FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL 70% DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN BIDANG KEGIATAN PKM-AI Diusulkan oleh :
1. Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap NIM Angkatan : : : Adinda Sekar Kusuma 12062038 A 2006
2. Anggota Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap NIM Angkatan b. Nama Lengkap NIM Angkatan : : : : : : Ikhwan Dwi Wahyu Nugroho 13072306 A 2007 Adisti Pramuda Wardani 12062039 A 2006
2009 HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-AI : Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol 70% Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan Variasi Konsentrasi Bahan PENGIKAT Gelatin : (v) PKM-AI ( ) PKM-GT
an
atan
: Adinda Sekar Kusuma : 12062038 A : S1-Farmasi as : Universitas Setia Budi Surakarta No. Tel./HP : Jl. Tambora Tengah No. 13 Rt. 13/Rw 21 Mojosongo, Surakarta 57127/ 08122973536 : disi_571@yahoo.co.id
: Fransiska Leviana, S.Farm., Apt. : 132315233 No. Tel./HP : Jl. Mr. Sartono 57 Surakarta 57127/ 081904561117
Surakarta, 06 April 2009 a.n. Ketua Program Studi S1-Farmasi Sek. Prog. S1 Farmasi Universitas Setia Budi Ketua Pelaksana Kegiatan
Dosen Pendamping
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL 70% DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN Kusuma, A. S., Nugroho, I. D. W., Wardani, A. P.
Program S1-Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Surakarta Jl. Letjend. Sutoyo, Mojosongo
ABSTRAK
Tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) berdasarkan pengalaman digunakan sebagai penambah nafsu makan, menguatkan dan penenang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bahan pengikat gelatin, sehingga memperoleh tablet hisap ekstrak daun pandan wangi yang memenuhi persyaratan sifat fisik tablet. Ekstrak kental daun pandan wangi diperoleh dengan cara soxhletasi serbuk daun pandan wangi dengan etanol 70%. Tablet hisap ekstrak daun pandan dibuat dengan tiga formula masing-masing konsentrasi bahan pengikat yang berbeda antara lain formula I mengandung gelatin 1%, formula II mengandung gelatin 2% dan formula III mengandung gelatin 3%. Dengan metode granulasi basah, granul yang diperoleh diuji sifat fisiknya meliputi waktu alir dan susut pengeringan granul. Tablet hisap yang diperoleh dilakukan uji mutu fisik yang meliputi uji keseragaman bobot, uji kekerasan, uji kerapuhan dan uji tanggapan rasa tablet. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan analisa Kolmogorov-Smirnov,dilanjutkan uji anava satu jalan atau Kruskal-Wallis kemudian dianalisis dengan Mann-Whitney atau uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun pandan wangi dengan bahan pengikat gelatin 1%, 2% dan 3% dapat dibuat tablet hisap. Ketiga formula tablet memenuhi mutu fisik( keseragaman bobot, kekerasan dan kerapuhan). Formula I dengan gelatin 1% merupakan formula yang paling bisa diterima responden. Kata Kunci : Daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), tablet hisap, Gelatin
PENDAHULUAN Salah satu dari tanaman tradisional yang berkhasiat sebagai obat adalah daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). Tanaman ini telah lama dikenal oleh masyarakat dan biasa ditanam dipekarangan. Tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai penambah nafsu makan, menguatkan (Tonikum), dan penenang. Penggunaan obat dari bahan alam biasanya hanya sebatas dalam bentuk jamu yang disajikan dengan cara direbus atau disedu. Tanaman ini digunakan karena mudah didapatkan dan berkhasiat. Dalam penelitiaan ini daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dibuat dalam bentuk ekstrak yang diekstraksi dengan menggunakan etanol 70% dengan cara soxhletasi. Etanol 70% merupakan pelarut yang serbaguna untuk ekstraksi. Sedangkan metode soxhletasi mempunyai keuntungan yaitu pelarut yang digunakan relatif sedikit dan karena penyarian terjadi berulang-ulang maka zat yang tersari dalam pelarut lebih banyak (Voigt, 1984). Sediaan tablet hisap penggunaannya lebih praktis, mudah dan lebih menyenangkan bila dibandingkan dengan sediaan obat dalam bentuk cair. Pembuatan tablet hisap ekstrak daun pandan wangi diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif bentuk sediaan dalam pengobatan tradisional modern.
Bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung (Voigt, 1984). Pada penilitian ini menggunakan bahan pengikat gelatin. Gelatin merupakan pengikat yang baik, mudah dalam pembuatan dan penggunaannya. Kadar gelatin yang makin besar akan menambah kekerasan tablet dan menaikkan waktu hancur. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ekstrak soxhletasi dari daun pandan wangi dapat dijadikan tablet hisap serta bagaimana pengaruh variasi konsentrasi bahan pengikat Gelatin terhadap mutu fisik tablet hisap dan tanggapan rasa? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahan pengikat gelatin dapat dibuat tablet hisap dan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi bahan pengikat Gelatin terhadap mutu fisik tablet hisap yang meliputi keseragaman bobot, kerapuhan, kekerasaan dan rasa yang diterima masyarakat. Sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai masukkan untuk meningkatkan pemanfaatan obat tradisional dari ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dengan membuatnya dalam bentuk tablet hisap. Dan juga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam industri farmasi, kemudian akan didapatkan tablet hisap dengan sifat fisik tablet yang baik.
METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun pandan wangi yang didapat dari etanol 70%, mannitol, Gelatin, Mg stearat, talk dan aquadest (semua kualitas farmasi kecuali daun pandan wangi). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan listrik tipe mettler teledo, mesin tablet single punch Rickerman Korsch Berlin, hardness tester model AE-20 Aikho engineering, friabiliator tester, stopwatch, mortir, stamfer, dan alat penunjang lainnya. Determinasi Tanaman Tahap pertama penelitian ini adalah penetapan sampel daun pandan wangi yang berkaitan dengan ciri morfologi yang ada pada tanaman terhadap kepustakaan dan dibuktikan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T) Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Pembuatan Serbuk Daun Pandan Wangi Daun pandan wangi segar dibersihkan dari bahan organik asing dan pengotoran lain dengan cara di cuci bersih, kemudian di keringkan dalam almari pengering pada suhu 40C sampai kering. Bahan yang sudah kering kemudian dihaluskan dan diayak dengan ayakan no 100. Serbuk halus ditimbang untuk pembuatan ekstrak. Pembuatan Ekstrak Kental Daun Pandan Wangi Serbuk daun pandan wangi (Pandanus amaryfollius Roxb) sebanyak 50 gram disoxhletasi dengan etanol 70% yang bekerja secara kontinyu. Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan evaporator pada suhu 50 C hingga diperoleh ekstrak kental (Anonim, 1986).
Formula Tablet Hisap Ekstrak Daun Pandan Wangi. Penelitian ini di buat 3 formula dengan konsentrasi pengikat yang berbeda yaitu 1%, 2% dan 3%. Tabel 1. Formula Tablet Hisap Ekstrak Daun Pandan Wangi dengan berbagai konsentrasi bahan pengikat Gelatin Komposisi Ekstrak kental Manitol Laktosa Aspartam Gelatin Mg Stearat Talk Bobot tablet Formula F I (mg) 418 871,2 580,8 30 40 6 54 2000
Keterangan : : Formula tablet hisap dengan bahan pengikat Gelatin 1% : Formula tablet hisap dengan bahan pengikat Gelatin 2% : Formula tablet hisap dengan bahan pengikat Gelatin 3% Cara pembuatan tablet hisap ekstrak soxhletasi daun pandan wangi adalah dengan metode granulasi basah. Ekstrak kental daun pandan wangi ditambah mannitol, laktosa dan aspartam kemudian diaduk hingga homogen. Gelatin dikembangkan dengan aquadest. Campuran pertama ditambahkan sampai terbentuk massa yang siap digranulasi. Massa granul diayak dengan ayakan 16 hasilnya dikeringkan dalam oven pada suhu 50 0C. Granul yang sudah dikeringkan diayak dengan ayakan 18, ditambahkan talk dan magnesium stearat dan dicetak dengan pencetak tablet. Pemeriksaan Sifat Fisik Granul Waktu Alir Ditimbang 100 gram granul dimasukkan corong yang ujung tangkainya ditutup. Tutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis dan dihitung waktu alirnya dengan stop watch. Granul sifat alirnya bagus bila mempunyai waktu alir tidak lebih dari 10 detik (Voigt, 1984). Susut Pengeringan Ditimbang seksama 1-2 gram granul dalam botol timbang tertutup yang bobotnya sudah ditetapkan, dimasukkan dalam almari pengering pada suhu 1050C selama 1jam, didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang, lakukan sampai bobot konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah kandungan atau berat air (%) (Voigt, 1984). Berat air dalam sampel
%LOD = Berat sampel basah Pemeriksaan Kualitas Fisik Tablet. Keseragaman Bobot
x 100%
Tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot, yang dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu. Kemudian dihitung rata-ratanya, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rataratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet ; tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B (Anonim, 1979). Tabel 2. Persyaratan Penyimpanan Bobot Tablet (Anonim, 1979) Bobot rata-rata 25 mg atau kurang 26 mg sampai dengan 150 mg 151 mg sampai dengan 300 Lebih dari 300 mg Uji Kekerasan Tablet Sebuah tablet diletakkan diantara 2 landasan dengan posisi tegak lurus pada alat hardness tester, sampai 20 tablet. Kekerasan tablet hisap yang dipersyaratkan adalah 10-20 kg (Parrott, 1971). Uji Kerapuhan Tablet Uji kerapuhan tablet dilakukan dengan 20 tablet yang dihilangkan debunya, kemudian di masukkan ke dalam friabilitator Roche dinyatakan dalam prosen dan syarat kerapuhan tablet biasanya tidak lebih dari 0,8 % (Voigt, 1984). Uji Evaluasi Tanggapan Rasa Dilakukan dengan cara memilih responden secara accidental sampling dengan menggunakan asumsi bahwa setiap individu mempunyai tingkat respon yang sama. Responden disuruh merasakan tablet hisap dengan cara dihisap tetapi tidak ditelan. Uji dilakukan pada 20 responden. Persyaratan tablet hisap dapat diterima bila lebih dari 50 % responden menyatakan dapat menerima rasa tablet hisap tersebut (Nugroho dan Alifah, 1996). Penyimpangan bobot rata-rata dalam % A B 15% 30% 10% 20% 7,5% 15% 5% 10%
Determinasi Tanaman Daun Pandan Wangi Hasil determinasi tanaman daun pandan wangi (Pandanus amaryfollius Roxb) menurut C. A. Backer (1986) diperoleh sebagai berikut: 1b Pandanus 1b_ 25a_ 26a_ 27a Pandanus amaryllifolius Roxb. Hasil Determinasi tanaman pandan wangi sudah sesuai dengan pustaka dan dapat disimpulkan bahwa tanaman tersebut merupakan tanaman pandan wangi. Ekstrak Daun Pandan wangi Ekstrak daun Pandan wangi diperoleh dari proses soxhletasi dengan pelarut etanol 70% b/v hingga semua zat aktif tersari kemudian diuapkan diatas WB sehingga didapatkan ekstrak kental daun pandan wangi. Hasil perhitungan pembuatan ekstrak kental daun pandan wangi dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil pembuatan ekstrak kental daun pandan wangi No 1 2 3 Berat simplisia (g) 2 2 2 _ X + SD Kadar air (%) 9,15 9,18 10,05 9,46 0,51
Pembuatan ekstrak kental daun pandan wangi didapat berat simplisia sebesar 9,46 %. Hasil tersebut telah memenuhi persyaratan yaitu tidak lebih dari 10 % (Anonim, 1977). Sifat Fisik Granul Susut Pengeringan Susut pengeringan granul dilakukan untuk metode granulasi basah, dilakukan setelah granulasi siap untuk ditablet kemudian dimasukkan dalam botol timbang dan dipanaskan pada suhu 1050C. Susut pengeringan granul yang baik adalah 2-4% (Lachman dkk, 1976). Pengeringan granul yang baik akan menghasilkan tablet yang baik karena mempunyai waktu alir yang baik sehingga granul akan kompak saat pencetakan tablet. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa susut pengeringan granul LOD yaitu kurang dari 5% berarti pada penelitian ini LOD telah memenuhi persyaratan baik untuk bahan pengikat gelatin. Data selanjutnya dapat dilihat pada table 4. Tabel 4. Hasil pemeriksaan sifat fisik granul Pemeriksaan sifat fisik Konsentrasi Bahan Susut pengeringan/ Waktu Alir Pengikat Gelatin (%) LOD(%) (detik) SD 1% 2% 3% 1,81 1,88 1,89 5,32 0,01 5,97 0,01 6,36 0,02
No I II III
Waktu Alir Waktu alir merupakan parameter sifat alir atau fluiditas granul yang nantinya akan berpengaruh pada proses penabletan. Semakin kecil harga waktu alir maka sifat alirnya akan semakin baik sehingga proses penabletan tidak mengalami kesulitan. Hasil pemeriksaan waktu alir menunjukkan bahwa penggunaan bahan pengikat Gelatin terhadap mutu fisik granul yang menunjukkan bahwa waktu alir granul ketiga formula baik karena waktu alirnya telah memenuhi persyaratan yaitu tidak lebih dari 10 detik untuk 100 gram. Pada pengujiaan ini didapatkan hasil yang berbeda dari masing-masing formula. Hasil tersebut dapat diamati pada tabel 8. Formula I mempunyai waktu alir lebih cepat, diikuti dengan formula II dan III. Granul pada formula I dengan bahan pengikat Gelatin dengan konsentrasi 1% mampu membentuk suatu ikatan partikel sehingga secara bersamaan menjadi granul yang bulat dan memiliki serbuk halus yang sedikit sehingga memungkinkan granul mudah mengalir. Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov waktu alir bahan pengikat Gelatin dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% yaitu dari uji anava yang diteruskan dengan uji tamhane, hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5. Hasil uji statistik waktu alir tablet hisap ekstrak etanol 70% daun pandan wangi No 1 2 3 4 5 6 Antar formula I dan II I dan III II dan I II dan III III dan I III dan II Keterangan Ada beda bermakna Ada beda bermakna Ada beda bermakna Ada beda bermakna Ada beda bermakna Ada beda bermakna
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada taraf kepercayaan 95% yang artinya konsentrasi bahan pengikat gelatin mempengaruhi waktu alir masing-masing formula. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari (0,05). Sifat Fisik Tablet Granul setelah diuji secara fisik dan telah memenuhi persyaratan, kemudian dilakukan pencetakan dengan menggunakan mesin pencetak tablet. Tablet yang telah dibuat, kemudian dilakukan pengujian terhadap kualitas tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan dan kerapuhan. Tabel 6. Hasil pemeriksaan sifat fisik tablet Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Konsentrasi Bahan Pengikat Gelatin (%) Keseragaman Bobot Tablet Bobot tablet (g) SD CV (%) Kekerasan Tablet Kekerasan tablet (kg) Kerapuhan Tablet Kerapuhan tablet (%)
Formula
SD FI F II F III 1% 2% 3% 1,9763 0,01 1,9776 0,01 1,9785 0,02 0,02 0,02 0,04 12,37 0,10 14,35 0,09 17,20 0,14
Uji Keseragaman Bobot Hasil pemeriksaan keseragaman bobot tablet hisap ekstrak daun pandan wangi dengan bahan pengikat gelatin pada tabel 6 tersebut menunjukkan hasil yang baik yaitu CV (koefisien variasi) < 5%. Hal ini disebabkan karena granul memiliki sifat alir yang baik sehingga pada saat pembuatan tablet pengisian ruang kompresi dapat konstan yang menghasilkan berat tablet yang konstan. Granul yang sifat alir dan sudut diamnya baik (memenuhi syarat) mampu mengalir ke dalam die secara periodik dan konstan sehingga menghasilkan bobot tablet yang seragam karena waktu alirnya yang cepat sehingga die dapat selalu terisi selama proses pentabletan. Selain itu sudut diamnya yang sempit memungkinkan die terisi merata di semua bagian. Pemeriksaan keseragaman bobot tablet menunjukkan bahwa semua formula memenuhi syarat keseragaman bobot tablet dalam farmakope Indonesia Edisi III, karena tidak ada 2 tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 5% dari bobot rata-rata tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10% dari bobot rata-rata tablet . Hasil ini menunjukkan bahwa waktu alir dari granul baik dimana granul yang memenuhi ruang cetakan seragam sehingga keseragaman bobot tablet baik(Ansel, 1981). Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov keseragaman bobot tablet hisap ekstrak etanol 70% daun pandan wangi dengan bahan pengikat Gelatin dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% yaitu dari uji anava yang diteruskan dengan uji t (LSD), hasilnya dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut.
Tabel
7. Hasil uji statistik keseragaman bobot tablet hisap ekstrak etanol 70% daun pandan wangi. Antar formula I dan II I dan III II dan I II dan III III dan I III dan II Keterangan Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna
No 1 2 3 4 5 6
Data tersebut menunjukkan bahwa dari formula I, II dan III tidak ada beda secara bermakna pada taraf kepercayaan 95% yang artinya bahwa bahan pengikat gelatin tersebut tidak mempengaruhi keseragaman bobot tablet tersebut. Uji Kekerasan Pada tablet hisap tingkat kekerasan tablet lebih tinggi daripada sediaan tablet biasa karena pada proses pentabletan besarnya tekanan sengaja dibuat cukup tinggi. Tablet hisap memiliki batas kekerasan yang lebih tinggi daripada tablet biasa yaitu lebih dari 10 kg (Parrott, 1971), dikarenakan tablet hisap harus melarut perlahan-lahan di dalam mulut. Kekerasan tablet dalam tablet hisap digunakan untuk membantu ketahanan fisik tablet selama
proses fabrikasi dan distribusi. Hasil pada tabel 11 dapat dilihat bahwa formula III menghasilkan tablet yang paling keras bila dibandingkan formula lain, berangsur-angsur dari formula II dan I menghasilkan tablet yang kekerasannya semakin berkurang. Semakin besar konsentrasi bahan pengikat maka kekerasan tablet semakin baik. Hasil uji statistic Kolmogorov-Smirnov kekerasan tablet hisap ekstrak etanol 70% daun pandan wangi dengan bahan pengikat Gelatin dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% yaitu dari uji anava yang diteruskan dengan uji t (LSD), hasilnya dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut.
Tabel 8. Hasil uji statistik kekerasan tablet hisap ekstrak etanol 70% daun pandan wangi No 1 2 3 4 5 6 Antar formula I dan II I dan III II dan I II dan III III dan I III dan II Keterangan Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna Tidak ada beda bermakna
Data hasil uji statistik kekerasan tablet dengan bahan pengikat Gelatin serta antaraksi bahan pengikat dengan konsentrasi tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna pada taraf kepercayaan 95% artinya konsentrasi bahan pengikat gelatin mempengaruhi kekerasan masing-masing formula. Uji Kerapuhan Kerapuhan tablet merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan tablet, maka diusahakan harus memenuhi persyaratan mengenai kerapuhan tablet. Kerapuhan tablet menunjukkan ketahanan tablet dalam melawan goncangan mekanik. Bahan pengikat berperan penting dalam hal ini, karena semakin besar konsentrasi bahan pengikat maka akan semakin kecil kerapuhan tablet. Hasil pada tabel 6 dapat dilihat bahwa semua formula memiliki kerapuhan kurang dari 0,8% sehingga dapat dikatakan bahwa tablet dari ketiga formula yang diuji memenuhi persyaratan tingkat kerapuhan yaitu kurang dari 0,8% (Voigt, 1984). Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov kerapuhan tablet hisap ekstrak etanol 70% daun pandan wangi dengan bahan pengikat Gelatin dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% yaitu dari uji anava yang diteruskan dengan uji t (LSD), hasilnya dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut. Tabel 9. Hasil uji statistik kerapuhan tablet hisap ekstrak etanol 70% daun pandan wangi No 1 2 3 4 5 6 Antar formula I dan II I dan III II dan I II dan III III dan I III dan II Keterangan Ada beda bermakna Ada beda bermakna Ada beda bermakna Ada beda bermakna Ada beda bermakna Ada beda bermakna
Data hasil uji secara statistik kerapuhan tablet dengan bahan pengikat Gelatin dengan konsentrasi 1%, 2%, 3% tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna pada taraf kepercayaan 95% yang artinya konsentrasi bahan pengikat gelatin mempengaruhi kerapuhan masing-masing formula. Hasil pengamatan. Evaluasi Tanggapan Rasa Tabel 10. Jumlah responden terhadap tanggapan rasa tablet hisap Bahan pengikat Gelatin 1% Gelatin 2% Gelatin 3% Pendapat responden tentang rasa tablet MN AMN APH PH 12 8 0 0 10 7 3 0 8 6 6 0 Prosentase Kesimpulan penerimaan(%) 100 Diterima 85 Diterima 70 Diterima
Keterangan : MN = manis, AMN = agak manis, APH = agak pahit, PH = pahit Uji tanggapan rasa di atas memperlihatkan adanya perbedaan respoden tentang rasa tablet hisap yang diuji. Tablet hisap dalam formula menggunakan bahan pemanis aspartam. Penelitian ini menggunakan laktosa dan mannitol sebagai bahan pengisi, semakin tinggi konsentrasi gelatin, maka jumlah mannitol semakin kecil. Dengan konsentrasi gelatin yang tinggi akan membuat serbuk dalam formula semakin berikatan kuat maka mannitol akan terikat kuat dengan serbuk dalam formula maka dapat menutupi rasa manisnya. Pemanis yang digunakan dalam formula tablet hisap ini adalah aspartame dengan jumlah 3,75mg pertablet untuk pemakaian satu kali sehari. Jumlah ini tidak melebihi batas pemakaian (ADI/ Acceptable Daily Intake) yang ditetapkan JECFA (Joint Expert Committe on Food Additives) yaitu sebesar 40mg bahan setiap kilogram berat badan konsumen sehingga pemakaian aspartam masih tetap memenuhi persyaratan. Dari data tersebut menunjukkan bahwa formula I merupakan formula yang terbaik untuk dapat diterima responden. Dengan parameter penerimaan rasa responden menerima rasa manis dan agak manis.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitiaan dan data-data statistik terhadap uji sifat fisik tablet adalah : 1. Bahan pengikat gelatin 1%, 2%, dan 3% dapat dibuat tablet hisap ekstrak daun pandan wangi. 2. Tablet hisap ekstrak daun pandan wangi yang dibuat dengan bahan pengikat gelatin 1%, 2%, dan 3% memenuhi syarat mutu fisik tablet. 3. Hasil statistik menunjukkan bahwa ketiga formula memiliki waktu alir semua sama kecuali formula I dan II tidak berbeda, sudut diam, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dari ketiga formula menunjukkan semua berbeda. 4. Formula I konsentrasi bahan pengikat Gelatin 1% menghasilkan tablet hisap dengan rasa yang manis dibandingkan dengan formula II konsentrasi bahan pengikat Gelatin 2% dan formula III konsentrasi bahan pengikat Gelatin 3%.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ilham Kuncahyo, S.Si., Apt., Bapak Narimo, ST., MM., Saudara Agus Triyanto, yang telah memberikan pengarahan dan masukan-masukan dalam penulisan artikel ilmiah ini serta Saudari Esti Rahayu. yang telah membantu dalam pelaksaan praktek tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1,6. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 6-7, 279, 510, 840. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 6-7. Ansel, H.C., 1981, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh F. Ibrahim, Edisi IV, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 606, 616-618, 300- 301. Lachman. L., Liebermann, H. A., Kanig, J. L., 1976, Teori dan Praktek Industri II, Edisi 3, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Universitas Indinesia Press, Jakarta, 673-677, 690-691, 697703, 713-714. Nugroho, A. K. dan Alifah, S.O., 1996, Sifat Fisik Tablet Kunyah Asetosal dengan Bahan Pengisi Kombinasi Mannitol-Laktosa, Prossiding Kongres Ilmiah XI ISFI 3-6 Juli, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta, 69-76. Parrot, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics,3rd Ed, Burgess Publishing Company, Minnepolis, 158-171, 389-390.
Khasiat Daun Pandan untuk Obat Alami Daun pandan merupakan salah satu tanaman yang mengeluarkan aroma yang wangi. Daun ini banyak sekali kegunaannya bagi kehidupan manusia khususnya ibu ibu rumah tangga, di mana digunakan sebagai pewarna dan pengharum tambahan alami pada makanan. Namun daun pandan tidah hanya bermanfaat untuk makanan saja tetapi bisa dijadikan sebagai obat alternatif untuk mengobati berbagai penyakit Berikut cara pemakaian daun pandan: 1. Lemah saraf : Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu dipotong kecil-kecil. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum pagi dan sore hari, masingmasing 1 gelas. 2. Rematik dan pegal linu : a. Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Seduh dengan 1/2 cangkir minyak kelapa yang telah dipanaskan sambil diaduk merata. Setelah dingin siap digunakan untuk menggosok bagian tubuh yang sakit. b. Daun pandan segar sebanyak 5 lembar dan daun serai 20 lembar, dicuci Ialu ditumbuk sampai halus. Tambahkan minyak kayu putih dan minyak gandapura masing-masing 1 sendok makan. Aduk sambil diramas sampai merata. Ramuan ini digunakan untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit.
3. Gelisah : Daun Pandan memilik zat tanin atau zat penenang Daun pandan segar sebanyak 2 lembar dicuci lalu diiris tipis-tipis. Seduh dengan segelas air panas. Setelah -dingin disaring, minum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari, sampal tenang. 4. Rambut rontok : Sebanyak 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun urang-aring, 5 lembar daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10 kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga mawar, setelah dicuci bersih lalu dipotong-potong secukupnya. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam panci email, lalu tambahkan rninyak wijen, minyak kelapa dan minyak kemiri masing-masing 1/2 cangkir.
Panaskan sampai mendidih, lalu diangkat. Setelah dingin disaring, siap untuk digunakan. Caranya, oleskan campuran minyak tadi ke seluruh kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan malam hari sebelum tidur, esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2 - 3 kali seminggu.
5. Menghitamkan rambut : Daun pandan wangi sebanyak 7 lembar dicuci lalu dipotong-potong. Rebus dengan 1 liter air sampai warnanya menjadi hijau. Embunkan air rebusan tadi semalaman. Pagi harinya, campurkan rebusan daun pandan tadi dengan air perasan 3 buah mengkudu masak. Air campuran tadi lalu digunakan untuk meneuci rambut. Lakukan 3 kali seminggu, sampai terlihat hasilnya. 6. Ketombe : Daun pandan segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih lalu digiling halus. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih sambil diremas merata. Peras dan saring. Air perasan daun pandan ini lalu dioleskan ke seluruh kulit kepala yang berketombe. Biarkan mengering, kalau perlu olesan diulang sekali lagi. Kira-kira 1/2 - 1 jam kemudian, rambut dibilas dengan air bersih. Lakukan setiap hari sampai sembuh. Semoga bermanfaat untuk Anda
Daun Pandan merupakan daun yang sudah terkenal dari jaman dahulu, daun tersebut merupakan daun yang di gunakan oleh ibu rumah tangga untuk memasak sebagai penyedap makanan. Tapi di balik semua itu, ternyata daun pandan juga sangat baik atau sangat banyak manfaatnya di bidang kesehatan. Salah satu contooh penyakit yang dapat disembuhkan adalah: 1. Lemah Syahwat
Ambil 3 lembar daun pandan segar,cuci,potong kecil kecil. Rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas, saring selagi hangat. Minum pagi dan sore setelah makan 2. Mengurangi Gelisah
Mengambil 2 lembar daun pandan yang masih segar dan di seduh dengan air hangat, terus di minum dengan pelan-pelan
3.rematik Mengambil 3 lembar daun pandan segar, 20 daun selai segar, di cuci dengan bersih dan di tumbuk keduanya sampai halus. Menambahkan 1 sendok makan minyak kayu putih dan minyak gandapura. Di campur dengan rata dan di oleskan di bagian yang terasa sakit. 4. Menumbuhkan, menghitamkan, dan mencegah uban rambut
Sebenarnya masih banyak lagi manfaat daun pandan untuk kesehatan, tetapi haya sedikit yang dapat saya tulis. semoga bermanfaat untuk kesehatan anda dan juga keluarga
Teh adalah jenis minuman yang sudah lama dikenal orang. Bahkan Meminum teh di pagi hari mungkin menjadi kebiasaan kita. Di berbagai negara, banyak dijumpai perkebunan teh, termasuk di Indonesia. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil teh terbesar di dunia. Namun, tingkat konsumsi teh per tahunnya lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. (IRONIS!!!) Untuk lebih mengenal proses pembuatan teh sampai ke tangan kita berikut prosesnya: 1. Proses Penanaman Teh (Tea Plantation) Tanaman teh merupakan tumbuhan berdaun hijau yang termasuk dalam keluarga Tumbuhan Camellia yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian Utara. Tanaman teh terutama tumbuh di daerah tropis dan memerlukan curah hujan hingga 1000-1250 mm per tahun, dengan temperatur ideal antara 10 hingga 20 C. Pohon teh mampu menghasilkan teh yang bagus selama 50 70 tahun.
2. Pemanenan Daun Teh (Plucking) Pemetikan dilakukan tergantung pada cuaca; tumbuhan baru dapat dipetik dengan interval 7 12 hari selama musim pertumbuhan. Pemanenan teh membutuhkan banyak tenaga dan tenaga kerja intesif . Teh yang benar-benar baik umumnya berasal dari pucuk daun atau daun teh muda yang belum mekar. Untuk menghasilkan 1 pound (0,45 kg) teh berkualitas paling baik, diperlukan lebih dari 80.000 petikan. Pemetik teh, belajar mengenali dengan tepat pucuk daun mana yang harus dipetik. Hal ini penting, untuk memastikan kelunakan daun yang dipetik menghasilkan teh yang terbaik. Setelah pemetikan, daun teh dibawa ke pabrik untuk diproses lebih lanjut. Lokasi perkebunan teh pada umumnya berdekatan dengan pabriknya.
3. Tahap Pelayuan (Withering) Daun teh segar yang telah dipetik harus melalui tahap pelayuan. Pada tahap ini, daun teh dilayukan dengan melakukan pemanasan agar kadar air yang terkandung berkurang 65-70 persen. Pemanasan dilakukan dengan mengalirkan udara panas (bisa juga dijemur). Hal ini dilakukan agar daun teh dapat digiling dengan baik.
4. Tahap Penggilingan (Rolling) Selanjutnya, daun teh yang telah dilayukan masuk pada tahap penggilingan. Pada tahap ini, daun teh digiling untuk memecah sel-sel daun. Pemecahan daun teh disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan pasar. Daun teh ada yang digiling kasar dan ada yang digiling sampai menjadi serbuk.
5. Tahap Oksidasi (Oxidation) Daun teh yang telah digiling disimpan pada tempat atau ruangan khusus yang bersih dan bebas bau. Pada tahap ini, daun teh dibiarkan mengalami oksidasi. Enzim dalam teh akan bekerja dan membentuk warna, rasa, dan aroma teh.
6. Tahap Pengeringan (Drying) Daun teh selanjutnya dikeringkan. Pengeringan daun teh menggunakan mesin agar suhu yang dihasilkan stabil dan menghasilkan kualitas teh yang baik. Daun teh dikeringkan oleh mesin pengering dengan suhu sekitar 49C kurang lebih selama 20 menit sampai kadar air dalam daun teh mencapai 2-3 persen.
7. Tahap Sortir dan Pengemasan (Sorting and Packaging) Selanjutnya, teh yang telah dikeringkan dikemas. Sebelum dikemas, dilakukan penyortiran teh, agar dapat dikemas sesuai permintaan pasar. (Ada yang dikemas dijadikan Teh Celup, Teh Saring, Teh Seduh, dll)
Sumber : http://kolom-inspirasi.blogspot.com/2012/01/mengintip-tahap-pembuatan-tehcelup.html#ixzz26954eujE
Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)Karakteristik Umum Pandan wangi ( Pandanus amaryllifolius Roxb.) atau biasa disebutpandan saja adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae.Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakanIndonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di beberapadaerah, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama antara lain: PandanRampe, Pandan Wangi (Jawa); Seuke Bangu, Pandan Jau, PandanBebau, Pandan Rempai (Sumatera); Pondang, Pondan, Ponda,Pondago (Sulawesi); Kelamoni, Haomoni, Kekermoni, Ormon Foni,Pondak, Pondaki, Pudaka (Maluku); Pandan Arrum (Bali), Bonak (NusaTenggara).5 Pandan wangi merupakan tumbuhan berupa perdu danrendah, tingginya sekitar dua meter. Batangnya menjalar, pada pangkalkeluar berupa akar. Daun berwarna hijau kekuningan, diujung daunberduri kecil, kalau diremas daun ini berbau wangi. Tumbuhan ini mudahdijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh.Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusunberbaris tiga dalamgaris spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepirata, bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduritempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya,warna hijau dan berbau wangi. Beberapa varietas memiliki tepi daunyang bergerigi. Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih.Berakar gantung, dengan akar tinggal dan akar gantungnya, tumbuhmenjalar, hingga dalam waktu singkat akan merupakan rumpun yanglebat. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas dudukdaun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkalbatang dan cabang. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola,diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga.Perbanyakan dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh diantara akar-akarnya. Taksonomi dan Kandungan Kimia Pandan Wangi Sistematika taksonomi tanaman ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 5Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Pandanales Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb . Kandungan kimia yang terdapat pandan wangi antara lain: Alkaloida,Saponin, Flavonoida, Tanin, Polifenol, Zat warna. Khasiat pandan wangi terutama pada daunnya. Berdasarkan beberapauji preklinik diketahui bahwa daun pandan wangi memiliki khasiat sedatif hipnotik.4 Daun pandanwangi juga merupakan komponen cukup penting dalam tradisi bogaIndonesiadan negara-negaraAsia Tenggaralainnya sebagai pewangi makanan karena aroma yang dihasilkannya. Selain sebagai pengharumkue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna hijau bagimakanan, sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan jugasebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan untu kmengharumkan ruangan. Pandan wangi selain sebagai rempahrempahjuga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Irisandaun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dankenanga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi harum,atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. M ekanisme Kerja Ekstrak Pandan Wangi Kandungan senyawa alkaloida pada ekstrak pandan wangi didugamemiliki pengaruh pada reseptor GABA (gamma-aminobutyric acid).Reseptor GABA merupakan target penting untuk komponen hipnotiksedatif. Reseptor GABA diekspresikan di region anatomi yangmelibatkan proses tidur. GABA yang dilepaskan dari terminal saraf terikat pada reseptor GABA, pengikatan ini akan menyebabkanpembukaan saluran klorida. Membran sel saraf secara normal tidakpermeabel terhadap ion klorida, tapi bila saluran klorida terbuka,memungkinkan masuknya ion klorida, meningkatkan potensial elektriksepanjang membran sel, menyebabkan sel sukar tereksitasi sertamenimbulkan sedatifhipnotik
Daun pandan, dikenal sebagai tanaman rempah dan wewangian untuk makanan, namun daun pandan memiliki khasiat yang ampuh bagi kecantikan dan kesehatan. Kandungan kimia alkaloid, saponin, flavoida, tanin, dan polifenol, mampu mengatasi sejumlah penyaki. Berikut ini: 1. Obat panu. Tumbuk segenggam daun pandan, ambil airnya dan campur dengan sedikit garam. Minum satu hari sekali selama tiga hari berturut-turut. 2. Darah tinggi. Ambil daun pandan secukupnya, rebus dengan 2 gelas hingga 1 gelas. Minum 1/2 gelas pada pagi hari dan 1/2 gelas sore hari. Perlahan-lahan tekanan darah akan normal. 3. Penambah nafsu makan. Potong kecil-kecil 10 gr daun pandan wangi segar, rebus dengan 3 gelas air selama 15 menit
hingga tersisa 1 gelas (minum 2 kali sehari). 4. Lemah saraf. Cuci 3 lembar daun pandan, potong kecil-kecil, rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas, saring, kemudian minum pagi dan sore hari (masing-masing 1 gelas). 5. Rematik dan pegal linu. Cuci 3 lembar daun pandan, iris tipis-tipis. Seduh dengan 1/2 cangkir minyak kelapa yang telah dipanaskan sambil diaduk merata. Setelah dingin, gosok bagian tubuh yang sakit. 6. Menghilangkan ketombe. Tumbuk 10 lembar daun pandan sampai halus, tambah 2 gelas air, saring dan usapkan ke rambut yang sebelumnya sudah dikeramas. Selanjutnya bilas dengan air bersih. 7. Gelisah. Cuci 2 lembar daun pandan, iris tipis dan seduh dengan 1/2 gelas air panas. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari sampai tenang. 8. Rambut rontok. Buat jus daun pandan, oleskan pada akar rambut di pagi hari selama 1 atau 2 jam, kemudian bilas. 9. Menghitamkan rambut. Cuci 7 lembar daun pandan dan potong-potong. Selanjutnya rebus dengan 1 liter air hingga warnanya menjadi hijau. Embunkan selama semalam. Paginya campur dengan air perasan 3 buah daun mengkudu masak. Campuran ini untuk mencuci rambut. Lakukan 3 kali seminggu hingga terlihat hasilnya. Tentu saja ini tidak berlaku untuk rambut putih atau beruban tentunya.
Pandan Wangi
(Pandanus amaryllifolius Roxb.) Sinonim : = P. odorus Ridl. = P. latifolius Hassk. = P hasskarlii Merr. Familia : Pandanaccae Uraian : Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi selain sebagai rempahrempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau
diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan atau penganan. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. Daun pandan yang diiris kecil-kecil juga digunakan untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh rupa. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya.
Nama Lokal : Pandan rampe, p. seungit, p. room, p. wangi (Jawa).; Seuke bangu, s. musang, pandan jau, p. bebau, p. harum,; pandan rempai, p. wangi, p. musang (Sumatera). pondang,; pondan, ponda, pondago (Sulawesi).kelamoni, hao moni,; keker moni, ormon foni, pondak, pondaki, pudaka (Maluku).; Pandan arrum (Bali), bonak (Nusa Tenggara),;
Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini bila telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.
Daftar isi
[sunting] Kegunaan
Daun tumbuhan merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi makanan karena aroma yang dihasilkannya. Daun pandan biasa dipakai dalam pembuatan kue atau masakan lain seperti kolak dan bubur kacang hijau. Sewaktu menanak nasi, daun pandan juga kerap diletakkan di sela-sela nasi dengan maksud supaya nasi menjadi beraroma harum. Aroma harum yang khas ini terasa kuat ketika daunnya masih cukup segar atau agak kering. Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai sumber warna hijau bagi
makanan (selain daun suji), sebagai komponen hiasan penyajian makanan, dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan (dironce) untuk mengharumkan ruangan. Daun pandan banyak sekali digunakan terutama dalam membuat kue-kue tradisional Indonesia atau asia
Pandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini. Buah pandan tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50cm hingga 5 meter, bahkan di Papua banyak pandan hingga ketinggian 15 meter. Daunnya selalu hijau (hijau abadi, evergreen), sehingga beberapa di antaranya dijadikan tanaman hias. Berbagai jenis pandan menyebar dari Afrika Timur, Asia Tenggara, Australia hingga kepulauan Pasifik.
Pandan wangi (Pandanus ammaryllifolius) Pandan laut (Pandanus tectorius) Pandan duri Buah merah Papua (Pandanus conoideus) Pandan Melintir (Pandanus utilis) Pandan putih (Pandanus baphtisii) Pandan afrika (Pandanus pygmeus)
Pandan bali, yang sering dijadikan tanaman hias, bukanlah anggota Pandanus melainkan Cordyline australis. Pada ekspedisi tumbuhan bahan pangan alami yang dilakukan LIPI dan Yayasan Kehati bulan September dan Oktober 2006 di Serui, Papua, ditemukan 14 jenis pandan baru yang belum teridentifikasi.
Pandan laut
[sunting] Kegunaan
Beberapa jenis pandan berguna bagi kehidupan manusia:
Pandan wangi daunnya digunakan sebagai pewangi dan pewarna makanan, juga komponen dekorasi dan pewangi ruangan. Pandan duri, daunnya yang dikeringkan dipakai sebagai bahan baku anyaman, baik untuk tikar maupun topi pandan. Buah merah, dari Pulau Papua yang buahnya dikenal berkhasiat sebagai obat atau suplemen yang menyehatkan tubuh.
Berikut ini adalah beberapa khasiat dari buah dan daun belimbing wuluh untuk tanaman obat: 1. Sakit Gondongan Ambil setengah genggam daun belimbing wuluh dan tumbuk bersama dengan 3 bawang putih. Kompreskan pada bagian yang gondongan. 2. Obat Batuk Di sini ada dua cara. Yang pertama, rebus daun, bunga, dan buah belimbing wuluh dalam jumlah yang sama dalam air yang mendidih selama setengah jam. Minum airnya. Sedang untuk cara kedua, ambil segenggam daun belimbing wuluh, segenggam bunganya, serta dua buah belimbing wuluh. Rebus dengan 2 gelas air bersama gula batu hingga airnya sisa setengah. Saring dan minum 2 kali sehari. 3. Diabetes 6 buah belimbing wuluh dilumatkan lalu direbus dengan segelas air hingga sisa separuhnya. Saring dan minum dua kali sehari. 4. Rematik Cuci segenggam daun belimbing wuluh. Tumbuk sampai halus dan tambahkan kapur sirih lalu gosokkan ke bagian yang sakit. 5. Sariawan Rebus 10 kuntum bunga belimbing wuluh, asam jawa, dan gula aren dengan 3 gelas air hingga airnya tersisa 3/4 bagian. Saring lalu minum dua kali sehari. 6. Sakit Gigi Cuci 5 buah belimbing wuluh lalu kunyah dengan garam. Ulangi beberapa kali sampai hilang rasa sakitnya.
(Averrhoa bilimbi L.) Sinonim : Familia : Oxalidaceae Uraian : Pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar 30 cm. Ditanam sebagai pohon buah, kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini menghendaki tempat tumbuh tidak ternaungi dan cukup lembab. Belimbing wuluh mempunyai batang kasar berbenjol-benjol, percabangan sedikit, arahnya condong ke atas. Cabang muda berambut halus seperti beludru, warnanya coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah hijau muda. Perbungaan berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, bunga kecil-kecil
berbentuk bintang warnanya ungu kemerahan. Buahnya buah buni, bentuknya bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 ern, warnanya hijau kekuningan, bila masak berair banyak, rasanya asam. Biji bentuknya bulat telur, gepeng. Rasa buahnya asam, digunakan sebagai sirop penyegar, bahan penyedap masakan, membersihkan noda pada kain, mengkilapkan barangbarang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor atau sebagai bahan obat tradisional. Perbanyakan dengan biji dan cangkok. Nama Lokal : Limeng, selimeng, thlimeng (Aceh), selemeng (Gayo),; Asom, belimbing, balimbingan (Batak), malimbi (Nias),; balimbieng (Minangkabau), belimbing asam (Melayu),; Balimbing (Lampung). calincing, balingbing (Sunda),; Balimbing wuluh (Jawa), bhalingbhing bulu (Madura).; Blingbing buloh (Bali), limbi (Bima), balimbeng (Flores),; Libi (Sawu), belerang (Sangi).; Penyakit Yang Dapat Diobati : Batuk, sariawan (stomatitis), perut sakit, gondongan (parotitis),; Rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang; Jerawat, panu, tekanan darah tinggi (hipertensi), kelumpuhan,; Memperbaiki fungsi pencernaan, radang rektum.; Pemanfaatan : BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, buah. KEGUNAAN: Bunga: - Batuk. - Sariawan (stomatitis) Daun: - Perut sakit. Gondongan (Parotitis). - Rematik. Buah: - Batuk rejan. - Gusi berdarah, sariawan. - Sakit gigi berlubang. - Jerawat. Panu. - Tekanan darah tinggi. - Kelumpuhan. - Memperbaiki fungsi pencernaan. - Radang rektum. PEMAKAIAN: Untuk minum: Lihat resep. Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal (pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu. CARA PEMAKAIAN: 1. Pagel linu: 1 genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkeh,
15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yang sakit. 2. Gondongan: 10 ranting muda belimbing wuluh berikut daunnya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat yang sakit. 3. Batuk pada anak. Segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, gula secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan malam sewaktu perut kosong. 4. Batuk: 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas. 5. Batuk rejan: a. 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus, diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum, lakukan 2 kali sehari. b. Buah belimbing wuluh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah. 6. Rematik : a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempat yang sakit. b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari. 7. Sariawan: a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring, dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan. b. 2/3 genggam bunga belimbing wuluh, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas.
c. 3 buah belimbing wuluh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari. 8. Jerawat: a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari. b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari. 9. Panu: 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari. 10. Darah tinggi. a. 3 buah belimbing wuluh dicuci lalu dipotong-p Komposisi : SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=69 Tinggalkan komentar anda melalui form koment yang ada, untuk memberikan tanggapan mengenai Tanaman Obat Belimbing wuluh
Obat jerawat tradisional apa yang ampuh dan mujarab? Tentunya dengan harga yang murah juga. Berikut ini akan dijelaskan beberapa obat jerawat tradisional yang mungkin bisa Anda gunakan. Bagi mereka yang sangat mengutamakan penampilan tentu saja mengatasi jerawat di wajah tentu sangat bikin bete. Mulai dari metode ilmiah sampai ke tradisional
banyak yang membahas usaha apa yang digunakan untuk mengatasi penyakit ini. Sebelum kita mengetahui pengobatan apa saja yang baik untuk jerawat, ada baiknya kita mengetahui penyebab timbulnya jerawat. Berikut beberapa penyebab timbulnya jerawat: 1. Terjadi penyumbatan pada lapisan kulit mati pada pori-pori yang terinfeksi. 2. Produksi minyak yang berlebih 3.Adanya faktor keturuan atau genetik 4. Adanya faktor hormonal yaitu ketika seorang anak menginjak remaja (masa puber). 5. terjadinya iritasi kulit. 6. Adanya emotional stress yang sedang dialami. 7. Penggunaan alat kontrasepsi seperti Pil KB. Usaha untuk mencegah jerawat sering kali gagal atau sudah terlambat, maka banyak sekali yang menggunakan obat jerawat baik tradisional maupun modern untuk mengatasi jerawat. Disarankan jangan sembarangan memilih obat jerawat, akibat dari kesalahan menggunakan obat jerawat dapat mengakibatkan alergi atau bahkan keadaan yang lebih parah. Penggunaan obat jerawat tradisional adalah salah satu solusi aman untuk mengatasi jerawat. Pilihan menggunakan obat tradisional tentunya akan lebih aman dari efek samping dan biaya yang relatif murah. Berikut adalah cara penanganan pengobatan tradisional untuk jerawat : 1. Selepas aktifitas dari luar sebaiknya mencuci muka, ini adalah obat jerawat yang tidak membutuhkan biaya sama sekali dan sangat mudah dilakukan. Akan lebih baik apabila air yang digunakan hangat kuku dan hanya menggunakan air bersih. Jika Anda ingin menggunakan pembersih, pilihlah pembersih yang kadar PH nya sedikit asam. 2. Mencuci muka dengan menggunakan air es. Tapi pada semua kasus tidak berhasil dengan cara ini, tetapi pada sebagian orang mencuci muka dengan air es bisa mengurangi timbulnya jerawat. 3. Daun yang memiliki banyak khasiat adalah daun sirih, karena tidak hanya digunakan sebagai obat bau badan tradisional tetapi juga bisa digunakan sebagai obat jerawat. Cara pemakaiannya yaitu sediakan 10 lembar daun sirih kemudian seduh, kemudian saring dan ambil air daun sirih tadi dan gunakan untuk mencuci muka tiga kali sehari. 4. Menggunakan belimbing wuluh untuk obat jerawat. Cara penggunaannya, campurkan belimbing wuluh dengan sedikit garam lalu haluskan, kemudian usapkan pada wajah dua sampai tiga kali sehari. Manfaat dari belimbing wuluh sendiri yaitu sebagai astrigen untuk memperkecil pori-pori wajah dan untuk anti radang. 5. Menggunakan uap daun teh untuk mengatasi jerawat. Cara pembuatan obat jerawat tradisional dengan menggunakan uap daun teh yaitu seduhlah daun dengan air yang mendidih, kemudian beberapa lama dekatkan muka atau wajah hingga terkena uap daun.
6. Obat jerawat tradisional dengan menggunakan buah mengkudu. Haluskanlah buah mengkudu, kemudian dijadikan masker wajah. 7. Menggunakan buah tomat dan jeruk nipis. Caranya hampir sama, pada malam hari sebelum tidur buah tomat atau jeruk nipis dioleskan. Esoknya setelah bangun tidur bersihkan dengan air hangat. 8. Selain itu temulawak juga bisa digunakan sebagai masker untuk mengobati jerawat secara tradisional. Lidah buaya (aloe vera), kentang yang diiris tipis, mahkota dewa ditempelkan pada wajah untuk mengatasi jerawat. 9. Manggis mempunyai faedah lain yaitu mengobati jerawat. Riset yang dilakukan Fakultas Farmasi Universitas Mahidol membuktikan bahwa manggis bersifat antibakteri. Hasil dari riset itu menunjukan bahwa manggis menghambat perkembangan bakteri Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Bakteri tersebut dapat menyebabkan pipi berjerawat. Apabila Anda tertarik dengan pengobatan tradisional, Anda dapat mencoba beberapa tips di atas. Dan yang paling penting efek samping dari obat tradisional ini tidak ada. Semoga Anda berhasil menghilangkan jerawat Anda.
Belimbing wuluh dikenal cukup baik di masyarakat Indonesia. Buahnya yang asam membuat belimbing wuluh kerap digunakan sebagai bahan campuran dalam berbagai masakan tradisional. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) memang memiliki rasa yang khas dan memberikan Aroma tertentu pada masakan.
Manfaat belimbing wuluh ternyata tak hanya sebatas itu. Tanaman ini memiliki berbagai khasiat obat yang bisa sangat membantu. Selain sebagai obat batuk, belimbing wuluh juga bisa digunakan sebagai obat pegal linu, gondongan, rematik, sariawan, jerawat, panu, darah tinggi, dan sakit gigi.
Tanaman ini dikenal dengan nama daerah limeng, selemeng, baliembieng, blingbing buloh, limbi, limbi, tukurela, dan malibi. Tinggi pohon belimbing wuluh bisa mencapai 10 meter. Pemeliharaan tanaman ini cukup mudah. Yang terpenting, ditanam di tempat terbuka, kelembaban tanah selalu dijaga, dan pohon diberi cukup air. Tanaman ini memiliki berbagai kandungan kimia, antara lain saponin, tanin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksida, dan kalium sitrat. Dalam farmakologi Cina tanaman ini dikenal bisa menghilangkan rasa sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, antiradang, dan peluruh kencing.
* Mengatasi batuk : Ambil bunga belimbing wuluh sebanyak 25 kuntum, satu jari rimpang temu giring, satu jari kulit kayu manis, satu jari kencur, dua siung Bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong. Kemudian rebus dengan lima gelas air sampai tersisa separonya. Saring ramuan rebusan ini dan minum dengan madu sebanyak 3 kali 3/4 gelas sehari.
* Mengatasi batuk rejan : Ambil sebanyak 10 buah belimbing wuluh dicuci bersih, remas dengan dua sendok air garam. Kemudian saring dan minum dua kali sehari.
* Obat batuk pada anak : Segenggam bunga belimbing wuluh, beberapa butir adas, dan gula secukupnya ditambah satu cangkir air. Campuran ditim selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan kain dan dibagi untuk dua kali minum, pagi dan malam saat perut masih kosong.
* Obat gondongan : Sepuluh ranting muda belimbing wuluh beserta daunnya ditambah empat butir bawang merah ditumbuk sampai halus. Kemudian ramuan dibalurkan di tempat yang sakit.
* Untuk rematik : Satu (1) ons daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh, 15 biji merica, digiling halus. Kemudian tambahkan cuka putih secukupnya hingga menyerupai bubur dan oleskan di tempat yang sakit. Untuk sariawan, segenggam bunga belimbing wuluh direbus dengan tiga gelas air hingga tersisa 2,5 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum tiga kali 3/4 gelas.
* Untuk obat Jerawat : Ambil buah belimbing wuluh secukupnya lalu ditumbuk halus. Ramuan diremas dengan garam secukupnya dan digunakan untuk menggosok muka yang berjerawat. Obat panu, 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, diremas sampai rata. Ramuan digunakan untuk menggosok kulit berpanu sebanyak dua kali sehari.
* Obat darah tinggi : Tiga buah belimbing wuluh dipotong-potong, rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu
gelas. Setelah dingin disaring dan diminum setelah makan pagi. Mengatasi sakit gigi berlubang, lima buah belimbing wuluh dimakan dengan sedikit garam, kunyah di tempat gigi yang berlubang.
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa asam, sejuk. Menghilangkan sakit (analgetik), memperbanyak pengeluaran empedu, anti radang, peluruh kencing, astringent. KANDUNGAN KIMIA: Batang: Saponin, tanin, glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase. Daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium oksalat, kalium sitrat.