Anda di halaman 1dari 12

Tanggal Penyerahan : Rabu, 10 Oktober 2012

RUTE PRODUKSI

Disusun Oleh: Ariestiani Eka Gustini Intan Luatul Jannah 240210090047 240210090064 240210090070

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2012

RUTE PRODUKSI (Production Routeing)


Menurut Risnayadi dkk. (2008), langkah-langkah operasi secara spesifik diatur dalam proses routeing yang biasanya hal ini akan dibuat oleh Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Proses routeing ini akan menyimpulkan langkah-langkah operasi yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang dikehendaki, dimana untuk itu beberapa informasi harus ikut menyertai didalam langkah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Nama dan nomor komponen yang akan dibuat

2. Nomor gambar kerja dari komponen tersebut 3. Macam operasi kerja dan nomor operasinya
4. Mesin dan/atau peralatan produksi yang dipakai

5. Waktu standard yang ditetapkan untuk masing-masing operasi kerja Mesin, perkakas, peralatan pembantu dan lain-lain harus dicantumkan secara spesifik didalam proses routeing ini karena pada akhirnya perencanaan tata letak pabrik akan ditujukan untuk mengatur semua fasilitas produksi ini. Waktu operasi juga perlu dicantumkan dalam proses routeing akan sangat membantu didalam penentuan dan peralatan produksi lainnya yang dibutuhkan. Penetapan jumlah mesin yang dibutuhkan akan menentukan jumlah stasiun kerja dan luas area dari masing-masing stasiun kerja tersebut. Hal ini sebenarnya bukan saja akan menentukan luas area stasiun kerja tersebut, akan tetapi informasi mengenai waktu standard operasi akan pula berguna didalam menganalisa keseimbangan lintas kerja (line balancing), model antrian (queuing model) dalam optimalisasi sistem hubungan antara manusia mesin, dan juga untuk model-model program linier (Risnayadi dkk, 2008). Peta Proses (Process Chart) Menurut Risnayadi dkk. (2008), menguraikan tahapan operasi mulai dari bahan baku sampai produk akhir sampai ke fase akhir, setiap operasi dapat diperjelas dengan mengunakan peta proses. Peta proses secara umum dapat didefinisikan sebagai gambar grafik yang menjelaskan setiap operasi yang terjadi

dalam proses manufakturing. Peta proses yang paling sederhana adalah block diagram yang menggambarkan struktur proses yang harus Tabel 1. Contoh Rute Produksi Production Routeing Nama Produk : Yoghurt Bahan Baku : No Operas Operasi Mesin/alat i Yangdigunak Kerja Kerja an menyaring penyaring 01 bahan stainless steel baku susu standardis asi alat-alat 02 komposisi laboratorium susu 03 04 05 06 07 08 09 homogenis homogenizer asi susu pasteurisas heat i susu exchanger pendingin an heat exchanger

Mesin/alat bantu ayng digunakan Pompa, tangki pengumpan Pompa, tangki pengumpan Pompa, tangki pengumpan Pompa, tangki pengumpan motor tools

Batch/ kontinyu kontinyu

Kapasitas

2000 liter/jam 100 ltr/batch 100 ltr/batch 500 liter/jam 500 liter/jam 100 liter/batch 300 liter/jam 4000 liter/2,5 jam 1000 kemasan / jam

batch

batch kontinyu kontinyu batch kontinyu batch

memasukk pengaduk an kultur Mengemas pengemas primer botol inkubasi mengemas sekunder incubator pengemas karton

tools

kontinyu

dilalui didalam operasi kerja pembuatan suatu jenis produk. Jumlah dari tahapan proses yang harus dilalui akan bergantung pada kompleks tidaknya desain produk yang harus dibuat. Penggunaan block diagrami merupakan bentuk peta proses sederhana yang

dibuat untuk menganalisa tahapan proses yang harus dilalui dalam pelaksanaan operasi manufakturing suatu produk secara analitis dan logis. Untuk keperluan yang lebih kompleks maka ada tiga model peta proses lain yang umum dipakai sebagai alat untuk menganalisa proses produksi dan juga akan berguna dalam perencanaan tata letak pabrik. Ketiga model peta proses tersebut ialah operation process chart, flow process chart, dan flow diagram . Pembuatan peta proses ini maka oleh American Society of Mechanical Engineers (ASME) telah dibuat beberapa simbol standard yang menggambarkan macam/jenis aktivitas yang umum dijumpai dalam proses produksi; yaitu sebagai berikut :

Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) Peta proses operasi atau dikenal operation chart akan menunjukkan langkah-langkah secara kronologis dari semua operasi inspeksi, waktu longgar, dan bahan baku yang digunakan di dalam suatu proses manufakturing yaitu mulai datangnya bahan baku sampai ke proses pembungkusan (packaging) dari produk

jadi yang dihasilkan. Peta ini akan melukiskan peta operasi dari seluruh bahan baku dan bahan penolong. Untuk membuat operation process chart maka disini ada dua symbol persegi yang menunjukkan aktivitas inspeksi. Pada pembuatan peta proses ini maka garis vertikal akan menggambarkan aliran umum dari proses yang dilaksanakan, sedangkan garis horizontal yang menuju kearah garis vertikal akan menunjukkan adanya material yang akan bergabung dengan komponen yang akan dibuat. Untuk lebih jelasnya akan peta proses operasi berikut pada Gambar 1.

Gambar 1. Contoh peta proses operasi

Aliran umum dari proses manufakturing komponen-komponen dari bahan mentah sampai kekomponen jadi akan dapat digambarkan secara kronologis. Selanjutnya dengan pembuatan peta semacam ini, suatu tata letak pabrik yang ideal akan dapat puladirencanakan sebaik-baiknya yaitu terutama dengan memperhatikan aliran proses operasi manufakturing dari komponen-komponen yang ada. Seperti apa yang yang telah diuraikan di atas maka dalam peta proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan/inspeksi saja. Kadang-kadang pada akhir proses bisa ditambahkan tentang penyimpanan (storage). dengan adanya informasiinformasi yang bisa dicatat melalui peta proses operasi, banyak manfaat yang bisa diperoleh yaitu antara lain seperti diketahuinya:
1. Data kebutuhan jenis proses operasi/inspeksi macam dan spesifikasi mesin atau

fasilitas bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi pada setiap elemen operasi kerja atau inspeksi. 2. Pola tata letak fasilitas dan aliran pemindahan bahannya. 3. Alternatif-alternatif perbaikan prosedur dan data kerja yang sedang dipakai. Untuk bisa menggambarkan peta proses ini dengan baik dan lengkap ada beberapa aturan dasar yang perlu dipahami dan diikuti sebagai berikut :
4. Pertama pada baris paling atas perlu dituliskan "PETA PROSES OPERASI"

(yang bisa pula disingkat dengan "PETA OPERASI") dan seterusnya tulis semua identifikasi kerja lainnya seperti : nama obyek, nomor gambar kerja, dan lain-lain.
5. Nama dan spesifikasi material yang akan diproses ditetakkan di atas garis

horizontal yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk dalam proses operasi kerja.
6. Lambang atau simbol ASME - kbususnya simbol operasi atau inspeksi

ditetapkan dalam arah vertikal secara berurutan yang menunjukkan terjadinya perubahan proses untuk setiap simbolnya.
7. Penomoran terhadap kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan

urutan operasi yang dilakukan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi. Penomoran terhadap kegiatan inspeksi diiberikan tersendiri.

8. Agar diperoleh gambar peta proses operasi yang baik, maka produk yang paling

banyak mearerlukan langkah-langkah proses operasi hares dipetakan terlebih dahulu dan digambarkan pads Saris vertikal paling kanan sendiri.

Gambar 2. Sistematika Umum Penggambaran Peta Preses Operasi Peta proses operasi pada dasarnya dirancang untuk memberikan pemahaman yang cepat dari kegiatan-kegiatan operasi yang harus diselenggarakan untuk membuat suatu produk lengkap. Demikian pula peta operasi tersebut memungkinkan untuk mempelajari semua operasi dan inspeksi yang diperlukan sehingga langkah-langkahurutan kerja bisa disusun secara logis. Suatu manfaat besar dalam pembuatan peta proses operasi adalah dalam hal kesederhanaannya. Peta ini memungkinkan untuk melihat hubungan antara proses/ operasi tanpa harus memperhatikan aktivitas handling yang diperlukan. Dengan alasan ini, maka peta proses operasi merupakan alat yang efektif untuk menggambarkan suatu proses ke operator yang kurang begitu familiar dengan urutan proses atau inspeksi.

Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) Menurut Risnayadi dkk. (2008), peta aliran proses akan melukiskan aktivitas proses produksi secara lebih detail dibandingkan dengan peta proses operasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai tambahan dari pada penggambaran yang terdapat pada peta proses operasi - dimana disini hanya dua macam simbol aktivitas (operasi & inspeksi) yang digunakan - maka pada peta aliran proses semua aktivitas produksi dan gerakan perpindahan (transportasi) bahan yang harus dilakukan dalam proses produksi dari suatu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain dalam pabrik akan digambarkan dengan lebih jelas dan detail. Dengan demikian ada tiga tambahan simbol yang dipakai dalam pembuatan peta aliran proses transportasi ataupemindahan bahan, simbol berbentuk huruf "D" yang diartikan sebagai aktivitas menunggu (delay), dan simbol segitiga yang digambarkan terbalik yang berarti aktivitas penyimpanan bahan/produk (storage). Keuntungan utama dari penggambaran peta aliran proses ini adalah langkahlangkah proses, baik yang bersifat produktif (operasi dan inspeksi) ataupun tidak produktif (transportasi, menunggu, dan menyimpan), dari awal sampai akhir kegiatanakan bisa diuraikan secara detail. Segala informasi mengenai "hidden cost" yang tidak terlihat dalam penggambaran peta proses operasi akan bisa diketahui juga. Adanya peta aliran proses maka akan dapat diperoleh keuntungan atas perbaikan proses antara lain, seperti :
1. Mengeliminir operasi-operasi yang tidak perlu atau mengkombinasikannya

dengan operasi yang lain.


2. Mengeliminir aktivitas handling yang tidak efisien. 3. Mengurangi jarak perpindahan material dari satu operasi ke operasi yang lain

(langkah ini nantinya akan menjadi dasar pemikiran dalam hal pengaturan tata letak fasilitas pabrik).
4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia karena kegiatan yang tidak produktif

seperti menunggu atau transportasi. Diagram Aliran (Flow Diagram)

Peta aliran proses telah memberikan informasi yang tepat dan mendetail mengenai suatu proses produksi akan tetapi peta seperti ini masih belum menunjukkan suatu gambaran yang jelas mengenai aliran kerja yang sebenamya dalam suatu pabrik. Untuk ini kadang-kadang tambahan informasi yang berupa gambar atau sketsa sebenarnya dari suatu pabrik - bukan sekedar gambar yang berbentuk grafik atau chart saja - akan sangat berguna di dalam menganalisa kondisi aliran kerja yang ada. Sebagai contoh, sebelum keputusan tentang apakah proses transportasi atau pemindahan bahan dapat diperpendek jaraknya maka secara visual dan nyata diketahui denah ruangan yang mana suatu barang harus dipindahkan dari lokasi atau ke lokasi yang lainnya. Untuk cara yang terbaik dan untuk memberikan informasi yang tepat ialah dengan menggambarkan layout dan area pabrik yang ada, kemudian dibuat sketsa aliran yang akan menunjukkan gerakan perpindahan bahan dari stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya. Suatu penggambaran yang menunjukkan lokasi-lokasi dari semua aktivitas dalam bentuk peta aliran proses ini disebut dengan flow diagram. Diagram aliran proses ini terlihat akan lebih mempunyai arti didalam usaha menganalisa tata letak pabrik, karena disini digambarkan bukan saja dalam bentuk peta aliran proses akan tetapi juga layout sebenarnya dari pabrik yang ada atau yang direncanakan. Dengan mengamati arch lintasan/aliran proses maka kita akan bisa mempertimbangkan pada lokasi-lokasi mana suatu kondisi pemindahan bahan akan terlihat kritis yaitu lokasi dimana perpotongan lintasan akan terlihat paling banyak. Disamping itu dari data ini tentu saja akan dapat dianalisa jarak perpindahan minimum yang sebaiknya diterapkan didalam meletakkan suatu stasiun kerja relative terhadap stasiun kerja lainnya. Diagram aliran ini akan sangat bermanfaat bilamana diinginkan untuk mengevaluasi layout yang sudah ada untuk selanjutnya dilakukan perubahan-perubahan yang lebih baik (relayout). Prosedur penggambaran diagram aliran dalam hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menggambarkan layout dari fasilitas-fasilitas pabrik yang ada kemudian dibuatkan sketsa aliran proses yang berlangsung dari awal (dimulai dari raw material storage) sampai ke akhir proses operasi (biasanya akan diakhiri di finished-goods storage) seperti apa yang dilaksanakan dalam pembuatan peta aliran proses. Adanya keterbatasan tempat untuk menulis maka tidak semua informasi

yang biasanya dicantumkan dalam peta proses operasi atas peta aliran proses perlu dicantumkan pula dalam penggambaran diagram aliran ini. Pembuatan diagram aliran proses terlihat akan lebih mempunyai arti di dalam upaya menganalisa tata letak fasilitas produksi dan proses pemindahan bahannya. Mengamati arah aliran proses operasi maka akan bisa dilihat dan dipertimbangkan lokasi-lokasi kerja mana yang "kritis" dengan memperhatikan terutama banyak garisperpotongan yang menggambarkan lintasan pemindahan material. Demikian pula akan dapat diidentifikasikan secara jelas adanya gerakan perpindahan material yang bolak balik (back-tracking) yang justru hares dihindari dalam perancangan tata letak fasilitas pabrik dan pemindahan material (Risnayadi dkk, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. tAHUN . JUDUL WEB. Available at ALAMAT WEBB. Diakses Pada Tanggal September 2012 Pukul . Risnayadi, H., Bambang N. dan Efri M. 2008. Perancangan Pabrik Pengolahan Pangan. Tim Widya Padjadjara. Bandung

Anda mungkin juga menyukai