Anda di halaman 1dari 4

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

Kesimpulan Berdasarkan data keuangan yang telah diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan kinerja keuangan KPRI KGP periode 2005 2008 sebagai berikut. 1. Dari aspek permodalan, kemampuan modal sendiri KPRI KGP untuk mendukung pendanaan total asset berturut-turut sebesar 33.37%, 31.95%, 30.47% dan 32.40% yang berarti kemampuan modal sendiri KPRI KGP dalam mendukung pendanaan total assets untuk tahun 2005-2007 sebesar cenderung menurun sedangkan untuk tahun 2007-2008 sedikit mengalami kenaikan, 2. Ditinjau dari aspek kualitas aktiva produktif, rasio antara resiko pinjaman bermasalah dengan pinjaman bermasalah selama 2005-2008 mengalami fluktuasi, secara berturut-turut dari tahun ketahuan sebesar 87.86%, 91.01%, 88.78% dan 90.86%. Penurunan rasio ini menandakan bahwa kualitas pinjaman yang diberikan semakin baik. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2006-2007 besarnya rasio mengalami penurunan, yang berarti kualitas pnjaman yang diberikan berangsur-angsur membaik, sedangkan tahun 2007-2008 dan 2005-2006 besarnya rasio mengalami peningkatan yang berarti kualitas pinjaman yang diberikan mengalami penurunan kualitas. 3. Dilihat dari aspek manajemen, secara umum rerata skor untuk KPRI KGP 50% mendekati skor tersebut, hanya untuk manajemen likuiditas yang di

76

77

bawah 50%, karena hanya memiliki bobot rerata skor dari tahun 2005-2008 sebesar 1.2. 4. Ditinjau dari efisiensi Koperasi Guru Playen periode 2005 2008Rasio biaya opersional pelayanan terhadap partisipasi bruto secara umum mengalami peningkatan. Biaya opersional pelayanan sebagian besar tidak lebih dari 50%, dari tahun 2005-2008 masing-masing sebesar 35.77%, 38.20%, 41.99% dan 44.87%. 5. Dilihat dari aspek likuiditas KPRI KGP diukur dari dua aspek terdiri dari rasio kas, dan rasio pemberian pinjaman terhadap dana yang diterima. Secara umum likuiditas banyak mempengaruhi kurang sehatnya kopersi. Likuidtas yang rendah menyebabkan kopersi tidak mampu membiayai opersional perusahaan secara optimal. Pertumbuhan kas juga kurang mampu mengimbangi prtumbuhan kewajiaban. Sehingga, koperasi berjalan kurang sehat dengan kebijakan-kebijakan memperbanyak pinjaman yang menjadi kurang optimal. 6. Ditinjau Kemandirian dan pertumbuhan KPRI KGP, Rasio yang menyebabkan koperasi pada posisi kurang sehat adalah pertumbuhan modal sendiri dan rentabilitas asset. Pertumbuhan modal sendiri belum mampu mendominasi asset yang dimiliki koperasi, sehingga permodalan masih tergantung pihak luar koperasi dan anggota. Dana yang masuk lebih sedikit dari pada dana yang keluar hal ini menyebabkan penggunaan dana yang kurang mandiri. 7. Dilihat dari Jatidiri koperasi KPRI KGP, Rasio Partisipasi Bruto KPRI KGP

78

dihitung berdasarkan partisipasi bruto dan volume pinjaman yang bersumber dari laporan keuangan tahun 2005-2008. Rasio partisipasi bruto diabndingkan volume pinjaman KPRI KGP dari tahun 2005-2008 mengalami fluktuatif. Tahun 2007 memiliki rasio yang paling tinggi sebesar 36.66% sementara tahun 2008 paling rendah dengan persentase 34.22%. Semkin besar rasio partisipasi bruto terhadap volume pinjaman maka semakin baik. Rasio promosi ekonomi anggota terhadap total simpanan KPRI KGP pada tahun 2005-2008 mengalami fluktuatif dengan tiga tahun mengalami peningkatan sementara tahun terakhir menurun. 8. Tingkat kesehatan unit simpan pinjam Koperasi Guru Playen periode 2005 2008. Secara umum kesehatan unit simpan pinjam KPRI KGP adalah kurang sehat, dengan perolehan 56.69%. Dari segi pengelolaan perlu untuk dibenahi terutama permodalan, karena tingkat pertumbuhan modal sendiri masih lebih kecil dari pertumbuhan asset, pertumbuhan modal sendiri dari anggota kurang dari 10%, serta dari aspek likuiditas jumlah dana yang diterima lebih kecil dari jumlah pinjaman yang diterima oleh koperasi. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik dari hasil analisis kesehatan KPRI KGP tahun 2005-2008, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut. 1. Pengelola KPRI KGP hendaknya berusaha untuk meningkatkan jumlah modal sendiri agar pendanaan tidak tergantung pada utang dari pihak luar. Saat ini proporsi utang lebih besar dari pada jumlah modal sendiri dapat dilakukan dengan memperbesar simpanan wajib anggota, menambah

79

investasi pada pihak luar. 2. KPRI KGP harus menetapkan peraturan yang tegas bagi anggota yang tidak disiplin dengan membayar angsuran pinjaman agar jumlah pinjaman bermasalah dapat diminimalisir. 3. KPRI KGP hendaknya melakukan survey kelayakan bagi calon peminjam untuk meminimalkan adanya pinjaman bermasalah. 4. Melihat kondisi likuiditas selama empat tahun terakhir, terutama current ratio yang semakin menurun dan cash ratio yang tidak baikmaka pengelaola hendaknya harus lebih berhati-hati dalam menggunakan aktiva lancer yang paling likuid, yaitu kas dan bank agar koperasi tidak mengalami kesulitan dalam menyediakan dana yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasional maupun membayar utang jangka pendek. 5. Rasio modal sendiri terhadap total asset KPRI KGP termasuk pada kriteria sangat baik dan baik, rasio ini menunjukkan bahea aktiva mempunyai kemampuan yang sangat baik untuk menambah modal. Hal terbeut berarti persediaan yang sangat mempengaruhi likuiditas koperasi. 6. KGP harus memperhatikan pos-pos yang berpengaruh dalam pendapatan koperasi khususnya biaya yang dikeluarkan agar minimalkan sehingga dapat menghasilkan SHU yang lebih besar dan rentabilitas akan membaik atau dengan memaksimalkan penjualan denengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai