Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Menurut Herakleitos, seorang filsuf yang berasal dari Yunani, ruang dan waktu adalah bingkai, di dalamnya seluruh realitas kehidupan kita hadapi. Kita tidak bisa mengerti benda-benda nyata apapun tanpa meletakkannya pada bingkai ruang waktu (Cassirer, 1987: 63). Lingkungan kita terbatas dan ruang itu ternyata penuh dengan halhal abstrak dan konkret yang ditemui dan dialami oleh manusia. Disamping hal tersebut, ada juga unsur dan wujud yang diwarisi serta dipelajari dari nenek moyang. Peradaban selalu dinamis dan mudah bereaksi terhadap kegiatan yang ada di lingkungan pada waktu tertentu. Kelompok manusia atau masyarakat dan individu pribadi menginterpretasikan suatu peristiwa berbeda dengan kelompok atau individu yang berlatar belakang lain atau yang berpola pikir berbeda. Maksudnya, kita hidup dalam suatu lingkungan yang membentuk sikap individu, kebudayaan masyarakat, dan lingkungan alam. Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang selain berfungsi sebagai tempat berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari dalam keluarga, juga berperan besar dalam pembentukan karakter keluarga. Town House menjadi salah satu bagian dari rumah/hunian bagi manusia, fungsi dan peran Town House hampir sama dengan rumah pada umumnya, hanya yang membedakan adalah segmen pasar yang disasar adalah orang dengan tingkat perekonomian mapan, serta kalangan dengan penghasilan tinggi. Pada saat seseorang lahir di dunia, dia memiliki kesempatan memilih ribuan jalan kehidupan. Namun pada akhirnya dia hanya bisa memilih satu jalan hidup saja. Pengalaman hidup manusia adalah sumber utama dalam filsafat manusia. Menurut Comte, filsuf modern: Kondisi-kondisi social ternyata memodifikasi bekerjanya hukum-

hukum fisiologis, maka fisika sosial harus menyelenggarakan observasi-observasinya sendiri (Cassirer, 1987: 100). Di Indonesia terdapat tigaratus lebih kelompok suku bangsa yang sifat hidupnya berbeda cukup signifikan dari kelompok lain. Disamping hal itu mereka mempunyai identitas yang berbeda dan menggunakan lebih dari dua ratus bahasa khas Aktivitas memenuhi kebutuhan hidup atau hiburan jauh berbeda dengan kelompok manusia lain. Revolusi informasi telah mengakibatkan dunia menjadi semakin terbuka, menghilangkan batas-batas geografis, administratif-yuridis, politis, dan sosial-budaya. Masyarakat global, masyarakat teknologis, ataupun masyarakat informasi yang bersifat terbuka, berubah sangat cepat dalam memberikan tuntutan, tantangan, bahkan ancaman baru. Pada abad sekarang ini, manusia-manusia dituntut berusaha berbuat banyak, mencapai keunggulan, menjalin hubungan dan kerja sama dengan orang lain, serta berusaha memegang teguh nilai-nilai moral. Manusia-manusia unggul, bermoral, dan pekerja keras inilah yang menjadi tuntutan dari masyarakat global. Seiring perkembangan tersebut di atas, perkembangan sosial budaya yang bersistem pun bergulir mengikuti perkembangan zaman, fenomena tersebut mengundang tanya tentang arti penting sosial, peran-peran sosial dan dinamika sosial yang terjadi dalam kehidupan dunia, dan dasar inilah penulis bermaksud membahas Dinamika Kelompok dalam Townhouse sebagai upaya untuk mengungkap dan menjelaskan faktafakta ilmiah yang berkaitan dengan kelompok sosial dan dinamikanya.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah pokok dalam yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : - Bagaimanakah proses pembentukan kelompok sosial di townhouse Setraduta ? - Bagaimanakah terjadinya proses pembentukan dan perkembangan dinamika sosial ?

- Apakah komunikasi kelompok di dalam townhouse setraduta ini berjalan dengan lancar? - Apa saja kelebihan dan kekurangan yang dimiliki townhouse demi terbentuknya dinamika kelompok di dalamnya ?

3. Maksud dan Tujuan


Berdasarkan penjelasan yang telah di paparkan pada latar belakang, Adapun maksud dan tujuan penulis mebuat makalah penelitian ini, yaitu : - Mengetahui proses terbentuknya kelompok social di townhouse setraduta. - Mengetahui terbentuk dan berkembangnya dinamika social di setraduta. - Mengetahui sejauh mana tingkat keefektifan komunikasi kelompok. - Mengetahui kelebihan dan kekurangan dinamika kelompok di townhouse. - Memenuhi syarat untuk memperbaiki nilai dalam mata kuliah komunikasi kelompok.

4. Metode Penelitian
Metode penelitian berfungsi sebagai alat atau cara untuk pedoman melakukan penelitian, sedangkan penelitian adalah suatu cara yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang bersifat ilmiah. Metode yang akan digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.1. Waktu dan Lokasi penelitian Waktu penelitian dilakukan pada Januari 2011 sampai penyusunan makalah ini selesai. Lokasi yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengadakan penelitian ini adalah di perumahan Setra Duta yang terletak di kota Bandung tepatnya Setra Duta Residence, di jalan Sarijadi besar, dengan pertimbangan bahwa

penulis bias mendapatkan sesuatu gambaran lebih mengenai dinamika kelompok dalam suatu perumahan kelas menengah keatas.

4.2. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum doktrinal yang bersifat normatif, yang mana penelitian hukum normatif merupakan penelitian kepustakaan, yaitu lebih mementingkan terhadap data sekunder, dan data primer hanya dipakai sebagai data pelengkap. Dalam penelitian ini hukum dikonsepsikan sebagai norma-norma yang tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga atau pejabat yang berwenang. Hukum dipandang sebagai suatu lembaga yang otonom, terlepas dari lembaga-lembaga lainnya yang ada dalam masyarakat.

4.3. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis pergunakan dalam penyusunan makalah ini adalah jenis penelitian yang bersifat diskriptif, karena dalam penelitian ini bermaksud untuk mendiskripsikan atau menggambarkan dan menerapkan secara jelas tentang berbagai hal yang terkait dengan obyek yang diteliti, yaitu dinamika kelompok yang terjadi dalam townhouse perumahan Setra Duta.

4.4. Jenis data 4.4.1. Data primer Data primer adalah sebagai aturan-aturan tertulis tentang perilaku manusia yang diberlakukan oleh Negara atau dokumen dengan dampak hukum nyata(ikhtisar, indeks, kutipan, dan lain-lain). Bahan-bahan primer mungkin mempunyai otoritas mutlak/mandatori atau persuasive, tergantung pad

sumbernya, status resmi dan kualitasnya, yurisdiksi dan pengadilan dimana bahan-bahan itu disajikan, serta relevansi hukum dan faktualnya dengan masalah tertentu. Data primer disini merupakan daya yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama yaitu pada Manajemen Setra Duta Residence. 4.4.2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, studi dokumenter dan perundang-undangan yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti.

4.5. Sumber Data 4.5.1. Sumber Primer Data primer dalam penelitian ini berupa fakta atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari sumber yaitu managemen Setra Duta Residence. Data informasi serta temuan lapangan tersebut diperuntukan bagi penelitian ini sehingga diharapkan nantinya penulis dapat memperoleh hasil yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. 4.5.2. Sumber Sekunder Data yang berupa dokumen internal mencakup akta pendirian perusahaan, surat izin usaha oleh negara, dokumen kontrak dan perjanjian dengan pihak lain yang terkait dengan kegiatan komersial dan promosi. Sumber data juga dapat diperoleh dari Majalah serta berbagai referensi, dari berbagai buku atau informasi dari berbagai media massa yang berkaitan dengan objek penelitian.

4.6. Teknik Pengumpulan Data Pada pengumpulan data yang penulis gunakan, berkisar pada tiga instrumen utama, yaitu : wawancara, dan studi kepustakaan. Untuk dapat memperoleh data

dalam penelitian deskriptif, maka dapat dipakai teknik pengumpulan data sebagai berikut: 4.6.1. Wawancara (interview) Yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dan lisan dengan responden, guna memperoleh informasi atau keterangan yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. 4.6.2. Studi Kepustakaan (library research) Metode ini merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari berbagai data sekunder yang ada kaitannya secara langsung maupun tidak langsung dengan obyek yang diteliti.

4.7. Metode Analisis Data Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara normatif kualitatif yang bertolak dengan penginventarisasikan peraturan perundang-undangan, doktrin dan yurisprudensi yang kemudian akan didiskusikan dengan data yang telah diperoleh dari obyek yang diteliti sebagai salah satu kesatuan yang utuh, sehingga pada tahap akhir dapat ditemukan hukum in concretonya.

Anda mungkin juga menyukai