Anda di halaman 1dari 1

Hipotesis: Praktek perataan laba lebih besar pada kondisi krisis dibandingkan sebelumn krisis ekonomi.

Selama Periode Krisis Ekonomi, Perataan laba merupakan salah satu tindakan yang diambil pihak manajemen perusahaan, terutama perusahaan go public untuk mengurangi fluktuasi laba perusahaan pada laporan keuangan yang akan dipunblikasikan kepada para pengguna laporan keuangan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Narsa, Nugraheni & Maritza (2003), teknik perataan laba (income smoothing) sudah menjadi hal umum yang dilakukan oleh perusahaan go public. Perusahaan go public diwajibkan untuk lebih transparan dalam hal laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu media informasi yang digunakan oleh investor untuk membuat keputusan dalam berinvestasi pada perusahaan go public. Investor membeli saham tentunya dengan harapan memperoleh dividen. Keuntungan yang diharapkan dari pembelian saham tersebut, dapat dicapai jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik. Bartov (1993) mengungkapkan bahwa salah satu hipotesis yang dapat diajukan untuk menjelaskan manajemen laba adalah earning smoothing hypothesis atau income smoothing hypothesis yang menaksir bahwa laba dimanipulasi untuk mengurangi fluktuasi pada tingkat yang dipertimbangkan normal bagi perusahaan. Perataan laba dilakukan perusahaan untuk menarik minat investor untuk berinvestasi. Buruknya keadaan ekonomi Indonesia akan langsung berpengaruh terhadap laba perusahaan yang terancam menurun, termasuk perusahaan yang telah go public. Selama krisis ekonomi berlangsung diperkirakan terjadi fluktuasi laba yang sangat besar sesuai dengan kondisi perekonomian negara karena daya beli masyarakat yang menurun. Diduga pihak manajemen perusahaan melakukan praktek perataan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang terjadi, khususnya pada masa krisis ekonomi. Oleh karena itu, penelitian mengenai income smoothing pada perusahaan go public selama masa krisis ekonomi menarik untuk dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai