Anda di halaman 1dari 3

Pulmonary Emboli (Emboli Paru) Definisi Emboli paru-paru merupakan okulasi atau penyumbatan bagian pembuluh darah paru-paru

oleh embolus. Embolus ialah suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi darah. Benda tersebut ikut terbawa oleh aliran darah yang berasal dari suatu tempat lain dalam sirkulasi darah (Somantri, 2007). Pulmonary emboli (Emboli Paru) adalah tersumbatnya jaringan vaskuler oleh embolus yang dapat berupa thrombus (bekuan darah, fragmen jaringan, lemak dan gelembung udara) yang paling sering ditemukan pada klien yang sudah tua. Etiologi Emboli paru paling umum terjadi karena terlepasnya thrombus dari perlekanannya pada vena ekstremitas bawah lalu bersikulasi menuju jantung kanan sampai akhirnya tersangkut pada arteri pulmonalis Penyebab terjadinya gumpalan di dalam vena mungkin tidak dapat diketahui, tetapi faktor predisposisinya (faktor pendukungnya) sangat jelas, yaitu: 1. Imobilitas Imobilitas yang lama menyebabkan hilangnya semacam peristaltik pembuluh darah vena hingga menjadi statis. Umumnya statis terjadi setelah berbaring selama tujuh hari. 2. Umur Kebanyakan emboli paru-paru terjadi pada usia 50-65 tahun karena elastisitas pembuluh darah sudah berkurang. 3. Penyakit hematologi Penyakit hematologi sering ditemukan pada keadaan-kaedaan polisitemia diman hematokrit darah meningkat yang mengakibatkan aliran darah menjadi lambat. Dilaporkan juga banyak terjadi pada penyakit anemia bulan sabit. Pada anemia tersebut, terbentuk thrombus dalam aliran mikrosirkular yang dapat menyebabkan infark pada organ paruparu. 4. Penyakit metabolisme

Penyakit metabolisme dilaporkan terjadi pada penyakit sistinuria dimana terdapat kelainan trombosit yang menyebabkan trombosis. Di samping itu juga tejadi kerusakan lapisan endotel pembuluh darah yang mempercepat terjadinya trombosis. Manifestasi klinis 1. Batuk 2. Dyspnea saat istirahat 3. Hipotensi 4. Hipoksia 5. Takikardi 6. Angina atau nyeri dada pleuritik Pemeriksaan diagnostik 1. Scan Paru (Ventilasi/perfusi): menyatakan pola abnormal perfusi pada area ventilasi (ketidakcocokan ventilasi/perfusi) atau tidak adanya ventilasi dan perfusi. 2. Angiografi paru: adanya kerusakan mengisian atau klep arteri dengan tidak ada aliran darah distal. 3. Sinar X dada: sering normal, tetapi dapat menunjukan bayangan bekuan, klep pembuluh darah kasar, peninggian diafragma pada sisi yang sakit, efusi pleural,infiltrasi/ konsolidasi. 4. Darah lengkap: dapat menyatakan peninggian Ht (hemokonsentrasi) dan peninggian sel darah merah (polisitemia). 5. EKG: mungkin normal atau menunjukkan perubahan gelombang T / depresi segmen ST. (sumber: Doenges, 2000) Diagnosis keperawatan 1. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan aliran darah dan suplai oksigen. 2. Gangguan perfusi jaringan cardiopulmonal b.d gangguan aliran arteri. 3. ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi spontan b.d faktor metabolic. Intervensi

1. Monitor pengiriman oksigen, tanda dan gejala dari gagal napas, perubahan nilai lab atau keseimbangan asam-basa. 2. Berikan terapi oksigen. 3. Kolaborasi dengan dokter terhadap pemberian heparin. 4. Klien gerontik membutuhkan pengukuran tanda vital yang menghibur dan hati-hati. 5. Jika klien gerontik mengalami dehidrasi, berikan terapi cairan intravena. 6. Monitor komplikasi dari obat antikoagulan. Pantau warna urin, cek tekanan darah, dan komplikasi lain misalnya hemoragik. 7. Bantu mobilitas bagi klien. 8. Berikan edukasi pada pasien gerontik dan keluarganya mengenai tanda dan gejala dari emboli paru, obat antikoagulan, dan latihan mobilitas.

DAFTAR PUSTAKA Doenges, M. E. [et al]. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Somantri, Irman. (2007). Keperawatan Madikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai