Anda di halaman 1dari 56

ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

SELAMAT DATANG KEPADA BAPAK/IBU/SDR DALAM KEGIATAN

STUDI INTENSIF HUKUM WARIS ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

LPSH & HAM PWM-SU bekerjasama dengan FAKULTAS HUKUM

YANG DIADAKAN OLEH

DILAKSANAKAN
SENIN SAMPAI DENGAN SABTU 11 S/D 16 RAMADHAN 1425 HIJRIAH BERTEPATAN 25 S/D 30 OKTOBER 2004 MILADIYAH DILAKSANAKAN ATAS KERJASAMA LEMBAGA PENEGAKAN SUPREMASI HUKUM DAN HAM PWM-SUM. UTARA BEKERJASAMA DENGAN FAKULTAS HUKUM UMSU

WARISAN 5 LANGKAH PENYELESAIAN

MENENTUKAN AHLI WARIS DARI MAYIT MENENTUKAN HIJAB DI ANTARA AHLI WARIS MENENTUKAN ASHABAH MENENTUKAN PORSI MASING-MASING MELAKUKAN PERHITUNGAN

LANGKAH PERTAMA
MENENTUKAN AHLI WARIS
CATATAN: BAHWA ADA TIGA KEMUNGKINAN ANGGOTA YANG DITINGGALKAN: AHLI WARIS BUKAN AHLI WARIS ZAWIL ARHAM

MENENTUKAN AHLI WARIS SI MENINGGAL


AHLI WARIS SI MENINGGAL ADA 25 KELOMPOK AHLI WARIS YANG TERDIRI DARI 15 KELOMPOK AHLI WARIS LAKI-LAKI DAN 10 KELOMPOK AHLI WARIS PEREMPUAN

25 KELOMPOK AHLI WARIS


4a 5a 3a 4 3 10 12 11 13

8a

7a

6a
1a

M
1

5
8

6
9

9a

2a

2
14 15

10a

AHLI WARIS SI MAYIT YANG LAKI-LAKI (15 KELOMPOK)


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Anak-anak laki-laki Cucu Laki-laki (anak laki-laki dari anak laki-laki) Bapak Kakek (ayah dari Bapak) Saudara Laki-laki Kandung (Seibu-sebapak) Saudara laki-laki Sebapak Saudara Laki-laki Seibu Anak Laki-laki dari Saudara Laki-laki Kandung (Keponakan Kandung)

9. Anak Laki-laki dari Saudara Laki-laki sebapak (Keponakan Sebapak) 10. Saudara Laki-laki Bapak Kandung (Paman Kandung) 11. Saudara Laki-laki Bapak Sebapak (Paman Sebapak) 12. Anak Laki-laki dari saudara Laki-Laki Seibu Sebapak (Keponakan Kandung)

13. Anak Laki-laki dari saudara Laki-laki Bapak yang Sebapak (Sepupu Sebapak) 14. Suami (jika yang meninggal istri) 15. Laki-laki yang memerdekakakan Mayat dari Perbudakan.

1a. Anak Perempuan 2a. Cucu Perempuan (anak perempuan dari anak laki-laki) 3a. Ibu 4a. Nenek (Ibunya Ibu) 5a. Nenek (Ibunya Ayah) 6a. Saudara Perempuan Kandung 7a. Saudara Perempuan Sebapak

AHLI WARIS SI MAYIT YANG PEREMPUAN (10 KELOMPOK)

8a. Saudara Perempuan Seibu 9a. Istri (jika yang meninggal Suami) 10a. Laki-laki yang memerdekakakan si Mayat dari Perbudakan.

LANGKAH KEDUA (MENENTUKAN HIJAB)


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
KELOMPOK LAKI-LAKI 1 tidak pernah terdinding 2 terdinding oleh 1 3 tidak pernah terdinding 4 terdinding oleh 3 5. terdinding oleh 1,2 dan 3 6 terdinding oleh 1,2,3,5, 6aAm 7 terdinding oleh 1, 1a, 2, 2a, 3 dan 4 8 terdinding oleh 1,2,3,4,5,6, 6aAM, 7aAM

9. 9 terdinding oleh 1,2,3,4,5,6, 6a Am,7a Am dan 8 10.10 terdinding oleh 1,2,3,4,5,6,6a Am, 7a Am, 8 dan 9 11.11 terdinding oleh 1,2,3,4,5,6,6a Am 7a Am,8,9 dan 10 12.12 terdinding oleh 1,2,3,4,5,6,6a Am 7a Am, 8,9,10 dan 11 13.13 terdinding oleh 1,2,3,4,5,6,6aAm 7aAm,8,9,10,11, dan 12

14.14 tidak pernah terdinding dan tidak pernah mendinding 15.15 terdinding oleh 1,2,3,4,5,6,6a Am 7a Am,8,9,10,11,12 dan 13

KELOMPOK PEREMPUAN
1. 1a tidak pernah terdinding 2. 2a terdinding oleh 1 dan 1a apabila lebih dari satu (1a > 1) dan tidak ada yang mengashabahkannya 3. 3a tidak pernah terdinding 4. 4a terdinding oleh 3 dan 3a 5. 5a terdinding oleh 4 dan 4a

6. 6a terdinding oleh 1,2 dan 3 7. 7a terdinding oleh 1,2,3,5,6a AM, 6a apabila lebih dari 1 (6a > 1) dan tidak ada yang mengashabahkannya. 8. 8a terdinding oleh 1,1a, 2,2a,3 dan 4 9. 9a tidak pernah terdinding dan tidak pernah mendinding. 10.10a terdinding oleh 1,2,3,4,5,6,6a Am 7a Am,8,9,10,11,12 dan 13

LANGKAH KETIGA MENENTUKAN ASHABAH


ASHABAH TERBAGI KEPADA DUA SABABIYAH ASHABAH BI NASABIYAH

KETERANGAN
Ashabah Sababiyah = Menjadi ashabah dikarenakan ada sebab Ashabah Bi Nasabiah = Menjadi ashabah dikarenakan ada pertalian darah/ hubungan darah

ASHABAH NASABIYAH

Bi Nafsi (ABN)
DENGAN DIRI SENDIRI (LAKI-LAKI)

Bil Ghair (ABG)


DENGAN YANG LAIN (PR LK)

Maal Ghair (AMG)


BERSAMA YANG LAIN (PR PR)

ASHABAH BI NAFSI
YAITU SELURUH AHLI WARIS YANG LAKI-LAKI KECUALI NOMOR 7 (Saudara Laki-laki Seibu), 14 (Suami), DAN 15 (Saudara Laki-laki yang memerdekakan si Mayat dari Perbudakan)

ASHABAH BIL GHAIR (ABG)


YAITU TERDIRI DARI: AP DIKARENAKAN AL CP DIKARENAKAN CL CiP DIKARENAKAN CiL Sdr Pr SiSb DIKARENAKAN Sdr Lk SiSb Sdr Pr Sb DIKARENAKAN Sdr Lk Sb

ASHABAH MAAL GHAIR (AMG)


YAITU TERDIRI DARI: Saudara Perempuan Seibu Sebapak dikarenakan AP, CP dan seterusnya ke bawah. Saudara Perempuan Sebapak dikarenakan AP, CP dan seterusnya ke bawah

1.

2.

LANGKAH KEEMPAT (MENENTUKAN PORSI)


UNTUK MEMUDAHKAN PENGHAFALAN MAKA PORSI DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI 4 KELOMPOK PORSI YAITU:

KELOMPOK I (SII)
S (uami) dan memperoleh jika tidak ada anak, cucu dan seterusnya ke bawah dan memperoleh jika ada anak, cucu dan seterusnya ke bawah. I (stri) dan 1/8 memperoleh jika tidak ada anak, cucu dan seterusnya ke bawah dan memperoleh 1/8 jika ada anak, cucu dan seterusnya ke bawah I (bu) 1/3 dan 1/6 memperoleh 1/3 jika tidak ada anak, cucu dst ke bawah dan sdr tdk lebih dari 1 dan memperoleh 1/6 jika ada anak, cucu dst ke bawah dan saudara lebih dari satu.

KELOMPOK II (BDN1)
B (apak) D (atuk)

1/6
N (enek) 1 (1 sdr si) jika sdr si > 1 = 1/3

KELOMPOK 3 (ACCSS)
A (nak Perempuan) C (ucu Perempuan)

C (icit Perempuan)
S (dr Pr SISB) S (dr Pr SB)

=1/2, jika >1=2/3

KELOMPOK 4 (APSP)
1 Anak Perempuan = 1/2 Mewaris bersama dengan 1 atau lebih Cucu Pr = 1/6 1 Sdr Pr SISB = 1/2 Mewaris bersama dengan 1 atau lebih Sdr Pr sb = 1/6

