Anda di halaman 1dari 6

KETRAMPILAN DASAR BAGI PENDIDIK

Oleh: Moh. Miftahussirojudin (Widyaiswara Muda BDK Surabaya) Abstract: There are eight basic competence must be mastered by educators in handling teaching and learing. Those basic competences are giving reinformcement, questioning, using various techniques, knowledge transfer, opening and closing class, treating small group and individual, classroom management and guiding small group. All of the skills are intercorelate and must be trained and developed intesively. Hopefullty, the teaching and learning can be reached as it is programmed. Kata Kunci: Ketrampilan pendidik, ketrampilan guru. Pendahuluan Seorang pendidik memang benar-benar dituntut dapat menyukseskan proses pembelajarannya sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Berbagai cara harus ditempuh asal masih dalam koridor etos dan etika dalam dunia pendidikan. Semua dilakukan hanya demi kualitas pendidikan, proses pembelajaran yang menyenangkan, serta hasil yang maksimal. Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20/2003, bab XI, pasal 39 ayat 2, (Martinis Yamin; 2006), disebutkan bahwa Guru sebagai pendidik bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara rinci, pendidik bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran adalah dengan mengawali pembuatan sebuah perencanaan pembelajaran yang dikenal dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian dilaksanakan sesuai dengan apa yang sudah tertuang dalam RPP tersebut. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Mulyasa; 2006). Adapun pada saat proses pelaksanaan pembelajaran, diharapkan seorang guru memiliki delapan ( 8 ) ketrampilan dasar yang diutamakan. Delapan (8) Ketrampilan Utama bagi Guru Menurut J.J Hasibuan dkk (2006), seharusnya seorang pendidik (guru) mengutamakan untuk menguasai 8 ketrampilan pada saat proses pembelajaran. Adapun delapan ketrampilan utama tersebut adalah:

1. Ketrampilan memberi Penguatan Kegiatan memberi penghargaan atau penguatan merupakan suatu usaha seorang guru dalam membangkitkan motivasi seorang siswa dengan harapan, apa yang telah dikerjakan/diusahakan supaya selalu ditingkatkan. Memberikan penguatan juga seringkali diartikan dengan tingkahlaku seorang guru dalam merespon 1

secara positif suatu tingkahlaku tertentu pada siswa yang memungkinkan tingkahlaku tersebut timbul kembali. Tujuan memberi penguatan diantaranya; a) Meningkatkan perhatian siswa b) Membangkitkan dan mempertahankan motivasi belajar siswa c) Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkahlaku belajar yang produktif d) Mengarahkan pada cara berfikir yang baik/divergen dan inisiatif pribadi Beberapa komponen ketrampilan memberi penguatan, yaitu (1) penguatan verbal, dapat berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru seperti; bagus, baik, tepat dan lain-lain; (2) penguatan gestural, penguatan diberikan dalam bentuk gaya mimik, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan pada siswa, misalnya mengangkat alis, tersenyum, kerlingan mata, anggukan dan lain-lain; (3) penguatan dengan cara mendekati, yaitu cara guru dalam memberikan perhatian terhadap pekerjaan siswa, tingkahlaku, atau penampilan siswa. Misalnya guru duduk sebangku dengan siswa yang sedang berdiskusi, beridiri tepat disamping siswa, dan lain-lain; (4) penguatan dengan sentuhan; Guru bisa memberikan sentuhan dengan menepuk pundak, menjabat tangan siswa, mengelus-elus rambut, dan sebagainya; (5) penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan; bisa meminta siswa yang sudah selesai mengerjakan untuk memimpin temannya yang belum selesai, memimpin kegiatan menyanyi, dan lain-lain; (6) penguatan berupa tanda atau benda; penguatan ini diberikan untuk menunjang tingkahlaku siswa yang positif, bentuknya bisa pemberian hadian permen, uang logam, dan sebagainya. Semua komponen ini memang mudah diucapkan namun sulit dikerjakan manakala tidak dilakukan secara intensif. Jika dihubungkan dengan sebuah model pembelajaran, ketrampilan penguatan/penghargaan ini adalah sebuah model quantum yang salah satu prinsipnya adalah mengakui setiap usaha dan merayakannya (Bobbi de Porter, dkk; 2002). 2. Ketrampilan Bertanya Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Oleh karena itu, jika guru bertanya pada siswa, maka pertanyaan tersebut adalah untuk membimbing siswa belajar. Guru harus menguasai teknik bertanya yang baik, karena ada yang berpendapat bahwa berpikir sendiri itu sudah bertanya. Bertanya adalah ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenai pertanyaan. Bertanya merupakan suatu stimulus yang efektif dan dapat mendorong kemampuan berfikir. Tujuan bertanya adalah; 1) merangsang kemampuan berfikir siswa; 2) membantu siswa dalam belajar; 3) meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir rendah ke yang lebih tinggi; 4) membantu siswa dalam merumuskan tujuan pelajaran yang dirumuskan. Komponen ketrampilan terdiri dari ketrampilan dasar dan ketrampilan lanjutan. Adapun ketrampilan dasar berupa pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan ke arah jawaban yang diminta, pemindahan giliran menjawab, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berpikir, serta pemberian tuntutan. Sedangkan ketrampilan lanjutan yaitu; pengubahan tuntutan tingkat kognitif pertanyaan, urutan pertanyaan, melacak dengan meminta penjelasan tentang jawabannya (Sudjana; 2005). Hal-hal yang harus dihindari diantaranya; menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban 2

siswa, mengulang-ulang pertanyaan sendiri, serta mengajukan pertanyaan yang memberikan jawaban serentak. 3. Ketrampilan Menggunakan variasi Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar dengan tujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif. Faktor kebosanan yang disebabkan adanya penyajian belajar yang monoton akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah akan menurun. Untuk dibutuhkan adanya variasi dalam penyajiannya. Prinsip-prinsip yang harus dipahami diantaranya; Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif; Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat; Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan sebelumnya; Penggunaan komponen variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa. Komponen-komponen ketrampilan variasi diantaranya: a. Variasi dalam Gaya mengajar guru meliputi; 1) Variasi suara: keraslemah, cepat-lambat, tinggi-rendah serta besar-kecil suara; 2) Pemusatan perhatian dapat dikerjakan secara verbal, isyarat, atau dengan menggunakan model; 3) Kesenyapan, yaitu berhenti sejenak secara tibatiba dengan tujuan meminta perhatian siswa dan sebagainya; 4) Kontak pandang untuk meningkatkan hubungan dengan peserta didik dan menghindarkan hal-hal yang bersifat impersonal; 5) Gerakan badan dan mimik; dan 6) Perubahan posisi guru dalam proses interaksi komunikasi b. Variasi penggunaan Media dan bahan-bahan pengajaran; yaitu menggunakan media tranparan, dua dimensi, maupun tiga dimensi. c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa 4. Ketrampilan Menjelaskan, yang dimaksud adalah menyajikan informasi lisan yang diorganisasi secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi. Prinsipnya, penjelasan bisa di awal, tengah, maupun akhir jam pertemuan, tergantung keperluan. Penjelasan juga bisa dielingi dengan tanya jawab, penjelasan harus relevan dengan tujuan, materinya harus bermakna, serta harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan siswa Komponen ketrampilan penjelasan ini diantarany; a) Merencanakan penjelasan; b) Menyajikan penjelasan yang meliputi kejelasan tujuan, bahasa, serta proses penjelasannya; 3) Penggunaan contoh dan ilustrasi; 4) Pengorganisasian, dengan cara membuat hubungan antara contoh dalil sehingga menjadi jelas; 5) Balikan, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, baik melalui pengamatan tingkah laku maupun cara siswa menjawab pertanyaan. 5. Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran dapat diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada apa yang akan dipelajari. Adapun menutup adalah mengakhiri proses pembelajaran dengan melihat tingkat pencapaian siswa. Ketrampilan ini bertujuan untuk 3

menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang dihadapi, memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pelajaran sebelumnya, serta memungkinkan siswa untuk menggabungkan pengetahuannya dengan faktafakta, ketrampilan-ketrampilan, serta konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa. Komponen dalam membuka pelajaran diantaranya; a) Menarik perhatian siswa dengan menggunakan berbagai media, dan sebagainya; b) Menimbulkan motivasi dengan cara menimblkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide-ide, serta memperhatikan minat siswa; c) Memberikan acuan, yaitu memberi gambaran secara jelas kepada siswa mengenai hal-hal yang akan dipelajari; d) Membuat kaitan. Sedangkan komponen menutup diantaranya; Meninjau kembali melalui rangkuman bersama dengan membuatn ringkasan, serta mengevaluasi dengan berbagai jenis evaluasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pencapaiannya. 6. Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Yaitu perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang hanya melayani 3 8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan. Adapun komponen ketrampilan ini diantaranya; a) Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan ini bertujuan untuk menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, membangun hubungan saling mempercayai, menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan, berusaha mengendalikan situasi sehingga siswa merasa aman, merasa dibantu, serta menemukan alternatif pemecahan masalah yang di hadapi, dan sebagainya; b) Ketrampilan mengorganisasi, yaitu ketrampilan seorang guru selama proses pembelajaran dengan memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, atau masalah yang akan dipecahkan secara jelas, membentuk kelompok yang tepat, membagi-bagi perhatian, mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa hasil laporan dan kesiumpulan dari kegiatan tersebut; c) Ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu suatu ketrampilan yang bertujuan untuk membantu siswa maju tanpa frustasi. Diantara ketrampilan yang menunjang adalah memberikan penguatan, memberikan supervisi proses awal, lanjut, dan pemaduan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menunjang ketrampilan ini diantaranya, guru yang biasa mengajar secara klasikal, sebaiknya mulai dari mengajar kelompok kecil, kemudian perorangan, dan perlu juga seorang guru mengenal siswa secara pribadi dengan harapan menjadi penasehat manakala siswa menemukan suatu permasalahan. Penguasaan ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ini merupakan ketrampilan yang komplek dan memerlukan penguasaan ketrampilan sebelumnya. 7. Ketrampilan Mengelola Kelas Yaitu ketrampilan seorang guru dalam mengelola kelas untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembangkannnya ke kondisi optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remidial. Ketrampilan ini tujuannya bagi siswa adalah mendorong siswa mengembangkan tanggungjawab individu terhadap tingkahlakunya, membantu siswa untuk mengerti tingkahlaku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, bukan kemarahan, dan lain sebagainya.

Komponen ketrampilan mengelola kelas ini diantaranya adalah; a) ketrampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, yaitu menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur, serta memberi penguatan; b) Ketrampilan yang berkaitan dengan pengambilan kondisi belajar yang optimal yang dimaksdukan agar guru dapat mengadakan tindakan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Strategi yang bisa dipakai adalah dengan memodifikasi tingkahlaku, pengelolaan kelompok, serta menemukan dan memecahkan tingkahlaku yang bermasalah. Hal-hal yang harus dihindari adalah campurtangan yang berlebihab, ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan, penyimpangan dari tujuan pembelajaran, bertele-tele, serta pengulangan penjelasan yang tidak perlu. 8. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah. Keunggulan diskusi kelompok diantaranya; kelompok mempunyai buah pikiran yang lebih kaya dibanding yang dimiliki perseorangan, anggota sering termotivasi dengan lehadiran kelompok yang lain, anggota yang pemalu bisa bebas mengemukakan pendapatnya, dapat menghasilkan suatu keputusan bersama dan bersifat mengikat kelompok tersebut, serta partisipasi dalam kelompok dapat meningkatkan pemahaman diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan kelemahannya adalah; memerlukan waktu yang relatif banyak, serta anggota yang pemalu, rendah diri, dan pendiam, sering tidak dapat kesempatan karena didominasi anggota yang memiliki keunggulan, sehingga akan menimbulkan suatu frustasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi kelompok, diantaranya diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim yang bebas dan penuh dengan keterbukaan, perencanaan yang matang akan mempertinggi efektivitas diskusi. Komponen ketrampilan ini meliputi; a) Pemusatan perhatian; b) memperjelas permasalahan; c) ,menganalisa pandangan siswa; d) meningkatkan urunan pikiran siswa (brainstorming); e) menyebarkan kesempatan berpartisipasi, serta f) menutup diskusi. Hal-hal yang harus dihindari saat diskusi adalah mendominasi diskusi dengan melontarkan pertanyaan yang terlalu banyak, membiarkan siswa tertentu mendominasi, membiarkan penyimpangan pembicaraan, tidak memperjelas atau mendukung urunan siswa, membiarkan siswa enggan berpartisipasi, serta gagal mengakhiri diskusi secara efektif. Penutup Demikianlah beberapa ketrampilan dasar yang harus dikuasai seorang tenaga pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Ke-8 ketrampilan dasar tersebut saling berkaitan, sehingga tidak ada satu ketrampilanpun yang tidak saling mendukung. Seluruh ketrampilan tersebut harus sering dilakukan demi keefektifan proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Daftar Pustaka Azhari, Drs dan Mardjani, DR,MM, Pengukuran Hasil Belajar, LAN Jakarta: 5

2002. Depag RI, Pengembangan Diri dan Pembiasaan, Jakarta: 2006. Darwanto, Drs dan Subandi, Drs, MM, GBPP dan SAP, LAN, Jakarta: 2002. DePotter, Bobbi, dkk, 2002, Mempraktekkan Quantum Learning di RuangRuang Kelas, Bandung, Kaifa Moedjiono, Drs, dan Hasibuan, Drs,J.J, Dip.Ed, Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung: 2006 Mulyasa, E, DR, M.Pd, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung: 2006. Sasonohardjo, Drs, dan Piran Wiroatmodjo, DR, Media Pembelajaran, LAN, Jakarta: 2002. Supono, Drs, MM dan Sianipar, Drs, Desain Instruksional, LAN, Jakarta: 2002. Sagala Syaiful, H, DR, M.Pd, Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung: 2006. Tafsir Ahmad, DR, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung:2004. Yamin Martinis, H, Drs, M.Pd, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Gaung Persada, Jakarta: 2006.

Anda mungkin juga menyukai