Anda di halaman 1dari 5

TUJUAN HIDUP & NILAI HIDUP

Mengapa Tujuan Hidup begitu penting?

1.

Ketidaktahuan akan tujuan hidup akan membuat hidup kita liar. Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. (TBI)-Amsal 29:18a Where there is no vision [no redemptive revelation of God], the people perish (Ampl)-Amsal 29:18a Firman Tuhan dengan jelas mengatakan bahwa bila tidak ada visi, maka hidup manusia menjadi liar. Karena tidak adanya tujuan hidup akan membuat manusia mencoba segala sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan hidupnya. Tetapi orang yang mengerti tujuan hidupnya akan memakai waktu yang Tuhan berikan di dalam hidupnya untuk menggenapi setiap tugas yang diberikan Tuhan keadaannya. Karena setiap waktu yang diberikan Tuhan dalam hidup kita harus kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Oleh karena itu orang yang mengetahui tujuan hidup, maka hidupnya akan sangat efektif. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya (Yohanes 17:4)

2.

Tujuan hidup akan membuat hidup kita maksimal

Semua barang yang ada dimuka diciptakan dengan tujuan tertentu. Jika kita tidak mengetahui tujuan suatu barang maka barang tersebut tidak dapat digunakan secara maksimal. Demikian juga dengan hidup manusia, ketidaktahuan akan tujuan hidup akan membuat hidup kita tidak maksimal, bahkan kita akan cenderung memakai hidup dengan dengan tidak bijaksana. Hubungan antara Tujuan Hidup dengan Nilai Hidup Segala sesuatu yang ada di sekitar kita memiliki nilai, tetapi tidak semua barang memiliki nilai yang sama. Semakin penting tujuan suatu barang diciptakan maka nilainya akan semakin tinggi. Contoh: Obat untuk penyakit jantung pasti akan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan obat umum lainnya, sebab tujuan obat jantung dibuat lebih vital dibandingkan dengan obat umum. Demikian juga nilai manusia dihadapan Tuhan lebih tinggi dibandingkan dengan ciptaan lainnya (tumbuhan dan binatang, bahkan malaikat sekalipun), sebab manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan (memiliki karakter dan kepribadian seperti Tuhan). Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka (Kej 1:26-27) Cara Allah memandang manusia berbeda dengan dunia. Dunia selalu melihat nilai manusia dari segala sesuatu yang dimilikinya (mobil,rumah,dll).Jadi jika seseorang tidak memiliki harta benda, kemampuan intelektual maka manusia memiliki nilai yang rendah, dan sebaliknya jika mereka memiliki harta benda atau kemampuan intelektual maka nilai manusia di mata dunia tinggi. Tetapi nilai manusia dimata Tuhan (terlepas dari segala sesuatu yang mereka miliki baik itu harta atau kemampuan intelektual) sama dengan nilai kehidupan Tuhan Yesus, sebab manusia dibeli lunas dari kuasa dosa dengan penebusan nyawa yang terdapat dalam darahNya.

Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. (1 Pet 1:18-19) Apa Tujuan Hidup Manusia di mata Tuhan? Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakanNya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka (Kej 1:26-27) Tujuan manusia diciptakan adalah supaya manusia berkuasa atas segala ciptaan Tuhan. Oleh karena itu Tuhan memberikan kuasaNya kepada manusia. Tanpa Kuasa yang diberikan oleh Tuhan maka manusia tidak bisa menjalankan tugas yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Allah kita adaah Allah yang sangat bijaksana dimana sebelum manusia dapat menjalankan tugas untuk menggenapai rencanaNya, maka Allah telah menyediakan sarana yang dibutuhkan terlebih dahulu. Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, manusia selalu berfokus kepada Tuhan, sebab di dalam Dia manusia mendapatkan segala sesuatu yang dia butuhkan sebab Dialah kepuasan tersebut. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, tujuan hidup manusia berubah secara total, sebab dosa menyebabkan kuasa yang Tuhan berikan kepada manusia beralih kepada Iblis, dan sejak saat itu manusia berada di dalam kuasa dosa. Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. (Efesus 2:1-3) Perbandingan kehidupan manusia sebelum dan sesudah jatuh dalam dosa: (lihat kejadian 3): Hubungan dengan Tuhan Fokus Keadaaan manusia Sebelum jatuh dalam dosa Akrab Allah Berkelimpahan (Tuhanlah yang menyediaan segala sesuatu utk Tubuh manusia Kelahiran keperluan manusia) Kekal Perempuan berasal dari laki-laki (dari tulang rusuk adam) Sesudah jatuh dalam dosa Tidak akrab (bersembunyi dr Allah) Diri sndiri Kekurangan (manusia mencari rezeki dgn kekuatan sendiri) Tidak kekal (bisa mati dan kembali menjadi debu) Semua anak dilahirkan oleh

perempuan dengan susah payah

Tujuan hidup manusia berubah secara drastis setelah manusia jatuh ke dalam dosa, karena fokus hiduo manusia berubah dari Allah kepada dirinya sendiri.

Jangan Kejar segala sesuatu yang bisa datang dengan sendiri


"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari

pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:25-34) Ketika Tuhan Yesus ada di dunia, Tuhan Yesus melihat manusia sibuk mengejar segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kepenuhan hidup (baik itu makanan, minuman dan pakaian). Tuhan Yesus melihat kekuatiran yang sangat besar dalam diri manusia. Oleh karena itu Tuhan Yesus perlu menset kembali cara berpikir dan prioritas hidup manusia dengan cara membandingkan hidup manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain (burung dan bunga). Tuhan Yesus tidak ingin muridmuridNya (orang Kristen) sama dengan orang-orang yang tidak mengenal Allah (orang dunia), yaitu mengejar harta dunia yang sifatnya semu. Di mata Tuhan kualitas hidup manusia jauh lebih penting daripada kebutuhan hidup sehari-hari dan segala harta yang bisa ditawarkan oleh dunia. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa jika kita sibuk mengejar kerajaan Allah dan kebenarannya maka semua yang dicari oleh bangsa2 yg tdk mengenal Allah akan ditambahkan (bicara mengenai bonus, dan bukan tujuan utama) Pengertian Kerajaan Allah dan kebenarannya Setiap negara memiliki aturan2 yang harus ditaati oleh semua warga yang ada di dalamnya. Setiap orang yang mengikuti aturan2 tersebut akan menikmati kehidupan dalam negara tsb, tetapi sebaliknya jika org tdk megikuti aturan2 yang ditetapkan maka org tsb tdk akan menikmati kehidupan dlm negara tsb. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Pet 2:9) Petrus mengatakan bahwa kita telah ditebus dari kegelapan (dunia) kepada terang (warganegara Kerajaan Surga). Dalam Kerajaan Surga terdapat aturan2 sendiri yang berbeda dengan sistem dunia. Inilah yang disebut dengan Prinsip prinsip kerajaan Allah. Karena status kewarganegaraan kita adalah kewarganegaraan surga maka jika kita ingin menikmati hidup di dalamnya, kita harus belajar mengerti dan memahamii aturan2 yang berlaku di dalamnya. Ketidaktahuan kita akan prinsip2 Kerajaan Allah akan menghacurkan hidup kita. Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anakanakmu. (Hosea 4:6) Semakin kita memahami dan mendalami prinsip2 ini maka hidup kita akan semakin terarah dan efektif.Jadi ketika Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita perlu mengejar Kerajaan Allah dan kebenarannya secara tidak langsung Tuhan

Yesus ingin kita mengerti, memahami dan mendalami prinsip-prinsip kerajaan Allah dan melakukannya dalam hidup kita sehingga prinsip2 hidup tsb menjadi kebenaran dalam kehidupan kita. Contoh perbedaan antara sistem dunia dengan prinsip kerajaan Allah (Matius :5-7) Sistem Kerajaan Allah Untuk memperoleh kesuksesan Menjadi pelayan Sistem Dunia Melakukan (termasuk Perlakuan thd kekayaan Uang tidak dikejar, tetapi prinsip2 Kerajaan Allah yang dikejar yg segala tidak cara benar)

bahkan menjatuhkan org lain Mengejar uang dengan segenap Alah Membalas kekuatan dengan mengabaikan prinsip2 Keajaan

Reaksi jika dperlakukan tidak adil

Mengampuni

Hubungan antara Kebenaran dengan Nilai hidup Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa (Amsal 14:34) Firman Tuhan mengatakan bahwa Kebenaran akan menaikkan nilai hidup, dan sebaliknya dosa akan menurunkan nilai hidup seseorang. Ketika nilai hidup seseorang tinggi, maka penghargaan dunia atas hidup seseorang juga akan naik (istilah umumnya adalah honor/ gaji). Oleh karena itu jika nilai hidup kita tinggi, maka segala sesuatu yang dikejar oleh orang banyak pada umumnya akan datang sendirinya dalam hidup kita. Oleh karena itu Tuhan Yesus ingin kita menaikkan nilai hidup kita dengan cara mengerti memahami serta mengaplikasikan prinsip2 Kerajaan Allah dalam hidup kita. Ketika kita hidup di dalam kebenaran, maka hukum dosa tidak lagi berkuasa dalam hidup kita. Dengan kematian dan kebangkitanNya dari alam maut sebenarnya Tuhan Yesus telah mengembalikan kuasa yang dicuri oleh Iblis dari Adam kepada manusia, sehingga manusia dibebaskan dari segala hukum dosa dan maut. Dosa ibarat karat yang menutupi nilai hidup kita yang sebenarnya, tetapi ketika ijinkan darah Yesus membasuh hidup kita (melalui pertobatan dan kelahiran baru) serta kita hidup di dalam kebenaran Firman Tuhan, maka setiap karat (dosa) dalam hidup kita semakin pudar bahkan hilang, sehingga nilai hidup kita yang sebenarnya akan terlihat jelas, dan setiap orang akan memuliakan Tuhan Yesus melalui hidup kita. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Mat 5:16) Tujuan hidup kita yang sebenarnya Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka (Kel 25:8) Kerinduan Tuhan yang sesungguhnya adalah dapat berdiam dan bergaul dengan manusia selama-lamanya. Tuhan tidak puas hanya memiliki hubungan yang biasa2 dengan umatNya, tetapi kerinduanNya yang lebih dalam adalah bergaul secara intim dengan manusia. Tujuan hidup kita selama ada di bumi bukanlah menghasilkan karya2 yang besar sehingga setiap orang mengenang dan mengingat kita, tetapi tujuan utama kita ada di bumi adalah bergaul dengan pencipta kita. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah (Kej 5:24) Bagaimana cara kita bergaul dengan Tuhan? Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran (Yoh 1:14) Kita bisa bergaul dengan Tuhan melalui FirmanNya, sebab Yesus adalah Firman yang menjelma menjadi manusia. Orang berkata bahwa kita akan menjadi sama dengan apa yang kita dekati/ apa yang kita gauli. Jika kita bergaul dengan

seorang pemabuk, penjudi, maka lambat laun kita akan menjadi seorang pemabuk dan penjudi, sehingga nilai hidup kita makin lama akan semakin turun bahkan hancur, tetapi jika kita bergaul dengan Tuhan, maka lambat laun karakter, kebaikan dan kemuliaanNya akan menjadi bagian dari hidup sehingga nilai hidup kita juga makin lama akan semakin tinggi dan mulia. Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besa (2 Kor 3:18)

Anda mungkin juga menyukai