Anda di halaman 1dari 3

File One

Takkan pernah jemu melihatmu Dimanapun dan kapanpun takkan pernah terlewat saat-saat bersamamu aku ingin waktu berhenti berdentang, hingga aku selalu bisa melihatmu

Langit yang kelam Matahari yang seakan meredupkan cahayanya, membuat langit ikut menutupi warna birunya yang cerah, menampakkan kegelapan yang sendu. Suasana yang membuat hati tenang, damai dan senang ketika kegelapan dilangit muncul. Keheningan yang sengaja diciptakannya tak membuat takut untuk terus mengamatinya hingga datang tetesan-tetesan air mengguyur bumi. Suara gemericik air hujan yang menyentuh bumi, menemaninya dalam lamunan panjang. Tetes-tetesnya perlahan menjadi bercak di jendela kaca, yang mengaburkan pemandangan diluar tetapi menambah cantik untuk dilihat. Gadis itu termenung di peraduannya, memandang sendu kearah rintikan hujan yang semakin deras di balik jendela kaca. Suara merdu dari guru yang sedang berkoar-koar didepan kelas tak membuatnya merasa bosan untuk menunggu selesai. Seperti itulah, semua akan terasa indah ketika hujan turun. Ia mengalihkan pandangannya ketika mengetahui sang guru mengakhiri materinya yang menandakan berakhirnya jam pelajaran yaitu jam istirahat. Suasanya koridor yang mulanya tenang dan damai, berubah menjadi seperti air bah yang tumpah ruah dengan orang-orang yang berlalu lalang melewati koridor hanya untuk membebaskan diri dari kejenuhan akibat kewajiban memaksakan panca indera berkukat dalam materi pelajaran.

MAYU.. teriak seseorang dari balik pintu kelas sambil tersenyum melambaikan tangan kearah yang dipanggil. Mayu yang sedari tadi sibuk mencatat rumus-rumus di buku catatannya, menoleh sekilas kearah yang memanggilnya tanpa tersenyum, lalu kembali meneruskan tulisannya. Mayu.. aku punya kabar gembira dan setelah mendengarnya kau tidak boleh menolaknya, kalau kau menolaknya aku akan marah. cerocos Yuki setelah masuk kekelas Mayu dan menghampiri sahabatnya itu. Memangnya kabar gembira apa? Jangan bilang kau sedang berusaha lagi mengajakku. Kalau benar, aku menolak dengan senang hati. kata Mayu tanpa menghentikan mencatat rumus yang sebentar lagi akan ditamatkannya. Apa kau benar-benar tidak mau datang? Ini kan acara reuni dengan teman-teman SD kau tidak senang bisa bertemu lagi dengan mereka? Tidak! tegas Mayu, sambil merapikan buku catatannya dan menaruhnya di dalam laci mejanya, lalu beranjak pergi dari tempatnya. Apa kau masih takut? Kenapa Mayu? kejadian waktu itu kan sudah lama sekali kau tidak mau memaafkannya? seru Yuki tanpa sadar yang membuat langkah Mayu terhenti. Orang yang tidak mengalaminya, tidak akan pernah tahu rasa sakit ituMaafkan akutapi aku tidak akan sudi untuk datang ke pertemuan itu. kata Mayu ketus dan langsung beranjak keluar kelas meninggalkan Yuki yang berdiri dengan perasaan bersalah. Mayu berjalan cepat menyusuri koridor kelas menuju tempat latihannya yang berada di sebrang gedung sekolah. Tetapi sekarang semuanya terlihat membosankan, seperti terjatuh lagi kedalam ruang yang hampa, kosong. Tak ada warna yang muncul disetiap detiknya. Always same with previous days. Seperti menjadi seorang budak yang harus mau melakukan suatu pekerjaan yang sama setiap harinya. Hidup seperti sebuah kaset yang selalu diputar berulang kali, hingga yang melihatnya merasa bosan untuk mengikutinya lagi.

Anda mungkin juga menyukai