LANGKAH KELIMA
MELAKUKAN PERHITUNGAN DALAM MELAKUKAN PERHITUNGAN TERLEBIH DAHULU HARUS DIKETAHUI PERISTILAHAN DAN RUMUS-RUMUS YANG AKAN DIPERGUNAKAN

PERISTILAHAN DAN RUMUS-RUMUS


TAMASSUL (tam) Yaitu apabila bertemu dua angka sama Contoh 2 Bertemu dengan 3 Bertemu dengan 4 Bertemu dengan yang

2 3 4

TADAKHUL (tad)
Yaitu apabila bertemu dua angka yang tidak sama, akan tetapi saling bermasukan atau salah satu angkanya dapat membagi angka yang lain
Contoh: 2 Bertemu dengan angka 4 3 Bertemu dengan angka 6 6 Bertemu dengan angka 24

TAWAFUQ (taw)
Apabila bertemu dua angka yang tidak sama dan tidak saling bermasukan, akan tetapi sama-sama dapat dibagi oleh angka yang sama Contoh ; 9 bertemu dengan angka 12 8 bertemu dengan angka 12 4 bertemu dengan angka 10

TABAYYUN (tab)
Apabila bertemu dua angka yang tidak sama, tidak saling bermasukan dan samasama tidak dapat dibagi oleh angka yang sama kecuali angka 1 Contoh: 7 bertemu dengan angka 9 3 bertemu dengan angka 5 5 bertemu dengan angka 11

KETERANGAN
YANG DIMAKSUD DENGAN 2 (DUA) ANGKA BERTEMU ADALAH ANGKA JUMLAH MANUSIA (DALAM KELOMPOK AHLI WARIS) DAN JUMLAH PENDAPATAN MEREKA, JELASNYA PERHATIKAN CONTOH BERIKUT INI:

PERHATIKAN CONTOH BERIKUT INI:


Jlh Manusia (JM) Jlh Pendapatan (JP) Istilah

5 3 8 5

5 6 6 3

tam tad taw tab

RUMUS-RUMUS
RUMUS HORIZONTAL (KE SAMPING) Tamassul (tam) Tadakhul (tad) Tawafuq (taw) Tabayyun(tab) = = = = tidak ada masalah JM dibagi angka tad JM dibagi angka taw ambil JM

RUMUS VERTIKAL (DARI ATAS KE BAWAH)


Tamatsul (tam) Tadakhul (tad) Tawafuq (taw)
Tabayyun (tab)

= ambil salah satu = ambil yg paling besar = dikalikan baru dibagi dengan angka tw = dikalikan

MASALAH KHUSUS
Al-Gharawin (Umariyatain)
Al-Musyarakah (Musyarikah) 4 Macam Masalah Datuk Bersama Sdr Aul dan Raad

Al-Gharawain
Hanya ada dua kemungkinan, yaitu: 1. Jika seseorang yang meninggal, hanya meninggalkan ahli waris, SUAMI, IBU DAN BAPAK. 2. Jika seseorang yang meninggal, hanya meninggalkan ahli waris ISTRI, IBU DAN BAPAK.

Al-Musyarakah
Kasus ini terjadi apabila ahli waris yang ditinggalkan hanya: 1. 2. 3. 4. Suami Ibu atau Nenek Saudara Seibu lebih dari satu Saudara laki-laki seibu sebapak

Masalah Datuk Bersama Saudara


CATATAN: Yang dimaksud dengan saudara dalam kasus ini adalah: 1. Saudara seibu sebapak, dan 2. Saudara sebapak Dengan demikian tidak termasuk saudara seibu

Macam-macam persoalan Datuk bersama Saudara


1. Ahli waris yan tinggal setelah selesai hijab hanya terdiri dari Datuk dan Saudara saja. 2. Di samping Datuk bersama Saudara masih ada shahibul fard yang lain

Dalam hal Datuk bersama Saudara saja, maka alternatif penyelesaian dengan cara:

a. Datuk mendapat 1/3 dari harta, atau b. Muqasamah (berbagi sama dengan saudara)

Dalam hal Datuk bersama Saudara dan shahibul fard penyelesaiannya sebagai berikut:
a. Al-Akdariah (ahli waris hanya Suami, Ibu, Datuk dan 1 Saudara) b. Bentuk lain: 1. Datuk memperoleh 1/6 dari harta 2. Datuk memperoleh 1/3 dari sisa, atau 3. Datuk menjadi muqasamah bersama Saudara. AMBIL YANG PALING MENGUNTUNGKAN DATUK

Masalah Aul
Masalah Aul terjadi: Aul terjadi apabila Angka pembilang lebih besar dari angka penyebut seperti 8/6 Penyelesaiannya: Untuk mencapai pembagian yang adil didasarkan kepada angka pembilang (aul), dan angka penyebut (AM) tidak dipergunakan sama sekali.

Masalah Raad
Masalah Raad terjadi: Raad terjadi apabila pembilang lebih kecil dari penyebut (contoh 23/24) Penyelesaiannya: 1. Kelebihan diserahkan ke Baitul Mal 2. Kelebihan dibagikan kepada ahli waris yang shahibul fard di luar suami atau istri.

MUNASAKHOT (MUNASAKAH)
Munasakhot adalah perpindahan hak waris seseorang yang belum diterimanya selanjutnya diterima oleh ahli warisnya Langkah Pertama yang harus dilakukan adalah diselesaikan terlebih dahulu kasuskasus yang ada secara biasa

Langkah selanjutnya
Adalah menentukan Angka Penghimpun (AlJamiah), untuk menentukan AP terlebih dahulu harus diketahui: 1. Bagian dari Mayat II (BM II) 2. Asal Masalah (AM) I yaitu Sah Masalah (SM) pada Kasus I (jika tidak ada SM, maka AM I adalah AM/AUL pada Kasus I), dan 3. Asal Masalah II, yaitu Sah Masalah pada Kasus II (jika tidak ada SM, maka AM I adalah AM/AUL pada Kasus I)

Rumus Munasakhot
1. Jika BM II : AM II =Tamatsul, maka: Angka Penghimpun (AP) = AM I Pendapatan II (P II) = AM II 2. Jika BM II : AM II = Tadakhul, maka AP = AM I x AM II Angka Tad P II = BM II x AM II Angka Tad

3. Jika BM II : AM II = Tawaffuq, maka AP = AM I X AM II Angka Taw P II = BM II x AM II Angka Taw 4. Jika PM II : AM II = Tabayyun, maka AP = AM I X AM II P II = BM II X AM II

DAFTAR RUMUS MUNAASAKHOT


Dalam hal AA TAM BM AA 2 Tingkat 3 Tingkat 4 Tingkat D s t D s t D s t

AM I

AM II

AM III

AM II

AM III
AM II X AM III Angka tad BM III X AM III Angka tad

AM IV
AM III X AM IV Angka tad BM III X AM IV Angka tad

AM I X AM II TAD Angka tad BM BM II X AM II Angka tad

Lanjutan Daftar Rumus Munaasakhot


Dalam hal AA TAW BM 2 Tingkat 3 Tingkat D s t AM III X AM IV D Angka taw S BM III X AM IV t Angka taw 4 Tingkat

AM I X AM II Angka taw BM II X AM II Angka taw

AM II X AM III Angka taw BM III X AM III Angka taw

AA
TAB BM

AM I X AM II
BM II X AM II

AM II X AM III
BM III X AM III

AM III X AM IV D S BM IV X AM IV t

RUMUS MUNAASAKHOT
1. Jika BM II : AM II adalah Angka Penghimpun (AP) Pendapatan II 2. Jika BM II : AM II adalah Angka Penghimpun (AP)
Pendapatan II

tam, maka = AM I = AM II tad, maka = AM I x AM II angka tad = BM II X AM II angka tad

3. Jika BM II : AM II adalah taw, maka Angka Penghimpun (AP) = AM I X AM II angka taw Pendapatan II = BM II X AM II angka taw 4. Jika BM II : AM II adalah tab, maka Angka Penghimpun (AP) = AM I X AM II Pendapatan II = BM II X AM II

PENUTUP
DEMIKIANLAH STUDI INTENSIF HUKUM WARIS ISLAM INI, SEMOGA ADA MANFAATNYA. BAGI YANG MEMERLUKAN KONSULTASI DAPAT BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN FAKULTAS HUKUM UNiVERSITAS MUHAMMADIYAH SUM.UTARA Jalan Kapten Mukhtar Basri Nomor 3 Medan Telpon (061) 6623301

AKHIR KATA
KAMI DARI PENYELENGGARA MEMOHON AMPUN KEPADA ALLAH SUBHANAHU WATAALA SERTA MEMOHON MAAF KEPADA PARA PESERTA ATAS KATA-KATA, PERBUATAN DAN SIKAP KAMI YANG TIDAK PADA TEMPATNYA

TAMMAT
WASSALAMU ALAIKUM
WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Anda mungkin juga menyukai