Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN DISKUSI TUTORIAL BLOK 1 BUDAYA ILMIAH KONTROVERSI INFORMASI

Disusun oleh: Kelompok 5 Andreas Agung Kurniawan G 0011021 Derajat Fauzan Nardian G 0011065 Eva Karina Puspasari G 0011087 Fajar Shodiq G 0011089 Novandi Lisyam P G 0011153 Priaji Setiadani G 0011159 Rizqa Febriliany Putri G 0011183 RR. Vita A Prastiti G 0011185 Rut Pamela G 0011187 Sanda Puspa Rini G 0011189 Sarah Nadya Roosana G 0011191

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2011 1. Pendahuluan Kematian ayam secara mendadak telah terjadi di suatu Kabupaten di Jawa Tengah. Sebanyak 50 ayam di salah satu desa di kabupaten tersebut, mati mendadak karena terjangkit Flu Burung atau Avian Flu. Rini, anak seorang peternak ayam di desa tersebut, dijauhi kawan-kawan sekolahnya. Mereka menganggap, Rini dapat menularkan penyakit flu burung, seperti yang mereka baca di koran. Guru mereka menjelaskan, bahwa penyakit flu burung hanya ditularkan dari unggas yang sakit ke manusia. Dalam skenario tersebut terjadi perbedaan pendapat antara guru dan kawan-kawan Rini sehingga membuat Rini bingung. 1. Diskusi dan Studi Pustaka Jump 1: Istilah penting 1. Avian flu: penyakit infeksi menular karena virus influenza tipe A subtipe H5N1 yang menyerang unggas. 2. Artikel ilmiah: artikel yang dibuat untuk memberi penjelasan kepada khalayak akademis, biasanya jurnal, penelitian lapangan, yang pembahasannya rinci, sistematis, sudah melewati koreksi, bahasanya baku, dan secara empiris. 3. Artikel populer: artikel yang berisi informasi yang belum tentu kebenarannya, belum empiris untuk khalayak umum, dan bahasanya mudah dimengerti. 4. Ilmiah: sesuatu yang bersumber dari pengalaman dan pengetahuan yang sudah terbukti kebenarannya. 5. Informasi: sesuatu hal yang memberikan pengetahuan atau kumpulan data dari sumber tertentu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. 6. Kontroversi: hal-hal yang diperdebatkan secara luas karena adanya pro dan kontra. 7. Penyakit: sesuatu yang abnormal yang menggangu fungsi kerja tubuh. 8. Referensi: sumber acuan yang digunakan sebagai rujukan/petunjuk yang sudah bisa dipertanggungjawabkan. 9. Sakit: kondisi abnormal karena gangguan fungsi kerja tubuh.

Jump 2: Mendefinisikan permasalahan 1. Kontroversi pendapat teman-teman dan guru Rini. 2. Ayam mati karena virus flu burung.

3. Rini dijauhi teman. 4. Kurang pemahaman tentang flu burung.

Jump 3: Menganalisis permasalahan dan membuat pernyataan sementara mengenai permasalahan tersebut Peristiwa kematian 50 ayam di salah satu desa tempat Rini tinggal menyebabkan ia dianggap dapat menularkan penyakit flu burung sehingga ia dijauhi teman-temannya. Teman-teman Rini beranggapan flu burung dapat ditularkan antarmanusia berdasarkan informasi dari koran yang mereka baca. Sedangkan, guru mereka mengatakan bahwa flu burung hanya dapat ditularkan dari unggas yang sakit ke manusia. Kedua informasi yang bertentangan ini membuat suatu kontoversi informasi yang dapat disebabkan oleh perbedaan sumber acuan yang dipakai, yaitu koran dan guru serta kurangnya pemahaman tentang flu burung tersebut. Koran bisa memuat artikel ilmiah maupun populer tergantung pada sumber dan narasumbernya. Berikut adalah ciri-ciri artikel populer menurut dr. Jarot S. M. kes. saat kuliah penunjang pada tanggal 5 September 2011: 1. Tujuan menulis tulisan populer sekadar memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan informasi atau wawasan penulisnya dan selanjutnya (lazimnya diharapkan) sebagai bahan wacana atau diskursus tentang topik itu bagi pembacanya. 2. Materinya tidak selalu harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan atau perenungan (refleksi). 3. Pembahasan dan analisis tidak perlu terlalu mendalam dan rinci, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. 4. Pembahasan dan analisisnya sedapat mungkin menggunakan kata-kata, istilahistilah atau kalimat yang mudah dicerna dan sudah populer di masyarakat. Semua itu tidak harus secara ketat mengikuti aturan main penggunaan tata bahasa yang berlaku di dunia akademik. Ciri-ciri artikel ilmiah adalah sebagai berikut: 1. Tujuan menulis artikel ilmiah adalah untuk mendiseminasikan pemikiran kita ke khalayak akademik lebih luas melalui media jurnal yang sesuai dengan disiplin ilmunya baik lingkup nasional maupun antarbangsa. 2. Artikel ilmiah selayaknya ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan sehingga memuat informasi-informasi dan fakta-fakta empirik yang akurat, mutakhir dan komprehensif dengan metodologi yang jelas.

3. Laporan penelitian saja tidak cukup, karena sering kali hanya dibaca oleh pemberi dana dalam lingkungan terbatas. 4. Artikel ilmiah dipaparkan secara singkat, rinci, logis, sistematis, padat, dan komprehensif (namun tidak bertele-tele), dengan menggunakan bahasa Indonesia (asing) yang sesuai dengan aturan main yang berlaku di dunia akademik. sehingga pembahasan dan analisisnya dapat dipahami dengan jelas dan tepat. 5. Dengan artikel ilmiah hasil penelitian menjadi lebih enak dibaca, dicerna dan dipahami karena telah melalui proses penyempurnaan penulisan dan penyuntingan ulang (pembahasan dan analisis termasuk materi, data, bahasa, dsb.) 6. Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih matang, lebih cermat, lebih teliti, dan latihan berkelanjutan. 7. Menulis artikel ilmiah memerlukan juga kesungguhan, keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi. 8. Yang tidak kalah pentingnya menulis artikel ilmiah harus dilakukan sebagai suatu kewajiban yang menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena keterpaksaan. Sedangkan, kurangnya pemahaman dapat diatasi dengan sosialisasi kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik maupun kegiatan sosialisasi yang dapat diadakan oleh organisasi-organisasi masyarakat. Jump 4: Menginventarisasi permasalahan-permasalahan secara sistematis Dari jump 3, kami telah mengetahui pebedaan artikel ilmiah dan populer. Namun, kami masih belum mengetahui mekanisme penyebaran dan penularan virus flu burung dan penjelasan singkat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan flu burung. Jump 5: Merumuskan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran pada skenario ini adalah: 1. Menjelaskan hal-hal seputar flu burung termasuk penyebaran dan penularan virus dari sumber tepercaya. 2. Mencari artikel atau sumber ilmiah tepercaya dari internet. 3. Memilih dan memilah sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Jump 6: Mengumpulkan informasi baru Masing-masing anggota dari kelompok kami telah mencari dua artikel ilmiah sehingga didapatkan 22 artikel yang kemudian dipilih dua artikel terbaik dengan judul: 1. Avian Influenza A (H5N1): Patogenesis, Pencegahan dan Penyebaran Pada Manusia (dilampirkan). 2. A Survey of Knowledge, Attitudes and Practices Towards Avian Influenza in an Adult Population of Italy (dilampirkan). Jump 7: Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang diperoleh

1. Penyebab flu burung Flu burung disebabkan oleh virus influenza tipe A yang merupakan virus RNA dari family Orthomyxoviridae. Virus ini dapat menyerang unggas yang kemudian dapat pula ditularkan ke manusia dan babi secara terbatas. Namun, dapat pula menjadi pandemi karena kemampuannya unutk melakukan antigenic shift dan antigenic drift. 1. Penularan virus flu burung Cara penularan virus flu burung pada manusia dapat dibedakan menjadi penularan langsung dan tidak langsung. Pada penularan langsung, orang yang tertular disebabkan karena orang itu melakukan kontak langsung dengan unggas yang sakit maupun hasil ekskresi unggas tersebut, seperti feses unggas, air liur, atau memakan daging atau darah unggas sakit. Pada penularan tidak langsung, orang yang tertular tidak harus melakukan kontak langsung dengan unggas, tetapi berada pada lingkungan yang telah terkontaminasi virus flu burung. Virus dapat ditularkan dari hewan ke hewan, hewan ke manusia, manusia ke manusia, dan lingkungan ke manusia. 1. 1. Hewan ke hewan Flu burung merupakan penyakit menular yang menyerang unggas pertama kali sehingga penyebaran antanhewan jelas dapat terjadi lebih cepat daripada penyebaran antarspesies. 1. 1. Hewan ke manusia Pada unggas, terdapat suatu reseptor yang memungkinkan virus influenza tipe A menempel untuk selanjutnya melakukan siklus replikasi virus. Sebenarnya, manusia tidak mempunyai reseptor ini sehingga virus flu burung tidak dapat menyerang manusia. Namun, manusia memiliki reseptor yang hampir mirip dengan dengan reseptor pada unggas hanya berbeda satu susunan asam amino saja. Jika virus flu burung melakukan adaptasi dengan bermutasi untuk menyesuaikan dirinya dengan reseptor manusia maka manusia dapat tertular. 1. 1. Manusia ke manusia Terdapat suatu kasus di Thailand pada tahun 2004 dimana seorang ibu dan saudaranya tertular flu burung yang dipastikan berasal dari anaknya yang sakit terlebih dulu. Hal ini membuktikan bahwa flu burung dapat menular antarmanusia. Namun, virus flu burung tidak memiliki sifat proofreading yaitu kemampuan untuk memperbaiki diri sehingga apabila virus flu burung ini mengalami kerusakan saat menyerang unggas akan sulit untuk menyerang manusia karena strukturnya yang sudah rusak dan tidak dapat diperbaiki.

Virus biasanya menyerang kita saat keadaan imun tubuh kita lemah sehingga mudah ditembus oleh virus. Sementara kasus penularan virus pada satu keluarga dapat dengan mudah terjadi karena diduga adanya kesamaan informasi genetik pada satu keturunan. 1. 1. Lingkungan ke manusia Lingkungan yang terkontaminasi virus flu burung dapat membuat manusia tertular. Penggunaan pupuk kandang dari feses unggas juga dapat menularkan virus ini apabila feses berasal dari unggas sakit.

Untuk membatasi penyebaran virus ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti memasak daging unggas dan hasil produksi unggas (telur) sampai matang.

1. Simpulan 1. Sikap teman-teman Rini kurang tepat karena tidak mengkritisi sumber yang mereka dapat sehingga dapat terjerumus pada informasi yang salah. 2. Sumber dari guru lebih benar daripada koran karena guru telah mengikuti pendidikan yang memakai sumber-sumber ilmiah dan guru telah banyak membaca artikel-artikel ilmiah yang lebih valid daripada artikel populer. 1. Saran 1. Sebaiknya Rini dan yang kontak langsung dengan unggas mati diperiksakan ke dokter untuk memastikan apakah benar dia tertular flu burung atau tidak. Jika telah terbukti terinfeksi maka langkah penangannya dapat dilakukan. 2. Sosialisasi tentang flu burung kepada masyarakat. 3. Ayam yang mati dikubur. 4. Melaporkan berita kematian ayam kepada petugas kesehatan agar ditindaklanjuti. 5. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang flu burung membuat mereka dapat terjerumus pada informasi yang salah.

1. Daftar Pustaka

Anonim. 2005. Avian Influenza. http://emedicine.medscape.com/article/238049-overview#showall. (13 September 2011). Anonim. 2007. Avian Influenza: Current Situation. http://www.cdc.gov/flu/avian/outbreaks/current.htm. (13 September 2011). Giuseppe, G. D., Abbate, R., Albano, L., Marinelli, P., Angelillo, I. F. 2008. A Survey of Knowledge, Attitudes and Practices Towards Avian Influenza in an Adult Population of Italy. BMC Infectious Diseases. 36:1-8 Radji, M. 2006. Avian Influenza A (H5N1) : Patogenesis, Pencegahan dan Penyebaran pada Manusia. Ilmu Kefarmasian. 3:55-65. World Health Organization. 2005. Avian Influenza A (H5N1) Infection in Humans. N Eng J Med. 353:1374-1385

1. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai