Anda di halaman 1dari 2

Paper mengenai bab perilaku kolektif dan gerakan sosial ini bertujuan agar para paramahasiswa dapat memahami

perilaku kolektif dan pergerakan sosial serta dapatmengaplikasikannya terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Pada paper ini Saya akan membahas perilaku kolektif dan gerakan sosial dengan mengaplikasikannya pada masa pemerintahan Jend. Soeharto. Perilaku Kolektif Perilaku kolektif mengacu pada perilaku yang tidak sewajarnya ditemukan atau di luar rutinitas biasa yang dilakukan oleh sekelompok besar orang, yang biasanya berujung pada perilaku spontan manusia sebagai reaksi seperti ketakutan, ketidakpastian, atau ketertarikan 1 .Hal ini jelas terjadi pada pemerintahan Jenderal Soeharto.Seperti yang kita tahu, pemerintahan Soeharto bersifat otoriter. Segala perintah, ucapan, dantindakannya harus dilaksanakan. Tak boleh ada pihak yang protes, oposisi, dan kontraterhadap dirinya. Tak hanya itu, pemerintahannya juga memanipulasi ideologi untuk kepentingan kekuasaan, juga bersikap anti terhadap oposisi politik yang terorganisir,sehingga membuat Golkar (partainya) sebagai paratai dominan.Hal ini membuat terjadinya perilaku kolektif terhadap masyarakat. Masyarakat Indonesia berprilaku spontan yang tidak biasa (dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya)terhadap ketakutan yang mereka rasakan terhadap keotoriteran Soeharto. Prilaku spontanseperti apa? Mayoritas masyarakat Indonesia menjadi takut untuk berpikir dan takut untuk mengeluarkan pendapat.Sekumpulan masyarakat Indonesia yang menjadi takut untuk berpikir dan mengeluarkan pendapat ini dinamakan masses (massa). Massa adalah orang dalam jumlah besar, yang tidak selalu berada dalam jangkauan yang dekat antara yang satu dan yang lainnya, di mana orang-orang tersebut mempunyai orientasi sosial yang sama. Masyarakat Indonesia yang tersebar diseluruh Indonesia mempunyai orientasi sosial yang sama terhadap pemerintahan Soeharto,yaitu ketakutan akan mengerluarkan pendapat. Karena itulah dinamakan massa yang perprilaku kolektif. Selain itu, ada pula bentuk prilaku kolektif lain yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.Sebagai prilaku spontan terhadap pemerintahan Soeharto, mahasiswa-mahasiswa beranimelakukan protes. Gerakan protes mahasiswa yang menjatuhkan Soeharto di tahun 1998tersebut tidaklah muncul secara tiba-tiba, namun merupakan proses akumulasi dari rasaketidakpuasan yang telah berjalan bertahun-tahun. Di kalangan akademisi selama lebih daridua dekade sering muncul kritik terhadap kebijaksanaan rejim Orde Baru yang dianggap bertentangan dengan demokrasi dan merendahkan martabat masyarakat Indonesia. Protes- protes dari kampus selama tahun 90-an telah menjadi bagian sangat penting dalam berbagaigerakan yang menuntut baik keterbukaan politik maupun dihormatinya hak-hak sipil warganegara Indonesia 2 .Mahasiswa-mahasiswa yang melakukan prilaku kolektif ini (aksi demo, protes, dan penentangan) bisa dinamakan masses (massa) dan bisa juga dinamakan crowd (kerumunan).Mengapa demikian?Kerumunan adalah sekumpulan orang dalam jumlah besar yang berkumpul bersama dengan jarak yang dekat antara yang satu dengan yang lainnya. Mahasiswa melakukan aksi protes inidengan berkerumun dan melakukan aksi demonya terhadap pemerintahan Soeharto. Tapisekelompok mahasiswa-mahasiwa ini bisa juga disebut massa karena kelompok-kelompok mahasiswa yang melakukan akasi protes ini tersebar di seluruh

Indonesia, tak hanya satukelompok di daerah tertentu saja, yang artinya mereka tidak berada dalam jangkauan dekatantara satu sama lain tetapi mempunyai orientasi yang sama. Gerakan sosial Gerakan sosial diklasifikasikan menjadi empat tipe berdasarkan tujuan akhir yang inginmereka capai: Gerakan Protes: gerakan yang bertujuan mengubah atau menentang sejumlah kondisisosial yang ada. Ini adalah jenis yang paling umum dari gerakan sosial di sebagian besar negara industri.Gerakan protes dibagi menjadi dua.Gerakan Revolusioner: bertujuan untuk mengubah sistem stratifikasi atau institusisosial yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai