Anda di halaman 1dari 18

PERPINDAHAN KALOR

I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan dapat - Mengetahui fenomena perpindahan kalor terutama jenis konduksi dan konveksi - Menghitung koefisien perpindahan kalor dan efisiensi kerja peralatan penukar kalor di laboratorium OTK poltek - Melakukan praktek dengan aman II. BAHAN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN 1 set peralatan HE - Air panas - Air dingin III. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR) IV. DASAR TEORI Dalam membicarakan pertukaran kalor pada alat penukar kalor diperlukan pengertian dasar dari perpindahan kalor yang mendasari bekerjanya alat penukar kalor yang akan mendasar kerja praktik (penerapan) dari alat penukar kalor. Perpindahan kalor dapat berlangsung berdasarkan pada 3 macam dasar, dalam berbagai kejadian sebagai berikut: 1. Perpindahan kalor secara rambatan (konduksi): dimana perpindahan kalor secara rambatan kebanykan terjadi pada benda padat, di dalam benda padat itu sendiri (atau satu titik dalam benda padat ke titik lain dalam benda padat itu sendiri) ataupun antara dua benda padat yang bersinggungan permanen. 2. Perpindahan kalor secara pancaran (konveksi): dimana kalor berpindah dari satu posisi ke posisi lainnya di dalam fluida secara memancar yang biasanya disertai dengan adanya perpindahan massa (disebabkan adanya difusi ataupun arus Eddy). Pancaran lebih sering terjadi pada media fluida cair. 3. Perpindahan kalor secara radiasi: dimana kalor berpindah dari sumber kalor menuju suatu benda secara pancaran melalui gelombang elektromagnetik tertentu tanpa memerlukan media prantara (fluida maupun padat). Keberlangsungan ketiga proses perpindahan kalor diatas terjadi pada waktu yang bersamaan, yang amat ditentukan oleh proses yang terjadi saat perpindahan kalor. PERPINDAHAN KALOR SECARA KONDUKSI (RAMBATAN) Dasar perpindahan kalor secara konduksi ini adalah hukum fourier:

Dimana

Dalam keadaan tetap dy, maka harga dQ/dt dari persamaan diatas tetap sehingga dapat diganti dengn q, sehingga persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi :

Dimana A adalah luas permukaan yang berlangsungnya perpindahan kalor rata-rata (avg) dan merupakan daya penggerak untuk terjadinya perpindahan kalor antara 2 batas perpindahan, adalah jarak perpindahan. Sebagai penghambat berlangsungnya perpindahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana R adalah tahanan/hambatan terhadap berlangsungnya perpindahan kalor. PERPINDAHAN KALOR PADA LEMPENGAN BERLAPIS PARAREL Bila ada 3 padatan yang tersusun secara pararel maka perpindahan kalor persatuan waktu (q) ditentukan oleh karateristik dari ketiga padatan tersebut, maka : ( PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI Perpindahan kalor yang terjadi antara dua fluida (cair dan gas) pada umumnya disertai dengan terjadinya perpindahan massa, baik pada konveksi alamiah ataupun konveksi paksa. Perpindahan kalor yang terjadi antara dua fluida yang dipisahkan oleh lempengan dengan adanya ketebalan dan pengaruh kotoran/keral. Pada gambar tersaji perpindahan kalor dari fluida 1 dan aliran fluida 2. Persamaan neraca energi 3 dimensi yang berlangsung dapat ditulis sebagai berikut : ( ) ( ) )

Dimana adalah kalor hilang yang dipengaruhi oleh viskositas fluida. Q= kalor diserap oleh media/reagent. Pada proses perpindahan energi antara dua fluida seperti digambarkan di atas, ada pengaruh yang terjadi di perbatasan diantara kedua fluida tersebut dengan lempeng pemisah.

Dengan adanya penyempurnaan/ penurunan berbagai persamaan untuk perpindahan kalor secara konveksi dapat disajikan oleh persamaan:

KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR KESELURUHAN Dalam pengujian alat penukar kalor tidak dilakukan pengukuran temperatur antara kedua fluida dengan permukaan lempeng, sehingga koefisien perpindahan kalor yang digunakan dalam perhitungan luas permukaan perpindahan digunakan koefisien perpindahan kalor keseluruhan U. Sehingga persamaan yang digunakan berdasarkan ada perbedaan temperatur rata-rata antara kedua fluida yang mengalami penukar kalor.

Dimana Q= jumlah kalor yang berpindah dalam satuan waktu U= koefisien perpindahan kalor keseluruhan = selisih temperatur/ penurunan temperatur A= luas permukaan kontak perpindahan kalor Pada proses perpindahan kalor cara konveksi dapat terjadi berbagai jenis konveksi, dari konveksi alamiah yang berdasarkan perbedaan density fluida, dan konveksi paksa laminer dan konveksi paksa turbulen dll. Atau konveksi yang tergantung pada fluida yang terlihat. Penggambaran dari berbagai macam faktor tersebut dapat disajikan melalui persamaan berikut:

Bilangan nuselt merupakan fungsi dari bilangan prandtl dan bilangan grashoff PENUKAR KALOR LEMPENG Penukar panas yang terjadi pada alat penukar panas lempeng didasarkan pada permukaan datar/lempengan, dimana lempengan tersusun sedemikian rupa sehingga luas permukaan pertukaran panas yang diperlukan. Penukar kalor lempengan terdapat dalam beberapa bentuk dasar : a. Penukar kalor lempeng dimana susunan dari lempeng dinamakan plate frame heat exchanger

b. Spiral plate exchanger, yang terdiri dari lempengan bersirip, biasa digunakan untuk pesawat atau untuk proses penukaran kalor pada temperatur yang cukup rendah. c. Plate & fine tube surface d. Graphite block exchanger Masing-masing alat penukar kalor mempunyai kelebihan dan kekurangan karena disesuaikan dengan kebutuhannya. Plate HE terdiri dari lempengan standar sebagai permukaan berlangsungnya perpindahan dan rangka penyangga dimana disusun lempeng tersebut. Penurunan tekanan antar penukar kalor relatif kecil permukaan HE berlubang untuk memberikan efek turbulensi terhadap aliran. Aliran dalam penukar kalor dapat berlawanan arah dan searah. Antara kedua lempeng pada HE terdapat gasket sebagai penyekat dan juga menyediakan ruang, yang menyerupai plate dan frame filter press. Untuk perhitungan jumlah kalor yang dipertukarkan di dalam alat menggunakan :

Dimana :

keterangan T= temperatur fluida dingin t= temperatur fluida panas 1= masuk 2= keluar Dimana

Dimana

V. LANGKAH KERJA 1. Memanaskan fluida air wadah terpisah dengan pemanasan kukus, pemanasan listrik sampai temperatur percobaan 70C. lihat tabel pengisian data, selama menunggu tercapainya temperatur tersebut. Memasangkan saluran fluida/air panas ke wadah terpisah P1 penukar panas dan saluran fluida cair dingin dari jalur pendingin/ air umpan penukar panas. 2. Menghubungkan kabel pompa P, dengan sumber listrik 1 fasa terdekat. Dengan menyalakan pompa P1 untuk aliran panas dan mengatur katup tersebut Pemberhentian Proses 1. Mematikan pemanas tangki fluida panas 2. Mematikan aliran fluida dingin setelah 2 menit terlebih dahulu fluida panas 3. Melepaskan hubungan pompa fluida pana s ke peralatan penukar kalor agar saluran fluida dingin ke peralatan untuk bisa dibersihkan. VI. DATA PENGAMATAN KALIBRASI ROTAMETER LAJU ALIRAN DINGIN No. Laju rotameter (L/jam) Laju sebenarnya (L/jam) 1 200 230,4 2 300 367,2 3 400 489,5 4 500 612

Temperatur (0C) 37 37 37 37

Waktu (sekon) 5 5 5 5

ALIRAN PANAS TETAP No. Fluida panas Laju fluida Temp.Masuk Temp.Keluar (L/jam) (C) (C) 1 300 44 32 2 300 48 33 3 300 49 33 4 300 49 33 ALIRAN DINGIN TETAP No. Fluida panas Laju fluida Temp.Masuk Temp.Keluar (C) (C) 1 300 46 36 2 400 45 36 3 500 45 36 4 600 45 36

Laju Fluida (L/jam) 500 400 300 200

Fluida dingin Temp. Masuk (C) 32 32 32 32

Temp.Keluar (C) 38 34 40 44

Laju Fluida 400 400 400 400

Fluida dingin Temp. Masuk (C) 32 32 32 32

Temp.Keluar (C) 44 40 40 40

VII. PERHITUNGAN A. Menghitung Laju sebenarnya (kalibrasi aliran fluida) - Run 1 Dik : laju rotameter = 200 L/jam T = 5 detik, V = 320 mL Dit : Q.........? Jawab : Run 2 Dik : laju rotameter = 300 L/jam T = 5 detik, V = 510 mL Dit : Q.........? Jawab : Run 3 Dik : laju rotameter = 400 L/jam T = 5 detik, V = 680 mL Dit : Q.........? Jawab : Run 4 Dik : laju rotameter = 500 L/jam T = 5 detik, V = 850 mL Dit : Q.........? Jawab : B. Menghitung Kalor yang diserap fluida panas Percobaan 1 Run 1 M = 300 kg/jam T = Tin - Tout = (44 32) 0C = 12 0C

Cp = 4,294 kJ/kg 0C (hasil interpolasi dari tabel Cp) QH = M . Cp . T = 300 kg/jam . 4,294 kJ/kg 0C . 120C = 15458, 4 kJ/jam Run 2 M = 300 kg/jam T = Tin - Tout = (48 33) 0C = 15 0C Cp = 5,013 kJ/kg 0C (hasil interpolasi dari tabel Cp) QH = M . Cp . T = 300 kg/jam . 5,013 kJ/kg 0C . 15 0C = 22558,9 kJ/jam Run 3 M = 300 kg/jam T = Tin - Tout = (49 33) 0C = 16 0C Cp = 4,174 kJ/kg 0C (hasil interpolasi dari tabel Cp) QH = M . Cp . T = 300 kg/jam . 4,174 kJ/kg 0C . 16 0C = 20035,2 kJ/jam Run 4 M = 300 kg/jam T = Tin - Tout = (49 33) 0C = 16 0C Cp = 4,174 kJ/kg 0C (hasil interpolasi dari tabel Cp) QH = M . Cp . T = 300 kg/jam . 4,174 kJ/kg 0C = 20035,2 kJ/jam

Percobaan 2 - Run 1 M = 300 kg/jam T = Tin - Tout = (46 36) 0C = 10 0C Cp = 4,654 kJ/kg 0C (hasil interpolasi dari tabel Cp)

QH = M . Cp . T = 300 kg/jam . 4,654 kJ/kg 0C . 100C = 13962 kJ/jam Run 2 M = 400 kg/jam T = Tin - Tout = (45 36) 0C = 9 0C Cp = 4,474 kJ/kg 0C (hasil interpolasi dari tabel Cp) QH = M . Cp . T = 400 kg/jam . 4,474 kJ/kg 0C . 90C = 16106,4 kJ/jam Run 3 M = 500 kg/jam T = Tin - Tout = (45 36) 0C = 9 0C Cp = 4,474 kJ/kg 0C (hasil interpolasi dari tabel Cp) QH = M . Cp . T = 500 kg/jam . 4,474 kJ/kg 0C . 90C = 20133 kJ/jam Run 1 M = 600 kg/jam T = Tin - Tout = (45 36) 0C = 9 0C Cp = 4,474 kJ/kg 0C (hasil interpolasi dari tabel Cp) QH = M . Cp . T = 600 kg/jam . 4,474 kJ/kg 0C . 90C = 24159,6 kJ/jam15 0C

C. Menghitug kalor yang diserap fluida dingin ( Qc ) Percobaan 1 U = 450

20

C x 9,84
1 10 4

x 3600 x 0,09

x 255 ,3

= 5,5286 J / s.m k A = 1 m T = Tout Tin = (38 32 )C = 6C + 273 K = 279 K

Qc = U.A.T = 5,5286 J / s.m k. 1 m. 279 K = 1542,4 j/s x


1 1000

3600 1

= 5552,64 kj / jam

Note : dengan cara dan perhitungan yang sama , didapatkan nilai Qc untuk run yang lain Run 2 3 4 U ( j/s.m.k ) 5,5286 5,5286 5,5286 A (m) 1 1 1 T (K) 275 281 285 Qc ( kj/jam ) 5473,31 5592,73 5772,34

