Anda di halaman 1dari 22

MOTTO :

Bagusilah diri kalian semua kepada dunia dan beramallah untuk akhirat seakan-akan kalian semua akan mati besok Lam anya berusaha dan bersem angat tinggi untuk lebih maju itu lebih mulia daripada duduk berdiam diri disertai tangan yang menengadah

LEMBAR PERSETUJUAN

Paper ini yang disusun oleh Inabatul Jannah telah diperiksa dan disetujui.

Mengetahui, Kepala Sekolah MA. Manbaul Hikam

Tanggulangin, ...................... Pembimbing

Drs. Abd. Wachid Efendi, M.Ag.

Wiwit Widayati, S.Pd.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, segala puja dan puji syukur ke hadirot Allah SWT karena berkat anugrah, rahmat dan hidayah-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan paper ini meskipun sangat jauh dari kesempurnaan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rosulullah SAW yang telah membimbing umat-umatnya dari jalan yang gelap menuju jalan yang terang benderang dengan sebuah agama yang kokoh yaitu Islam. Sewajarnya manusia adalah makhluk sosial, maka dari itu, manusia tidak akan pernah lepas dari bantuan orang lain begitu pula halnya dengan penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu yaitu : 1. Bapak Abd. Wahid Efendi, M.Ag. selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Manbaul Hikam yang selalu memberi pengarahan dan motivasi kepada siswasiswanya untuk lebih optimis dalam mencapai pendidikan yang lebih tinggi. 2. Drs. Moh. Sholehuddin M.Ag selaku Waka Bid. Kurikulum yang juga tiada bosan-bosannya memberikan dorongan dan semangat yang besar kepada siswasiswanya. 3. Ibu Wiwid Widayati, SPd, selaku guru mata pelajaran Biologi sekaligus sebagai pembimbing yang sabar, ulet dan tak pernah lelah untuk memberikan bimbingan. 4. Bapak Sudarsono, SPd, selaku Wali Kelas XII IPA yang selalu memberikan nasehat-nasehatnya dan dorongan kepada penulis dan teman-teman untuk terus maju. 5. H. Acmad Aflah Afriyadi, SPd, selaku Waka Bid. Kesiswaan yang tiada pernah henti-hentinya memberikan nasehat serta pengarahan kepada penulis dan teman-teman bahwa keberhasilan itu diraih dengan doa disertai dengan ikhtiar. 6. Bapak dan Ibu Dewan Guru semua yang kucintai, Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis dengan rasa kasih sayang.

iii

7. Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang senantiasa menemani dan memberikan dukungan kepada Penulis untuk selalu berusaha dalam meraih sesuatu yang baik. 8. Kakak terbaikku Mas Dino yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan paper ini. 9. Adikku Nia yang tiada bosan-bosannya memberikan doa kepada Penulis. 10. Sahabat hatiku Individu yang telah memberikan semangat kepada Penulis untuk terus maju dan maju dengan penuh rasa kasih sayang dan persahabatan yang tulus. 11. Teman-temanku kamar JIDDAH semuanya yang telah memberi dukungan dan persaudaraan yang indah. 12. Teman baikku Khusnah yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan paper ini. 13. Sobat-sobatku semua yang senasib dan seperjuangan, Kelas XII IPA maupun XII IPS, terima kasih atas persahabatan dan kebersamaannya selama ini. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan paper ini. Namun penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca paper ini demi kesempurnaan paper Penulis. Dan semoga juga pihak-pihak yang telah membantu Penulis selalu dilindungi dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang setimpal dengan apa yang dilakukannya. Sidoarjo, . Penulis

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... MOTTO................................................................................................................... KATA PENGANTAR............................................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN............................................................................... A. Latar Belakang Masalah ............................................................... B. Rumusan Masalah......................................................................... C. Tujuan dan Manfaat....................................................................... D. Metode Penelitian.......................................................................... E. Sistematika Penulisan.................................................................... BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................. A. Pengertian Penyakit Lupus............................................................. B. Gejala-gejala atau Diagnosa Penyakit Lupus................................ C. Macam-macam Penyakit Lupus..................................................... D. Penyebab Penyakit Lupus.............................................................. BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH.......................................................................................... A. B. BAB IV Penyajian Data.................................................................. Analisis dan Pemecahan Masalah....................................

i ii iii iv vi 1 1 2 2 2 3 4 4 5 9 10 12 12 12 14 14 14 16

PENUTUP............................................................................................ A. Kesimpulan.................................................................................... B. Saran-saran....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Lupus Eritematosus sistemik atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit radang multi sistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan ekuaserbasi, disertai oleh terdapatnya berbagai macam auto antibodi dalam tubuh. (http://www.medicastore.com : 2004) SLE merupakan prototipe penyakit autoimun multisistem. Berbeda dengan penyakit autoimun organ spesifik (misalnya diabetes mellitus tipe 1, miastenia gravis, penyakit graver, dsb) dimana suatu respon autoimun tunggal mempunyai sasaran terhadap suatu jaringan tertentu dan menimbulkan gejala klinis yang karakteristik, SLE ditandai oleh munculnya sekumpulan reaksi imun abnormal yang menghasilkan beragam manifestasi klinis. Dalam keadaan normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan dalam melawan infeksi. Pada penyakit lupus dan penyakit auto imun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini berbalik melawan tubuh, dimana antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya sendiri. Lupus bisa berdampak pada semua organ tubuh dari kulit, paru-paru, jantung, ginjal, saraf, otak maupun sendi dan menimbulkan kematian. Lupus bisa mengenal siapa saja dari berbagai usia dan kalangan. Bahkan lupus sama bahayanya dengan kanker, jantung maupun AIDS. Penyakit lupus memang belum sepopuler penyakit jantung, kanker, dan lainnya. Padahal penderita lupus di Indonesia ini cukup banyak dan semakin meningkat. Hingga kini, lupus memang belum diketahui secara pasti penyebabnya. Selain itu, lupus sering disebut sebagai penyakit 1000 wajah karena penyakit ini menyerupai penyakit lain. Sayangnya, bagi masyarakat penyakit lupus ini masih sangat awam.

vi

Untuk itu penulis tertarik mengambil judul Bahaya Penyakit Lupus Terhadap Kesehatan Tubuh Manusia agar dapat mengungkap tentang seberapa aneh dan bahayanya penyakit lupus ini bagi seseorang yang menderitanya. Di samping itu, dalam penulisan paper ini penulis berharap agar masyarakat menjadi lebih mengenal tentang penyakit lupus. Sehingga masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan mereka. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. 2. lupus ? 3. 4. C. Tujuan dan Manfaat Dalam rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya : 1. 2. 3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang Memberi inspirasi pada masyarakat agar lebih Menambah pengetahuan dan wawasan bagi bahaya yang ditimbulkan lupus. berhati-hati dalam menjaga kesehatan sejak dini. masyarakat terutama bagi penulis sendiri tentang penyakit lupus. D. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah dengan menggunakan metode studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan paper ini, penulis melakukan kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur dari hasil data-data yang diperoleh dari buku-buku, internet, koran, maupun majalah Apa saja macam-macam penyakit lupus ? Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit lupus ? Apa yang dimaksud dengan penyakit lupus ? Apa saja diagnosa dan gejala-gejala dari penyakit

vii

sehingga metode ini sangat menuntut ketekunan dan kecermatan pemahaman penulis. E. Sistematika Penulisan Dalam penulisan paper yang berjudul Bahaya Penyakit Lupus bagi Kesehatan Tubuh Manusia, penulis menyusun sistematika pembahasannya sebagai berikut : Bab Satu merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua merupakan kajian teori yang membahas tentang pengertian penyakit lupus, gejala-gejala dan diagnosa dari penyakit lupus, macam-macam penyakit lupus, penyebab timbulnya penyakit lupus serta pencegahan timbulnya penyakit lupus. Bab tiga merupakan penyajian data, analisis serta pemecahan masalah dari suatu rumusan masalah yang telah dibahas. Bab empat merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan yang memuat tentang pokok-pokok hasil pembahasan mulai bab dua sampai tiga dan berisi saran-saran, baik dari penulis itu sendiri maupun kepada pembaca.

