Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 GEOFISIKA UMUM KEBUTUHAN, MASALAH DAN SOLUSI ENERGI INDONESIA

OLEH : FEBRIMELTA MAHADDILLA 0810441014

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG SEPTEMBER, 2012 KEBUTUHAN, MASALAH DAN SOLUSI ENERGI INDONESIA 1.1. Pengertian Energi Pada hakikatnya manusia membutuhkan energi untuk melakukan sebuah aktivitas. Ber dasarkan sifatnya energi dibagi atas energi yang dapat diperbaharui dan energi y ang tidak dapat diperbaharui. Bahan bakar minyak (BBM) dan batu bara yang berasa l dari bahan fosil merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, kedua sumber energi ini disebut juga sebagai energi konvensional mengingat peranan yan g sangat penting sebagai energi utama di dunia saat ini. Namun, mengingat asalny a yang merupakan bahan fosil yang memiliki limit atau bersifat terbatas maka par a peneliti mengusahakan sebuah energi alternatif mengganti energi konvensional. Berdasarkan Oxford Dictionary energi alternatif adalah energi yang digunakan den gan tujuan untuk menghentikan adanya penggunaan sumber daya alam yang ada atau a danya perusakan lingkungan. Sumber energi ini mulai dicari ketika sumber energi yang sebelumnya dipergunakan sudah mulai langka sehingga harganya menjadi mahal, terlebih jika sumber energi tersebut habis. meskipun banyak sumber energi yang tersedia di alam ini, namun tidak semua sumber energi dapat dikatakan sebagai en ergi alternatif. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa energi a lternatif yang diinginkan adalah energi alternatif yang memiliki kriteria sebaga i berikut: 1. Penggunaan energi alternatif ini dapat digunakan berulang-ulang. 2. Energi alternatif yang dipilih jumlahnya sangat berlimpah di alam. 3. Pengolahannya tidak merusak alam. 4. Tidak berbahaya, aman, serta tidak menimbulkan berbagai penyakit akibat pengolahan atau penggunaan energi alternatif tersebut. 5. Tidak adanya limbah dalam bentuk apapun yang sifatnya merusak alam atau dengan kata lain energi alternatif tersebut ramah lingkungan. Untuk mendapatkan energi alternatif yang memenuhi kriteria tersebut, tidaklah se mudah membalikkan telapak tangan. Oleh karena itu, dilakukanlah berbagai penelit ian. Penelitian tersebut prosesnya rumit dan cukup memakan waktu. Namun, hal itu tetap diupayakan oleh berbagai negara untuk mendapatkan energi alternatif ramah lingkungan sehingga akhirnya ditemukan berbagai energi alternatif tersebut. Pembagian Energi Alternatif Berdasarkan upaya-upaya tersebut, saat ini, energi alternatif dibagi menjadi dua golongan. 1. Energi Alternatif Sebagai Pengganti Minyak Bumi

Energi alternatif yang termasuk ke dalam golongan ini, yaitu elpiji, biofuel, hi drofuel, biomassa, biogas, biodiesel, metanol, campuran spirtus, dan sebagainya. Selain itu, kini energi alternatif sudah ada yang bersumber dari air murni, air laut, bunga matahari, gula, sampah, minyak jelantah, kompos, kotoran hewan, ece ng gondok, biji jarak, alkohol, kelapa sawit, bonggol jagung, dan sebagainya. 2. Energi Pembangkit Listrik Alternatif Pembangkit listrik alternatif didapat dari panel surya, pambangkit tenaga gelomb ang permukaan laut, pembangkit hidrogen, pembangkit tenaga nuklir, dan sebagainy a. Jenis-Jenis Energi Alternatif 1. Matahari Dengan menggunakan solar panel, maka sinar matahari dapat disimpan dan diubah me njadi sebuah sumber energi baru. Sumber energi matahari dapat digunakan untuk un tuk pemanas air, kalkulator bahkan mobil bertenaga surya. 2. Air Air sudah lama dimanfaatkan menjadi sebuah sumber energi. PLTA salah satu contoh pemanfaatan air menjadi sebuah sumber energi. Kekuatan aliran air bisa menggera kkan turbin. Hasil kekuatan aliran air tersebut bisa menghasilkan energi listrik . 3. Angin Gerakan angin dapat menghasilkan energi kinetik. Energi kinetik inilah yang kemu dian digunakan untuk menggerakkan turbin. Negara Belanda sudah lama memanfaatkan angin sebagai sebuah sember energi. 4. Gelombang Permukaan Laut atau Ombak Di Yogyakarta sudah ada PLTO (Pembangkit Listrik Tenaga Ombak). Sama seperti pem anfaatan air dan angin sebagai sumber energi, gerakan ombak dimanfaatkan untuk m enggerakkan turbin yang kemudian digunakan untuk membangkit tenaga listrik. 5. Bio Energi Sumber energi yang berasal dari tanaman, seperti tanaman jarak. Tanaman ini diol ah untuk diambil minyaknya. Bio solar adalah salah satu hasil sumber energi dari tamanan jarak. 6. Bio Gas Sampah organik juga bisa dimanfaatkan sebagai sebuah sumber energi alternatif. S ampah organik diolah untuk dijadikan gas methan. Maksud dari diolah di sini adal ah sampah yang mengandung bahan organik diuraikan oleh bakteri anaerobik, sehing ga menghasilkan gas methan. Proses ini bisa terjadi secara alamiah, seperti leda kan gas di tempat pembuangan sampah, Lewi Gajah, Kabupaten Bandung. 7. Panas Bumi Kekayaan Indonesia akan sumber panas bumi, bisa juga digunakan sebagai sumber en ergi. Energi panas dalam dapur magma dapat diubah menjadi energi listrik. 8. Hidrogen Hidrogen memiliki potensi yang luar biasa sebagai sumber bahan bakar dan energi, tetapi teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan potensi ini masih dalam tahap awal. Hidrogen adalah elemen paling umum di Bumi. Air adalah dua-pertiganya hid rogen, tapi hidrogen di alam selalu ditemukan dalam kombinasi dengan unsur lainn ya. Setelah dipisahkan dari unsur-unsur lain, hidrogen dapat digunakan untuk men ggerakkkan kendaraan, menggantikan gas alam untuk pemanasan dan memasak, dan unt uk menghasilkan listrik. 1.2. Kebutuhan Energi Indonesia Berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru T erbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), kebutuhan energi Indonesia diperlihatkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Persen kebutuhan energi Indonesia Bidang Kebutuhan Industri 50 % Transportasi 34 % Rumah Tangga 12 % Kommersial 4 % Kebutuhan energi dalam bidang indutri ini meliputi kebutuhan akan energi listrik dan bahan bakar minyak. Meskipun cadangan bahan fosil Indonesia masih mencukupi

untuk beberapa puluh tahun kedepan, namun saat ini kelangkaan energi ini telah dirasakan terutama untuk BBM. Djajang Soekarna, Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE mengatakan bahwa rasio un tuk elektrifikasi Indonesia baru mencapai sekitar 73 %. Artinya masih ada sekita r 27 % yang belum terpenuhi kebutuhan listriknya. 1.3. Permasalahan Energi di Indonesia Divesifikasi energi mulai banyak diperbincangkan terkait cadangan minyak bumi du nia yang semakin menipis, sementara kebutuhan terus meningkat. Harga jual bahan bakar minyak (BBM) pun terus melambung tinggi. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia dapat mendoro ng percepatan dan penambahan jumlah konsumsi energi yang cukup besar sehingga ke tersediaannya menjadi sangat strategis. Untuk menjaga keseimbangan antara pasoka n dan kebutuhan, pemerintah memandang perlu untuk mengatur dan mengelola energi agar tepat guna. Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi yang menyatakan bahwa setiap oran g berhak memperoleh energi dan merupakan kewajiban pemerintah untuk melakukan pe ngelolaan sehingga ketersediaannya dapat terjamin. Namun faktanya, peraturan ter sebut masih sulit diimplementasikan karena pemerintah menghadapi berbagai kendal a keterbatasan anggaran maupun sumber daya. Hal itu diperkuat dengan banyaknya m asyarakat di Tanah Air yang belum mendapatkan akses terhadap energi sesuai kebut uhan. Kendala yang dihadapi pemerintah pun semakin rumit, saat harga bahan bakar minya k (BBM) semakin tinggi menyusul kian menipisnya pasokan. Terang saja beban yang harus dipikul para pengelola negara semakin berat karena harga BBM yang berlaku di pasaran masih disubsidi. Apalagi lagi persentase penggunaan energi fosil oleh masyarakat dan dunia usaha masih cukup dominan dibanding jenis lainnya. Melihat kondisi demikian, konservasi energi melalui langkah penghematan dan opti malisasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) menjadi sangat relevan untuk t erus dipacu di semua bidang. 1.4. Solusi Permasalahan Energi Indonesia Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini mengatakan b ahwa Indonesia harus mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Menurutnya, ada sekitar 40% potensi panas bumi dunia ada di Indonesia yang bisa digunakan untuk pengembangan energi dalam rangka ketahanan energi nasional. Sementara itu, Jero Wacik, Menteri ESDM mengatakan bahwa pengembangan energi lain memang harus dilak ukan. Saat ini pemerintah sedang menyiapkan sepaket kebijakan berbasis insentif untuk mendorong masuknya investasi di sektor energi terbarukan non BBM. Salah sa tunya adalah mengenai energi panas bumi yang menghasilkan listrik. Selain mengenai harga jual listrik panas bumi yang baru, dalam paket kebijakan t ersebut pemerintah juga menyiapkan kebijakan yang memudahkan pengembang swasta d i sektor panas bumi. Jadinya, nantinya pengembang energi panas bumi tidak perlu lagi mengikuti tender pengembangan panas bumi baru. Dengan kata lain, jika ada p erusahaan yang mau melakukan perluasan kapasitas panas bumi, maka bisa langsung ditunjuk tidak perlu ikut tender. Namun harus dengan syarat, bahwa perusahaan te rsebut sudah pernah mengembangkan energi panas bumi. Pemasangan panel surya untuk kebutuhan tenaga listrik setiap gedung dan perkanto ran diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi upaya penghe-matan anggaran di s ektor energi. Meng-ingat, hingga sekarang beban subsidi yang harus ditanggung pe merintah tergolong masih sangat besar. Sebagai penunjang pelaksanaan sejumlah kebijakan terkait penghematan, pemerintah belum lama ini juga telah merencanakan penerapan subsidi (green subsidy) bagi i mplementasi energi baru terbarukan (EBT). Rencana ini masuk dalam isu strategis nasional pada Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional 2013. Tak hanya itu, pemerintah pun berniat memberikan insentif terhadap energi baru terbarukan yang bertujuan agar selisih harga dengan energi fosil bisa terjembatani. Cara lain yang akan dilakukan pemerintah, adalah penerapan insentif dan disinsen tif bagi sektor industri, termasuk labelisasi hemat energi serta audit energi un tuk mendukung mandatori manajemen dan penghematan energi. Ini terkait penguatan

kerjasama bilateral dan multilateral dalam rangka mitigasi perubahan iklim guna mendukung green energy dan green growth. Aksi nyata dari upaya penghematan yang mulai dilakukan pemerintah adalah pembang unan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala besar dengan kapasitas mencapa i 100 megawatt (MW) di Bali. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) menggandeng perusahaan elektroni k asal Jepang, Sharp Coporation. Rencana pemerintah untuk terus menggalakan aksi penghematan diperkuat oleh sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), melalui pencanangan penghematan energi nasional pada Mei 2012 yang menitikberatkan pemanfaatan energi surya bagi pemen uhan kebutuhan listrik gedung-gedung dan perkantoran. Direktur Jenderal Minyak Bumi dan Gas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Minera l, Evita Legowo mengatakan, gas merupakan sumber utama energi di masa depan berd asarkan hasil studi terbaru yang menunjukkan bahwa gas/shale memiliki potensi le bih besar dibandingkan dengan Gas Metana Batubara (CBM/ Coal bed methane). Sehin gga eksplorasi gas akan terus dilaksanakan dimana gas/shale ini memiliki potensi lebih besar di Indonesia. Selain pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif diatas langkah yang pentin g sebagai solusi dari permasalahan energi adalah dengan konservasi energi. Di In donesia, konservasi pada awalnya merupakan istilah yang banyak digunakan pada su mber daya alam. Tahapan konservasi di Indonesia dibagi dalam 5 tahap, yaitu: 1. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distri busi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi. 2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan da n sumber daya alam. 3. Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kim ia atau transformasi fisik. 4. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan. 5. Dengan keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keanekaragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertah ankan lingkungan alaminya. Awal tahun 1980-an, konservasi energi telah dilakukan di Indonesia. Namun seirin g berjalannya waktu, kegiatan tersebut agak berkurang. Geotermal yang mulai diek plorasi akhir 1970-an, dan mulai dikembangkan 1980-an, juga hingga kini masih st agnan. Dari 27 Gigawatt potensi geotermal yang ada di nusantara, baru sekitar 1 1,5 Gigawatt saja yang sudah dimanfaatkan. Konservasi energi kembali digiatkan karen a diamanatkan oleh PP Nomor 70 Tahun 2009 sebagai tindak lanjut dari UU Energi. Kegiatan konservasi energi juga sejalan dengan kebijakan energi bersih. Mengingat peranan energi sangat penting bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ke tahanan nasional, sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaa tan, dan pengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, ra sional, optimal, dan terpadu. Karenanya, konservasi dan diversifikasi energi di Indonesia mutlak dilakukan. Ketergantungan terhadap minyak bumi baik untuk bahan bakar pembangunan maupun peningkatan penghasilan negara menjebak Indonesia. Unt uk keluar dari kondisi tersebut Indonesia perlu dan mampu menjadi ekonomi energi yang solid. Sementara itu Menteri ESDM di era Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I, Purnomo Yus giantoro menguraikan beberapa langkah untuk dapat keluar dari kondisi tersebut. Pertama mengubah mentalitas minyak bumi menjadi mentalitas energi. Pengalihan m entalitas tersebut sudah dilakukan melalui program diversifikasi dan konservasi energi secara nasional, sistematis, cepat dan terukur. Diversifikasi termasuk upaya konversi atau peralihan dari energi minyak menjadi non minyak seperti gas dan batubara. Keberhasilan pemerintah dan masyarakat sela ma dua tahun terakhir dalam mendukung konversi minyak tanah menjadi elpiji perlu diteruskan dan ditingkatkan. Konservasi energi termasuk upaya penghematan konsu msi BBM secara terencana dan terukur. Pengurangan subsidi BBM telah memaksa kons umen rumah tangga dan industri untuk lebih hemat dalam mengkonsumsi BBM. Langkah selanjutnya adalah memasukkan program konservasi dan diversifikasi energ i ke dalam struktur pembangunan nasional. Caranya antara lain dengan memaksa kon versi penggunaan energi fosil yang tidak terbarukan ke energi terbarukan seperti

bahan bakar nabati, panas bumi, tenaga air dan tenaga surya atau bahkan nuklir. Dan langkah terakhir yaitu, mempersiapkan infrastruktur energi termasuk perangka t hukum, riset, pembiayaan. dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Kalau tidak disiapkan dari sekarang, sulit bagi kiranya Indonesia untuk memasuki tahapan ko nversi energi yang berikutnya yaitu dari energi fosil menjadi energi terbarukan. Ketergantungan terhadap energi fosil perlu diakhiri dengan memanfaatkan potensi sumber-sumber energi alternatif yang ada sehingga ketersediaan energi akan lebi h terjamin. DAFTAR PUSTAKA http://www.bisnis.com/articles/konsumsi-energi-indonesia-negara-yang-boros-energ i diakses pada 21 September 2012 http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/08/pertambangan-gas-akan-menjadi-sumber -energi-masa-depan/ diakses pada 21 September 2012 http://www.listrikindonesia.com/potret_konservasi__di_indonesia_333.html diakses pada 21 September 2012 http://chez-space.blogspot.com/2012/06/mengenal-jenis-jenis-sumber-energi.html d iakses pada 24 September 2012 http://www.anneahira.com/jenis-energi-alternatif.html diakses pada 24 September 2012 http://www.indoenergi.com/2012/04/pengertian-energi-terbarukan.html diakses pada 24 September 2012

Anda mungkin juga menyukai