Anda di halaman 1dari 17

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KASUS KEBERADAAN PROFESI MANAJEMEN KONSTRUKSI DALAM SUATU PROYEK DI KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh : M.YUSNAN A.SAPUTRA H1D008017

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS SAINS & TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL PURBALINGGA 2012

1. JUDUL PENELITIAN Studi kasus keberadan profesi manajemen konstruksi dalam suatu proyek di kabupaten banyumas. 2. BIDANG ILMU Penelitian ini termasuk bidang ilmu teknik sipil khususnya bidang manajemen konstruksi. 3. LATAR BELAKANG MASALAH Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks dan

membutuhkan biaya yang besar,sehingga membutuhkan perhatian dalam pengelolaan waktu dan sumber daya lebih baik lagi. Industri konstruksi pada saat ini dan saat yang akan datang akan menghadapi tugas berat untuk merekonstruksi infrastruktur dan fasilitas produksi yang sudah menurun kondisinya di berbagai negara maju dan industri, sebagaimana juga pembangunan komunitas, infrastruktur dan kompleks industri yang baru di negara-negara berkembang. Hal ini membutuhkan kemampuan pelaksana konstruksi (kontraktor) untuk bisa lebih efisien dalam pengelolaan proyek konstruksinya (Hendrickson 2000, Oberlender 2000). Industri konstruksi merupakan kontributor yang essensial terhadap proses pembangunan di Indonesia khusus nya di wilayah kabupayen banyumas. Sektor ini mempengaruhi hampir setiap sektor ekonomi,mulai dari bangunan prasarana seperti jalan,hingga bangunan

perumahan,sekolah,bendungan,dan pekerjaan konstruksi lainnya yang merupakan landasan fisik dimana usaha pembangunan dan perbaikan standar terhadap bangunan. Kontraktor merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi. Jasa konstruksi dapat didefinisikan sebagai layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan

konstruksi. Sedangkan pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain (Bab1, pasal 1 Undang-undang no.18 Tahun 1999). Sebagai perusahaan jasa, maka kualitas sumber daya manusia pada perusahaan kontraktor adalah merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Sistem manajemen konstruksi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu proyek,baik itu perusahaan besar ataupun kecil. Dalam suatu penanganan suatu proyek khusus nya di

Indonesia,kontraktor maupun pemilik,telah memakai sistem manajemen konstruksi dalam menyelesaikan pekerjaan nya. Namun sementara itu sistem manajemen yang mereka gunakan belum berfungsi sebagaimana mesti nya seperti layak nya manajemen yang profesional,maka timbul nya penyimpangan proyek selama ini dianggap hal yang biasa. Suatu hal yang seharusnya tidak boleh terjadi adalah manajemen yang benar. Di Indonesia,profesi manajemen konstruksi memang belum bisa berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini merupakan tantangan dan masalah tersendiri yang harus segera di sadari. Pada tahun-tahun yang akan datang,keadaan,masalah dan problem yang di hadapi di sebuah proyek akan terus berkembang dan semakin rumit. Sudah semestinya suatu sistem Manajemen yang andal dan canggih di gunakan. Manajemen konstruksi mendatang akan menjadi tulang punggung dalam suatu proyek yang serba kompleks. Keberadaan suatu agen profesi manajemen konstruksi menjadi kebutuhan yang sangat penting. apabila manajemen yang digunakan

