Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK LEMAH DI BURSA EFEK JAKARTA

RANGKUMAN SKRIPSI

OLEH : DAHLIA BUANA DEWI 2003210411

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2008

PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI

Nama Tempat, Tanggal Lahir N.I.M Jurusan Program Pendidikan Konsentrasi Judul

: : : : : : :

Dahlia Buana Dewi Surabaya, 06 Januari 1985 2003210411 Manajemen Strata 1 Manajemen Keuangan Analisis Tingkat Efisiensi Informasi Pasar Modal Bentuk Lemah di Bursa Efek Jakarta

Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen Pembimbing, Tanggal : ..

Lutfi, SE., M.Fin

Ketua Jurusan, Tanggal : ...

Drs. Ec. Herizon, M. Si.

1.1

Latar Belakang Masalah Dalam pasar modal terjadi pertemuan antara pihak yang

membutuhkan dana (demand) dan pihak penyedia dana (supply) dengan risiko untung dan rugi. Untuk dapat menarik pihak supply dan demand berpartisipasi dalam pasar modal maka dibutuhkan suatu pasar modal yang likuid dan efisien. Dalam konteks operasional, pasar modal yang efisien dapat diartikan sebagai pasar yang dapat menyediakan jasa-jasa yang diperlukan oleh para investor dengan biaya minimal. Sedangkan dalam konteks informasi, pasar modal efisien dapat disimpulkan sebagai pasar yang harga-harga sahamnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Husnan, 1993). Dalam pasar modal dikenal istilah Random Walk yang berarti aliran informasi bersifat acak dan jika harga saham menyesuaikan atau mengalami perubahan harga. Terdapat tiga macam informasi, yaitu : informasi perubahan harga masa lalu, informasi yang tersedia untuk publik dan informasi yang tersedia baik untuk publik maupun tidak (private information). Berdasar informasi, menurut (Fama:1970, dalam Suad Husnan, 1994) maka tingkat efisiensi pasar modal terbagi menjadi tiga tingkatan, pertama adalah Efisiensi Bentuk Lemah, yaitu harga saham mencerminkan semua informasi yang ada pada data harga masa lalu. Kedua, Efisiensi Bentuk Setengah Kuat, yaitu harga saham bukan hanya mencerminkan harga masa lalu namun semua informasi yang dipublikasikan. Ketiga, Efisiensi Bentuk Kuat, yaitu harga tidak hanya mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan tetapi juga informasi privat. Salah satu bentuk efisiensi pasar modal yang menjadi perhatian adalah bentuk lemah. Terdapat beberapa pengujian untuk menguji efisiensi bentuk lemah,

antara lain : Pertama, Uji Otokorelasi, yaitu digunakan untuk mengetahui perubahan harga saham dari waktu ke waktu (time series). Kedua, Uji Run, yaitu digunakan untuk mengetahui tingkat keaacakan harga saham. Ketiga, Aturan Perdagangan, yaitu strategi tentang kapan investor harus membeli atau menjual suatu saham (Jogiyanto:2000) Penelitian yang dilakukan oleh Johan J.C. dan Hari S. (2001) dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Jakarta memberikan bukti bahwa pasar modal telah efisien dalam bentuk lemah. Dalam penelitian Yasir K. and Kashif-Ur-Rehman (2005) menunjukkan harga saham di Bursa Efek Karachi terbukti bahwa pasar modal telah efisien dalam bentuk lemah. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang efisiensi bentuk lemah pasar modal. Oleh sebab itu, peneliti mengambil judul : ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK LEMAH DI BURSA EFEK JAKARTA

1.2

Perumusan Masalah Berdasar latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat

dirumuskan yaitu : 1. Apakah Bursa Efek Jakarta efisien dalam bentuk lemah selama periode penelitian tahun 2005-2006 ? 2. Apakah Bursa Efek Jakarta efisien dalam bentuk lemah pada tahun 2005 dan 2006 ?

1.3

Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini yaitu :

1.

Untuk mengetahui tingkat efisiensi Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian tahun 2005-2006.

2.

Untuk mengetahui tingkat efisiensi Bursa Efek Jakarta pada tahun 2005 dan 2006.

1.4

Manfaat Penelitian Berdasar latar belakang masalah, perumusan masalah, maupun pada

tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu keuangan tentang tingkat efisiensi Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian.

2.

Investor Dapat menentukan strategi investasi yang tepat berdasar aliran informasi.

3. Peneliti lain Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan, bagi peneliti lain yang melakukan penelitian tentang efisiensi bentuk lemah pasar modal.

1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Batasan Penelitian Guna mencapai tujuan penelitian yang ditetapkan, maka perlu dibuat batasan penelitian, antara lain : 1. Penelitian ini hanya menguji efisiensi pasar modal bentuk lemah dengan Uji Otokorelasi dan Uji Run. 2. Penelitian ini menggunakan sampel yang diambil dari Indeks LQ-45 selama periode penelitian mulai Januari 2005 sampai dengan Desember 2006.

1.5.2 Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta dalam periode penelitian Januari 2005 hingga Desember 2006.

1.5.3 Teknik Sampling Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Saham LQ-45. Sedangkan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasar kriteria tertentu agar sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria sampel yang dimaksud

adalah Indeks LQ-45 selama periode penelitian Januari 2005 hingga Desember 2006.

1.5.4 Teknik Analisis Data Tahap-tahap dalam menganalisis data sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian, yaitu mengambil data harian Indeks LQ-45 dari JSX Monthly. 2. Melakukan perhitungan atas perubahan harga saham selama periode penelitian tahun 2005 2006. 3. Menurut (Haier;1998) sebagaimana dikutip oleh Imam Ghozali, untuk kasus sampel besar (lebih dari 80) maka standard skor atau sering disebut Z-score yang digunakan dalam menentukan data outlier adalah nilai pada kisaran 3 sampai 4. 4. Melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. 1. Uji Otokorelasi Pengujian dilakukan terhadap data baik selama periode penelitian tahun 2005 2006 maupun data pada tahun 2005 dan 2006. Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah perubahan harga saham di masa yang akan datang tergantung atau tidak terhadap perubahan harga saham di masa lalu, dengan tahap pengerjaan sebagai berikut : a. Menentukan formulasi hipotesis H0 : = 0, artinya selama periode penelitian tahun 2005 2006 harga saham masa yang akan datang tidak tergantung pada harga

saham masa lalu, dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah. H0 : 0, artinya selama periode penelitian tahun 2005 2006 harga saham masa yang akan datang tergantung pada harga saham masa lalu, dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) belum mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah. H0 : 1 = 0, artinya pada tahun 2005 dan 2006 harga saham masa yang akan datang tidak tergantung pada harga saham masa lalu, dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah. H0 : 1 0, artinya pada tahun 2005 dan 2006 harga saham masa yang akan datang tergantung pada harga saham masa lalu, dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) belum mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah. b. Menentukan nilai koefisien otokorelasi untuk tenggang waktu (time lag) k = 1 hingga k = 10 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Y Y x Y
t =1 t n n k t k 2 Y

rk =

..................

(4)

Y1 Y t =1

Dimana : rk Yt Y = Koefisien otokorelasi = Perubahan harga saham pada hari ke-t = Rata-rata perubahan harga saham

k = Time lag n = Jumlah pengamatan c. Menentukan Standard Error SE = Dimana : SE T = = Standard Error Banyaknya pengamatan
1 T

...........................................................

(5)

d. Menentukan Tingkat signifikansi Tingkat signifikansi () yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2.SE e. Daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

-2.SE

2.SE

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho f. Kesimpulan Kriteria Pengujian : H0 diterima, apabila -2.SE r 2.SE Yang berarti harga saham masa yang akan datang tidak tergantung pada harga saham masa lalu, dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah.

H0 ditolak, apabila r > 2.SE dan r < - 2.SE Yang berarti harga saham masa yang akan datang tergantung pada harga saham masa lalu, dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) belum mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah. 2. Uji Run Pengujian dilakukan terhadap data baik selama periode penelitian 2005 2006 maupun data pada tahun 2005 dan 2006. Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah perubahan harga saham dari waktu ke waktu di Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah mengikuti pola acak. Adapun langkah-langkah melakukan Uji Run adalah sebagai berikut : a. Menentukan formulasi hipotesis H0 : = 0, artinya selama periode penelitian tahun 2005 2006 harga saham mengikuti pola acak (random), dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah. H0 : 0, artinya selama periode penelitian tahun 2005 2006 harga saham tidak mengikuti pola acak (random), dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) belum mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah. H0 : 1 = 0, artinya pada tahun 2005 dan 2006 harga saham mengikuti pola acak (random), dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah. H0 : 1 0, artinya pada tahun 2005 dan 2006 harga saham tidak mengikuti pola acak (random), dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) belum mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah.

b. Menentukan perubahan harga saham dengan persamaan sebagai berikut : LQ-45 = LQ-45t LQ-45 t-1 Dimana : LQ-45 LQ-45t LQ-45t-1 = Perubahan Indeks LQ-45 = Indeks LQ-45 hari ini = Indeks LQ-45 satu hari sebelumnya

menggunakan

....................

(6)

c. Menghitung banyaknya perubahan naik (+), turun (-) dan tidak berubah (0), kemudian menentukan jumlah sesungguhnya dari keseluruhan runs. d. Menentukan jumlah run yang diharapkan dari seluruh tanda dengan menggunakan persamaan : E (NR) = 2. N1.N2 + 1 ................................... N Dimana : E (NR) = Jumlah runtun yang diharapkan N1 N2 N = Jumlah perubahan + = Jumlah perubahan - = Jumlah dari perubahan atau sebesar N1 + N2 (7)

e. Menentukan Standard Deviasi dengan menggunakan persamaan : R = [2.N1.N2.(2.N1.N2-N)]1/2 .....................


N.(N+1)1/2

(8)

f. Menentukan Zhitung Z = NR - E (NR) R .......................................... (9)

Dimana : Z NR = Nilai Z hitung = jumlah sesungguhnya dari seluruh run

g. Menentukan Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi () yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% ( Z /2 = 1.96) h. Menentukan Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho - Z /2 Zhit Z /2

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

-Z/2 Z/2 Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho i. Kesimpulan Kriteria Pengujian : H0 diterima, apabila -Z tabel Z hitung Z tabel Yang berarti harga saham mengikuti pola acak, dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah. H0 ditolak, apabila Z hitung > Z tabel dan Z hitung < -Z tabel Yang berarti harga saham tidak mengikuti pola acak, dengan kata lain Bursa Efek Jakarta (BEJ) belum mencapai tingkat efisiensi bentuk lemah.

j. Pembahasan Pembahasan dilakukan dengan melihat hasil pengujian dan

membandingkan antara teori dan penelitian terdahulu.

1.6 Ringkasan Hasil Penelitian Dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji Otokorelasi, Ho diterima yang artinya, perubahan harga saham dalam hal ini Indeks LQ-45 dimasa yang akan datang tidak tergantung pada perubahan saham di masa lalu atau bersifat independen. Selanjutnya pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji Run, Ho diterima yang artinya, perubahan harga saham (Indeks LQ-45) secara garis besar bersifat acak atau telah memenuhi kriteria random walk. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Johan J. C. Tambotoh dan Hari. S (2001) dan Yasir K. and Kashif UrRehman (2005) yang menyatakan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Jakarta (BEJ) tlah mencapai tingkat efisiensi pasar modal dalam bentuk lemah.

1.7

Pembahasan Jika dilihat dari pengujian pada tahun 2005 dan tahun 2006 maka pada

tahun 2005 terdapat otokorelasi yaitu lag kesatu, dimana otokorelasinya bersifat signifikan positif, yang berarti bahwa terdapat hubungan searah antara harga saat ini dengan harga sebelumnya. Sedangkan unuk lag lainnya pada tahun 2005 dan semua lag pada tahun 2006 tidak terdapat otokorelasi yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kenaikan tingkat efisiensi pasar modal bentuk lemah

dari tahun 2005 ke tahun 2006. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005 dan tahun 2006 secara umum tidak terdapat otokorelasi. Hal ini membuktikan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pada tahun 2005 dan tahun 2006, perubahan harga saham (Indeks LQ-45) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) di masa yang akan datang tidak tergantung pada perubahan harga saham masa lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa perubahan harga saham (Indeks LQ45) masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham (Indeks LQ-45) di masa yang akan datang, sehingga para investor tidak dapat memperoleh Abnormal Return. Selanjutnya hasil analisis Uji Run selama periode Januari 2005 Desember 2006 maupun pada tahun 2005 dan tahun 2006 ternyata dapat menguatkan hasil dari analisis Uji Otokorelasi, dengan menunjukkan nilai Z berada diantara Z
tabel hitung

yang menandakan bahwa hipotesis yang menyatakan

perubahan harga saham (Indeks LQ-45) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersifat acak. Dengan demikian bahwa perilaku harga saham di Bursa Efek Jakarta telah mencapai tingkat efisiensi pasar modal bentuk lemah terbukti, dengan melihat perubahan harga saham di masa yang akan datang tidak tergantung pada perubahan harga saham di masa lalu serta perubahan harga saham bersifat acak atau mengikuti pola random walk

1.8

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan Uji Otokorelasi pada suatu hari sampai dengan sebelumnya dengan lag satu hingga lag sepuluh secara umum tidak terdapat otokorelasi karena berada diantara 2 x standard error, kecuali untuk lag kesatu pada tahun 2005 yang memiliki korelasi positif. 2. Dengan menggunakan Uji Run secara umum terdapat keacakan (random) karena nilai Z hitung berada diantara Z table. 3. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa perubahan harga saham di masa yang akan datang tidak tergantung pada perubahan harga saham di masa lalu dan perubahan harga tersebut bersifat acak. Dengan demikian Bursa Efek Jakara (BEJ) telah mencapai tingkat efisiensi pasar modal bentuk lemah.

1.9

Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa saran

yang akan diberikan terhadap pihak yang terkait dengan hasil penelitian maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Investor Bagi para investor jika ingin mendapatkan Abnormal Return disarankan memakai analisis teknikal yang lebih canggih, semisal Uji Stochastic Oscillator, Relative Strength Index dan Moving Average Convergence Divergence sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Awal Elli (2007) dan Susanti (2007). Selain itu juga dapat menggunakan analisis

fundamental,

yaitu

analisis

yang

berfokus

pada

informasi

yang

dipubilkasikan maupun informasi privat, sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Hardian D. Anggraeni (2007) dan Ajeng Paramaiswari (2007) 2. Peneliti Selanjutnya 1. Jika peneliti selanjutnya hanya ingin melakukan penelitian efisiensi pasar modal bentuk lemah sebaiknya menggunakan trading rules, misalnya : Uji Stochastic Oscillator dan Uji Relative Strength Index. 2. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian efisiensi pasar modal berdasar atas informasi secara keseluruhan baik bentuk lemah, setengah kuat maupun kuat agar dapat diketahui berada pada tingkat mana efisiensi pasar modal Indonesia.

DAFTAR RUJUKAN

Ajeng P. Say 2007. Pengaruh Pengumuman Stock Split terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya Dony Setiawan. 2005. Efisiensi Pasar Modal Indonesia Bentuk Lemah dan Setengah Kuat pada PT. Bursa Efek Jakarta Tahun 2002 2003. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya Hardian D. Anggraeni. 2007. Pengaruh Rekomendasi Saham di Bisnis Indonesia terhadap Abnormal Return. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Universitas Diponegoro. Jogiyanto, H.M. 2000. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta. BPFE UGM. Johan J. C. Tambotoh dan Hari Sunarto. 2001. Pengujian Efisiensi Bentuk Lemah Pasar Modal pada Bursa Efek Jakarta tahun 1995 1997. Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Dian Ekonomi) Vol. VII No. 2. pp 165-177 JSX Statistic Monthly 2004 JSX Statistic Monthly 2005 JSX Statistic Monthly 2006 Kamal, Yasin dan Kashif U-Rehman. 2005. Weak Form of Market Efficiency: Evidence From Karachi Stock Exchange 100 Index. International Journal of Business (http://www.google.com, diakses 05 Oktober 2007). Moustafa. 2004. Testing the weak-form efficiency of the United Arab Emirates Stock Markets. International Journal of Business (http://www.google.com, diakses 05 Oktober 2007). Nugroho Budi. 2006. Analisis Efisiensi Informasi Pasar Modal dalam Bentuk Lemah di Bursa Efek Jakarta periode Januari 2001 Desember 2004. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya

Siti A. E. Manusholikhah. 2007. Strategi Perdagangan Saham dengan Menggunakan Metode Relative Strength Index dan Moving Average Convergence Divergence pada Saham LQ-45 Tahun 2005 2006 di BEJ . Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti. 1993. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Suad Husnan. 1994. Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta. AMP YKPN Yogyakarta. Suharyadi dan Purwanto. 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Buku 2 Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Susanti. 2007. Strategi Perdagangan Saham dengan Menggunakan Metode Stochastic Oscillator dan MACD pada Saham-saham LQ-45 Tahun 2005. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya Toni Sahara. 2007. Hubungan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar dan Kinerja Keuangan terhadap Jakarta Islamic Index. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya

Anda mungkin juga menyukai