Laporan Teh

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Tugas Responsi er 2012 M. K.

Tata Letak dan Penanganan Bahan

Hari, Tanggal Kelompok : 6

: Senin, 1 Oktob

INDUSTRI CRUMB RUBBER Anggota 1. 2. 3. 4. 5. 6. : Novi Kurniawan (F34100006) Yati Hardiyanti H. (F34100023) Lupita Maulida (F34100035) Dayyus Assegaf (F34100047) Tri Wahyuni Puspa D. (F34100062) Feriska Dewita Sari ( F34100074)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dala m upaya peningkatan devisa negara. Industri crumb rubber merupakan industri peng olahan karet remah yang mengolah bahan baku karet menjadi produk setengah jadi y ang berkualitas ekspor. Penentuan tata letak dan penanganan bahan dalam industri ini perlu dikaji ulang agar proses produksinya dapat berjalan dengan baik dan o ptimal. Dalam penentuan tata letak industri ini, terdapat faktor kritis, faktor subyektif, dan faktor obyektif yang mempengaruhinya. Faktor kritis merupakan fak tor yang apabila tidak ada atau tidak memenuhi syarat maka alternatif lokasi aka n gugur walaupun faktor lain memenuhi syarat. Faktor subyektif merupakan faktor yang ada akan atau hanya dapat dinilai dalam ukuran kualitatif atau deskriptif ( skor). Faktor obyektif merupakan faktor yang ada akan atau hanya dapat dinilai d an diperhitungkan dalam satuan uang. Faktor kritis yang mempengaruhi dalam penentuan tata letak industri crum b rubber yaitu : 1. Ketersediaan Bahan Baku Arel perkebunan karet tersebar di 3 pulau besar Indonesia, yakni Sumater a, Jawa dan Kalimantan yang terbagi-bagi menjadi perkebunan rakyat, negeri dan s wasta. Luas areal perkebunan karet rakyat merupakan yang terbesar. Selain itu, p ada tahun 2006 produksi karet dari perkebunan rakyat menempati porsi sebesar 82, 9 persen, sementara perkebunan negara dan perkebunan swasta menyumbang masing-ma sing sebesar 8,3 dan 8,8 persen terhadap produksi nasional. Namun perkebunan rak yat masih memiliki produktivitas yang relatif lebih kecil jika dibandingkan den gan luas arealnya. Produktivitas rata-rata pada perkebunan karet rakyat, negara

dan perkebunan swasta, berturut-turut 1.078, 1.247, dan 850 kg/ha. Rendahnya pr oduktivitas perkebunan karet rakyat disebabkan umumnya belum menggunakan klon un ggul, pemeliharaan kurang baik, dan cukup banyak yang sudah tua atau rusak sehin gga perlu peremajaan. Sifat karet alam yang mudah rusak menjadikan bahan oleh karet rakyat men jadi pilihan untuk melindungi bahan baku dari kerusakan. Bahan olah karet rakyat atau disebut juga (bokar) pada umumnya berupa bekuan karet yang dibekukan denga n bahan pembeku yang direkomendasikan (asam format) maupun yang tidak direkomend asikan (asam cuka, tawas, dsb), serta pembekuan secara alami. Terdapat 4 jenis b ahan olahan karet yakni lateks kebun, dan koagulumnya dalam bentuk sit, lump dan slab. Menurut Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, salah satu permasa lahan di perkebunan karet terutama milik rakyat adalah lokasi kebun jauh dari pa brik pengolahan karet. 2. Pembuangan Limbah Dalam suatu pabrik dibutuhkan tempat dimana pabrik dapat membuang limbah . Limbah dari suatu pabrik sangat mempengaruhi dari eksistensi pabrik tersebut d idalam suatu lokasi. Limbah sendiri dapat merusak lingkungan dan dapat menimbulk an maslalah sosial dari penduduk sekitar pabrik tersebut. Pabrik yang memenuhi s tandar ISO 14001 adalah pabrik yang tidak menimbulkan pencemaran atau hanya sedi kir presentasi limbah yang dihasilkan suatu pabrik. Hal ini harus sangat disadar i oleh soerang yang akan membangun pabrik. Pembuangan limbah harus tersedia dan tidak mencemari lingkungan dan tempat tinggal penduduk, dalam hal ini pabrik kar et yang mentah menimbulkan sedikit limbah yang dihasilkan dari asap pembaran dan limbah cair hasil samping dari karet tersebut. Maka tempat yang baik untuk pemb angunan pabrik yaitu tempat yang jauh dari penduduk dan pengelolaan limbah harus diperhatikan, agar tidak menimbulkan masalah. Apabila hal ini dipenuhi maka pab rik dapat berdiri disuau lokasi dengan aman. 3. Karakteristik Pekerja Pekerja yang mempunyai pendidikan tinggi akan meningkatkan output dari p abrik, karena pendidian tinggi dan kualitas pekerja yang baik akan dapt memecahk an maslah dengan tepat dan benar. Sedangkan pekerja yang berpendidikan rendah, a kan mempersulit perkembangan dari suatu pabrik. Lokasi pabrik yang dikelilingi o leh para pekerja yang berpendidikan renda, sosial life yang buruk akan memperlam bat dari perkembangan pabrik tersebut, karena lokasi pabrik harus mempertimbangk an penduduk yang berada didalam lokasi tersebut, pabrik tersebut harus menyerap tenaga pekerja dari sekitar lokasi tersebut. Penduduk yang bekerja malas dan men ginginkan upah gaji tinggi, akan memperpendek eksistensi pabrik. Sehingga pabrik harus mempertimbangkan kehidupan sekitar pabrik. Selain faktor kritis, terdapat faktor subyektif yang mempengaruhinya yai tu : 1. Penerimaan masyarakat Pada industri crumb rubber, penerimaan masyarakat merupakan faktor subye ktif bagi industri tersebut, dimana penerimaan masyarakat hanya dapat dilihat se cara kualitatif. Penerimaan masyarakat sangat menentukan keberlangsungan industr i crumb rubber. Hal ini disebabkan karena industri tersebut akan membutuhkan ban yak tenaga kerja yang dapat berasal dari masyarakat sekitar industri. Adanya ind ustri crumb rubber di suatu wilayah juga perlu memperhatikan faktor penerimaan m asyarakat, dimana dampak dari didirikannya industri atau pabrik akan berakibat l angsung pada masyarakat itu sendiri. Walaupun faktor subyektif seperti penerimaa n masyarakat ini tidak akan berpengaruh secara langsung terhadap berdirinya indu stri, namun dengan adanya penerimaan yang baik dari masyarakat, industri akan me ndapatkan dukungan positif dan proses produksinya dapat berjalan dengan baik. 2. Keamanan Keamanan juga dapat dijadikan sebagai faktor subyektif pada industri cru mb rubber, dimana keamanan ini hanya dapat dinilai secara kualitatif atau deskri ptif. Didirikannya suatu industri crumb rubber di suatu wilayah perlu memperhati kan faktor keamanan khususnya keamanan terhadap lingkungan. Selain lingkungan, p emilihan lokasi yang aman juga akan mempengaruhi keberlangsungan berdirinya indu stri, dimana dalam suatu wilayah akan memiliki karakteristik masyarakat yang ber

beda-beda. Oleh karena itu, perlu diperhatikan faktor keamanan lingkungan dan lo kasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya perampokan bahan baku, alat, ataupun kondisi lingkungan yang tidak stabil seperti tanah yan g labil sehingga dapat merusak bangunan. Selain faktor kritis dan faktor subyektif, adapun faktor obyektif yang m empengaruhi penentuan tata letak industri crumb rubber ini yaitu : 1. Sarana Transportasi dan Infrastruktur Dalam hal ini terdapat 2 hal yang perlu diperhatikan yakni pengangkutan bahan baku dari lokasi perkebunan karet ke industri maupun dari lokasi industri ke pasar yang dituju. Dalam proses pengangkutan bahan baku dari perkebunan ke in dustri yang perlu diperhatikan adalah lokasi perkebunan karet umumnya terpencarpencar dalam skala luasan yang relative kecil. Selanjutnya, karena orientasi pem asaran crumb rubber adalah industri-industri pengolahannya yang berlokasi di lua r negeri maka industri crumb rubber yang memproses karet alam juga bertindak seb agai eksportir di mana produknya dipasarkan melalui pelabuhan. Proses pengangkut an ini memerlukan fasilitas trasportasi yang baik bukan hanya menyangkut keterse diaan sarana angkutan darat dan laut seperti truk dan kapal barang melainkan jug a infrastruktur seperti kondisi jalan, jembatan, pelabuhan dan lain-lain. 2. Upah Tenaga Kerja Industri crumb rubber termasuk industri yang menyerap banyak tenaga ker ja. Menurut BKPM (2007), saat ini tidak kurang 115 unit pabrik crumb rubber akti f beroperasi dengan jumlah tenaga kerja 32.000 orang. Kecuali untuk keperluan man ajemen pabrik dan pengendalian mutu, untuk bagian pengolahan lain, tenaga kerj a yang diperlukan tidak mempersyaratkan pendidikan tinggi. Pendirian pabrik crum b rubber akan berdampak positif bagi penyerapan tenaga kerja dari derah tersebu t. Oleh karena kebutuhan tenaga kerja yang tinggi, perlu diperhatikan faktor upa h/biaya yang perlu dikeluarkan industri di setiap kemungkinan lokasi pendirianny a. 3. Ketersediaan Sumber Energi Sumber energi diperlukan terutama dalam proses produksi crumb rubber. Se cara garis besar terdapat proses dalam pengolahan bokar menjadi crumb rubber yai tu sortasi bahan olah, pencacahan dan pencampuran, pembuatan blanket, pengeringa n awal, peremahan, pengeringan dan pengemasan. Dengan bahan baku bokar yang beru kuran besar, hampir semua tahapan proses memerlukan pengolahan dengan mesin yang bekerja berat sehingga membutuhkan sumber energi yang besar untuk menjamin berj alannya proses. Hal ini bisa diperoleh melalui adanya akses listrik yang terus m enerus mengalir ke industri. 4. Ketersediaan Air Air merupakan media yang sangat vital untuk keperluan proses pembersihan bokar yang umumnya berasal dari perkebunan rakyat. Air diperlukan dalam proses pencucian serta pencacahan bokar sehingga yang perlu dipenuhi adalah air dalam jumlah besar. Sementara itu, karena produk tidak diperuntukkan untuk pangan maka kualitas air tidak perlu dibatasi terlalu ketat. 5. Harga Tanah Luas areal industri yang akan didirikan merupakan investasi terbesar yan g dilakukan oleh industri selain keperluan alat-alat dan mesin. Lokasi yang stra tegis akan lebih baik jika didukung oleh harga tanah yang lebih murah untuk memi nimalkan modal awal yang perlu dikeluarkan oleh suatu industri.

Anda mungkin juga menyukai