Keberadaan profesi manajemen konstruksi di Indonesia saat ini belum lah

menggembirakan sesuai yang di harapkan. Banyak proyek yang belum menggunakan agen profesi manajemen konstruksi dalam melaksanakan proyek nya,bahkan seakan-akan manajemen konstruksi di Indonesia ini tidak ada. Untuk perkembangan manajemen konstruksi mendatang tidak hanya kecanggihan dan keandalan yang di butuhkan,tapi juga

kemandirian dan pengakuan dari masyarakat pada profesi ini. Sehingga pada masa mendatang akan banyak berkembang perusahaan yang bergerak di bidang manajemen ini. 4. PERUMUSAN MASALAH Berlatar belakang hal tersebut di atas maka beberapa masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Betapa sangat penting nya peranan manajemen konstruksi dalam suatu proyek, b. Perkembangan paling menonjol dalam bidang konstruksi adalah gejala semakin membengkaknya ukuran dari kebanyakan proyek. 5. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah proyek yang belum menggunakan agen profesi manajemen konstruksi dalam melaksanakan proyek nya, khusus nya di wilayah kabupaten banyumas dan sekitar nya di harapkan dalam struktur organisasi nya menempatkan jasa agen profesi manajemen

konstruksi agar bisa meminimalisir penyimpangan-penyimpangan yang biasa terjadi dalam dunia konstruksi.

6. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten banyumas dan sekitar nya dalam usaha meminimalisir penyimpangan

yang terjadi di dunia konstruksi,dan kemudian di harapkan di masa mendatang khusus nya di wilayah kabupaten banyumas dan sekitar nya telah menggunakan jasa agen profesi manajemen konstruksi yang handal atau ahli di bidang nya. 7. BATASAN MASALAH Untuk menghindari penelitian terlalu luas dan terbatasnya waktu, maka pembatasan masalah dalam penelitian akan menitik beratkan pada beberapa hal yaitu: a. Penelitian lebih di utamakan tentang struktur organisasi dalam suatu proyek, b. Membandingkan antara proyek swasta dan proyek pemerintah atau proyek besar/sedang dengan proyek kecil, c. Sistem manajemen yang di pakai pada proyek yang akan di tinjau berdasarkan pengendalian waktu dan pengendalian biaya.

8. TINJAUAN PUSTAKA 8.1. Tinjauan Umum Manajemen Menurut Tarmudji (1993), istilah manajeman mengandung tiga pengertian, yaitu : manajemen sebagai suatu proses; manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen; dan manajemen sebagai suatu proses dari (suatu arti) dan sebagai suatu ilmu.

Menurut pengertian yang pertama yakni manajemen sebagai suatu proses, menurut : a. Menurut Enclyopedia of the Social Science dalam Tarmudji (1993) Manajemen adalah suatu proses dengan proses dimana

pelaksanaan suatu tujuan tertentu deselenggarakan dan diawasi. b. Menurut Haiman dalam Tarmudji (1993) Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. c. Menurut Terry dalam Tarmudji (1993) Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain segenap orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut Manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan menggunakan bantuan orang lain (Tarmudji, 1993) Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah suatu seni atai suatu ilmu. Mengenai inipun sesungguhnyapun belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan manajemen itu adlah ilmu dan yang lain seni walaupun kedua pendapat tersebut adalah sama-sama mengandung kebenaran. Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata sebagai mendatangkan hasil atau manfaat. Sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsin menerangkan fenomena (gejala-gejala) kejadian-kejadian, keadaan-keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan (Tarmudji, 1993). Manajemen didefinisikan sebagai proses dari kegiatan-kegiatan

yang menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Sumber daya yang dimaksud disini terdiri dari : a) man (manusia), b) material (bahan baku), c) machine (peralatan), d) money (sumber dana), dan e) method (metode yang akan digunakan). Fungsi-fungsi manajemen sebagai proses, meliputi : a) fungsi perencanaan (planning), b) fungsi pengorganisasian (organizing), c) fungsi pelaksanaan (actuating), dan d) fungsi pengendalian (controlling). Unsur utama dalam manajemen meliputi : a) Prosedur Operasi yakni fungsi-fungsi manajemen (perangkat lunak), b) Brainware (SDM) yakni manajer, dan c) Perangkat keras yakni organisasi dan penunjangnya. Penetapan tujuan / sasaran merupakan tindakan manajemen yang pertama, kemudian diikuti tindakan-tindakan planning, organizing,

actuating, controlling. Agar arti manajemen sebagai proses pencapaian tujuan berjalan secara efisien dan efektif, maka perlu diketahui acuanacuan dalam proses manajemen, yaitu What, Why, When, Where, Who, and How. Proyek adalah suatu tugas yang didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkret yang harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas dan dengan alat-alat terbatas pula, sedemikian rumit atau baruna, sehingga diperlukan suatu jenis pimpinan atau bentuk kerja sama yang berlainan daripada yang biasa digunakan (Tarmudji, 1993). Pengelolaan pekerjaan dilaksanakan dengan baik agar proyek berjalan lancar dan hasilnya sesuai dengan tujuan. Dalam pengelolaan pekerjaan atau memanajemen suatu organisasi dikerjakan dengan sistem pembagian kerja yang diperoleh dari

sistematika manajemen yang baik berdasarkan kemampuan, pengalaman, dan latar belakang pendidikan.

Secara umum fungsi manajemen dapat diuraikan sebagai berikut : a. Perencanaan (planning) Perencanaan (planning) adalah berupa tindakan pengambilan

keputusan yang mengandung data/informasi, asumsi, maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa yang akan datang, antara lain : a) menetapkan tujuan dan sasaran usaha, b) menyusun rencana induk jangka panjang dan jangka pendek, c) mengembangkan strategi dan prosedur, d) menyiapkan pendanaan dan prosedur operasi. Fungsi Perencanaan ini manfaatnya adalah sebagai alat kontrol maupun pengendali kegiatan, pedoman, serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan. b. Pengorganisasian (organizing) Pengorganisasian (organizing) adalah berupa tindakan-tindakan guna menyatakan kumpulan kegiatan manusia dengan jobs masing-masing, saling berhubungan dengan tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka tercapainya tujuan, tindakannya berupa : a) menetapkan daftar penugasan, b) menyusun lingkup kegiatan, c) menyusun struktur organisasi, d) menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya. e) manfaat Fungsi Organisasi yakni merupakan pedoman

pelaksanaan fungsi, dimana pembagian tugas-tugas personil merupakan batasan dan kewenangan para personil pencapaian sasaran kegiatan. dalam

c. Pelaksanaan (actuating) Pelaksanaan menyelaraskan (actuating) seluruh adalah anggota beruapa organisasi tindakan didalam untuk kegiatan

pelaksanaan, sehingga seluruh team dapat bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama. Tindakan tersebut adalah : a) mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan, b) mendisribusikan tugas, wewenang dan tanggung-jawab, c) memberikan pengarahan penugasan dan memotivasi. Manfaat Fungsi Pelaksanaan adalah menciptakan keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing anggota dalam organisasi dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan bersama. d. Pengendalian (controlling) Pengendalian (controlling) adalah berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan, dan penganalisaan serta pengevaluasi

performa yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi yang dijinkan), tindakan tersebut adalah : a) mengukur kualitas hasil, b) membandingkan hasil terhadap standar kualitas, c) mengevaluasi penyimpangan yang terjadi, d) memberikan saran-saran perbaikan, e) menyusun laporan kegiatan, f) Manfaat Fungsi Pengendalian adalah untuk memperkeci

kemungkinan

kesalahan/penyimpangan yang terjadi dari segi

kualitas, biaya, dan waktu.

8.2. Tahapan Pelaksanaan Proyek Proses pengadaan penyedia jasa pada proyek melalui proses pelelangan umum, dimana proses pelelangan umum merupakan metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Sehingga proyek tersebut sudah memenuhi peraturan.

Tahapan pelaksanaan proyek adalah sebagai berikut : a. Prakonstruksi Ini merupakan tahap awal dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Biasanya pihak owner yang mempunyai ide untuk mengembangkan atau menginvestasikan modalnya dengan membangun sebuah konstruksi gedung,kemudian owner akan menugaskan kepada Konsultan Perencana untuk mewujudkan idenya. Setelah melalui proses survey seluruh konsultan perencana akan membuat design dan mengestimasi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi yang diinginkan beserta resiko yang mungkin timbul. Desain gambar yang telah direncanakan konsultan perencana untuk kepentingan proses tender disebut gambar For Tender. Dari proses ini dihasilkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang berisi item pekerjaan, volume, dan estimasi anggaran. Selanjutnnya konsultan perencana menyiapkan proses Tender yang mana Tender tersebut dilaksanakan melalui proses pelelangan umum.

b. Konstruksi Tahap konstruksi merupakan proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor terpilih. Pekerjaan di lapangan meliputi paket pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur dan atap, pekerjaan finishing arsitektur, pekerjaan halaman dan pekerjaan mekanikal/elektrikal.

Konsultan perencana menyusun gambar yang akan dijadikan pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Gambar ini disebut gambar For Construction. Gambar ini merupakan gambar tender yang telah direvisi berdasarkan evaluasi dan klarifikasi pada proses tender. Berdasarkan gambar For Construction, kontraktor membuat Shop Drawing, yaitu detail parsial pekerjaan di lapangan. Shop Drawing tersebut yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Pekerjaan dengan diawali dengan pengajuan sampel material dan shop drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan/Pemberi Kerja. Pengajuan sampel akan dilaksanakan paling lambat 1 minggu setelah dikeluarkannya SPMK. Pekerjaan pertama yang akan dilaksanakan adalah pekerjaan persiapan, yaitu mobilisasi tenaga kerja dan peralatan, pembersihan lapangan, pengukuran dan pembuatan fasilitas lapangan. Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat kantor lapangan di sekitar proyek. Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka pekerjaan utama dapat mulai dilaksanakan. Pekerjaan akan dilaksanakan mulai dari pekerjaan pondasi sampai dengan struktur atas. Pekerjaan arsitektur akan dilaksanakan setelah pekerjaan struktur lantai 1 selesai, diikuti dengan pekerjaan plumbing dan mekanikal/elektrikal lainnya. Seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan merupakan tanggung jawab kontraktor namun dibawah pengawasan dari konsultan manajemen konstruksi. Setelah seluruh proses pelaksanaan telah dilaksanakan, kemudian dilakukan serah terima Hand Over (HO) dari pihak Kontraktor ke Owner. Kemudian dimulai tahapan pascakonstruksi.

c. Pascakonstruksi Proses serah terima dilakukan sebanyak dua kali. Waktu antara serah terima pertama dan kedua merupakan masa pemeliharaan bangunan. Masa pemeliharaan (maintenance) dilakukan oleh kontraktor dan

konsultan pengawas dengan durasi yang telah disepakati dalam kontrak

Dari uraian tahap-tahap pelaksanaan proyek diatas dapat di buat bagan tahap pelaksanaan proyek seperti ditunjukkan pada Gambar berikut :

Ide

Design

Tender & SPK

Konstruksi : Perubahan Desain / gambar For Construction

Engineering

Procurement

Produksi

Hand Over (HO)

Perubahan Order/Variation Order (VO) (Setiap Pekerjaan ada perubahan karena kesalahan design)

Pascakonstruksi

Maintenance

Fit Out

Renovasi

Gambar. Bagan tahap pelaksanaan proyek. 8.3. Struktur Organisasi Proyek Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Kepala Proyek/ Site Manager yang dibantu oleh beberapa tenaga staf dan tenaga pelaksana lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya beserta pembantu-pembantunya. Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif yang jumlahnya harus memadai agar tugas-tugas pelaksanaan dapat dilakukan secara terkoordinir melalui tenaga terampil. Kepala proyek bertanggung jawab memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain -lain. a. Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Kepala Proyek dibantu oleh Site Engineer beserta stafnya, b. Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya,

c. Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan, d. Di lapangan, dibantu oleh Site Manager dan pelaksana lapangan / Superintendent. Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada yang bertindak sebagai pengelola operasional

Perusahaan dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi .Dengan sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. 8.4. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Penjadwalan merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, material), durasi dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Penjadwalan proyek mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai

permasalahannya. Proses monitoring dan updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang realistis agar sesuai dengan tujuan proyek. Ada beberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek, yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear (diagram Vektor), Network Planning dan waktu atau durasi kegiatan. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap berada dijalur yang diinginkan. Dalam kontrak disebutkan bahwa kontraktor bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan sesuai dengan durasi yang telah disepakati. Oleh karena itu kontraktor menyusun rencana kerja yang disebut Master Schedule yang berisi keseluruhan item pekerjaan. Satuan durasi yang digunakan pada Master Schedule biasanya dalam satuan bulan atau minggu. Jadwal yang di buat oleh kontraktor harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan konsultan pengawas. Kontraktor menyusun rencana

kemajuan pekerjaan yang akan dilakukan kaitannya terhadap bobot pekerjaan yang disebut dengan Kurva S ( S Curve). Kurva S berisi item pekerjaan, durasi pekerjaan, bobot pekerjaan serta prosentase kemajuan pekerjaan.

9. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini sama halnya dengan metode penelitian analisis studi kasus biasa, hanya ada perlakuan khusus dengan membandingkan 2 atau lebih proyek yang sedang di laksanakan di kabupaten banyumas berdasarkan sistem manajemen konstruksi yang digunakan dalam melaksanakan proyek tersebut. a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di proyek yang sedang berlangsung di sekitar wilayah Kabupaten Banyumas.

b. Pengumpulan data dan jenis data Data yang digunakan dalam studi analisis ini berupa data primer dan data sekunder berdasarkan data yang ada dalam proyek tersebut.

c. Bagan alir penelitian Kerangka pemecahan masalah sangat berguna agar dapat melihat secara jelas langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan, karena dengan adanya kerangka tersebut maka dapat diketahui arah penelitian dan parameter-parameter apa yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Bagan alir

metode penelitian dapat dilihat pada Gambar berikut:

MULAI

Identifikasi Masalah: Munculnya permasalahan Manajemen Konstruksi Tujuan Penelitian: Dalam suatu penanganan suatu proyek khusus nya di Indonesia,kontraktor maupun pemilik,sebaik nya memakai sistem Manajemen Konstruksi yang benar dalam menyelesaikan pekerjaan nya. yang berhubungan dengan sistem

Studi Kepustakaan

DATA PRIMER PRIMER DATA 1. Data pendapatan per strata pekerja

DATA SEKUNDER

Pengolahan Data

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

SELESAI

Gambar. Bagan Alir Metode Penelitian

d. Metode pengambilan Data Pengambilan data bagi suatu studi manajemen konstruksi pada dasarnya bukan merupakan prosedur yang sembarangan, tetapi

merupakan sekumpulan langkah-langkah yang saling terkait satu sama lain dengan hasil final untuk memperoleh data yang diinginkan. e. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut ini. a. Untuk perkembangan manajemen konstruksi mendatang tidak hanya kecanggihan dan keandalan yang di butuhkan,tapi juga kemandirian dan pengakuan dari masyarakat pada profesi ini. Sehingga pada masa mendatang akan banyak berkembang perusahaan yang bergerak di bidang manajemen ini. b. Proyek yang belum menggunakan agen profesi manajemen konstruksi dalam melaksanakan proyek nya, khusus nya di wilayah kabupaten banyumas dan sekitar nya di harapkan di masa mendatang telah menggunakan jasa agen profesi manajemen konstruksi yang handal atau ahli di bidang nya. c. Memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten banyumas dan sekitar nya dalam usaha meminimalisir penyimpangan

yang terjadi di dunia konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

Ervianti, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi.CV Andi Offset: Jogjakarta. Hizom, MS. 2006. Diktat Kuliah Manajemen Konstruksi 1. Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai