Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, penulisan makalah Ilmu Sosial Dasar mengenai PerananDampak Sosial Tawuran Antara Kelompok Pelajar Di Jakarta ini dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membagi wawasan sekaligus mendongkrak rasa cinta para mahasiswamahasiswi Universitas Gunadarma terhadap rasa sosial dan persatuan Indonesia. Telah selesainnya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, Sayamenyadari bahwa penulisan makalah ini mungkin masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mohon maaf atas segala kesalahan serta kekurangan. Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan kita bersama. Akhir kata saya berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Jakarta, 8 Oktober 2012

DAFTAR ISI
1

Hal : Kata pengantar.....................................................................................................................1 Daftar isi...............................................................................................................................2 Bab 1 Pendahuluan Latar belakang .....................................................................................................................3 Tujuan..................................................................................................................................5 Sasaran.................................................................................................................................5 Bab 2 Permasalahan Kekuatan..............................................................................................................................6 Kelemahan...........................................................................................................................7 Peluang.................................................................................................................................8 Tantangan/hambatan............................................................................................................8 Bab 3 Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan..........................................................................................................................9 Rekomendasi.......................................................................................................................10 Referensi.............................................................................................................................10

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Fenomena tawuran antar pelajar tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara, antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Masih segar berita atas kasus terbunuhnya Alawy siswa SMA 6 Jakarta karena tawuran dengan SMA 70 Jakarta. Sungguh sangat ironi kasus tawuran pelajar yang kembali terjadi di kawasan Manggarai - Jakarta Selatan ini. Karena semua pihak sedang berusaha mencari jalan keluar penyelesaian dan antisipasi agar kasus serupa tidak akan terjadi lagi, tanpa diduga muncul kasus yang sama. Faktor penyebab : Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal di sini adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan faktor eksternal adalah sebagai berikut: 1. faktor keluarga a. baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga.
3

b. perlindungan lebih yang diberikan orang tua.. c. pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku kriminal dan tindakan asusila. 2. Faktor lingkungan sekolah Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olah raga, minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat, ventilasi dan sanitasi yang buruk dan lain sebagainya. 3. Faktor miliu/lingkungan Lingkungan sekitar yang tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan remaja. Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara , antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita.Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan gengkelompoknya. Seorangpelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam Dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut.Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah.

Tujuan
4

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah : 1. 2. Sebagai syarat saya dalam menyelesaikan tugas pada mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Sebagai bahan pelajaran saya dan para pembaca sekalian mengetahui akan peran Ilmu Sosial Dasar yang perlu kita tingkatkan sebagai ketahanan Sosial bangsa kita Indonesia. 3. Memberi pelajaran agar peduli dan kritis mempelajari Ilmu Sosial di lingkungan masyarakat sekitar kita, sebagai bahan dalam saya berkomunikasi serta berinteraksi antar masyarakat di lingkungan saya. Sasaran Penulisan makalah ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya para kaum muda atau para pelajar untuk tetap mau menjaga rasa persatuan dan social, agar tidak terjadi lagi tawuran antara kelompok pelajar. Serta meminimalisir agar tawuran antar pelajar ini dapat dihilangkan dan tidak menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari. Serta menaamkan rasa cinta tanah air dan tidak menyia-nyiakan hidup ini hanya untuk hal yang tidak bermanfaat.

BAB II ANALISIS SWOT


5

1. Kekuatan ( strength )
Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan

dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa serta , sehingga para pelajar masih memiliki emosi yang mudah terhasut oleh teman-teman sebaya, sehungga dengan mudahnya menghalalkan segala cara apapun akan ditempuh agar dirinya disegani dan ditakuti oleh teman-temannya. Maka pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat,
Para pelajar masih memiliki emosi yang mudah terhasut oleh teman-teman sebaya,

sehungga dengan mudahnya menghalalkan segala cara apapun akan ditempuh agar dirinya disegani dan ditakuti oleh teman-temannya.
Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran

antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat
Olok-olok banci atau pengecut bagi laki-laki jika tidak ikut tawuran, inilah yang

dijadikan acuan dalam hati para pelajar kita kini, ia pun akan merasakan kebanggannya tersendiri jika ikut dalam tauran,

2. Kelemahan ( weakness )
Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang

tidak memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olah raga, minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat, sehingga tawuran lah yang mereka lakukan untuk mengisi waktu mereka.
Remaja adalah suatu proses untuk menentukan jati diri yang sebenarnya, namun remaja

pula belum bias menentukan arahan yang benar dikarenakan mental atau jiwa yang
6

terdapat dalam dirinya tidak bias terkontrol, hal ini yang membuat emosi yang cepat naik.
Baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga akan

mempengaruhi sifat dan sikap rekaja saat ini. Jika dalam keluarganya berantakan, banyak kekerasan yang terjadi membuatnya merasa tidak nyaman dan aman maka muncullah tindakan-tindakan yang negative dari para pelajar.

