Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA ACUAN KERJA

KAJIAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KELURAHAN BULUSIDOKARE

1.

Latar Belakang
Penyediaan fasilitas permukiman di perkotaan terus meningkat sebagai implikasi

dari aktivitas ekonomi kawasan yang tumbuh dan berkembang secara dinamis.. Meningkatnya aktivitas ekonomi tersebut secara tidak langsung diikuti dengan kecenderungan pertumbuhan penduduk yang meningkat secara signifikan di perkotaan. Kecamatan Sidoarjo sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW) Kabupaten Sidoarjo, menjadi kawasan yang berpotensi tumbuh dan berkembang secara pesat, dimana pola ruang wilayahnya masih didominasi oleh tambak 3.457,19 Ha (55,6%), perumahan 1344,12 Ha (21,6%), Pertanian 541,71 (8,7%) serta perdagangan dan jasa 136,13 Ha (2,1%). Perumahan sebagai kegiatan kedua yang mendominasi ruang wilayah kecamatan Sidoarjo dari tahun ke tahun terus dikembangkan. Dilihat dari keseluruhan jenis tipe fasilitas perumahan yang dikembangkan, 73% ditunjukkan untuk memenuhi target pasar masyarakat kelas menengah ke atas (Inventarisasi PSU Kecamatan Sidoarjo Tahun 2009). Pola penyediaan fasilitas hunian yang tidak seimbang pada gilirannya menimbulkan permasalahan kawasan seperti munculnya permukiman padat penduduk, slum area, merebaknya bangunan kosong (kapling hunian yang belum laku) yang pada akhirnya menciptakan sebuah kesan penggunaan lahan yang tidak produktif dan efisien. Program pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di sekitar Bulusidokare sebagai upaya penyediaan fasilitas hunian bagi masyarakat menengah ke bawah diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan wilayah kabupaten yaitu mengurangi keseluruhan. Meski program pembangunan rusunawa menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah permukiman di perkotaan, namun pada pelaksanaannya sering menimbulkan konflik bagi kawasan sekitar seperti terjadinya pengembangan rumah-rumah tinggal yang tidak terkendali, tumbuhnya fasilitas layanan yang tidak teratur, meningkatnya aktivitas meluasnya kawasan kumuh di wilayah Kabupaten Sidoarjo secara

pergerakan (internal-eksternal), sanitasi lingkungan (sampah dan limbah rumah tangga) serta pematusan (banjir dan genangan) di sekitar lokasi pembangunan rusunawa. Dengan mencermati permasalahan di atas, penyusunan kajian pengembangan kawasan sekitar rusunawa susun. Bulusidokare menjadi sangat penting guna meminimalkan dampak negatif dari aktivitas yang dapat dibangkitkan atau ditimbulkan oleh adanya rumah

2.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun konsep penataan lingkungan yang terintegrasi dengan keberadaan rusunawa. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah untuk mengatur pemanfaatan ruang, termasuk intensitas lahan dan bangunan, tata massa bangunan serta persyaratan minimum dalam suatu kawasan dalam mendukung keberadaan rusunawa.

3.

SASARAN DAN MANFAAT


Sasaran (out put) dari penataan kawasan sekitar rusunawa Bulusidokare adalah: a. Teridentifikasinya dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan rusunawa terhadap lingkungan sekitar. b. Teridentifikasinya potensi kawasan yang dapat mendukung integrasi pengembangan rusunawa c. Terumuskannya indikasi program pengembangan kawasan terkait dengan perkuatan struktur ruang kawasan sekitar rusunawa Adapun manfaat yang hendak diraih dari penataan kawasan sekitar rusunawa adalah:

a. Meningkatkan pengendalian pemanfatan ruang di sekitar rusunawa agar sesuai


dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan (RDTRK) sehingga dapat terwujud ruang kawasan yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan. b. Mewujudkan pola pemanfaatan ruang yang teratur dan seimbang c. Mewujudkan program pengembangan kawasan sekitar rusunawa

4.

LINGKUP PEKERJAAN Lingkup kegiatan penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Sekitar Rusunawa Bulusidokare terbagi atas beberapa tahapan. 4.1 Lingkup Kegiatan Lingkup pekerjaan meliputi penyusunan beberapa ketentuan teknis sebagai berikut:

a. b. c. d.

Identifikasi potensi dan permasalahan kawasan Identifikasi dampak kegiatan baru yang dapat ditimbulkan dari keberadaan rusunawa. Identifikasi kondisi pola ruang kawasan sekitar rusunawa. Perumusan aturan teknis pengembangan kawasan yang mencakup Kegiatan pemanfaatan ruang (pola ruang) Intensitas lahan Tata Massa Bangunan Persyaratan minimum/tambahan Aturan khusus

e. f.

Perumusan implikasi dampak kegiatan penanganannya Peran serta masyarakat dalam kegiatan penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan

Sekitar Rusunawa Bulusidokare 4.2 Lingkup Lokasi Lingkup lokasi penataan kawasan sekitar rusunawa adalah Kawasan yang berada dalam radius minimum 1000 m dari rusunawa yang dipertegas oleh batas fisik kawasan baik berupa jalan maupun saluran.

5. Dasar Hukum
Dasar hukum bagi landasan penataan kawasan sekitar rusunawa adalah sebagai berikut ; Undang-undang No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Undang-undang No 26 Tahun 2007, Tentang Penataan-Ruang.


Undang-undang No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Undang-undang No 7 Tahun 2004, Tentang Sumber Daya Air


Undang-undang No 38 Tahun 2004 Tentang Jalan

Undang-undang No 28 Tahun 2002, Tentang Bangunan Gedung Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Kawasan Perkotaan Peraturan Pemerintah No 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi. Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 2006 Tentang Jalan Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2005 Tentang Bangunan dan Gedung Peraturan Pemerintah No16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah. Peraturan Pemerintah No 99 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang Permendagri Nomor 9 Tahun 1996, tentang Tata Cara Peran serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah. Permen PU. No 494 Tahun 2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan

Permen Perumahan Rakyat No 1 Tahun 2009 Tentang Acuan Penyelenggaraan


Peningkatan Kualitas Perumahan. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Keserasian Kawasan Perumahan Dan Permukiman Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 34/PERMEN/M/2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Kawasan Perumahan; Perda Propinsi Jawa Timur No 2 Tahun 2006 Tentang RTRW Propinsi Jawa Timur. Perda Kabupaten Sidoarjo No 6 Tahun 2009 Tentang RTRW Kabupaten Sidoarjo.

6.

Prinsip Dan Ketentuan Teknis


Prinsip dan ketentuan teknis penataan kawasan sekitar rusunawa adalah: a. Dalam merumuskan konsep penataan kawasan mengacu pada RTRW Kabupaten Sidoarjo dan RDTRK terkait. b. Kebijaksanaan RDTR yang perlu menjadi rujukan : Rencana Struktur Dan Pola Pemanfaatan Ruang. Rencana Blok Pemanfaatan Ruang. Rencana Amplop Ruang

c. Muatan materi yang menyangkut pengembangan blok, penetapan intensitas dan tata massa bangunan harus dilengkapi dengan ilustrasi atau perspektif 3D memudahkan pemahaman para regulator dan masyarakat d. Dalam penyusunannya agar memperhatikan pelayanan umum yang telah keluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sidoarjo yang orientasinya adalah untuk kebutuhan pelayanan parsial (izin lokasi, IMB dll) dengan pertimbangan perencanaan yang komprehensive. meskipun demikian pelayanan tersebut harus tetap dikaji untuk dilakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan skenario pengembangan yang direncanakan serta tetap memperhatikan asas legalitas terhadap perijinan yang telah dikeluarkan. e. Memperhatikan kebijaksanaan dan perencanaan sektoral yang direncanakan di wilayah perencanaan. f. Dalam proses penyusunannya agar melibatkan masyarakat secara maksimal, mulai dari proses persiapan awal, survei/identifikasi potensimasalah, penyusunan konsep rencana dan penyusunan rencana akhir. Produk rencana yang dihasilkan diharapkan mampu mengakomodasi aspirasi masyarakat.

7.

KONDISI DAN KARAKTERISTIK WILAYAH Kawasan sekitar rusunawa Bulusidokare mencakup sebagian wilayah

administrasi kelurahan Bulusidokare, Pucanganom, Pekauman dan Rangkah Kidul dengan luas wilayah mencapai 206,5 Ha, seperti terlihat pada gambar 1.

Gambar 1. Delininasi Kawasan Sekitar Rusunawa

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sidoarjo, Lokasi Rusunawa Bulusidokare masuk dalam SSWP II, meliputi sebagian Kecamatan Sidoarjo, sebagian Kecamatan Buduran, sebagian Kecamatan Candi, dengan pusat kegiatan berada di Kecamatan Sidoarjo, fungsi kegiatan diarahkan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, permukiman dan pertambakan

8. METODOLOGI
Metodologi penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan Bulusidokare terbagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut a. Tahap Pendahuluan Penyamaan teknis substansi antara penyedia jasa dengan tim supervisi Koordinasi internal tenaga ahli dan tenaga pendukung Menyusun rencana kerja Menyusun metodologi pendekatan dan analisis Menyiapkan Peta Dasar Kawasan

Menyiapkan kebutuhan data, persiapan survei (termasuk mobilisasi peralatan)

Merumuskan issu strategis yang menyangkut potensi dan permasalahan kawasan Menyiapkan Laporan Pendahuluan Dan Bahan Presentasi (materi slide) b. Tahap Antara Tahap laporan antara mempunyai 3 (tiga) lingkup utama yaitu

Survei dan Pengukuran


Pokok pekerjaan yang dilakukan meliputi kegiatan :

Sosialisasi kepada masyarakat di wilayah perencanaan serta aparat pemerintah yang terkait. Kegiatan ini ditujukan untuk mendorong partisipasi masyarakat agar aktif dalam proses penyusunan rencana tata ruang mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap akhir pekerjaan.

Survei data instansional, berupa pengumpulan data atau perekaman dari instansi-instansi. Hasilnya adalah uraian fakta dan informasi baik dalam bentuk data angka atau peta mengenai keadaan wilayah perencanaan.

Pengukuran. Pada dasarnya merupakan upaya pemindahan situasi lapangan terbaru kedalam format dua dimensi dengan dilengkapi data-data teknis yang diperlukan. Keluaran pekerjaan pengukuran meliputi :

Dimensi jalan dan saluran serta beberapa profil topografi yang diperlukan. Up dating data-data yang diperlukan dalam perencanaan sesuai dengan perkembangan fisik terbaru di wilayah perencanaan (peta dasar) Pemetaan lokasi fasilitas umum dan bangunan-bangunan lain yang penting. Mencantumkan hasil pengukuran secara lengkap.

Identifikasi tanah (dilengkapi dengan peta perkecilan 1 : 1.000) yang meliputi kegiatan :

Penggunaan untuk setiap perpetakan tanah Status pemilikan tanah secara garis besar tetapi jelas. Keadaan tanah baik tentang kemiringan, daya dukung, struktur, kesuburan dan lain-lain dalam kaitannya dengan kondisi fisik dasar.

Identifikasi bangunan yang meliputi :


Penggunaan bangunan. Intensitas bangunan.

Tata Massa Bangunan Arsitektur bangunan.

Identifikasi jaringan jalan (dilengkapi dengan peta dan foto situasi) yang meliputi :

Fungsi setiap penggunaan jalan, mulai dari jalan arteri hingga jalan setapak yang tidak mempunyai kejelasan bentuk. Wewenang pengelolaan jalan baik jalan negara, propinsi sampai kejalan desa, jalan milik pribadi atau perusahaan dan lain-lain. Kondisi fisik jalan yang meliputi : lebar jalan, jenis dan kualitas jalan. Mengenali arus lalu lintas baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor, arus manusia pejalan kaki dan lain-lain, tempat parkir dan daya tampung yang ada. Skema permasalahan lalulintas yang terjadi dan dugaan awal tentang penyebabnya.

Identifikasi utilitas yang menggambarkan letak dan bentuk penampang dan kondisi disekitar bangunan utilitas (dilengkapi dengan peta dan foto) yang meliputi :

Jaringan listrik . Jaringan telepon. Jaringan gas. Jaringan air bersih. Jaringan air limbah. Jaringan drainase. Sistem pembuangan sampah serta lokasi TPS dan TPA. Jaringan utilitas lain yang diperlukan. Sanitasi perkotaan. Kondisi Sosial-ekonomi Penduduk. Jumlah penduduk

Identifikasi

berdasarkan jenis kelamin, struktur umur, struktur pendidikan, struktur agama, struktur pekerjaan, kepadatan penduduk dan lain-lain, disusun dalam bentuk tabel, diagram dan lain-lain yang dapat dibaca langsung serta mudah dianalisa. Selain identifikasi penduduk standar, perlu diidentifikasi kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir, yang memiliki karakteristik berbeda. Kondisi ekonomi juga perlu dikaitkan dengan sektor-sektor perekonomian pesisir, adakah pola atau kontribusi sumber daya pesisir terhadap perekonomian masyarakat sekitar.

Identifikasi Struktur Kota. Mengenai pola umum pengembangan kota, orientasi dan kedudukan wilayah perencanaan terhadap kota secara keseluruhan, kedudukan wilayah perencanaan tersebut dalam struktur kota dan lain-lain yang menampakan tingkat jenjang didalam kawasan kota serta hierarkhi pusat pelayanan/pusat kegiatan, lengkap dengan wilayah administrasi hingga batas wilayah kelurahan.

Identifikasi fasilitas pelayanan yang meliputi jenis, intensitas dan skala pelayanan dari masing-masing fasilitas; antara lain fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, olah raga dan rekreasi, bangunanbangunan umum dan fasilitas pemerintahan serta ruang terbuka hijau dan lainlain.

Identifikasi penggunaan lahan saat ini. Pada proses survei ini agar dilakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah perencanaan. Fungsi sosialisasi ini terutama dimaksudkan untuk mengidentifikasi kondisi lapangan, baik potensi maupun permasalahan berdasarkan masukan dari masyarakat secara langsung. Keseluruhan identifikasi tersebut harus tampak secara jelas baik dalam peta dengan skala 1 : 1.000 ataupun dalam deskripsi lain yang mudah terbaca, sehingga dapat memberikan informasi yang informatif yang dapat dicetak pada saat apapun sesuai dengan kebutuhan serta dapat pula dijadikan landasan bagi pekerjaan selanjutnya.

Analisis Data Kegiatan analisa data yang akan dilakukan terhadap data yang telah diperoleh dari tahap survei, antara lain :

Review atau readjustment terhadap RTRW dan RDTRK Penyusunan klasifikasi kegiatan pemafaatan ruang Pemilihan lokasi prioritas pengaturan Kolaborasi dan kombinasi standar atau ketentuan terkait dengan aturan teknis mencakup

Intensitas Pemanfaatan Ruang (KDB, KLB, KTB, KDH) Tata Massa Bangunan (GS)

Arsitektur Kawasan

Analisis Struktur Ruang mencakup

Analisis Kependudukan (mengikuti RDTR tersusun) Analisis Sistem Jaringan Pergerakan Analisis Sistem Jaringan Utilitas Dan Fasilitas

Analisis Pola Ruang


Analisis Peruntukan Blok (daya dukung dan daya hambat ruang) Analisis Kecenderungannya lokasi dan alokasi ruang Analisis Deviasi Pola Ruang kelembagaan tentang kewenangan, proses dan prosedur

Analisis

pembangunan eksisting

Menyusun konsep penataan lingkungan (Urban Desain) Menyusun Indikasi Program Pembangunan Jangka Menengah (5 Tahunan)

Menyusun Laporan Antara c. Tahap Laporan Akhir Tahap laporan akhir meliputi

Perumusan konsep penataan kawasan sekitar rusun berdasarkan kesepakatan


teknis dan hasil masukan pada forum diskusi

Perumusan prosedur penanganan kawasan yang mengatur ketentuan dan


mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang yang menyangkut aspek perijinan, insentif dan disinsentif, sanksi, kelembagaan dan hal-hal yang menyangkut tertib ruang. Menyiapkan laporan akhir 9. SUMBER DAYA 9.1. Dana Penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Sekitar Rusunawa Bulusidokare menggunakan dana dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2010. 9.2. Tenaga Ahli Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah :

a.

Team Leader (Ahli Perencanaan Kota)

10

Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik Planologi (Perencanaan Wilayah Dan Kota) dengan pengalaman 5 Tahun.

b.

Tenaga Ahli Teknik Sipil dan GIS (Geographical Information System)

Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 Teknik Sipil 5 tahun memiliki pengalaman bidang database, geografis wilayah, transportasi dan drainase.

c. Tenaga Ahli Arsitek (Urban Design)


Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 5 Tahun dengan pengalaman bidang perancangan dan perencanaan kota. d. Tenaga Ahli Lingkungan

Memiliki kualifikasi pendidikan S1 5 tahun dengan pengalaman bidang penataan sanitasi lingkungan atau perencanaan kota. e. Tenaga Ahli Sosial

Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 Sosial dengan pengalaman di bidang pendampingan masyarakat dalam penataan ruang (perencanaan kota dan wilayah) Dalam penyusunan ini tenaga ahli tersebut dibantu oleh :

o 2 orang drafter autocad (STM/SMA/D1/D2 minimal 3 tahun) o 1 orang operator komputer o 3 orang Jasa Surveyor

10. 10.1.

OUTPUT Hasil Laporan Laporan yang diberikan oleh konsultan terdiri dari :

a.

Laporan Pendahuluan meliputi :

Gambaran umum wilayah yang berisi potensi dan permasalahan. Metode pendekatan, yang meliputi proses penyusunan, pelaksanaan
pekerjaan, penggunaan model dan penggunaan konsep;

Organisasi dan Program Kerja yang menjelaskan keterkaitan hubungan


kerja, koordinasi dan penjadwalan

Sistem Pelaporan, menjelaskan bentuk dan format laporan penyusunan


rencana pengembangan kawasan sekitar rusunawa.

11

b.

Laporan Antara, berisi tentang

Kompilasi data hasil survei dan pengukuran Analisis data hasil survei dan pengukuran, kolaborasi dan kombinasi standar
Perumusan konsep dan skenario penataan pusat pelayanan kawasan dan lingkungan.

Perumusan indikasi program pembangunan c.


Laporan Akhir

Merupakan laporan kemajuan setelah tersusunnya laporan antara yang telah mendapat tanggapan atau masukan dari masyarakat dan instansi terkait. Laporan ini ditulis secara sistematis dalam bentuk uraian deskripsi, skema dan tabel-tabel yang dilengkapi dengan peta, gambar perencanaan dan Rencana anggaran biaya (RAB) dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan. d. Album Peta

Album peta yang dihasilkan setidaknya memuat kondisi eksisting wilayah, analisis peta dengan tema tertentu dan kegiatan yang akan dilakukan terkait dengan pengembangan kawasan Kelurahan Bulusidokare. Peta ini berupa Peta Daya dukung lingkungan, Pemilihan zona dan detail pengaturan zona dan

10.2.

Teknik Penyajian Laporan Teknik penyajian laporan dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :

a. b. c.

Pengetikan 1,5 (satu setengah) spasi dengan kertas HVS putih polos. Kulit buku warna putih dengan tulisan hitam. Format penyajian : Laporan Pendahuluan, bertuliskan Laporan Pendahuluan Kajian

Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan Bulusidokare, Berukuran A4 dengan jumlah 5 (lima) buku.

Laporan Antara bertuliskan Laporan Antara Kajian Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan Bulusidokare berukuran A3 dengan jumlah 8 (delapan) buku.

Laporan Akhir bertuliskan Laporan Akhir Kajian Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan Bulusidokare berukuran A4 jumlah 10 (sepuluh) buku;

12

Laporan dibuat sesingkat mungkin, dan lebih memperbanyak informasiinformasi yang lebih normatif (peta, tabel, diagram, dll). Album Peta, berjumlah 5 (lima) buku album peta warna dengan skala peta 1 : 1.000 dengan CAD System. Penyajian peta pada kolom keterangan dicantumkan nama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (tidak dicantumkan nama konsultan);

Menyerahkan seluruh hasil laporan kedalam bentuk bentuk compact disk (CD) sebanyak 5 (lima) keping kepada pejabat pelaksana teknis kegiatan.

11.

POLA PELAKSANAAN PEKERJAAN

11.1. Peran Dinas PU Cipta Karya Dan Tata Ruang


Penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan

Bulusidokare dilakukan Tim Konsultan yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Tim Konsultan yang terdiri atas Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang akan bertugas sebagai tim pelaksana penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan Bulusidokare. Pengguna jasa konsultansi Penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan Bulusidokare ini adalah Dinas PU Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Sidoarjo. Untuk pelaksanaan kegiatan penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan Bulusidokare Dinas PU. Cipta Karya Dan Tata Ruang akan menunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan sebagai personil yang akan bertanggung jawab secara teknis dan administrasi dalam kegiatan penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Sekitar Rusunawa Bulusidokare. Untuk pelaksanaan pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan Bulusidokare, kegiatan Pejabat Kajian Pengembangan Teknis Kawasan akan Sekitar dibantu Rusunawa oleh Tim Pelaksana Kegiatan

Teknis/Direksi Harian.

Tim Teknis/Direksi Harian yang beranggotakan beberapa

personil dari Dinas PU. Cipta Karya Dan Tata Ruang serta Dinas/instansi terkait akan melakukan pengawasan terhadap kemajuan pekerjaan dan hasil-hasil pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang telah ditentukan. 11.2. Kewajiban Konsultan

13

Konsultan mempunyai kewajiban-kewajiban :

a.

Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap Kajian Pengembangan Kawasan Sekitar Rusunawa

pelaksanaan penyusunan ditetapkan.

Bulusidokare dengan berdasarkan ketentuan perjanjian kerjasama yang telah

b.

Konsultan

berkewajiban

menyusun

pelaksanaan

Penyusunan

Kajian

Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan Bulusidokare berdasarkan ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja.

c.

Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan dinyatakan berakhir setelah Kajian Pengembangan Kawasan Permukiman Kelurahan

Penyusunan d.

Bulusidokare selesai secara keseluruhan dan dapat diterima oleh pemberi tugas. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan agar meminta bantuan Tim Teknis kegiatan yang akan memberikan petunjuk dan pengarahan kepada konsultan untuk mencapai hasil yang optimal. Tim Teknis tersebut dapat diminta bantuannya pula untuk memberikan data guna mendukung kelancaran kerja sejauh tidak membutuhkan biaya.

e. f.
Peta.

Konsultan wajib melakukan konsultasi, koordinasi, dan diskusi secara rutin Konsultan wajib mengadakan diskusi terbatas pada setiap tahap pekerjaan Album

dan berkala (3 mingguan) dengan Tim Teknis dan/atau Pemberi Tugas. dan seminar sebelum penyusunan Draft Rencana dan Rencana serta

g.

Dalam pelaksanaan diskusi terbatas dan forum seminar, konsultan wajib

menyediakan waktu untuk hadir dalam forum diskusi tersebut dan menyajikan hasil pekerjaannya kepada peserta diskusi.

11.3.

Alih Pengetahuan / Ketrampilan Konsultan wajib melaksanakan alih pengetahuan dan ketrampilan di bidang teknologi Penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Sekitar Rusunawa Bulusidokare penguasaan program CAD System/3D/Max,dll kepada staf Dinas PU. Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Sidoarjo.

11.4.

Mekanisme dan Pengawasan Pekerjaan

14

Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan kegiatan penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Sekitar Rusunawa Bulusidokare, konsultan harus berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Tim Teknis/Direksi Harian Penyusunan Kajian Pengembangan Kawasan Sekitar Rusunawa Bulusidokare. Perkembangan kemajuan pekerjaan konsultan akan dituangkan dalam laporan kemajuan pekerjaan dan akan diperiksa secara rutin dan berkala oleh Tim Teknis/Direksi Harian.

11.5.

Waktu Penyelesaian Pekerjaan Pekerjaan sebagaimana yang diuraikan diatas harus diselesaikan seluruhnya dalam waktu 3 (tiga) bulan, atau waktu yang ditetapkan sesuai dengan hasil rapat penjelasan umum terhitung sejak penandatanganan kontrak kerjasama.

Sidoarjo, ......................................... Mengetahui Ka. Dinas PU. Cipta Karya Dan Tata Ruang Selaku Pengguna Anggaran Kepala Bidang PPL selaku Pejabat Pembuat Komitmen

TTD

TTD

15

Anda mungkin juga menyukai