus digosok (sanded) sehingga akan membentuk suatu sambungan yang kontinyu dengan permukaan yang tidak dicat kembali. Proses inilah yang disebut polishing. b. Mekanisme Pemolesan Apabila tekstur dari permukaan yang dicat terdapat tonjolan (tekstur kasar-kasar atau bintik yang tampak setelah pengecatan dan pengeringan) pada permukaan yang dicat harus dihilangkan untuk mendapatkan permukaan yang mirip dengan asli coat.

49

BAB IV KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI

A. Keselamatan Kerja Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan diperlukan keselamatan kerja Adapun yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Menggunakan pakaian kerja lengkapdan memakai sepatu 2. Memeriksa kondisi peralatan yang akan di pakai 3. Menggunakan alat pelindung diri (masker,sarung tangan) 4. Dilarang merokok waktu kerja praktik 5. Menggunakan alat sesuai standart oprasional prosedur (SOP) 6. Melaksanakan pekerjaan sesuai SOP 7. Membersihkan tempat kerja setelah selesai praktik atau kerja.

B. Perlengkapan Kerja 1. Alat : a. Kompresor b. Spry gun c. Sender d. Pengaduk e. Spatula f. Papan pencampur g. Masker pernafasan

50

2. Bahan : a. 1 unit mobil mercedez benz tiger type 280 E b. Cat dan Tiner

Gambar 4.1.:Cat dan Tiner Danaglose Sumber : Dokumentasi c. Dempul

Gambar 4.2.:Putty Autolux 66 Sumber : Dokumentasi d. Epoxy

Gambar 4.3.:Epoxy dan Multi tiner Star Gloss Sumber : Dokumentasi

51

e. Clear (vernis)

Gambar 4.4.:Pernis dan HardinerStar Gloss Sumber : Dokumentasi f. Amplas

C. Kegiatan yang Dilakukan Waktu Praktik a. Mengerok cat pada body mobil dengan bantuan panas dan kapi pada bagian body mobil yang tidak mengalami keropos (melakukan pengerokan sampai terlihat platnya)

Gambar 4.5.:Pengerokan Cat dengan Pemanasan Sumber : Dokumentasi b. Untuk plat yang telah keropos maka akan diganti dengan plat barudengan teknik pemotongan body, plat yang baru diukur sesuai kebutuhan.

52

Gambar 4.6.:Pengukuran dan Pemotongan Plat Sumber : Dokumentasi c. Pengelasan plat yang baru dengan menggunakan bahan tambah kawat

Gambar 4.7.:Pengelasan Plat Tambah Sumber : Dokumentasi d. Lakukan penggrindaan pada bagian sambungan panel yang telah diganti kemudian melakukan pengepoxyan untuk menutupi hasil penggrindaan e. Melakukan pendempulan kasar pada bagian yang telah di ganti panelnya dan melakukan pengamplasan dengan amplas kering hingga halus

53

Gambar 4.8.:Pendempulan Sumber : Dokumentasi f. Setelah itu melakukan pengepoxyan dasar yang bertujuan untuk menutupi hasil pendempulan pada mobil dan untuk melihat apakah masih ada bagian yang tidak rata. Setelah epoxy kering melakukan pengosokan menggunakan amplas basah dengan angka kekasaran 300 500, dan 600.Hal ini bertujuan untuk menghaluskan hasil dari pengepoxyan.

Gambar 4.9.:Pengepoxyan Sumber : Dokumentasi g. Teliti seluruh bagiah yang telah diampals tadi dan melakukan pendempulan dengan dempul halus untuk menutupi pori-pori atau lubang kecil dalam proses pendempulan yang masih belum tertutupi.

54

Gambar 4.10.:Pendempulan dengan Dempul Halus Sumber : Dokumentasi h. Setelah dempul halus kering. Lakukan penggosokan menggunakan amplas basah kekasaran 1500 bertujuan untuk menghaluskan permukaan dempul halus i. Melakukan masking pada bagian-bagian yang tidak di poksi sebelumnya.

