Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pendidikan nasional yang sesungguhnya lahir ketika sebuah Negara telah lahir. Jadi pendidikan nasional Indonesia baru lahir apabila bangsa Indonesia sendiri telah lahir.

Sesungguhnya, Negara nasional telah beberapa kali dialami oleh nenek moyang kita sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Secara garis besar, sejarah pendidikan di Indonesia dapat dibagi ke dalam beberapa masa, yaitu: 1. Zaman Kerajaan 2. Zaman Penjajahan 3. Zaman Kemerdekaan

Pendidikan Indonesia Pada Masa Kerajaan

Masa Kerajaan Sriwijaya

Masa Kerajaan Mataram Kuno

Masa Kerajaan Majapahit

Pendidikan Pada Masa Kerajaan Sriwijaya Sudah ada kegiatan pendidikan tetapi tidak seluas zaman sekarang Bentuk aktivitas pendidikannya berupa penterjemahan buku-buku agama Buddha Sudah terdapat perguruan tinggi agama Buddha yang dipimpin oleh Mahaguru bernama Dharmapala. Pusat Kerajaan ini terletak di Palembang
Pendidikan Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan Mataram Kuno berpusat di Jawa Tengah. Aktivitas pendidikannya meliputi: Menterjemahkan buku-buku agama Buddha Menterjemahkan buku-buku lain ke dalam bahasa Jawa Kuno, misalnya Ramayana Perguruan tinggi pada masa kerajaan Mataram Kuno telah meliputi: Fakultas Agama Fakultas Sastra

Fakultas Bangunan/Teknik Bangunan

PENDIDIKAN PADA MASA KERAJAAN MAJAPAHIT Pada zaman kerajaan Majapahit, pendidikan dilaksanakan di padepokan, asrama dan pertapaaan yang dipimpin oleh Brahmana. Sistem pembelajaran yang dikembangkan yaitu seorang guru mengajar seorang siswa. Siswa yang lain menunggu giliran sambil membaca sendiri. Sisitem ini dalam pondok pesantren disebut SOROGAN. Aktivitas-aktivitas pendidikan meliputi:
Menerjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa Jawa Kuno. Menyusun buku-buku sendiri, antara lain Negara Kertagama. Perpustakaan untuk umum telah ada di ibu kota

Kemajuan dalam masa kerajaan Majapahit meliputi bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. Kelemahan pada masa ini:
kurang memperhatikan generasi muda Kurang mempersiapkan kader-kader pimpinan bangsa

Agama islam pada masa ini juga telah melakukan aktivitas pendidikan yang meliputi:
Pendirian pesantren untuk menggantikan asrama oleh Raden Patah Sistem yang dikembangkan Raden Patah adalah pengajaran diberikan secara individual ( hooflijk ).

1.

2.

Selama masa VOC ( 1602-1799 ) Pada masa penjajahan oleh Inggris, pendidikan untuk rakyat nusantara semakin terlantar. Walaupun ada hanya mengutamakan: Mencari tenaga yang murah untuk bekerja Melaksanakan politik memecah belah Selama masa politik etis ( ere schuld = hutang budi ) Setelah menjalankan sistem tanam paksa, pemerintah Belanda menjadi kaya raya. Sehingga pada tahun 1848, Van Deventer mengusulkan adanya ere schuld = hutang budi = politik etis, yang isinya agar Belanda membalas jasa Indonesia. Balas jasa tersebut meliputi: Edukasi ( pendidikan ) Irigasi Kolonisasi Ketiga usul tersebut diterima oleh DPR Belanda, namun pada kenyataannya pelaksanaan politik etis bukan untuk kepentingan rakyat, akan tetapi untuk kepentingan Belanda sendiri. Pelaksanaan Politik Etis 1. Edukasi Sekolah sekolah didirikan untuk kepentingan Belanda: a. Mencari tenaga kerja yang murah b. Untuk memecah belah. Sekolah rendah dibagi menjadi bermacammacam: FIS, HCS, HIS, Keputraan, Ambon Sohakel School, Sekolah Angka Satu, Sekolah Angka Dua.

2. Irigasi: Pengairan bukan untuk sawah rakyat melainkan untuk perkembangan milik asing. 3. Kolonisasi: Dilakukan juga untuk kepentingan Belanda. 3. Budi Utomo Budi Utomo didirikan pada tahun 1908 atas dorongan kesadaran berbangsa dan bernegara dalam kepentingan bangsa Indonesia. Tokohnya adalah Dr.Wahidin Sudiro Husodo dan dr. Sutomo. 4. Sekolah Sekolah sejak tahun 1908 terdapat perubahan-perubahan di dalam penyelenggaraan sekolah. a. Sekolah Angka Satu 5 tahun dijadikan 6 tahun Pada tahun 1914 diubah menjadi HIS = Holland Inlandshe School ( 7 tahun = berbahasa Belanda ) b. Sekolah Angka Dua 3 tahun dijadikan 5 tahun Setelah 3 tahun diseleksi: - yang kurang cerdas terus ke kelas 4 + 5 - yang cerdas ke Sohakel School ( 5 th, berbahasa Belanda , boleh ke Mulo) - dari Mulo ( Meer Uitgrebeid Lager Onderwijs = SMP + 3 th), boleh ke AMS = Algenene Middlebare School = SMA, 3 th - dari AMS+ dapat ke GHS = Kedokteran, RHS = Hukum, THS = Teknik

5. Muhammdiyah Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 yang kemudian mendirikan sekolah sekolah Muhammadiyah yang berpusat di Yogyakarta. 6. Kristiani a. Katholik : Sekolah Misi oleh Pastur Van Lith, terletak di Muntilan b. Kristen : Sekolah Zending 7. Taman Siswa a. Pendiri : Ki Hajar Dewantara, 3 Juli 1922 di Yogyakarta b. Azas Taman Siswa : Panca Dharma Kemanusiaan kodrat Alam Kemerdekaan Kebangsaan Kebudayaan c. Tujuan Pendidikan : hidup tertib dan damai d. Tempat : Tri Pusat Pendidikan keluarga sekolah masyarakat

e. Isi Pendidikan: mengutamakan kebudayaan sendiri, kebudayaan Indonesia: 1. Dengan prinsip Trikon: Konsentris Pendidikan berlangsung secara memusat, artinya berkembang dari pusatnya : 1. yang pertama : keluarga 2. yang kedua : sekolah 3. yang ketiga : masyarakat Kontinuitas Pusat pusat pendidikan berfungsi secara kontinum, artinya: Pendidikan dalam keluarga diteruskan di sekolah dan dalam masyarakat, sehingga: a. dalam keluarga b. dalam keluarga dan sekolah c. dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Konvergensi a. Konvergensi menurut William Stern: Perkembangan anak didik dipengaruhi oleh dasar dan adat ( bakat dan pendidikan ) b. Oleh Ki Hajar Dewantara : Kebudayaan asing dapat diterima asal tidak merusak kebudayaan nasional, jadi harus diseleksi.

f. Metode/iramanya : Tut Wuri handayani, dengan sistem among g. Macam Sekolah: Taman Indria ( TK ) Taman Putera ( SD ) Taman Dewasa ( SMP ) Taman Madya ( SMA ) Taman Guru ( SPG ) sarjana Wiyata ( Perguruan Tinggi/ Universitas ) h. Penghargaan 1. Dr. HC 2. 2 Mei : Hari Pendidikan Nasional 8. Sekolah Kerja : Kayu Tanam/ Sumatera Barat a. Pendiri : Moh. SyafiI b. Tujuan : Berdikari c. Mata Kuliah : Seni keterampilan, pertanian, koperasi. 9. Kongres Pendidikan Nasional Pada tahun 1938, atas usul Ki Hajar Dewantara diadakan Kongres Pendidikan Nasional ( KPN ) dengan tugas pokok mencari sistem pendidikan Nasional. Sayangnya, sebelum tugas pokok KPN selesai, meletuslah Perang Dunia II. Indonesia lepas dari penjajahan Belanda ( 1942 ), tetapi jatuh ke tangan Jepang.

Anda mungkin juga menyukai