Anda di halaman 1dari 23

REFRAT TETANUS

Rekyan Asri K. 06/192589/KU/11720

Definisi
Tetanus adalah penyakit infeksi dengan

gangguan neurologis peningkatan tonus otot dan kejang disebabkan toksin tetanospasmin

Etiologi
Clostridium tetani
Gram positif, batang, ramping, berspora, anaerob

obligat Spora dewasa bulat di ujung (drum stick) Spora tahan terhadap sinar matahari, disinfektan, pendidihan 20 menit Spora dapat dieliminasi dengan autoclav P 1 atm, 120C selama 15 menit

Produksi 2 toksin:

- tetanospasmin: toksin botulisme kejang otot dan saraf perifer setempat - tetanolisin

Epidemiologi
Sporadis

CDC 1998-2000 melaporkan insidensi tetanus di

Amerika 0,16 kasus/1000000 populasi, 43 kasus tiap tahun 15% kasus terjadi pada pengguna obat suntik. Angka kematian 18% Nigeria melaporkan 14% gangguan neurologis disebabkan oleh tetanus WHO 1992 memperkirakan 1000000 kematian terjadi akibat tetanus di seluruh dunia 580000 tetanus neonatorum, 210000 di Asia Tenggara, 152000 di Afrika

Patogenesis
C. tetani masuk tubuh lewat luka anaerob spora

tumbuh produksi tetanospasmin & tetanolisin spora menetap di jaringan normal Toksin diabsorbsi ujung saraf motorik dibawa ke kornu anterior CNS Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik sirkulasi arteriCNS Tetanospasmin dilepaskan di tempat luka menyebar melalui sirkulasi vaskuler&limfatikend plates semua saraf toksin masuk ke sistem saraf perifer di neuromuscular junction ditranspor secara retrograd ke dalam badan sel batang otak&saraf spinal toksin migrasi melalui sinaps ke ujung presinaps memblok pelepasan penghambat neurotransmiter glisin & GABA Sebagian saraf sensitif tetanospasminkegagalan menghambat respon refleks motor terhadap

Manifestasi Klinis
Inkubasi 3-21 hari (rata-rata 8 hari).letak luka

yang jauh dari CNS masa inkubasi lebih panjang Tetanus general: peningkatan tonus otot dan spasme menyeluruh. Peningkatan tonus otot masseter (trismus), disfagia (spasme otot faring), kekakuan/nyeri leher, bahu, otot punggung (opistotonus), reflek spasme, perut mengeras, kekakuan otot meluas dari dagu dan otot fasial (risus sardonicus) lengan kaku

Tetanus lokal: jarang terjadi, restriksi otot atau

kontraksi yang menetap di dekat luka , , grikontraksi biasa sembuh sendiri,prognosis baik Tetanus sefalik: jarang terjadi, menyertai trauma atau luka kepala atau infeksi telinga, ditandai dengan trismus dan disfungsi saraf krainalis ( saraf VII) tetanus general Tetanus neonatorum: tidak mampu menghisap pada 3-10 hari setelah lahir, iritabel, menangis keras, grimace, kekakuan, opistotonus. Biasa ibu tidak mendapat imunisasi yang adekuat

Klasifikasi
Derajat I (ringan): trismus

Derajat II ( sedang): kekakuan otot ( trismus,

disfagia, risus sardonicus, leher kaku, opistotonus), kejang otot respirasi dengan episode singkat Derajat IIIA (berat): kekakuan otot dan kejang yang berat Derajat IIIB (sangat berat): kekakuan otot, kejang yang berat, disfungsi saraf otonom

Sistem Skoring
Gejala Inkubasi < 7 hari 8-12 hari > 12 hari < 3 hari 4-6 hari > 7 hari spontan rangsang Skor 3 2 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 Keterangan: Tetanus ringan : 37 Tetanus sedang: 812 Tetanus berat : > 13

Onset

Disfagia Kejang

Trismus, risus sardonicus, perut papan, opistotonus, kaku kuduk Gejala aktivitas simpatis dan kardiovascular Spasme laring

Diagnosis
Berdasar temuan klinis, tidak ada tes

laboratorium yang spesifik Kultur luka dilakukan pada kasus yang dicurigai tetanus. C. tetani dapat diisolasi dari luka pasien tanpa tetanus, hasil positif bukan merupakan bukti bahwa organisme menghasilkan toksin. Angka leukosit dapat meningkatkadar enzim otot meningkat Kadar antitoksin serum 0,15 U/ml protektif terhadap tetanus

Tes spatula dengan oropharynx swab gag

reflex (pasien berusaha menggigit spatula)

Diagnosis Banding
Gangguan konversi

Ensefalitis
Hipokalsemi Meningitis Abses peritonsiler Rabies Stoke hemoragik Perdarahan subarakhnoid

Terapi
Penatalaksanaan umum

merawat luka, membersihkan luka, diet cukup protein dan kalori, mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan ventilasi dan oksigenasi. Sebaiknya dirawat di ruangan yang tenang, ICU monitor kardiopulmoner

Netralisasi toksin yang bebas

TIG manusia 3000-6000 unit Intramuscular Menurunkan mortalitas menetralkan toksin yang ada di sirkulasi dan toksin pada luka yang belum terikat

Menyingkirkan sumber infeksi

Debridemen luka dan pemberian antibiotik (mengeradikasi sel sel vegetatif sebagai sumber toksin) mencegah multiplikasi C.tetani . - Penicillin G 10-12 juta Unit/hari dalam dosis terbagi selama 10-14 hari antagonis GABA dan berkaitan dg konvulsi - Metronidazole 500mg tiap 6 jam atau 1 gr tiap 12 jam selama 7-10 hari aman - Doksisiklin 100mg/12 jam - Klindamisin 150-300mg/6jam intravena - Eritromisin/tetrasiklin 1 gram/hari intravena

Pengendalian rigiditas dan spasme

- Diazepam dosis awal 10-30 mg intravena spasme ringan : 5-10 mg PO/4-6jam (prn) spasme sedang : 5-10 mg IV (prn) spasme berat : 50-10 mg dalam D5% (40mg/h) - Meprobamate 300-400mg/4 jam intramuscular - Klorpromasin 25-75 mg/4 jam - Fenobarbital 50-100mg/4 jam digunakan untuk terapi kejang otot pada tetanus, rasa nyeri, gangguan ventilasi karena spasme laring dan otot pernapasan

Penghambat neuromuskuler

bila pemberian sedative tidak adekuat - atracurium - pancuronium - vecuronium

Penatalaksanaan respirasi

Intubasi atau trakeostomi pada kasus hipoventilasi yang berkaitan dengan sedasi berlebihan/ laringospasme, atau menghindari aspirasi Pengendalian disfungsi otonomik - morfin sulfat 0,5 mg-1 mg/kgBB/jaminfus kontinu sering digunakan untuk mengontrol disfungsi otonom - magnesium sulfatdapat mencegah hiperaktivitas saraf simpatik

Terapi tambahan

- fisioterapi cegah kontraktur - heparin/ antikoagulan cegah emboli paru Vaksinasi setelah sembuh dari tetanus dilakukan vaksin karena imunitas tidak diinduksi oleh toksin yang menyebabkan tetanus

Pencegahan
Imunisasi aktif

Program utama orang dewasa: 3 dosis Td ( tetanus-diphteria-toxoid adsorbed), dosis pertama dan kedua diberikan dalam 4-8 minggu, dosis ketiga diberikan 6-12 bulan setelah dosis kedua. Dosis booster diberikan setiap 10 tahun Perawatan luka Merawat luka secara adekuat, pemberian tetanus toxoid/ ATS dalam beberapa jam setelah luka. ATS 1500U intramuscular

Pemberian Toksoid dan TIG


Riwayat imunisas i Tidak tahu/ < 3 dosis 3 dosis Luka kecil dan bersih Td Ya TIG Tidak Luka-luka lain Td Ya TIG Ya

Tidak kec > 10 th sejak dosis terakir

Tidak

Tidak, kec > 5 th sejak dosis terakir

Tidak

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai