Tujuan pelaporan keuangan, menurut FASB, berasal sebagian besar dari kebutuhan mereka yang menjadi sasaran informasi, yang selanjutnya sangat tergantung pada sifat kegiatan ekonomi serta keputusan yang melibatkan para pemakai itu. Oleh karena itu, pemahaman atas lingkungan ekonomi, hukum, politik, dan social penting dalam penetapan standar. Alasan kedua mengapa pemahaman atas lingkungan akuntansi ini begitu penting bagi akuntan adalah bahwa lingkunganlah yang member akuntan harga harga yang digunakan untuk mengukur aktiva dan ekuitas yang tercantum dalam neraca. Para periset telah memeriksa lingkungan akuntansi dari beberapa sudut yang berbeda. Mereka mempertimbangkan sifat system ekonomi serta mencatat pemakai pemakai potensial akuntansi dalam system itu, dengan menanyakan siapa yang menggunakan akuntansi, mengapa, dan apa preferensi mereka. PEREKONOMIAN SWASTA Karakteristik perekonomian sebagai perekonomian swasta dan kapitalis membuat FASB menyatakan bahwa fungsi pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna bagi mereka yang membuat keputusan ekonomi tentang badan usaha dan tentang investasi dalam atau pinjaman kepada badan badan usaha. Daftar mereka yang berpotensi membuat keputusan ekonomi ini mencakup pemilik, pemberi pinjaman, pemasok, pegawai, dan manajemen. Masing masingnya dianggap telah melakukan investasi dalam badan usaha dan oleh karenanya, mempunyai kepentingan dalam hasil investasi itu: pemasok mengharapkan pembayaran, serta pegawai dan manajemen mengharapkan gaji dan upah. Perusahaan harus menghasilkan cukup kas untuk memberikan imbalan (return) yang diinginkan atas hasil investasi yang dilakukan kelompok kelompok ini. Asumsi bahwa pemakai mempunyai kepentingan yang sama telah mengundang kritik implicit dari beberapa sumber. Professor Standford, William Beaver misalnya, mentabulasi berbagai pemakai informasi akuntansi, memecahnya menjadi lima kelompok utama sebagai berikut:
Unsur unsur dalam lingkungan pelaporan keuangan I. Investor A. Terdiversifikasi vs. Tidak Terdiverifikasi B. Aktif vs. Pasif C. Professional vs. Nonprofessional. II. Perantara Informasi A. Analisis Keuangan B. Badan Penentu Peringkat Organisasi C. Badan Penentu Peringkat Saham D. Pemberi Jasa Penasihat Investasi E. Perusahaan Pialang III. Regulator A. FASB B. SEC C. Kongres IV. Manajemen A. Perusahaan Besar vs. Kecil B. Perusahaan Terbuka vs. Tertutup V. Auditor A. Kantor Nasional vs. Lokal B. SEC Practice vs. Non SEC Practice Pemegang Saham versus Pemegang Pernyataan Para kritikus FASB berpendapat bahwa penekanan FASB pada pemilik tidak sepenuhnya menghargai kompleksitas perekonomian modern. Mereka menunjukan fakta fakta berikut: 1. Dana dana pension serta perantara keuangan besar lainnya memiliki sebagian besar saham perusahaan perusahaan public sehingga kepemilikan individual semakin jarang 2. Leveraged buyout (LBO) telah memperbesar bagian kewajiban dalam neraca sampai ke titik di mana para kreditor mungkin dapat melaksanakan lebih banyak kendali daripada pemegang saham.
3. Badan badan pemerintah mengendalikan sebagian besar perekonomian dalam kebanyakan Negara. Mereka yang menganut pandangan yang lebih luas cenderung berpendapat bahwa semua organisasi, bukan hanya perusahaan public, mempunyai kewajiban untuk melapor bukan saja kepada para pemegang saham tetapi kepada siapapun yang mempunyai penyertaan (stake) dalam perusahaan yaitu para pemegang penyertaan (stakeholder). Pandangan ini jelas controversial. Yang penting disini bukanlah masalah menentukan sikap tetapi hanya menekankan pandangan kita tentang bagaimana perekonomian berjalan memang akan mempengaruhi pandangan kita tentang sifat informasi yang tepat yang harus mengalir dari badan usaha kepada para unsur unsurnya. Pasar Sekuritas Para periset akuntansi khususnya tertarik pada pasar modal karena pengamatan atas reaksi reaksi pasar terhadap informasi akuntansi merupakan cara untuk menguji teori teori akuntansi yang sebelumnya tidak ada. Salah satu dilemma dalam penekanan pada kegunaan informasi bagi pemakai individual adalah sulitnya menguji hipotesis hipotesis secara empiris. Pengujian pasar tampaknya menawarkan jalan keluar untuk masalah ini dengan memungkinkan periset memusatkan perhatian pada dampak para investor sebagai satu kesatuan pasar. Secara lebih umum, pendekatan terhadap teori yang didasarkan pada pasar mengajukan dua tujuan untuk akuntansi. Pertama, informasi memang perlu untuk memungkinkan alokasi sumber daya yang optimal diantara para produsen. Suatu alokasi yang optimal akan terjadi bila para produsen dapat memperoleh dana modal yang diperlukan untuk mencapai produk nasional bruto yang maksimum dengan jumlah sumber daya tertentu. Kedua, informasi diperlukan agar memungkinkan investor memiliki portofolio sekuritas yang optimal menurut preferensi resiko imbalan (risk return preference) investor tersebut di dalam kerangka harga harga sekuritas yang ada di pasar. Dengan kata lain, informasi itu perlu untuk menetapkan harga harga sekuritas yang mencerminkan hubungan resiko dan imbalan.
Efisiensi Pasar Dalam bentuk teoritisnya, syarat syarat yang harus ada dalam pasar yang efisien adalah: 1. Tidak ada biaya transaksi dalam memperdagangkan sekuritas. 2. Semua informasi yang ada sama tersedianya bagi semua pedagang tanpa biaya. 3. Semua pedagang mempunyai harapan yang homogeny mengenai implikasi informasi yang tersedia Suatu pasar dapat dikatakan efisiensi sehubungan dengan informasi tertentu, jika tidak mungkin mendapatkan laba abnormal dengan melakukan jual beli berdasarkan informasi itu. Untuk membalik temuan pasar yang efisien ini tidaklah cukup dengan menunjukan kasus kasus di mana diperoleh laba yang berlebihan, karena definisi ini bersifat statistic, yaitu definisi ini hanya berlaku secara rata rata. Definisi efisiensi pasar menurut Fama, walaupun secara intuitif menarik dalam beberapa hal, juga penuh dengan permasalahan. Bagaimana kita dapat mengatakan informasi sepenuhnya tercermin dalam harga suatu sekuritas jika kita mengatakan laba abnormal tidak dapat diperoleh, maka ia harus mendefinisikan laba abnormal. Para periset menghadapi dua sumber kesulitan lainnya dalam menyelidiki efisiensi pasar. Pertama, hampir semua pengujian mengandalkan model model penetapan harga yang teoritis untuk membedakan yang normal dari yang abnormal. Oleh karena itu, pengujian pengujian itu merupakan pengujian gabungan atas efisiensi pasar dan model tersebut. Karena model model itu sendiri masih dalam pengembangan, hasil hasil efisiensi pasar harus diperlakukan sebagai hasil tentative. Kedua, tidak ada harga yang sebenarnya yang dapat dipakai untuk menguji divergensi. Harga harga sekuritas hanya merupakan refleksi sentimentalitas masyarakat tentang masa depan, berdasarkan informasi yang tersedia. Jika sentimentalitas atau informasi, harga juga harus berubah. Jika sentimentalitas berubah mendadak, demikian pula harga. EMH Bentuk Lemah EMH bentuk lemah menyatakan bahwa harga harga sekuritas sepenuhnya mencerminkan informasi yang disiratkan oleh urutan harga historis. Penelitian penelitian sebelumnya atas apa yang dikenal sebagai random walk theory menemukan bahwa perubahan atas harga sekuritas
bersifat acak sehubungan dengan informasi yang tersedia sebelum perubahan. Berarti, keuntungan yang berlebihan tidak dapat diperoleh hanya dengan mengetahui harga sekuritas di masa lalu. Pentingnya bentuk EMH ini bagi akuntansi adalah bahwa bentuk ini menyiratkan bahwa informasi baru segera tertangkap dalam harga harga sekuritas. Jika informasi baru itu tercermin dalam harga secara bertahap, satu perubahan harga akan menjadi indikasi mengenai besar dan arah perubahan harga berikutnya. Perubahan perubahan harga akan independen hanya jika pasar serta merta menyesuaikan diri terhadap informasi baru; dan itulah yang terbukti terjadi.