Gambar 4.10.:Pemaskingan Sumber : Dokumentasi j. Melakukan penyampuran cat k. Menyalakan kompresor dan memasang spry gunyang telah berisikan cat dan melakukan penyemprotan cat

55

Gambar 4.11.:Pengectan Sumber : Dokumentasi l. Setelah cat agak kering, lakukan pengamplasan dengan amplas basah yang ukuranny kekasarannya 1500 untuk menghilangkan debu-debu yang menempel ketika pengecatan

Gambar 4.12.:Pengamplasan untuk Menghilangkan Kotoran Sumber : Dokumentasi m. Penyemprotan vernis dilakukan setelah pengamplasan tadi, Setelah vernis tadi sudah benar-benar kering, melakukan pemolesan dengan menggunakan compound. (sebelum melakukan pemolesan maka permukaan yang telah divernis digosok menggunakan amplas 1500,

56

hal ini bertujuan untuk menghilangkan debu yang menempel selama proses pemernisan)

Gambar 4.13.:Pemolesan Sumber : Dokumentasi n. Setelah melakukan pemolesan, melakukan proses finising meliputi interior eksterior pada mobil.

Gambar 4.14.:Hasil Akhir Pengecatan Sumber : Dokumentasi

57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Dari selama kami melakukan praktek industri di bengkel SETIA KAWAN Surabaya, penulis ingin menyampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran yang paling real dengan kenyataan adalah ketika Pengalaman belajar dan bekerja di Dunia Industri, disitu kita akan mendapat pengetahuan, sikap kerja dan keterampilan dalam bekerja. 2. Memperbaiki kerusakan pada panel atau bagian dari mobil yang mengalami kerusakan merupakan hal pertama yang harus dilakukan sebelum proses pengecatan. Dalam hal ini adalah penggantian plat yang keropos 3. Untuk proses pelapisan primer untuk memberikan lapisan dasar, disini agar menampakkan apakah plat yang telah diganti ada yang tidak rata 4. proses pendempulan bertujuan untuk memperoleh bodi kembali seperti aslinyadan menutup permukaan plat yang kurang rata, proses ini dilakukan 2-3x untuk mendapatkan kerataan yang maksimal 5. Pada epoxy dilakukan mengetahui sampai sejauh mana keserasian antara bagian panel di body mobil, proses pengecatan dan clear pada permukaan bodi mobil serta proses finishing dengan pelapisan kompon. Semua proses diatas harus dilakukan secara berurutan agar proses pengecatan mendapatkan hasil maksimal

58

B. Saran Adapun saran-saran yang penulis sampaikan pada pada suatu industri/usaha tentunya juga demi kemajuan dan perkembangan dimasa yang akan datang yaitu: 1. Dalam pelaksanaan proses pengecatan harus dilakukan secara berurutan dan harus mematuhi prosedur kerja, guna untuk kelancaran didalam proses pengecataan tersebut 2. Dalam proses pengecatan disarankan untuk menggunakan alat keselamatan kerja (baju kerja,masker,sarung tangan) dalam proses pengecatan. 3. Dalam melakukan proses pengecatan haruslah menggunakan alat-alat yang standart dalam proses pengecatan. 4. Jangan merokok pada saat proses pengecatan, ini bertujuan untuk mengurangi resiko-resiko yang tidak diinginkan 5. Pencampuran bahan-bahan dalam proses pengecatan harus diperhatikan 6. Jika cuaca tidak mendukung, hendaknya proses pengecatan dihentikan dahulu. Karena cuaca juga mempengaruhi hasil akhir nantinya

59

DAFTAR PUSTAKA

TIM. 2007. Buku Panduan Praktik Industri/Praktik Kerja Lapangan. Surabaya. Unesa University Press. http://ebookbrowse.com/kelas-xii-smk-teknik-bodi-otomotif-gunadi-pdf-pdf d128025974 http://ebookbrowse.com/kelas-x-smk-teknik-bodi-otomotif-gunadi-pdf-pdfd128025976 http://ftp.lipi.go.id/Buku_Sekolah_Elektronik/SMK/Kelas%20XII/Kelas%20XII_ smk_teknik-bodi-otomotif_gunadi.pdf.pdf http://www.tokocatmobil5.web.id/2010/07/teknik-memperbaiki-body-mobilpenyok_16.html\ http:// en.wikipedia.org/Teknologi Pengecatan dan perbaikan bodi/TEKNIK PERBAIKAN BODI OTOMOTIF http://mahurianasla.blogspot.com/2011/02/peralatan-standar-otomotif.html

60

Anda mungkin juga menyukai