3.Peluang ( opportunity )
Peningkatan sarana dan prasarana di lingkungan sekolah membuat para pelajar nyaman

Maka pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Seperti Mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, dll.
Kurangnya mendapat bimbingan, merupakan faktor penting dalam perkembngan

psikologis remaja. kegiatan penyuluhan di sekolah-sekolah mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran. Aparat kepolisian juga memiliki andil dalam menngulangi tawuran dengan cara menempatkan petugas di daerah rawan dan melakukan razia terhadap siswa yang kedapatan membolos pada saat jam pelajaran
Luput dari perhatian kelurga, faktor terpenting mengarahkannya kepada hal yang

positif, kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarga membuat remaja tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Maka dengan diciptakan suasana yang hangat dan bersahabat halini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah. Rasa ingin menjadi yang terkuat manjadikan kelompok yang tidak di padang sebelah mata, mencari wilayah kekuasaan ditakuti oleh semua kelompok itu adalah tujuan dari generasi peneus bangsa sekarang ini.

4. Hambatan ( threats )
Minimnya fasilitas sekolah berupa bangunan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan,

tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olah raga, minimnya fasilitas

ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat, sehingga tawuran lah yang mereka lakukan untuk mengisi waktu mereka.
Kurangnya sosialisasi dari sekolah serta kurangnya koordinasi antara pihak sekolah

dan orang tua murid untuk mencegah terjadinya tawuran dan menanamkan tentang bahaya tawuran dan akibat yang di timbulkan dari tawuran tersebut akan merugikan banyak orang dirinya, keluarganya, dan orang lain.
Maraknya tindakan-tindakan kekerasan yang ditampilkan dan disaksikan oleh para

pelajar dalam videogame maupun acara televisi, dan minimnya pembatasan dalam menonton adegan film yang terdapat tindakan kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game yang cocok dengan usianya..
Tawuran sudah dianggap hal yang biasa sehingga membentuk sebuah tradisi yang turun

temurun. tawuran semakin terus berkembang semakin pesat sehingga semakin sulit dihilangkan dari kehidupan bermasyarakat.

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


8

1. Kesimpulan Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal di sini adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Apabila fungsi pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya yang masih dalam usia sekolah kendor atau bahkan tidak mau peduli sama sekali, sudah dapat dipastikan bahwa anak kita akan mencari jalan sesuai seleranya sendiri. Sehingga dibutuhkan partisipasi dari senua lapisan masyarakat baik dari lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat sendiri untuk mengurangi dan menghilangkan dampak buruk dari tawuran yang dilakukan oleh para pelajar. Karena pada dasarnya tawuran itu ditak bermanfaat dan justru merugikan semua pihak yang terlibat. Lingkungan yang baik akan dapat menciptakan karakteristik manusia dan pribadi yang baik pula.

2. Rekomendasi
Peningkatan sarana dan prasarana di lingkungan sekolah membuat para pelajar nyaman

Maka pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Seperti Mengikuti kegiatan kursus,berolahraga,mengikuti kegiatan ekstrakulikuler,dll.

Luput dari perhatian kelurga, faktor terpenting mengarahkannya kepada hal yang

positif, kurangnya kasih sayang dan perhatian dari keluarga membuat remaja tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Maka dengan diciptakan suasana yang hangat dan bersahabat hal ini membuat anak akan rindu untuk pulang kerumah.
Tawuran sudah dianggap hal yang biasa sehingga membentuk sebuah tradisi yang turun

temurun. tawuran semakin terus berkembang semakin pesat sehingga semakin sulit dihilangkan dari kehidupan bermasyarakat.

3. Referensi
www.duniaremaja.net/.../artikel-tentang-dampak-tawuran-antar-pelajar

ebookbrowse.com/artikel-dampak-tawuran-antar-pelajar
http://jaringnews.com/politik-peristiwa/wakil-rakyat/24026/bantu-sekolah-dan-tindak-

tegas-pelaku-tawuran-pelajar
www.wikipedia.com/tawuran-antar pelajar

10

Anda mungkin juga menyukai