Anda di halaman 1dari 2

QUALITY ISSUES ASSOCIATED WITH ABRASIVE WATERJET CUTTING AND DRILLING OF ADVANCED COMPOSITES

RIFQI BUSTANUL FAOZAN 11/313650/TK/37982

Untuk meningkatkan kekuatan material, serat yang diperkuat dengan bahan komposit polimer sering digunakan bersama dengan bahan lain. Seperti logam untuk membentuk struktur hibrida. Karna menyatunya ketidaksamaan serat yang diperkuat plastic ( Fiber Reinforced Plastic / FRPs ) dan pelapisan metal fiber , teknik pemotongan dan pelubangan pada generasi saat ini penuh dengan fenomena kerusakan seperti delaminasi, edge chipping, dan pembentukan retakan. Dalamjurnalini, karakteristik kerusakan dalam permesinan ditinjau pada delaminasi, cacat lubang, dan damage area. Sejak 2 dekade lalu, Abrasive water jet telah memperoleh popularitas besar karena banyak keuntungan yang ditawarkan oleh proses ini seperti tidak adanya HAZ ( Heat-Affected Zone ) dan tidak adanya tegangan sisa. Walaupun dalam cutting dan drilling material komposit menggunakan AWJ, cacat seperti delaminasi, retak, dan fiber pullout akan sering terjadi saat jet masuk maupun keluar dari komposit. Cacat-cacat ini dapat menurunkan propertis pada material komposit tersebut. Lagipula, cacat delaminasi yang paling sering terjadi pada komposit merupakan dampak kecepatan tinggi dari jet. Penetrasi air diantara lapisan lamina selama proses permesinan dianggap sebagai alasan utama kerusakan terjadi. Terdapat tiga buah parameter yang digunakan dalam eksperimen kali ini. Yang pertama adalah traverse speed. Traverse speed memiliki dampak yang kuat terhadap kekerasan permukaan pada bidang potong. Dari data eksperimen, kekerasan permukaan meningkat seiring meningkatnya traverse rate tanpa memperhatikan kondisi-kondisi yang lain. Ini disebabkan karena aliran waterjet harus memotong increased area material dengan pemberian waktu yang sama dengan meningkatnya traverse rate. Ini berarti bahwa energi yang di konsumsi untuk memotong unit area menurun seiring menigkatnya traverse speed. Hasilnya, permukaan akhir menjadi lebih buruk dengan meningkatnya traverse rate. Tekanan air juga memiliki efek pada kekerasan permukaan. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan permukaan meningkat seiring meningkatnya tekanan air. Aliran waterjet memiliki energi kinetik yang besar untuk cutting sebuah material saat tekanan air dinaikkan. Untuk kondisi abrasive supply, ini

munujukkan bahwa pure waterjet menghasilkan kekerasan permukaan yang lebih baik dari pada abrasive waterjet. Panjang retakan bertambah seiring meningkatnya tekanan air. Karena waterjet membuat energi kinetik meningkat untuk memotong tanpa menghasilkan delaminasi seiring meningkatnya tekanan air. CUTTING Dari hasil kekerasan permukaan, kita bisa menyimpulkan bahwa Ra meningkat secara proporsional dengan meningkatnya traverse rate, tanpa memperhatikan materialnya. Pure waterjet sering menyebabkan delaminasi daripada erosi, khususnya dibawah kondisi tekanan rendah dan traverse rate yang tinggi. Abrasive waterjet menunjukkan hasil akhir pada permukaan yang lebih baik daripada pure waterjet dan abrasive waterjet dengan delay time. DRILLING Model analisis raju-ramulu atau conical cavity model menyarankan perkiraan yang baik untuk kedalaman pemotongan saat tetapan eksperimental ditentukan. Kerusakan pada material tampaknya menurun dengan peningkatan tekanan air dan penurunan jarak buntu(standoff distance).

Anda mungkin juga menyukai