Anda di halaman 1dari 50

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan diuraikan dua sub bab diantaranya Analisis Bangunan Gedung

dan Data Teknis Pelaksanaan Pekerjaan. Dimana pada sub bab Analisi Bangunan Gedung akan diuraikan mengenai arsitektural ( organisasi ruang, penghawaan, pencahayaan, sirkulasi horizontal dan vertikal), konstruksi bangunan ( struktur atas dan struktur bawah), mekanikal dan elektrikal, instalasi air bersih dan kotor, bangunan

pendukung. Selanjutnya pada sub bab Data Teknis Pelaksanaan Pekerjaan meliputi pelaksanaan pekerjaan arsitektural, pelaksanaan pekerjaan structural (struktur bawah dan struktur atas), pelaksanaan pekrjaan mekanikal dan elektrikal, pelaksanaan pekrjaan air bersih dan kotor, material bangunan serta peralatan. Adapun diskripsi dari proyek yang akan digunakan sebagai bahan tugas Perancangan Gedung II sebagai berikut : 1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora 2. Lokasi Proyek 3. Pemberian Tugas 4. Konsultan Perencana : JL. Gunandar, Nomor 2 Blora, Jawa Tengah : Kantor Pelayanan Pajak Pratama : PT. PROPORSI

Gambar 1.1 Layout Situasi Proyek [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 1

A. Analisis Bangunan Gedung 1. Arsitektural a. Organisasi ruang

DENAH LANTAI I
SKALA NTS

Gambar 1.2 Denah Lantai 1

Pada dasarnya organisasi ruang Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora ini, menggunakan system organisasi ruang linier. Dimana system organisasi ruang linier merupakan organisasi ruang yang terdiri dari sederetan ruang, yang mana ruang ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Hal ini dapat dilihat pada lampiran gambar denah lantai satu sampai dengan lantai tiga. b. Penghawaan Sistem penghawaan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora ini menggunakan system penghawaan alami dan system penghawaan buatan. System penghawaan alami merupakan system ventilasi silang serata pemanfaatan perbedaan tekanan temperature di siang hari dengan lubang angin diaplikasikan pada tempat tempat tertentu yang direncanakan. System penghawaan buatan merupakan system penghawaan dengan menggunakan AC Split Indoor, Ceilling Indoor Unit, Ceilling Convertible Indoor Unit, Exhaust Fan Wall, Exhaust Fan Ceilling, karena bisa mengatur suhu udara yang diinginkan. Berikut disajikan Tabel system penghawaan buatan yang diperoleh dari Gambar Denah Instalasi Tata Udara lantai 1,2 dan 3 pada Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora. [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 2

Tabel 1.1 Sistem Penghawaan Buatan Lantai 1 Gedung KPPPB No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Ruang Ruang Staff Ruang Server Ruang Arsip Ruang Konsultasi Pantry Lav Publik Lav Difabel Ruang Bank 1 Gudang KM / WC Jenis Penghawaan Ceilling Indoor Unit AC Split Indoor Unit Ceilling Indoor Unit Ceilling Indoor Unit Exhaust Fan Wall Maunted 456 CMH Exhaust Fan Ceilling 330 CMH Exhaust Fan Ceilling 330 CMH Ceilling Convertibel Indoor Unit Exhaust Fan Wall Maunted 456 CMH Exhaust Fan Ceilling 330 CMH

Tabel 1.2 Sistem Penghawaan Buatan Lantai 2 Gedung KPPPB No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Nama Ruang Ruang Kepala KP3 Ruang Tunggu Ruang Staff Umum Ruang Staff Pengihan Ruang Staff Waskon 1 Ruang Bendahara Ruang Kasi Penagihan Ruang Waskon 1 Ruang Waskon 2 Ruang Kasi Pemeriksaan KM / WC Pantry Gudang Jenis Penghawaan Ceilling Indoor Unit Ceilling Indoor Unit Ceilling Indoor Unit Ceilling Indoor Unit Ceilling Indoor Unit Ceilling Indoor Unit Ceilling Convertibel Indoor Unit Ceilling Convertibel Indoor Unit Ceilling Convertibel Indoor Unit Ceilling Convertibel Indoor Unit Exhaust Fan Ceilling 330 CMH Exhaust Fan Wall Maunted 456 CMH Exhaust Fan Wall Maunted 456 CMH

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 3

Tabel 1.3 Sistem Penghawaan Buatan Lantai 3 Gedung KPPPB No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Ruang Ruang Supervisor Ruang Kasi Ekstensifikasi Ruang Serba Guna Ruang Pemeriksaan Ruang Simpan Peta Ruang Pre Functional KM / WC Pantry Gudang Jenis Penghawaan AC Split Indoor Unit AC Split Indoor Unit AC Split Indoor Unit AC Split Indoor Unit Exhaust Fan Wall Maunted 456 CMH Ceilling Indoor Unit Exhaust Fan Ceilling 330 CMH Exhaust Fan Wall Maunted 456 CMH Exhaust Fan Wall Maunted 456 CMH

c. Pencahayaan Sistem pencahayaan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora ini menggunakan system pencahayaan alami dan system pencahayaan buatan. System pencahayaan alami digunakan pada siang hari dengan

memanfaatkan sinar matahari seperti pada ruang kepala KP3, ruang tunggu, ruang pemeriksaan fungsional, ruang supervisor. Sedangkan system pencahayaan buatan digunakan Jenis lampu TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip, TL-D2 x 18W 300 Mirror Strip, TL-D1 x 18 W GMS Acrilic dll. Berikut disajikan Tabel Sistem Pencahayaan Buatan lantai 1,2 dan 3 yang diperoleh dari Gambar Instalasi Penerangan. Tabel 1.4 Sistem Pencahayaan Buatan Lantai 1 GKPPPB No 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Ruang Ruang Staff Ruang Server Ruang Arsip Ruang Konsultasi Pantry Lav Publik Lav Difabel Ruang Bank 1 Jenis Pencahayaan TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 18W 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip Essential E27 18W WD Baret Square 20W ACR Milk Frost Baret Square 20W ACR Milk Frost TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 4

9 10 11 12

Gudang Koridor Tangga KM/WC

TL-D2 x 18W Balk Downlight RD 150 E27 Essential 23W TL-D2 x 18W Balk Baret Square 20W ACR Milk Frost

Tabel 1.5 Sistem Pencahayaan Buatan Lantai 2 Gedung KPPPB No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Nama Ruang Ruang Kepala KP3 Ruang Tunggu Ruang Staff Umum Ruang Staff Pengihan Ruang Staff Waskon 1 Ruang Bendahara Ruang Kasi Penagihan Ruang Waskon 1 Ruang Waskon 2 Ruang Kasi Pemeriksaan KM / WC Pantry Gudang Jenis Penghawaan TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 18W 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip Baret Square 20W ACR Milk Frost Essential E27 18W WD TL-D2 x 18W Balk

Tabel 1.6 Sistem Pencahayaan Buatan Lantai 3 Gedung KPPPB No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Ruang Ruang Supervisor Ruang Kasi Ekstensifikasi Ruang Serba Guna Ruang Pemeriksaan Ruang Simpan Peta Ruang Pre Functional KM / WC Pantry Gudang Jenis Penghawaan TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip Downlight MHNT-D 70W TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip Essential E27 18W Fitting WD TL-D2 x 36W RM 300 Mirror Strip Baret Square 20W ACR Milk Frost Essential E27 18W WD TL-D2 x 18W Balk Page 5

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

d. Sirkulasi horizontal dan vertikal Pada dasarnya system sirkulasi pada banguan dapat didefinisikan sebagai jalan lalu lalang dari jalan masuk diluar bangunan sampai masuk kedalam bangunan. System sirkulasi pada bangunan dapat digolongkan kepada sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. Pada bangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora ini digunakan koridor sebagai sirkulasi horizontal, dimana untuk syarat urutan, ukuran, bentuk dan arah koridor sudah sesuai dengan kebutuhan gedung perkantoran. Selanjutnya untuk sirkulasi vertikal pada Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora ini digunakan beberapa tangga yang ditempatkan pada sisi kanan dan sisi kiri didalam bangunan gedung dengan ukuran lebar tangga 2.50 meter.

Koridor

Gambar 1.3 Koridor Sebagai Sistem Sirkulasi Horisontal


1075 2525
26 25 24 23 22 4.45

20 19 18 17 16 15 Bordes 2.20 13 12
40
25

14

11 10 9

7 6

POT A-A
SKALA C

5 4 3 2 1 -0.05

0.30x13 340
AS 2 AS 2'

Gambar 1.4 Tangga Sebagai Sistem Sirkulasi Vertikal

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

0.173x13

0.173x13

21

Page 6

2. Kostruksi Bangunan a. Struktur bawah (Sub Struktur) Pada dasarnya struktur bagian bawah bangunan terdiri dari pondasi, kolom pendek dan pilecap. Dimana pondasi berfungsi untuk mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan beban bangunan tersebut kedalam tanah dibawahnya. Pada pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora ini digunakan tiga jenis pondasi Tiang Pancang yaitu P1, P2 dan P3 berbetuk segi empat berukuran kolom pendek, pilecap dan pondasi batu kali dengan campuran 1PC : 5 Pasir, untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuan 1 PC : 2 Pasir, setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan pondasi ke bawah, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.7 Gambar, Detail Dan Ukuran Pondasi. Tabel 1.7 Gambar Detail, Jenis Dan Ukuran Pondasi Gedung KPPPB No Gambar Detail Dan Jenis Ponadsi Ukuran Pilecap : 132 x 132 cm

Kolom Pendek : 50 x 50 cm

Tiang Pancang : 25 x 25 cm
Pondasi Tiang Pancang P1

Pilecap : 125 x 80 cm

Kolom Pendek : 40 x 40 cm

Tiang Pancang : 25 x 25 cm
Pondasi Tiang Pancang P2

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 7

Pilecap : 132 x 132 cm

Kolom Pendek : 50 x 50 cm

Tiang Pancang : 25 x 25 cm

Pondasi Tiang Pancang P3

Sloof : 15 x 20 cm

Tinggi Pondasi : 50 cm 4 Lebar Pondasi : 65 cm

Pondasi Batu Kali

b. Struktur atas Pada dasarnya struktur bagian atas berupa Kolom, Balok, Pelat Lantai, Ring Balok Kuda-kuda dan Atap, pada pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora ini digunakan jenis dan ukuran struktur atas diantaranya, dapat dilihat pada Tabel 1.8 Jenis Dan Ukuran Struktur Atas Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 8

Tabel 1.8 Jenis Dan Ukuran Struktur Atas Gedung KPPPB. No Kolom Ukuran Kolom : 50 x 50 cm Elevasi : + 4.50 m Mutu beton : 25 Mpa Tulangan : 16D19 Sengkang : 10 - 100 1 K1 Ukuran Kolom : 40 x 40 cm Elevasi : +4.50 m Mutu beton : 25 Mpa Tulangan Pokok : D16 Tulangan Sengkang : 10 K2 Balok Dan Pelat Lantai
10-125

Jenis Struktur

Ukuran Struktur

Ukuran Balok : 30 x 50 cm Mutu beton 25 Mpa


4D19 120 2D13

6D19 120 2D13

10-125

Tulangan Pokok : D16


500

10-100

10-150

500 6D19 4D19

Tulangan Sengkang : 10 Tebal Pelat : 12 cm Tulangan Pelat : 10

300

300

TUMPUAN

LAPANGAN

B1 Ukuran Balok : 25 x 40 cm
10-125

5D19 120 2D13 3D19 400

10-125

3D19

Mutu beton 25 Mpa


120 400

10-100

10-150

2D13 5D19

Tulangan Pokok : D16 Tulangan Sengkang : 10 Tebal Pelat : 12 cm Tulangan Pelat : 10 Ukuran R.Balok : 30 x 40 cm

250

250

TUMPUAN

LAPANGAN

B2 Ring Balok Kuda-kuda


4D19 3D19 10-150 2D10 10-150 400 3D19 4D19 2D10 400

Mutu beton : 25 Mpa Tulangan : D19 Sengkang : 10

3
300

300

TUMPUAN

LAPANGAN

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 9

Atap

Bentang Kuda-kuda : 10,8 m Profil : Baja Doble L Sudut Kemiringan : 30o


Rangka Baja

3. Mekanikal dan Elektrikal a. Secara umum fungsi dari system instalasi Mekanikal dan Elektrikal disuatu gedung anatara lain untuk menunjang kelancaran, kenyamanan dan keselamatan penghuni dalam melakukan kegiatan yang dilakukan. 1. Sistem mekanikal pada Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora meliputi : a) Sistem Suplai Air Bersih Sistem instalasi suplai air bersih pada Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora ini menggunakan Supply Groundtank. Supply Groundtank merupakan system instalasi suplai air bersih berupa tangki pompa air yang diletakan didalam tanah, Supply Groundtank pada gedung ini memiliki kapsitas penyuplaian air sebesar 15 M3/h Head 90m 2900 rpm 5,5KW/ 3Phase 220/380V 50Hz, dari Supply Groundtank, air bersih dialirkan menuju Panel Pompa Hidrant yang selanjutnya disuplai ke Jokey Pump yang berfungsi sebagai pengatur tekanan air, Electrik Pump berfungsi sebagai pompa utama, bila tekanan tank turun setelah jokey pump tidak sanggup lagi mengatasi jokey akan mati sesuai dengan setting tekanan tank, maka elektical pump akan bekerja, dan Disel Pump digunkan apabila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakan atau gagal operasional, kemudian air di saring menggunakan Pompa Filter selanjutnya air disalurkan menuju Pompa Transfer ( Rooftank).

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 10

Supply groundtank

Gambar 1.5 Sistem Suplai Air Bersih

b) Sistem Buangan Air Kotor Sistem Pembuangan Air Kotor pada Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora ini menggunakan system buangan vertikal, dimana air kotor dari kamar mandi, urinal, dan wastavel lantai 3, 2 dan 1 dialirkan kebawah menuju bak control berukuran 40 x 40 cm dengan pipa PVC 3inch, kemudian dialirkan ke sumur resapan. Sedangkan untuk air buangan dari WC dialirkan menuju septiktank dengan pipa PVC 4inch.

Gambar 1.6 Sistem Buangan Air Kotor

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 11

c) Sistem Hydrant dan Sprinkler Pada dasarnya sistem Hydrant dan Splinkler merupakan system distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank menggunkan pompa fire main pump. System instalasi Hydrant dan Splinkler pada Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora dapat dilihat pada Gamabr 1.7 Sistem Instalasi Hydrant Dan Splinkler.

Pipa Hydrant Hydrant Box

Unit Head Splinkler

Hydrant Pilar

Gambar 1.7 Sistem Instalasi Hydrant Dan Splinkler Pada Gambar 1.7 instalsi pipa hydrant berfungsi mengatasi dan menanggulangi kebakaran secara manual dengan menggunkan hydrant box, hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zona. Pada hydrant box terdapat fire hose, nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung terpasang hydrant pilar. Pada instalasi pipa splinkler berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara automatis disetiap ruangan, melalui head splinkler dipasang pada setiap lantai dengan jarak antara 3 sampai 5 meter, bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head splimkler. d) Sistem Instalasi Air Hujan

Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui roof drain dan pipa-pipa tegak sampai ke bak kontrol yang ada di lantai dasar. Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainase yang ada di sekeliling gedung untuk selanjutnya dialirkan ke lokasi [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 12

pembuangan akhir/saluran kota yang sebelumnya melalui sumur resapan. 2. Sistem elektrikal pada Gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blora meliputi : a) Sistem Instalasi Komunikasi Sistem instalasi komunikasi pada gedung berupa kabel yang keluar dari MDF ke TB-T sampai ke pesawat dengan jumlah pair, dari kabel berisolasi dengan PVC dengan pipa pelindung statis (sesuai dengan ketentuan VDE 0815 atau PT.TELKOM K.9-1-011). Sedangkan untuk kabel diluar bangunan mengunakan kabel tanah. Seluruh instalasi telepon dalam conduit PVC dan setiap

pencabangan harus dilakukan dalam junction box dari PVC. b) Sistem Instalasi Tata Suara Instalasi sistem Tata suara pada Gedung ini, meliputi pengadaan bahan dan peralatan, pemasangan, pengujian- pengujian dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga untuk sound system dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang dikehendaki pekerjaan tersebut terdiri dari : 1) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai macam speaker lengkap dengan individual Matching Transformator sesuai dengan gambar rencana. 2) Pengadaan dan Pemasangan berbagai Continitas Volume Control dan Channel Selector. Pada setiap ruangan dan bed side panel sesuai dengan gambar rencana. 3) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis dan ukuran kabel dari peralatan utama sampai dengan speaker sesuai dengan gambar rencana. 4) Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun tidak tercantum dalam spesifikasi teknis dan gambar rencana, agar sistem dapat bekerja dengan baik.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 13

c) Sistem Instalasi Penerangan Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit pipa PVC. Untuk kabel distribusi digunakan NYY dan penerangan taman dengan menggunakan kabel NYFGbY. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus berada di dalam conduit PVC yang disesuaikan dengan ukurannya, dan harus diklem. Merk Conduit yang dipasang yaitu, EGA,Glipsal dan Double-H. d) Sistem Instalasi Fire Alarm Pengetian Pengertian sistem Fire Alarm disini adalah sistem deteksi awal terjadinya kebakaran yang akan memberikan indikasi secara audio maupun visual, dari mana kebakaran itu berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk memadamkan kebakaran. Fire alarm merupakan suatu kesatuan sistem yang dikontrol dari peralatan sistem kontrol. 4. Instalasi Air Bersih Dan Kotor a) Sistem Instalasi Air Bersih Air bersih yang bersumber utama dari instalasi PDAM Kota dengan menggunakan jaringan instalasi pemipaan langsung dialirkan ke dalam ground water tank (GWT) gedung. Dari ground water tank, air bersih ini dengan menggunakan Pompa Transmisi dialirkan ke dalam roof tank di lantai atap gedung. Kemudian dari roof tank, air bersih didistribusikan ke setiap unit fixture pada masing-masing lantai dengan system gravitasi. Sedangkan untuk melayani 2 (dua) lantai teratas menggunakan pompa penguat (booster pump) agar tekanan air keluar unit-unit fixture pada lantai tersebut sesuai dengan yang dipersyaratkan. Sebagai cadangan sumber air bersih didapat dari instalasi Deep Well (jika memungkinkan). b) Sistem Instalasi Air Kotor Pada prinsipnya air buangan/bekas yang berasal dari toilet seperti dari floor drain, wastafel dan sink pantry dibuat satu jalur pipa dan 1 (satu) jalur pipa lagi untuk air kotor yang berasal dari closet. Untuk itu digunakan 2 (dua) pipa datar dan 2 (dua) pipa tegak. Selanjutnya air kotor dan air bekas tersebut disalurkan ke instalasi Sewage Treatment Plant (STP). Untuk air [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 14

buangan/bekas yang berasal dari kitchen/pantry harus melalui perangkap minyak (grease trap) terlebih dahulu sebelum disalurkan ke STP sehingga air buangan yang masuk terbebas dari lemak dan tidak mempengaruhi bekerjanya system pengolahan di dalam STP. B. Data Teknis Pelaksanaan Pekerjaan 1. Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektural A. Pekerjaan Batu bata a. Lingkup Pekerjaan 1) Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat alat bantunya yang dibuthkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. 2) Pekerjaan ini mencakup dinding bangunan bagian luar dan dalam, pagar bangunan, atau seperti tertera pada gambar, dan sesuai petunjuk pengawas. b. Pelaksanaan Pekerjaan Batu bata 1) Sebelum digunakan, batu bat harus direndam dengan air 2) Setelah terpasang dengan adukan, naad/ siar siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi, dan kemudian disiram air. 3) Pemasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 20 lapis setiap hari, diikuti cor kolom praktis. 4) Adukan harus dilaksanakan dengan mixAdukan harus dilaksanakan dengan mix. Adukan yang mulai mengeras tidak boleh digunakan lagi. B. Pekerjaan Pasangan a. Lingkup pekerjaan 1) Adukan untuk pasangan batu bata 2) Pasangan batu bata untuk dinding eksterior 3) Pasangan untuk arsitektur b. Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan 1) Dimana diperlukan, menurut Konsultan Pengawas, pemborong harus membuat shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan. [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 15

2) Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan. Adukan dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk perencana. 3) Dalam melaksankan pekerjaan pasangan, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitetur, terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya. 4) Untuk bidang kedap air, pasangan dinding batu bata yang berhubunagan dengan udara luar dan semua pasangan batu bata dari bawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaaan lantai 160 cm dari permukaan lantai untuk toilet, ruang saji/pantry dan daerah basah lainya dipakai adukan plesteran 1pc : 2 Pasir (trassraam). 5) Untuk Untuk adukan kedap air harus ditambah Daily bond, dengan perbandingan 1 pc : 1 Daily Bond. 6) Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan kotak (boxes) pengukuran yang akurat. 7) Penggunaan bahan additive harus disetujui oleh perencana dan digunakan sesuai dengan ketentuan dari pabrik. 8) Pekerjaan batu bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan lembaran penutup untuk mencegah adukan menjadi cepat kering. 9) Pasangan dinding batu bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan papan untuk melindungi dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasangan yang memperlihatkan sambungan yang rusak atau tidak beres maka pasangan itu harus dibongkar dan diganti yang baru. 10) Berikan angkur sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjukkan gunakan ukuran/jarak type standard. 11) Tempatkan angkur pada hubungan pasangan bata dengan struktur kolom praktis atau balok sesuai petunjuk gambar tapi tidak lebih dari 60 cm pada jarak vertikal dan 90 cm pada jarak horizontal.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 16

C. Pekerjaan Batu Bata Ringan a. Lingkup Pekerjaan 1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam

terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik. 2) Pekerjaan pasangan bata ringan celcon ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar . b. Pelaksanaan Pekerjaan 1) Pasangan batu bata ringan / bata celcon dengan menggunakan aduk Pasir & semen 2) Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air. 3) Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-301 harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan. 4) Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan MU-250 atau

pemasangan keramik dinding. 5) Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis. 6) Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm. 7) Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan. 8) Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 17

beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain. 9) Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan. 10) Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 13 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus. D. Pekerjaan Plesteran Dan Screding a. Lingkup Pekerjaan 1) Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik. 2) Pekerjaan plester ini meliputi seluruh detail yang

disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai alas lantai finishing. b. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran Dan Screding 1) Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang sub-lantai harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbris. 2) Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan. 3) Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimal 10 cm atau sesuai gambar, disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal. 4) Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub-lantai setebal 5 cm atau yang ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 koral.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 18

5) Untuk pasangan diatas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan plester (screed) campuran 1 pc : 3 pasir setebal minimum 2 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutuma didaerah basah dan teras, setebal 3 cm. 6) Sub-lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai didaerah basah dan teras. E. Pekerjaan Kusen Pintu Besi a. Lingkup Pekerjaan 1) Pintu besi standard dengan permukaan tanpa las 2) Pelapisan bahan anti karat pada daun pintu dan kusen 3) Kelengkapan penggantung dan kunci b. Pelaksanaan Pekerjaan 1) Pemasangan pintu hanya boleh dilaksanakan jika door closers, door stops, dan door holders bila dipasang langsung setelah pemasangan pintu, guna mencegah pintu dari kerusakan. 2) Daun pintu harus terpasang rata dan menyiku ( plum and square), dengan distorsi diagonal maksimal 2 mm. 3) Kusen harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan distorsi diagonal maksimal 2mm. 4) Pastikan kusen telah diangkurkan dengan aman dan rigid pada tempat tumpuanya. F. Pekerjaan Penyelesaian Dinding Dan Lantai a. Lingkup Pekerjaan 1) Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai gambar, sehingga dapat dicapai hasil yang sempurna. 2) Meliputi penyelesaian lantai lobby, koridor, ruang rapat, ruang laboratorium. b. Pelaksanaan Pekerjaan Dinding 1) Sebelum granit dipasang, terlebih dulu harus direndam dalam air hingga jenuh. [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 19

2) Permukaan dinding yang akan dipasang granit harus bersih dan cukup kering, 3) Adukan semen untuk pemasangan granit harus penuh, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang granit. 4) Pola pemasangan granit harus sesuai dengan gambar detail, atau petunjuk Pengawas 5) Lebar siar-siar harus sama, dengan kedalaman maksimal 2mm, membentuk garis lurus, sesuai dengan gambar, atau sesuai petunjuk Pengawas 6) Siar-siar harus diisi bahan pengisi berwarna (grout semen berwarna) satu warna dengan warna granit. 7) Pemotongan granit harus menggunakan alat potong khusus, sesuai petunjuk pabrik. 8) Granit yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang melekat, sehingga benar-benar bersih, warna granit tidak kusam/buram. 9) Pemborong harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Pemborong tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan. 10) Perbandingan adukan untuk peamasangan granit adalah : 1pc : 4psr dengan ketebalan rata-rata 2 cm. 11) Khusus untuk dinding luar harap diberi tali air untuk jarak tertentu dengan mempertimbangkan desain, agar tidak menerima beban terlalu berat. c. Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Keramik 1) Keramik tile dipasang dengan menggunakan bahan perekat, naad serapat mungkin, maksimum 1 mm. Pada bagian-bagian yang dipasang vertikal harus diperkuat dengan kaitan-kaitan dari pelat baja st. steel yang dipaku kuat kepada dinding. 2) Setelah Keramik tile harus sama membentuk garis lurus bidang permukaan lantai harus rata dan waterpass serta tidak ada bagianbagian yang bergelombang celah-celah antara masing[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 20

masing unit dicor dengan air semen kental yang diberi cat warna sama dengan granitnya, dilakukan sedemikian rupa sehingga seluruh celah terisi padat. Setelah itu dipoles dengan mesin poles sehingga betul-betul rata dan dikilapkan dengan wax khusus untuk keperluan tersebut atau rubbing compound. 3) Pemotongan Keramik tile harus dilakukan dengan baik dan rapi, dikerjakan oleh orang-orang yang ahli untuk itu dengan menggunakan mesin pemotong Keramik tile. Bahan-bahan yang dapat mengakibatkan noda-noda pada lantai seperti minyak, residu, teak oil dan lain-lain harus dijauhkan dari permukaan lantai. G. Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela Aluminium a. Lingkup Pekerjaan 1) Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, pengadaan, penyimpanan, pengamanan bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu untuk melaksanakan pekerjaan sehingga tercapai hasil pekerjaan yang baik. 2) Semua pekerjaan kosen, rangka daun pintu kaca, rangka daun jendela kaca daun pintu panel luar dan dalam bangunan atau seperti yang dinyatakan dalam gambar serta petunjuk Pengawas. b. Pelaksanaan Pekerjaan 1) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melihat gambar gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang lubang bukaan), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout, cara pemasangan, mekanisme dan detail detail sesuai gambar. 2) Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatanya dengan memperhatikan kerapihan terutama untuk bidang bidang tampak tidak boleh ada cacat berkas penyetelan. 3) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. 4) Daun pintu

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 21

a) Jika diperlukan, harus menggunkan skrup galvanized atas persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas tanpa

meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak. b) Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dajn tidak bergelombang dan tidak melintir. H. Pekerjaan Kusen Aluminium a. Lingkup Pekerjaan 1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 2) Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, kosen Jendela, kosen bovenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor. b. Pekerjaan Pelaksanaan Pekerjaan Kusen Aluminium 1) Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua pekerjaan pemasangan kaca yang disebutkan dalam gambar. 2) Ukuran, tebal dan jenis kaca harus sesuai petunjuk gambar, serta petunjuk dari Pengawas. 3) Tempat untuk kaca pada kusen harus dibersihkan. Kaca harus dipotong dengan diberi sedikit toleransi untuk pemuaian, dipasang pada kusen dengan dempul pengikat dan

diperhitungkan pemuaiannya. 4) Bahan yang terpasang hendaknya tidak bergelombang, dan harus dilindungi dari kerusakan, benturan serta diberi tanda agar mudah diketahui. 5) Potongan kaca harus rapi, lurus dan diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus. 6) Pemasangan kosen-kosen aluminium dipakai pelindung dan penjepit karet di sekeliling tepi kaca yang terpasang pada kosenkosen tersebut. 7) Dipakai lapisan kedap air pada kaca dengan rangka aluminium yang berhubungan dengan udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealant sesuai dengan persyaratan dari pabrik. Page 22

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Disyaratkan tebal sealant maksimal 5 mm yang tampak dari kaca dan kerangka. I. Pekerjaan Penggantung Dan Pengunci a. Lingkup Pekerjaan 1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat alat bantu lainya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. 2) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang

ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar. b. Pelaksanaan Pekerjaan Penggantung Dan Pengunci 1) Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara menokohkannya hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak sewaktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti. 2) Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan engsel ke tiga dipasang di tengah-tengah. 3) Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang setinggi 105 cm dari lantai. 4) Pemasangan lockage, handle dan blok plate harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib

memperbaiki tanpa tambahan biaya. 5) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus. 6) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya. 7) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontraktor yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 23

termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standard Spesifikasi Pabrik. 8) Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pengawas/Konsultan Perencana. J. Pekerjaan Pasangan Keramik a. Lingkup Pekerjaan 1) Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik di dinding dan lantai. 2) Pasangan ubin keramik untuk dinding luar, bak bunga dengan campuran latex, semen dan pasir sebagai perekat. 3) Pasangan ubin keramik tanah liat untuk dinding pada area area sesuaikan dengan yang ditunjukan pada gambar. 4) Campuran latex + semen + bahan pewarna untuk joint filer. b. Pelaksanaan Pasang Ubin Dan Keramik 1) Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya. 2) Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan dilanjutkan ke bagian atas. 3) Pada pemasangan tile, tempelkan dibagian belakang tile adukan dan ratakan, kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh bagian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi ubin. 4) Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian lebih dari ketentuan berikut : - 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm, - 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 - 120 mm, - max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 24

5) Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang/ dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah. 6) Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik. K. Pekerjaan Plafound Gypsum a. Lingkup Pekerjaan 1) Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum board tanpa naad dan konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempattempat yang tercantum pada gambar untuk itu. b. Pelaksanaan Pekerjaan Plafound Dan Gypsum 1) Rangka pada langit-langit metal furing untuk rangka pokok khusus 2) Seluruh sisi bagian bawah rangka langit-langit harus diratakan, pola pemasangan rangka/penggantung harus disesuaikan dengan detail gambar serta hasil pemasangan harus rata/tidak melendut. 3) Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi (finish). 4) Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi lain yang terletak di atas langit-langit. Untuk detail pemasangan harus konsultansi dengan Perencana/Konsultan Management Konstruksi. 5) Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, atau sesuai dengan detail gambar. Hubungan antara gypsum tidak diperlihatkan dan tidak akan terjadi retakanretakan antar sambungan. L. Pekerjaan Kaca Dan Cermin a. Lingkup Pekerjaan 1) Menyediakan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat bantu lainya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 25

2) Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam detail gambar. b. Pelaksanaan Pekerjaan Kaca Dan Cermin 1) Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini. 2) Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian. 3) Semua bahan yang telah terpasang harus disetujuai oleh Perencana/Konsultan Managemen Konstruksi. 4) Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci. 5) Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus. 6) Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm masuk kedalam alur kaca pada kosen. 7) Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca. 8) Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa malalui kosen, harus diisi dengan lem silikon produk setara GE. Warna transparant cara pemasangan dan persiapanpersiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang

dikeluarkan pabrik. 9) Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenan-kan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan. 10) Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang terpasang harus disetujui

Perencana/Konsultan Managemen Konstruksi. 11) Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan

menggunakan alat potong kaca khusus. 12) Pemasangan Cermin :

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 26

a. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klos-klos di dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrupsekrup kaca yang mempunyai dop penutup stainless steel. b. Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih. M. Pekerjaan Pengecatan a. Lingkup Pekerjaan 1) Persiapan permukaan yang akan diberi cat. 2) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah

ditentukan. Cat emulsi, epoxy, enamel, dan cat manie, Polyurethane. 3) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana. b. Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan 1) Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yaang

ditentukan gambar. 2) Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-retak dan Pemborong meminta

persetujuan kepada Konsultan Pengawas. 3) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata. 4) Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi No. 00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding cat dengan menggunakan Roller. 5) Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan dengan finish texture spray paint, digunakan Texture Finish Pasta texture dengan bahan dasar emulsi acrylic ini disemprotkan dengan alat penyemprot compressor. [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 27

6) Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dinding luar digunakan plesteran 1 pc : 5 ps dengan pasir diayak halus, disemprotkan dengan mesin semprot pada bidang plesteran 1 pc : 5 ps yang rata. Setelah kering dan keras baru disemprot dengan alkali resistance sealer dan dicat emulssi. Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah 3 (tiga) lapis dengan kekentalan sama setiap lapisnya. N. Pekerjaan Logam Non Struktural a. Lingkup Pekerjaan 1) Pekerjaan metal dalm hal ini meliputi : Pekerjaan rangka langit langit Gypsum Tile rangka Metal Furirng. Pekerjaan Besi, meliputi : Railing Tangga,Tiang Bendera Kosen dan pintu besi. b. Pelaksanaan Pekerjaan Logam Non Strutural 1) Sebelum pemasangan rangka langit-langit dilaksanakan, perlu diperhatikan pekerjaan lain yang erat hubungannya dengan pekerjaan ini, seperti penerangan, AC, Exhaust Fan, dan lainnya. 2) Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak tercantum pada Gambar Rencana Langit-langit, harus diteliti dahulu pada Gambar Instalasi pekerjaan yang dimaksud (elektrikal, mekanikal dengan Konsultan Pengawas/Perencana). 3) Pola pemasangan ukuran 60 x 120 dan 30 x 120 atau polos disesuaikan dengan Gambar Rencana yang ada. 4) Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang mengeluarkan produk yang akan dipergunakan. 5) Pada waktu pemasangan rangka langit-langit harus diperhatikan ketinggian ceiling sesuai dengan gambar. 6) Sebelum pemasangan, Kontraktor harus membuat shop drawing untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. 7) Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan (0,5 cm untuk setiap 2 m2).

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 28

O. Pekerjaan Penutup Atap a. Lingkup Pekerjaan 1) Meliputi penyediaan bahan material atap, lengkap dengan peralatan dan alat bantunya, pengangkutan material dilokasi sampai dengan terpasang dengan baik. b. Pelaksanaan Pekerjaan Logam Non Struktural 1) Pemasangan atap aluminium ini agar dilaksanakan tanpa sambungan, dengan kemiringan minimal 5o 2) Setiap lembaran atap aluminium dibutuhkan 4 buah sekrup untuk setiap gording. 3) Letak sekrup pada gording pada puncak gelombang. 4) Pihak Kontraktor agar menyerahkan contoh bahan yang akan digunakan, danmemasangnya sesuai dengan spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik. 2. Pelaksanaan Pekerjaan Struktural a. Struktur bawah Pekerjaan Tanah 1) Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat alat dan pengakutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua Pekerjaan tanah seperti tertera pada gambar rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal hal sebagai berikut : a) Pembersihan lahan. b) Pengurugan dan pemadatan c) Pembuatan Bowplank d) Pengukuran dan penggambaran kembali 2) Pelaksanaan Dan Pekerjaan Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan antara lain : a) Pada umumnya, tempat tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 29

sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0,500 m dibawah tanah dasar/permukaan. b) Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari. c) Pembuatan dan pemasangan patok dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis Meranti atau setaraf dengan tebal 3 cm dengan tiang dari kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8-10 cm dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar (waterpass). d) Segala pekerjaan pengukuran, persiapan termasuk tanggungan Kontraktor. e) Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman. Kontraktor diwajibkan kembali mengadakan lokasi pengukuran dan

penggambaran

pembangunan

dengan

dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya oleh Konsultan Pengawas/Perencana. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan

keputusannya. Penentuan titik ketinggiaan dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith. Kontraktor harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas. Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 30

bagianbagian kecil yang telah diisetujui oleh Konsultan Pengawas. f) Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tandatanda yang menyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena air/hujan. Pekerjaan Galian antara lain : a) Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syaratsyarat yang ditentukan menurut keperluan. b) Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass. c) Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian. d) Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup. e) Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan. f) Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas. g) Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 31

urug yang diratakan dan diairi secara dipadatkan sampai mencapai 95 % kepadatan maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium. h) Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri. Bila suatu alat pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui dilapangan dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu. i) Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan ke luar lapangan ketempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunkan sebagai pemikul beban. a) Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa sisa, puing puing, sampah sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab kontraktor. b) Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian, sehingga dicap-ai suatu lapisan setebal 15 cm keadaan padat. Tiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya di urug.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 32

c) Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat Vibrator Type) yang disetujui oleh konsultan pengawas. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95% dari kepadatan maksismum hasil laboratorium. d) Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor : Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum minimal satu kali untuk jenis tanah yang dijumpai di lapangan. Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastic untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya. e) Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah yang dipadatkan. f) Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor ketempat pembuangan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. g) Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat lain, tanpa tambahan biaya. Pekerjaan Pondasi 1) Lingkup Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Pondasi meliputi : Pondasi Tiang pancang pondasi batu kali pada dinding, pagar dan pada bagian-bagian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar kerja; pondasi tiang pancang pada bangunan konstruksi dengan tiang pancang segiempat dimensi 25cmx25cm.; sloof 2) Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Kali a) Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan ketinggian seperti tercantum pada gambargambar.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 33

b) Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi. c) Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10 cm, disiram dan diratakan. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang 1) Lingkup Pekerjaan Yang termasuk dalam pekerjaan pondasi ini adalah : a) Pemesanan pondasi dari fabrikasi sesuai dengan gambar kerja, sampai ke lokasi pekerjaan. b) Pemancangan pondasi dengan alat pancang yang telah

merekomendasi dari Konsultan Pengawas atau yang sudah mendapatkan persetujuan dari Owner yaitu pemancangan dengan system jacking. c) Pemotongan kepala tiang pancang sebagai sambungan dengan konstruksi diatasnya. d) Pondasi poer dimensi dan penulangannya disesuaikan dengan gambar. e) Balok sloof sebagai balok ikat antar poer pondasi. 2) Persyratan Pelaksanaan Pekerjaan a) Pemancangan 1) Tenaga ahli Konsultan Pengawas, Penyedia barang dan jasa harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan dilapangan. Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas dan tenaga ahli tersebut harus kontinya berada dilapangan untuk pengawasan. 2) Penyedia barang dan jasa harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi pemancangan sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya. 3) Pergeseran As pondasi yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah, atau deviasi maksimum 5 cm. [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 34

4) Pemancangan harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi yang dipersyaratkan dan harus mendapatkan persetujuan Pengawas. b) Pelaksanaan Pekerjaan 1) Penyedia barang dan jasa harus melakukan pengukuran untuk menentukan lokasi dan elevasi pemancangan sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran pengukuran ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. 2) Penyedia barang dan jasa harus melakukan pemancangan tertulis yang ditandatangani oleh Konsultan

secara terus menerus sampai kedalaman yang dipersyaratkan oleh Perencana yang sesuai dengan hasil penyelidikan tanah. Penghentian pemancangan harus mendapat persetujuan tertulis dan ditandatangi oleh Konsultan Pengawas. 3) Dasar pondasi tiang pancang yang direncanakan harus masuk kedalaman tanah keras, atau jika ada ketentuan lain yang telah disyaratkan dan telah mendapatkan persetujuan dari owner maupun Konsultan Pengawas. 4) Pembobokan kepala tiang sampai besi dari tiang terlihat untuk stek sambungan dengan struktur diatasnya. c) Persyaratan Pekerjaan poer dan plat 1) Semua pekerjaan beton tumbuk antara lain untuk lantai kerja 2) Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat

konstruksinya merupakan struktur utama antara lain : poer, plat, dan tie beam. 3) Semua pekerja yang dilakukan sebelum, selum dan sesudah penggalian yaitu pekerjaan : Pembuatan cetakan, Persiapan dan pemsangan penulangan/ stek stek Pengecoran Pemeliharaan dan pembukaan

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 35

b. Struktuk atas Pekerjaan Beton Konstruksi 1) Lingkup Pekerjaan Dalam pekerjaan ini lingkup pekerjaan meliputi : a) Pekerjaan beton bertulang untuk kolom lantai 1,2 dan 3 b) Pekerjaan beton bertulang untuk balok lantai 2 dan 3 c) Pekerjaan beton bertulang untuk pelat lantai 2 dan 3 2) Persyaratan persyaratan Konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan teknis ini. Didalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton harus sesuai dengan standard standard yang berlaku yaitu : a) Tata-cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SK SNI 03-2847-2002). b) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI, 1982), c) Standard Industri Indonesia (SII), d) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1987. Standart perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung (SNI 17262002), e) American Society of Testing Material (ASTM). 3) Pekerjaan Beton Dan Adukan Beton Struktur a) Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, Kontraktor harus membuat trial mix design dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan kuat tekan target beton seperti yang disyaratkan. b) Kuat tekan target beton yang disyaratkan di dalam pekerjaan ini (fc) tidak boleh kurang dari 25 Mpa atau K =300. Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian dari Laboratorium Bahan Bangunan yang telah disetujui Konsultan Pengawas. c) Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan kuat tekan ratarata (f'cr) minimal sebesar : f'cr = f'c + 1,64 Sr, dengan Sr adalah standar deviasi rencana dari benda uji yang

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 36

nilainya setara dengan nilai standar deviasi statistic dikalikan dengan faktor berikut :

d) Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03). e) Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton tersebut tidak dapat digunakan, dan Kontraktor (dengan persetujuan Konsultan Pengawas) harus membuat proporsi campuran yang baru, sedemikian hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat dicapai. f) Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib melakukan trial mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian laboratorium untuk memastikan bahwa kuat tekan beton yang di hasilkan memenuhi kuat tekan yang disyaratkan. g) Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:

h) Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 37

di dalam Bab 5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03). Pekerjaan Atap Kuda Kuda Baja 1) Lingkup Pekerjaan a) Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja. b) Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan tentang konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja. 2) Pelaksanaan Pekerjaan Atap Kuda Kuda Baja a) Pengelasan Peneglasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi, dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau AISC Spesification. Pekerjaan pengelasan harus dibawah pengawasan personil yang memiliki persiapan teknis untuk pekerjaan tersebut. Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las listrik serta tukang lasnya sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya. Bagian konstruksi yang segera akan di las harus dibersihkan dari bekas-bekas cat, karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya. Pengelasan konstruksi baja, hanya boleh dilakukan setelah dipersiksa bahwa hubungan-hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuanketentuan yang berlaku untuk konstruksi itu. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas lapisan pertama, maupun bidang2 benda kerja harus dibersihkan dari kerak (slag) dan kotoran lainnya. [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 38

Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berporipori, rusak atau retak harus dibuang sama sekali.

Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari hujan dan angin kencang.

b) Lubang Baut Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus lebih besar 2.0 mm dari diameter luar baut. Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor. c) Sambungan Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut : Hanya diperkenankan satu sambungan. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration butt weld. d) Pemasangan Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan kepada MK disertai usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari MK sebelum dimulainya pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan MK. Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan kontraktor. Meluruskan pelat dan besi siku atas bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan "Waterproofing" yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 39

digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang berupa "piatfrom" atau jaringan ("net"). Setiap komponen diberi kode/marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan. Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada bagian konstruksi untuk menanhan beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama pembangunan. Baut-baut, baut angkar, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lainlain harus disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus

dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench). Pelat dasar kolom untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan lambab/kerung yang tidak susut dan disetujui konsultan/MK. Toleransi Penyimpanan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi vertikal kolom. 3. Pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal a) Mekanikal 1) Pelaksanaan Pekerjaan Plumbing Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan semua pembongkaran bagian-bagian bangunan lainnya hanya boleh dilakukan setelah ada ijin tertulis dari pengawas. Gambar-gambar pemasangan harus dibuat secara rinci oleh pemborong pada saat penyambungan struktur bangunan dilaksanakan. Hal ini agar dapat diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang-lubang pada dinding yang diperlukan untuk jalur-jalur pipa. Pemborong bertanggung jawab atas ukuran/dimensi dan lokasi lubang-lubang tersebut dan [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 40

apabila perlu harus melakukan pembobokan/penambahan tanpa tambahan biaya. Pemborong bertanggung jawab atas penyediaan lokasi pemasangan yang tepat. Pemasangan pada konstruksi bangunan yang dicor dengan beton dilaksanakan oleh pemborong struktur atas petunjuk pemborong Mekanikal. Selama pemasangan berlangsung, pemborong harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu, kotoran dan lain-lain masuk kedalam pipa. Semua sambungan yang berhubungan pipa-pipa dengan diameter yang berbeda harus menggunakan reducing fitting. Sedapat mungkin digunakan belokan-belokan jenis long radius. Belokan-belokan jenis short radius hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkan penggunaan belokan jenis long radius, dan pemborong harus memberitahukan hal ini kepada pengawas. Fitting atau alat-alat lain yang akan menimbulkan tekanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan. Penggantung/penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan yang kuat dan kokoh, dilengkapi dengan konstruksi baja bila memang diperlukan. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya, harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat. Setiap cabang utama yang masuk ke setiap lantai harus dilengkapi dengan katup penyetop (stop valve / gate valve) yang diletakkan sedemikian rupa hingga mudah dioperasikan. Apabila ada peralatan-peralatan yang disediakan atau pekerjaanpekerjaan yang diselesaikan oleh pihak lain, yang termasuk dalam penyelesaian instalasi system plambing, maka pemborong sistem plambing bertanggung jawab atas peralatanperalatan dan pekerjaan tersebut. Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dan tidak disediakan oleh pemberi tugas atau pemborong lainnya, harus disediakan dan [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 41

dilaksanakan oleh Pemborong sistem plambing. Dalam hal ini, pemborong harus meneliti lingkup pemborong harus meneliti lingkup pekerjaan Pemborong lainnya. 2) Pelaksanaan Pekerjaan Penanggulangan Kebakaran Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, dan semua pembongkaran bagian-bagian bangunan lainnya hanya boleh dilakukan setelah ada ijin tertulis dari Pengawas. Gambar-gambar pemasangan harus dibuat secara rinci oleh Pemborong pada saat penyambungan stuktur bangunan dilaksanakan. Hal ini agar dapat diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang-lubang pada dinding yang dperlukan untuk jalur-jalur pipa Pemborong bertanggung jawab atas ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang tersebut dan apabila perlu harus melakukan pembobokan / penambahan tanpa tambahan biaya. Pemborong bertanggung jawab atas penyediaan lokasi pemasangan yang tepat. Pemasangan pada konstruksi bangunan yang dicor dengan beton dilaksanakan oleh pemborong struktur atas petunjuk pemborong ini. Selama pemasangan berlangsung, Pemborong harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka untuk mencegah tanah, debu, kotoran dan lain-lain masuk ke dalam pipa. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang berbeda harus menggunakan reducing fitting. Sedapat mungkin short radius hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak memungkinkankan penggunaan belokan jenis long radius dan Pemborong harus memberitahukan hal ini kepada pengawas. Fitting dan alat-alat lain yang akan menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan. Penggantung/penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan yang kuat dan kokoh, dilengkapi dengan konstruksi baja bila memang diperlukan.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 42

Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat penahan karat.

Jarak maksimum antara penggantung/penumpu tidak boleh lebih dari 3,5 meter. Setiap cabang utama yang masuk ke setiap lantai harus dilengkapi dengan katup penyetop (stop valae / gate valve) Apabila ada peralatan-peralatan yang disediakan atau pekerjaanpekerjaan yang diselesaikan oleh pihak lain, yang termasuk dalam penyelesaian instalasi system penanggulangan kebakaran, maka Pemborong bertanggung jawab atas peralatanperalatan dan pekerjaan tersebut.

Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dan tidak disediakan oleh pemberi tugas maupun oleh Pemborong lainnya, harus disediakan dan dilaksanakan oleh

3) Pelaksanaan Pekerjaan Kabel Data (Wireles) Semua kabel data switch harus diapasang sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatanya dan gambar detail pelaksanaan yang telah di setujui, pada tempat tempat seperti ditunjuk dalam gambar kerja. Semuja jaringan kabel computer pada bangunan harus dipasang dan ditempatkan dalam conduit sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis Data dan Distribusi. b) Elektrikal Lingkup Pekrjaan Elektrikal meliputi : 1) Prinsip Penyediaan Daya Listrik Sumber daya listrik diperoleh dari panel di gedung Regestrasi, tegangan rendah 220/380 V. Panel utama (MDP) dilengkapi meter-meter besaran listrik dan kWh meter untuk mengetahui pemakaian daya. Panel tersebut juga dilengkapi dengan power factor correction (capasitor bank) 90kVAR. 2) Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Pemborong pekerjaan instalasi listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 43

menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar scope pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Pengadaan dan pemasangan panel-panel listrik tegangan menengah dan rendah pada bangunan. b. Pengadaan dan pemasangan jaringan tegangan menengah menuju panel tegangan menengah selanjutnya ke tranformator daya. c. Pengadaan dan pemasangan transformator daya tipe outdoor beserta perlengkapan dan pengamannya. d. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel toevoer dari gardu listrik ke MDP (Main Distribution Panel) bangunan, dari MDP ke panel lantai, panel Capasitor Bank, Panel AC, panel penerangan luar, panel pompa dan dari panel lantai ke panel ruang dalam lingkup bangunan, serta sparingsparing sampai 2 m di luar bangunan. e. Pengadaan dan pemasangan jaringan tegangan rendah dari panel tegangan rendah di gedung utama menuju panel utama yang dilengkapi kontrol bila keadaan emergency supply. ( suplai daya dari genset). f. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak bangunan. g. Pengadaan dan pemasangan Tray kabel dan Ladder kabel. h. Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir tipe EF pada bangunan. i. Pengadaan dan pemasangan sistem telepon PABX. j. Pengadaan dan pemasangan fire alarm sistem. k. Pengadaan dan pemasangan sistem komunikasi data (LAN). l. Pengadaan dan pemasangan sistem tata suara. m. Pengadaan dan pemasangan sistem CCTV. n. Pengadaan dan pemasangan sistem mesin antrian. o. Pengadaan dan pemasangan sistem tata udara. p. Pengadaan dan pemasangan mesin antrian.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 44

4. Pelaksanaan Pekerjaan Air Bersih dan Kotor a) Pipa Air Bersih Pipa distribusi air bersih yang ditanam di dalam tanah menggunakan Galvanized Iron Pipe (GIP) medium A. Sedangkan pipa air bersih di dalam menggunakan pipa PEX. Pipa yang tertanam dibawah tanah harus dilapisi dengan tar sebelah luar (tar coating). Pipa bukan dibawah tanah diberi cat pelapis meni rangkap dua, dan diakhiri dengan cat khusus. b) Pipa Air Kotor Pipa air kotor dari setiap alat plambing (fixture) hingga ke pipa tegak yang terletak didalam shaft harus terbuat dari PVC kelas AW. 5. Material Bangunan a) Material Bangunan Struktur Bawah 1. Bahan Untuk Pemasangan Bowplank Kayu jenis meranti tebal 3 cm Kaso 5/7 Tanah urug setempat

2. Bahan Untuk Pondasi Batu Kali Batu kali hitam pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan merupakan bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak retak. Adukan untuk pasangan batu untuk pondasi dengan perbandingan 1 PC : 5 Pasir. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air dengan campuran 1 PC : 2 Pasir. 3. Bahan Untuk Pondasi Tiang Pancang Semua bahan bahan yang dipergunakan harus memenuhi peraturan peraturan yang berlaku di Indonesia seperti PUBB, PBI, PMI, SK SNI Beton 1991. Tiang pancang harus sesuai dengan persyaratan yang telah disyaratkan oleh pabrikan yang mengeluarkan yaitu tiang pancang segi empat 25 x 25 panjang 9 m dengan spesifikasi : Mutu beton K 450 Mutu baja U 39 Page 45

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Jumlah tulangan 4 D16 Begel spiral diameter 5mm P izin minimal untuk 1 tiang 45 ton

b) Meterial Bangunan Struktur Atas Untuk material bangunan struktur atas ini meruapakan bahan bahan untuk konstruksi beton bertulang (Kolom, balok, pelat lantai, ring balok) dan konstruksi baja untuk kuda kuda atau atap. Bahan bahan yang digunakan diantaranya : 1. Semen Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan merupakan hasil produksi dalam negeri satu merk. Semen harus disimpan sedemikian rupa hengga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain. Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di lokasi pekerjan. 2. Agregat Kasar Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini : a. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 tentang "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak tercakup di dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23 "Specification for Concrete Aggregates". b. Atas persetujuan Konsultan Pengawas, agregat yang tidak

memenuhi persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa berdasarkan pengujian khusus dan atau pemakaian nyata, agregat tersebut dapat menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan ketahanannya memenuhi syarat. c. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi syarat - syarat berikut : seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton. [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 46

sepertiga dari tebal pelat. 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang tulangan.

Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut penilaian Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton. 3. Air Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuanketentuan berikut ini: a. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi mutunya menurut tujuan pemakaiannya. b. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya, yang dapat dilihat secara visual. c. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter. d. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm. e. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling, maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak lebih dari 10 %. 4. Baja Tulangan Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut ini. a. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombanggelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis. b. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja . c. Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja tulangan deform (BJTD), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya. d. Tulangan dengan < 13 mm dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk tulangan dengan >=13 mm memakai BJTD 40 (deform) bentuk [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 47

ulir. Semua baja tulangan dengan diameter yang berbeda yang akan digunakan harus dites di Laboratarium untuk mengetahui tegangan luluhnya masing-masing 3 sempel. e. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari baja tulangan dimaksud. f. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan harus ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus : dimana : d = diameter nominal dalam mm, B = berat baja tulangan (N/mm) G = Berat baja tulangan (kg/m) g. Toleransi berat batang contoh yang diijinkan didalam pasal ini sebagai berikut :

f. Bahan untuk struktur Kuda kuda 1. Bahan struktur Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan semua konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan MK. Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus dari baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S. Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi "American Institute of Steel

Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 48

2. Bahan pengikat pengikat : baut baut dan ring ring harus sebagai berikut : a. Untuk sambungan bukan baja ke baja : Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan harus digalvani. b. Untuk sambungan baja ke baja : Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau : ASTM A490 dan harus terlapis Cadmium. c. Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari baja tahan korosi. d. Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A. 3. Bahan bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society" (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction). a. Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau A325. b. Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153. c. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus biasanya type segi enam (hexagon-bolt type). d. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat dari pabrik. e. Peraturan-peraturan dan standar atau publikasi yang dipakai : Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus dipertimbangkan serta merupakan [Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan] Page 49

bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983. American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel Construction-7th Edition". 6. Peralatan Peralatan kerja merupakan peralatan mekanis yang minimal harus dimiliki dan digunakan di lapangan oleh Kontraktor dalam kondisi layak untuk dipakai dan memenuhi syarat keamanan yang ditentukan. Peralatan yang dipakai misalnya molen, peralatan untuk pekerjaan pengukuran, pekerjaan beton, pekerjaan kayu, pekerjaan baja, pekerjaan keramik, dan pekerjaan finishing.tanggung jawab keberadaan peralatan diserahkan pada Kontraktor.

[Agung Yuliarindi 09][Perancangan Gedung II][Bab 1 Pendahuluan]

Page 50

Anda mungkin juga menyukai