Percobaan II Run 1 2 3 4 U ( j/s.m.k ) 5,5286 5,5286 5,5286 5,5286 A (m) 1 1 1 1 T (K) 285 281 281 281 Qc ( kj/jam ) 5672,34 5592,73 5592,73 5592,73

D. Menghitung kalor rugi ( Q ) Percobaan 1 Run 1 QH = 15458,4 kj/jam QC = 5552,64 kj/jam Q = QH QC = 15458,4 kj/jam 5552,64 kj/jam = 9905,76

Note : untuk run yang selanjutnya , dengan cara dan perhitungan yang sama didapat nilai Q Run 2 3 4 QH ( kj/jam ) 22558,9 20035,2 20035,2 QC (kj/jam) 5473,31 5592,73 5772,34 Q (kj/jam) 17085,59 8849,74 14262,86

Percobaan II Run 1 2 3 4 QH ( kj/jam ) 13962 16106,4 20133 24159,6 QC (kj/jam) 5672,34 5592,73 5592,73 5592,73 Q (kj/jam) 8289,66 10513,67 14540,27 18566,87

E. Menghitung Effisiensi ( h ) Percobaan 1 Run 1 QH = 15458,4 kj/jam QC = 9905,76 kj/jam h= = = 96,56% x 100%

x 100%

Note : Dengan cara dan perhitungan yang sama untuk mencari nilai h dengan run yang berbeda didapat Run 2 3 4 QC (kj/jam) 5473,31 5592,73 5772,34 h(%) 75,73 72 71,18

Percobaan II Run 1 2 3 4 QH ( kj/jam ) 13962 16106,4 20133 24159,6 QC (kj/jam) 5672,34 5592,73 5592,73 5592,73 Q (kj/jam) 8289,66 10513,67 14540,27 18566,87

F. Menghitung TLMTD Percobaan 1 (rumus di dapat dari Kern hal 99, pers. 5-14)

Dimana : t1 = Temperatur panas masuk t2 = Temperatur panas keluar T1= Temperatur dingin masuk T2= Temperatur dingin keluar - Run 1

- Run 2

Note : Dengan cara dan perhitungan yang sama di dapat nilai TLMTD untuk run 3-4 pada tabel : Run t1(0C) t2(0C) T1(0C) T2(0C) TLMTD(0C) 3 49 33 32 40 3,6409 4 49 33 32 44 2,4853

Percobaan 2 - Run 1

Run 2 3 4

t1(0C) 45 45 45

t2(0C) 36 36 36

T1(0C) 32 32 32

T2(0C) 40 40 40

TLMTD(0C) 4,4822 4,4822 4,4822

G.Menghitung hi U = hi + 2k 2,3 D Nilai K untuk zink U = hi + 2k 2,3 D =hi + 2(0,40573) 2,3(1,1290) 5,5286 = hi + 0,39832 hi= 5,13027 Nilai K untuk steel U = hi + 2k 2,3 D =hi + 2(0,16) 2,3(1,1290) 5,5286 = hi + 0,12694 hi= 5,40165 H. Menghitung nilai bilangan Reynold (NRe) Percobaan 1 Fluida panas M=300 kg/jam G= M A

= 300 kg/jam 1 m2

=300 kg/m.jam

pada 37 C = 0,5505 kg/m.s X 3600 s 1 jam =1998,18 kg/m.jam

NRe = G .D

=300 kg/m .jam x 1,1290 m


1998,18

kg /m.jam

=0,16950

Note :Dengan cara yang sama dan perhitungan yang sama,didapatkan nilai NRe pada tabel

M (kg/jam) 300 300 300

A (m2) 1 1 1

G(kg/m.jam) 300 300 300

(kg/m.jam)

NRe 0,16950 0,16950 0,16950

0,5505 0,5505 0,5505

Fluida dingin M (kg/jam) 500 400 300 200 A (m2) 1 1 1 1 G(kg/m.jam) 500 400 300 200
(kg/m.jam)

NRe 0,2743 0,2482 0,1556 0,0794

2057,85 1819,17 2175,354 2842,2

Percobaan 2 Fluida panas Dengan cara dan perhitungan yang sama di dapat nilai NRe M (kg/jam) 300 400 500 600 A (m2) 1 1 1 1 G(kg/m.jam) 300 400 500 600
(kg/m.jam)

NRe 0,16950 0,2260 0,2825 0,3390

0,5505 0,5505 0,5505 0,5505

Fluida dingin M (kg/jam) 400 400 400 400 A (m2) 1 1 1 1 G(kg/m.jam) 400 400 400 400
(kg/m.jam)

NRe 0,2260 0,2260 0,2260 0,2260

0,5505 0,5505 0,5505 0,5505

I.Menghitung faktor gesek (f) (Dari buku kern pers. 3,476)

Percobaan 1 - Run 1 Fluida panas 0,5598 Fluida dingin Note : dengan menggunakan rumus yang sama, maka di dapat nilai faktor gesek sbb : Fluida Panas Fluida Dingin NRe F NRe F 0,1690 0,5598 0,2743 0,4580 0,1690 0,5598 0,2480 0,4775 0,1690 0,5598 0,1556 0,4160 0,1690 0,5598 0,0794 0,7685

Percobaan 2 Fluida Panas NRe 0,16950 0,2260 0,2825 0,3390 F 0,5598 0,4965 0,4524 0,41933 NRe 0,2260 0,2260 0,2260 0,2260 Fluida Dingin F 0,4965 0,4965 0,4965 0,4965

J. Menghitung Pressure Drop (P) (dari buku kern pers. 3,45) Fluida panas Percobaan 1 Dimana Maka :

Fluida Dingin

Percobaan 1 Fluida Panas Fa 3,035.10-5 3,035.10-5 3,035.10-5 3,035.10-5 P 2,1076 2,1076 2,1076 2,1076 Fa 4,1394.10-5 3,3115.10-5 2,4836.10-5 1,6557.10-5 Fluida dingin P 2,8746.10-4 2,2997.10-4 1,7247.10-4 1,1498.10-4

Percobaan 2 Fluida Panas Fa 3,035.10-5 4,0476.10-5 5,0595.10-5 6,0714.10-5 P 2,1076.10-4 2,8108.10-4 3,5135.10-4 4,2163.10-4 Fa 3,3115.10-5 3,3115.10-5 3,3115.10-5 3,3115.10-5 Fluida dingin P 2,2997.10-4 2,2997.10-4 2,2997.10-4 2,2997.10-4

VIII. ANALISIS PERCOBAAN Dari percobaan yang dilakukan dapat di analisis bahwa adanya 2 aliran fluida yang berbeda pada suatu alat HE plate maka kita dapat mengetahui fenomena perpindahan kalor yang terjadi baik itu secara konveksi, konduksi maupun radiasi. Aliran air panas dan dingin dialirkan secara berlawanan arah. Secara teori, panas yang dilepaskan oleh air panas ialah sama dengan panas yang diterima oleh air dingin, tetapi pada praktikum ini panas yang diterima oleh air dingin berbeda. Ini dikarenakan panas yang dibeabaskan air panas tidak sepenuhnya diserap secara konveksi oleh air dingin tetapi sebagian terserap oleh plate (konduksi), hilangnya kalor disebut rugi kalor. Pada nilai efisiensi alat, didapatkan nilai efisiensi yang lebih besar untuk aliran fluida dingin yang tetap dibandingkan aliran panas yang tetap. Semakin tinggi rugi kalor maka efisiensi alat akan semakin menurun. IX. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa : - Nilai efisiensi alat : aliran panas tetap 67,42% dan aliran dingin tetap 70% - Semakin besar nilai bilangan reynold maka semakin baik perpindahan kalor yang terjadi dan semakin kecil gaya gesek yang ditimbulkan. X. DAFTAR PUSTAKA Effendy, Syahrul. 2012.Petunjuk Praktikum Satuan Operasi 2.POLSRI. Palembang

GAMBAR ALAT

Heat Exchanger

Laporan tetap
SATUAN OPERASI 2
Perpindahan Kalor

Disusun Oleh : Kelas 4KIB

Kelompok 2: Ami Lestari Bayu Akbar .H Etchi Yunti Reni .P Kartalina Seputri Rahmawaty Ricky Maruli .S Wiri Dinanti 061030401011 061030401013 061030401016 061030401019 061030401025 061030401026 061030401030

Instruktur : Ir. Selastia Yuliati M,Si

Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Tahun Akademik 2012

Anda mungkin juga menyukai