viii

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Penyakit Lupus Lupus dalam bahasa latin berarti Anjing Hutan. Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Gejala penyakit ini dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus Eritomatosus, artinya kemerahan. Sedangkan sistemik bermakna menyebar luas ke berbagai organ tubuh. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh. (http://www.nusaindah.tripod.2004.com) Lupus atau istilah kesehatannya disebut systemic lupus erythematosus adalah sejenis penyakit auto-imun. Tak seperti penderita penyakit HIV/AIDS yang kehilangan sistem kekebalan tubuh akibat virus HIV. Sistem kekebalan tubuh atau antibodi penderita justru hiperaktif dan balik menyerang organ tubuh yang sehat. (Suara Karya, 21 Mei 2006) Lupus juga dikenal dengan penyakit seribu wajah, karena gejalanya bermacam-macam, dari satu penderita ke penderita lainnya tidak sama sehingga sulit dikenali. Akibatnya, seringkali terlambat mendiagnosanya. Penyakit yang dijuluki "peniru ulung" ini biasa menyerang wanita produktif dan penderitanya disebut odapus. Meski kulit wajah penderita Lupus dan sebagian tubuh lainnya muncul ruam-ruam merah dan bercak-bercak merah, penyakit itu tidak menular. Sistem imunitas yang normal biasanya akan menghasilkan protein yang disebut antibodi yang berguna menjaga tubuh terhadap serangan virus, bakteri, dan benda asing lainnya. Benda tersebut disebut antigen. Dalam suatu ketidaknormalan fungsi auto imun seperti lupus, sistem tubuh ini kehilangan kemampuan untuk membedakan benda asing (antigen) dan jaringan tubuh itu sendiri.

ix

Sistem imunitas ini kemudian membuat antibodi yang akan menyerang terhadap jaringan tubuh itu sendiri. Antibodi ini disebut auto antibodi, yang akan bereaksi dengan antigen dan akan membentuk sistem imun kompleks. Sistem imun kompleks terjadi di dalam jaringan tubuh akan mengakibatkan inflamasi, luka atau infeksi jaringan dan sel serta sakit. Penyakit lupus tidak bisa dikatakan sebagai penyakit keturunan. Hingga kini, tingkat jumlah nilai penderita lupus akibat faktor genetik hanya mencapai 10%. B. Gejala-gejala atau Diagnosa Penyakit Lupus 1. 1.1. Gejala-gejala penyakit lupus Gejala Klinis Gejala klinis dan perjalanan penyakit SLE sangat bervariasi. Penyakit dapat timbul mendadak disertai tanda-tanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh. Dapat juga menahun dengan gejala pada satu sistem yang lambat laun diikuti oleh gejala terkenanya sistem imun. Pada tipe menahun terdapat remisi dan eksaserbasi. Remisinya mungkin berlangsung bertahun-tahun. Onset penyakit dapat spontan atau didahului oleh faktor presipitasi seperti kontak dengan sinar matahari, infeksi virus/bakteri. Obat misalnya golongan sulfa, penghentian kehamilan dan trauma fisik/psikis. Setiap serangan biasanya disertai gejala umum yang jelas seperti demam, malaise, kelemahan, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, dan iritabilitas. Yang paling menonjol adalah demam yang kadang-kadang disertai menggigil. 1.2. Gejala Muskuloskeletal Gejala yang sering pada SLE adalah gejala muskuloskeletal, berupa artritis atau artralgia (93%) dan seringkali mendahului gejalagejala lainnya. Yang paling sering terkena ialah sendi interfalangeal proksimal diikuti oleh lutut, pergelangan tangan, metakorpofalangeal,

siku dan pergelangan kaki. Selain pembengkakan dan nyeri mungkin juga terdapat efusi sendi yang biasanya termasuk kelas I (noninflamasi); kadang-kadang termasuk kelas II (inflamasi). Kaku pagi hari jarang ditemukan. Mungkin hanya nyeri otot dan miositis. Artritis biasanya simetris, tanpa menyebabkan deformitas, kontraktur dan antitosis. Ada kalanya terdapat nodul reumatoid. Nekrosis avaskular dapat terjadi pada berbagai tempat, terutama ditemukan pada pasien yang mendapat pengobatan dengan steroid dosis tinggi. Tempat yang paling sering terkena ialah kaput femoris. 1.3. Gejala Mukokutan Pada gejala ditemukan adanya kelainan kulit, rambut atau selaput lendir ditemukan pada 85% kasus SLE. Lesi kulit yang paling sering ditemukan pada SLE ialah lesi kulit akut, subakut, diskoid dan livido retikularis. Ruam kulit yang dianggap khas dan banyak menolong dalam mengarahkan diagnosis SLE ialah ruam kulit berbentuk kupu-kupu (butterfly-rash) berupa eritema yang agak edamatus pada hidung dan kedua pipi. Dengan pengobatan yang tepat, kelainan ini dapat sembuh tanpa bekas. Pada bagian tubuh yang terkena sinar matahari dapat timbul ruam kulit yang terjadi karena hipersensitivitas (photo hypersensitivity). Lesi ini termasuk lesi kulit akut. Lesi kulit sub akut yang khas berbentuk anular. Lesi diskoid berkembang melalui 3 tahap yaitu eritema, hiperkeratosis dan atrofi. Biasanya tampak sebagai becak eritematosa yang meninggi, tertutup oleh sisik keratin disertai adanya penyubatan folikel. Kalau sudah berlangsung lama akan terbentuk sikatriks. (http://www.medicastore.com.2004) Ada belasan gejala yang bisa dialami penderita lupus. Ini tergantung organ tubuh yang terkena, antara lain nyeri sendi, tulang dan

xi

otot, demam berkepanjangan, cepat lelah, lesu, dan lemas, penurunan berat badan, serta sakit kepala. Gejala lain sering sariawan, ruam pada kulit yang memburuk saat terkena sinar matahari, jika di wajah berbentuk kupu-kupu, anemia, kebocoran ginjal, sakit dada jika menghirup nafas dalam, rambut rontok, ujung jari berwarna biru pada udara dingin (fenomena Ray Nauats), kejang, stroke, dan keguguran. Lupus diduga terkait dengan hormon estrogen, mengingat gejala lupus meningkat menjelang masa haid. (Kompas, 11 Mei 2007) 2. Diagnosa Penyakit Lupus Pada tahun 1982, para dokter di The American Rheumatism Association (ARA) menemukan terdapat 11 gejala serta tanda yang akan membedakan lupus dari penyakit lainnya. Untuk seorang dokter dapat mendeteksi lupus, seorang pasien harus memiliki paling tidak 4 atau lebih gejala-gejala di bawah ini selama suatu waktu dari masa penyakitnya itu berjangkit, diantaranya : 2.1. Ruam (rash) di daerah malar Ruam berupa eritema terbatas, rata atau meninggi, letaknya di daerah malar, biasanya tidak mengenai lipat nasolabialis. 2.2. Lesi diskoid Lesi ini berupa bercak eritematora yang meninggi dengan sisik keratin yang melekat disertai penyumbatan folikel. Pada lesi yang lama mungkin terbentuk sikatriks. 2.3. Fotosensitivitas Terjadi lesi kulit sebagai akibat reaksi abnormal terhadap cahaya matahari. Hal ini diketahui melalui anamnesis atau melalui pengamatan dokter. 2.4. Ulserasi mulut Ulserasi di mulut atau nasofaring, biasanya tidak nyeri, diketahui melalui pemeriksaan dokter.

xii

2.5. Artritis Artritis non-erosif yang mengenai 2 sendi perifer ditandai oleh nyeri, bengkak atau efusi. 2.6. Serositis a. pleura. b. perikard. 2.7. Kelainan ginjal a. > 0,5 g/hari atau > 3+ b. campuran 2.8. Kelainan neurologis a. Kejang yang timbul spontan tanpa adanya obat-obat yang dapat menyebabkan atau kelainan metabolik seperti uremia, ketosidosis, dan gangguan keseimbangan elektrolit. b. Psikosis yang timbul spontan tanpa adanya obat-obat yang dapat menyebabkannya 2.9. Kelainan hematologik a. Anemia hemolitik dengan retikulositosis b. Leukopenia, kurang dari 400/mm3 pada 2 kali pemeriksaan atau lebih. c. Limfopenia, kurang dari 1500/mm3 pada 2 kali pemeriksaan atau lebih. d. Trombositopenia, kurang dari 100.000/mm3, tanpa adanya obat yang mungkin menyebabkannya. atau kelainan metabolik seperti uremia, ketosidosis dan gangguan keseimbangan elektrolit. Ditemukan silinder sel, mungkin eritrosit, hemoglobulin granular, tubular atau Proteinuria yang selalu Perikarditis : diperoleh dari gambaran EKG atau terdengarnya bunyi gesekan perikard atau adanya efusi Pleuritis : adanya riwayat nyeri pleural atau terdengarnya bunyi gesekan pleura oleh dokter atau adanya efusi

xiii

2.10. Kelainan imunologi a. Adanya sel LE. b. Anti DNA : antibodi terhadap native DNA (anti-ds DNA) dengan titer abnormal. c. Anti-Sm : adanya antibodi terhadap antigen inti otot polos. d. Uji serologi untuk sifilis yang positif semu selama paling sedikit 6 bulan dan diperkuat oleh uji imobilisasi treponemapallidum atau uji fluoresensi absorpsi antibodi treponema. 2.11. Antibodi antinuklean Titer abnormal antibodi anti nuklean yang diukur dengan cara imunofluoresensi atau cara lain yang setara pada waktu yang sama dan dengan tidak adanya obat-obat yang berkaitan dengan sindrom lupus karena obat. (http://www.medicastore.com.2004) Diagnosis luput tidak mudah dan tidak ada tes tunggal. Jika penderita mengeluhkan sejumlah gejala yang mengarah ke lupus, dokter akan minta pemeriksaan laboratorium terhadap kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit juga antibodi seperti antinuclear antibodi (ANA), anti double stranded DNA (anti-ds DNA), protein C3 dan C4, serta pemeriksaan urine. (Kompas, 11 Mei 2007) C. Macam-macam Penyakit Lupus Menurut jenisnya, lupus dibagi menjadi 3 macam yaitu : 3.1. Lupus Eritematosus Sistemik Lupus eritematosus sistemik (lupus eritematosus disseminata) adalah penyakit auto imun menahun yang menimbulkan peradangan dan bisa menyerang berbagai organ tubuh, termasuk kulit, persendian, dan organ dalam. SLE biasanya lebih parah dibandingkan dengan diskoid. Tipe lupus ini dapat menyebabkan inflamasi pada beberapa macam organ. Organ yang terkena tidak terbatas pada gangguan kulit dan sendi, tetapi juga pada

xiv

organ yang lain seperti sendi, paru-paru, ginjal, darah ataupun organ atau jaringan lain yang terkena. SLE pada sebagian orang dapat memasuki masa dimana gejalanya tidak aktif (remisi) dan pada saat yang lain penyakit ini dapat menjadi aktif (flare). 3.2. Lupus Eritematosus Diskoid Lupus eritematosus diskoid adalah suatu penyakit kulit menahun yang ditandai dengan peradangan dan pembentukan jaringan parut yang terjadi pada wajah, telinga, kepala, dan kadang pada bagian tubuh lainnya. Lesi (kelainan) kulit ini tampak sebagai bercak kemerahan yang bersisik dan berkeropeng, yang jika membaik akan meninggalkan jaringan parut berwarna putih. Bagian tengahnya berwarna lebih terang dan bagian pinggirnya berwarna lebih gelap dari kulit yang normal. Jika lesi timbul di daerah yang berambut (misalnya dagu atau kulit kepala), maka bisa terjadi pembentukan jaringan parut yang permanen dan kerontokan rambut. 3.3. Lupus Obat Lupus obat umumnya berkaitan dengan pemakaian obat hydralazine (obat hipertensi) dan procarnamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur). Hanya saja, Cuma 4% dari orang yang mengkonsumsi obatobat itu yang bakal membentuk antibodi penyebab lupus. Dari 4% itu pun sedikit sekali yang kemudian menderita lupus. (http://www.news@indosiar.com) D. Penyebab Penyakit Lupus Penyebab timbulnya penyakit lupus masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun demikian, terdapat banyak bukti bahwa penyebabnya bersifat multifaktor, dan ini mencakup pengaruh faktor genetik, lingkungan, dan hormonal terhadap respon imun.

xv

Faktor genetik memegang peran penting dalam kerentanan serta ekspresi penyakit. Di samping itu, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa banyak gen yang berperan, terutama gen yang mengkode unsur-unsur sistem imun. Setelah diteliti penyebab lupus karena faktor keturunan dan lingkungan. Penyakit ini justru diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun. Namun begitu, ada juga pria yang mengalaminya. Ahli menduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen. Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Infeksi Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin) Sinar ultraviolet Stress yang berlebihan Obat-obatan tertentu Hormon Pemanis buatan Meskipun lupus diketahui merupakan penyakit keturunan, tetapi gen penyebabnya belum diketahui. Penemuan terakhir menyebutkan tentang gen dari kromosom 1. Hanya 10% dari penderita yang memiliki kerabat (orangtua maupun saudara kandung yang telah maupun akan menderita lupus, statistik menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% anak dari penderita lupus yang menderita penyakit ini. Lupus seringkali disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita oleh pria. Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun seringkali lebih sering ditemukan pada wanita. Faktor hormonal mungkin bisa menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerang wanita. Meningkatnya gejala penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan selama kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) memang berperan dalam timbulnya penyakit ini. Meskipun demikian, penyebab yang pasti dari lebih tingginya angka kejadian pada masa pra-menstruasi masih belum diketahui.

xvi

Kadang-kadang obat jantung tertentu (hidralazin, prokarnamid dan betablocker) menyebabkan sindroma mirip lupus, yang akan menghilang bila pemakaian obat dihentikan. (http://www.medicastore.com.2004)

xvii

BAB III PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A.

Penyajian Data Di Indonesia mulai banyak ditemukan orang yang menderita penyakit

lupus. Misalnya di kota Bandung, jumlah penderita penyakit lupus berkisar 650 700 orang. Data sementara dari RS Hasan Sadikin, pada tahun 1999-2004 jumlah penderita lupus sebanyak 286 orang. (http://www.Republika.co.id) Sementara itu di kota lain di Indonesia yaitu di Surabaya, dalam tiga tahun terakhir mulai tahun 2003 hingga 2006, jumlah penderita lupus yang berobat di RSUD Dr. Soetomo mencapai 215 pasien. Dan tiap bulannya terdapat 10 hingga 15 pasien baru. Di Jakarta, beberapa rumah sakit melakukan pa tentang lupus, misalnya RS Cipto Mangunkusumo dan Fakultas Kedokteran UI. Pada tahun 1969 1970 ditemukan 5 kasus SLE. Tahun 1972-1976 ditemukan 1 kasus SLE dan setiap 666 insidensi (kasus yang dirawat) sebesar 15/10.000 perawatan. Pada tahun 1988-1990 insidensi 37,7/10.000 perawatan. (http://www.nusaindah.tripod.2004.com) Data lain, menurut Prof. Dr. Zubairi Djoerban Sp.Pd. yang diperkirakan menderita lupus di Indonesia 1,5 juta jiwa. Dan saat ini penderita lupus di seluruh dunia berjumlah sekitar 5 juta dengan 100.000 kasus baru setiap tahun. (Kompas, 11 Mei 2007) B. Analisis dan Pemecahan Masalah Dari data di atas menunjukkan bahwa penderita lupus di Indonesia setiap tahunnya meningkat. Meningkatnya penderita lupus disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

xviii

1. terutama 2. penyakit lupus. tentang menyembuhkannya.

Penelitian tentang lupus sangat jarang dilakukan penyebab penyakit lupus dan obat untuk

Masih kurangnya dokter ahli untuk menangani Maka dari itu pemerintah memberikan lebih banyak dana bagi riset medis

dan jasa pelayanan kesehatan untuk membantu odapus dan keluarga yang terkena dampak lupus, baik dalam bentuk pengobatan maupun pencegahan. Bentuk pengobatan tersebut adalah dengan mengkonsumsi obat anti radang non steroid, krtikosteroid, NSAID dan solisilat obat anti malaria, obat imunosupresif, azatioprin (obat pendamping kortikosteroid) dan obat penekan kekebalan tubuh. Sedangkan untuk pencegahannya, odapus harus melakukan monitoring yang teratur, penghematan energi, foto proteksi, mengatasi infeksi, dan merencanakan kehamilan. Pemerintah sendiri juga menghimbau bagi odapus untuk menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga, makan dan istirahat teratur, mengelola stres, serta menghindari rokok dan sinar matahari, sehingga dengan tips seperti itu, para odapus bisa hidup normal dan produktif. (http://www.medicastore.com.2004)

xix

BAB IV PENUTUP

A. 1. pada dirinya sendiri. 2.

Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Seseorang dapat dikatakan menderita penyakit lupus erythematolosus saat tubuhnya menjadi alergi Tanda dan gejala penyakit

lupus bervariasi, tidak khas, dapat timbul mendadak atau perlahan, spontan maupun dengan faktor pencetus. 3. Bentuk penyakit lupus ada tiga macam yaitu cutaneus lupus atau diskoid yang mempengaruhi kulit, Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) yang menyerang organ tubuh, Drug Induced Lupus (DIL) yang timbul karena menggunakan obat-obat tertentu. 4. 5. sebagainya. 6. penekan kekebalan tubuh. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas tentang judul Bahaya Lupus Terhadap Kesehatan Tubuh Manusia penulis dapat memberi saran kepada : 1. Penderita agar melakukan berbagai upaya untuk mengobati penyakit lupus meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk kesembuhan penyakit tersebut. Pengobatan penyakit lupus dengan menggunakan obat anti radang, non steroid, kortikosteroid, dan obat Faktor penyebab timbulnya Untuk mencegah timbulnya lupus adalah adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus. penyakit lupus diperlukan monitoring yang teratur, foto proteksi dan lain

xx

2.

Pembaca agar lebih berhati-

hati dalam menjaga kesehatannya serta menghindari faktor penyebab timbulnya penyakit lupus dengan cara monitoring teratur, foto proteksi, dan lain sebagainya. Akhir kata, semoga saran yang penulis sampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penderita. Amin.

xxi

DAFTAR PUSTAKA

Yuliasih, Lupus si Penyakit Seribu Wajah (www.medicastore.com/13/9/2007) _______, Lupus Antibody yang Menyerang Tubuh Sendiri (www.nusa_indah.tripod.com/13/9/2007) Wahyuni, Tri, Waspadai Bila Nyeri Sendi dan Terjadi Kelainan Kulit. Suara Karya, 21 Mei 2006, hlm. 2. _______, Lupus Eritematosus Sistemik (www.medicastore.com/13/9/2007) Djoerban, Zubairi, Lupus Penyakit dengan Seribu Wajah, Kompas, 11 Mei 2007, hlm. 48. _______, Odapus, (www.news@indosiar.com/13/9/2007) Rachmat Gunadi, Jumlah Pasien Lupus Naik (www.Republika.com/13/9/2007)

xxii

Anda mungkin juga menyukai