Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK AUTOMATIC LOOP CONTROL PADA CANTILEVER INTERMEDIATE MILL

Dinas Perawatan Listrik Pabrik Batang Kawat ( Wire Rod Mill ) PT. Krakatau Steel Cilegon Dwi Afiat Abrianto1, Sumardi2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Abstrak: Cantilever Intermediate Mill adalah salah satu stand di Divisi Wire Rod Mill (WRM) PT. Krakatau Steel Cilegon, yang merupakan stand perantara antara Roughing Mill dengan Finishing Mill. Selain bertugas untuk mereduksi ketebalan batang kawat, stand ini juga bertugas untuk mengontrol tegangan (tension) billet sebelum memasuki Finishing Mill. Stand Cantilever Intermediate Mill ini terdiri dari 4 buah work roll yang disusun horizontal-vertical. Di antara work roll tersebut dipasang loop scanner yang bertugas mengatur ketinggian lengkungan (loop) billet agar tidak terjadi tegangan (tension) yang berlebih. Jika terjadi tegangan (tension) yang melewati batas, batang kawat yang dihasilkan akan mengalami cacat (berdiameter tidak sempurna) sehingga kualitasnya akan menurun. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem otomatis untuk menjaga keseimbangan ketinggian lengkungan (loop) billet saat melewati work roll. yang disebut automatic loop control. Sebagai kontrolernya digunakan sistem PLC (Programmable Logic Controller) buatan dari ABB (Asea Brown Boveri) tipe MasterPiece 200. Laporan Kerja Praktek ini akan membahas tentang automatic loop control pada Cantilever Intermediate Mill pada proses produksi Pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill) PT. Krakatau Steel Cilegon. Kata-kunci : Cantilever Intermediate Mill, automatic loop control, Programmable Logic Controller (PLC).

PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang bergerak dalam bidang pengecoran baja. PT. Krakatau Steel sudah banyak menghasilkan produk seperti: kawat baja, baja profil, plat baja maupun beja beton. Pada Pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill) keutuhan diameter dari batang kawat yang dihasilkan merupakan hal yang penting. Cantilever Intermediate Mill merupakan salah satu stand yang terdapat di Divisi Wire Rod Mill, yang digunakan untuk menentukan keutuhan diameter batang kawat baja. Pada stand tersebut, terdapat sistem pengontrol lengkungan (loop) billet yang disebut automatic loop control, yang digunakan untuk mengatur kecepatan motor work roll agar tidak terjadi tegangan (tension) pada billet. TUJUAN Makalah Kerja Praktek ini bertujuan untuk mengetahui sistem automatic loop scanner secara umum pada Pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill) PT. Krakatau Steel Cilegon.

BATASAN MASALAH Dalam makalah kerja praktek ini, dibahas hal-hal yang bersifat umum yang menyangkut tentang sistem automatic loop scanner pada Cantilever Intermediate Mill di Divisi Wire Rod Mill (WRM) PT. Krakatau Steel Cilegon. DASAR TEORI Unit Produksi PT.Krakatau Steel Cilegon PT. Krakatau Steel merupakan industri baja terbesar di Indonesia. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970 ini mempunyai fasilitas produksi mencakup 6 pabrik utama, yaitu Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant), Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant), Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant), Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill), Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill), dan Pabrik Baja Batang Kawat (Wire Rod Mill).

1 2

Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP Dosen Jurusan Teknik Elektro UNDIP

Gambar 1. Proses Produksi PT.Krakatau Steel

Wire Rod Mill (WRM) Pada Divisi WRM, untuk menghasilkan M, produk-produknya digunakan bahan baku berupa produknya baja billet dengan ukuran penampang square 130x130 mm sampai 180x180 mm dan panjang 9 m. Proses utama produksi billet menjadi batang kawat baja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu reheating, deformasi dan transformasi , transformasi. 1) Tahap Reheating (pemanasan) Pada tahap ini, billet dipanaskan dalam furnace dengan suhu mencapai 1 1150o C o 1200 C sesuai dengan grade dari masingmasing billet. Pengaturan dan pengawasan temperatur ini dilakukan pada Pulpit 1. 2) Tahap Deformasi Setelah dipanaskan, billet akan mengalami proses deformasi atau pembentukan yaitu au billet akan direduksi dari ukuran penampang awal square 130x130 mm atau 180x180 mm menjadi batang kawat dengan diameter 5.5 5.520 mm round. Proses reduksi ini terjadi pada 6 stand dengan tingkat reduksi yang berbeda berbedabeda. Stand-stand tersebut antara lain yaitu: a. Pre-roughing mill Pre-roughing mill terdiri dari 4 horizontal-vertical stand, yang berfungsi , untuk mereduksi billet berpenampang 180x180 mm menjadi transfer bar dengan ukuran 105x105 mm. Untuk penggunaan billet dengan penampang 130x130 mm, 2 stand pertama tidak digunakan (dummy). b. Roughing mill Roughing Mill terdiri dari 8 two-high horizontal stand ex Schl Schloeman-Siemag Jerman, dimana 4 stand pertama tipe terbuka sedangkan 4 stand berikutnya tipe tertutup. Stand R Roughing yang masing-masing digerakkan oleh motor masing DC berfungsi untuk mereduksi transfer bar dari Pre-Roughing dengan ukuran 105 x 105 mm menjadi bar dengan

ukuran 43 x 43 mm yang selanjutnya merupakan input untuk Intermediate Mill. c. Intermediate mill ntermediate Dua stand pertama dari Intermediate Mill adalah two two-high horizontal stand tipe close housing dari SchloemanSiemag Jerman. d. Cantilever intermediate mill antilever Empat stand berikutnya di Intermediate Mill telah dimodernisasi dari tipe horizontal stand mejadi tipe horizontal-vertical (cartridge) dari vertical Danieli Morgardshammar Swedia. e. Pre-finishing blo mill finishing block Pre-finishing block (tipe V mill/Noinishing twist) ) yang berfungsi untuk mereduksi bar dari Intermediate, terdiri dari 2 set roll tungsten carbide yang terpasang dengan su sudut 45o pada mill line di mana setiap set roll saling tegak lurus membentuk sudut 90o dengan set roll sebelumnya. Dengan pengaturan seperti ini, diperoleh kondisi no-twist seperti konfigurasi twist horizontal-vertical stand vertical stand. f. Finishing bloc mill ck No-Twist Finishing block terdiri dari 10 set roll tungsten carbide yang berfungsi untuk mereduksi bar menjadi produk akhir. Seperti PreFinishing, setiap set roll terpasang , dengan sudut 45o pada mill line dan saling tegak lurus membentuk sudut 90o dengan set roll sebelumnya.

Gambar 2. Proses pembuatan batang kawat 3) Tahap Transformasi ransformasi Tahap transformasi merupakan pengaturan perubahan struktur dari struktur austenit menjadi struktur ferrit/perlit /perlit yang nantinya akan menentukan sifat mekanis dari batang kawat dilakukan dengan pendinginan

yang terencana (post rolling cooling system post system) di stelmor conveyor. Post rolling cooling system juga mencakup pengaturan scale dan pengaturan besar butir aust austenit sebelum bertransformasi dengan mengatur pendingin air di water box setelah bar keluar dari roll stand terakhir. Gambar 5. Vertical loop control Sistem kontrol ini mengevaluasi/mengawasi besarnya posisi yang diukur dan koreksi kecepatan ( (speed correction) yang timbul selama billet melintas di antara 2 buah roll tersebut. Koreksi kecepatan ini digunakan untuk menginisialisasi besar error yang akan ditetapkan dan variasi dalam proses penggilingan. Tinggi posisi loop ini diatur sesuai dengan perhitungan yang tepat agar uai diperoleh pertambahan panjang yang konstan serta tidak merusak kualitas dari kawat yang merupakan hasil akhir produksi. Selain merekam data posisi loop yang terjadi sepanjang billet melewati scanner tersebut, kontrol loop otomatis ini juga berguna untuk mendeteksi kerusakan di dalam mengatur mekanik dari penggilingan, kerusakan pada billet, dan suhu billet. Semua ini berguna agar . terciptanya penggilingan yang aman dan efektif. Bagian-Bagian Sistem Automatic loop control ini terdiri dari 4 komponen utama yaitu : 1) Loop scanner QGLF 111 Scanner ini merupakan scanner yang didesain khusus sebagai transducer posisi untuk mengontrol loop dalam proses pengerolan panas baik berupa kawat, batang dan material sejenis. Scanner ini dapat diguakan pada material yang bersuhu tinggi. Sehingga selain digunakan untuk mengamati posisi, scanner ini juga dapat mengukur suhu material.

Gambar 2. Gambaran umum proses produksi Pabrik Batang Kawat Cantilever Intermediate Mill Cantilever intermediate mill merupakan salah satu bagian penting pada proses produksi di Pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill). Cantilever intermediate mill memiliki 4 stand H-V (catridge) yaitu H14, V15, H16, dan V17. Stand ini bertugas tand untuk menentukan keutuhan diameter batang kawat baja yang akan dihasilkan. Pada stand ini, terdapat 4 buah Up Looper untuk mendapatkan kondisi minimum tegangan (tension) dengan membentuk ) vertical loop melalui control scanner di masingmasing stand. Setelah adanya tim improvement . untuk stand 1 dirubah menjadi side looper,

sedangkan untuk stand 2, 3, dan 4 di gkan ditambah 1 roll yang bertujuan untuk meredam buckle.

Gambar 4. Cantilever intermediate mill

AUTOMATIC LOOP CONTROL Automatic loop control ini bekerja berdasar pada pengukuran otomatis dari pertambahan panjang material (billet) yang terjadi pada celah di ) antara 2 buah roll.

Gambar 6. Loop scanner QGLF 111 . Berikut adalah tabel spesifikasi dari loop scanner QGLF 111.

Tabel 1. Data teknis scanner QGLF 111

Gambar 8. Tampak depan DSDP 160 . 2) PLC MasterPiece 200 PLC buatan dari ABB (Asea Brown Boveri) Swedia ini berperan dalam mengontrol dan mengatur urut-urutan kerja yang harus urutan dilakukan pada proses tersebut baik sebelum, saat terjadi maupun sesudah proses. PLC ini didesain berbentuk modular, sehingga penggunanya dapat membangun suatu sistem dengan mengkombinasikan komponenkomponen komponen atau susunan modul modul-modul MP200 seperti modul input-output (I/O), modul Central Processing Unit (CPU), modul komunikasi, dan , beberapa modul tambahan lainnya seperti modul pulsa. 4) MasterAid 220 MasterAid 220 merupakan alat pemrogaman dan p pemeliharaan dari MasterPiece 200. MasterAid 220 digunakan untuk : Konfigurasi Memasukkan program Mencoba program Melacak kesalahan (fault tracing) Perubahan program Dokumentasi program Mengambil dan menghapus program Pembacaan nilai dalam sebuah data base Mengubah parameter Mengatasi source code (listing program)

Gambar 7. PLC ABB MasterPiece 200 . 3) Modul DSDP 160 Modul DSDP 160 ini berguna untuk menghitung pulsa (pulse counting pulse counting) dan pengukuran frekuensi (frequency measured frequency measured) yang diperoleh dari pembacaan loop scanner QGLF 111 sehingga dapat terbaca oleh PLC MasterPiece 200.

Gambar 9. MasterAid 220 . Sementara untuk Human Machine Interface (HMI) sebagai perantara hubungan antara operator dengan peralatan yang ada dari sistem ini menggunakan MasterView 850.

Gambar 12. Prinsip kerja loop scanner . Secara garis besar, proses automatic loop control ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu : 1. Pre-Loop Forming Loop 2. Loop Forming 3. After Loop Forming Pada tahap pertama, pre-loop forming, yaitu saat kepala billet memasuki penggiling (roll) dan terdeteksi oleh scanner, maka saat itu terjadi proses downstream cascade control control. Proses downstream cascade control adalah proses di mana kecepatan motor penggiling (roll) yang pertama dilewati (saat ini) akan mengontrol koreksi kecepatan penggiling (roll) yang akan dilalui oleh billet selanjutnya. Hal ini dilakukan agar billet yang lewat tidak rusak.

Gambar 10. MasterView 850 . Cara Kerja Sistem Sistem kontrol loop otomatis (automatic loop control) ini bekerja berdasarkan pada hasil ) pengukuran dari scanner optik yaitu ABB loop ik scanner QGLF 111. Besarnya ketinggian posisi loop hasil scanner ini berupa data digital sehingga lebih mudah dalam pengolahan sistem kontrolnya. Selain untuk mendeteksi ketinggian posisi loop, scanner ini juga digunakan sebagai pendeteksi material panas (hot metal detector/HMD /HMD).

Gambar 11. Proses pembacaan loop scanner . QGLF 111 Data yang diperoleh oleh loop scanner ini akan diolah oleh PLC MasterPiece 200. Data tersebut akan dibandingkan dengan besarnya set point ketinggian posisi loop yang telah diatur oleh operator. Besarnya selisih (error) antara data yang diukur dengan set point ini akan menjadi besarnya nilai koreksi kecepatan motor (speed correction speed correction) work roll. Gambar 13. Pre Pre-loop forming Ketika kepala (head billet sudah masuk head) ke stand berikutnya (telah digigit oleh kedua roller), maka proses loop dimulai (loop ), forming). Persuader Roll roller yang bergerak Roll, naik-turun, akan mengangkat badan billet turun, sehingga terjadi proses loop. Dalam proses ini, ketinggian posisi dari loop diatur sedemikian hingga agar terjadi proses reduksi yang sempurna sehingga memberikan hasil batang kawat yang berkualitas. Koreksi ketinggian dari posisi loop tersebut digunakan untuk mengoreksi kecepatan mo motor penggiling

sebelumnya. Proses ini sering disebut dengan upstream cascade control.

Gambar 15. After forming Gambar 14. Loop forming Dalam proses ini dibutuhkan scanner dengan tingkat pembacaan yang beresolusi tinggi. Jika tidak maka akan terjadi penarikan pada kedua roller yang mengakibatkan tegangan yang tidak diinginkan atau terjadi proses reduksi yang berlebih. Kawat yang dihasilkan akan berdiameter tidak utuh sehingga tidak layak dijual. Loop scanner QGLF 111 ini bekerja dengan area range 22,5. Jangkauan area transducer dari scanner disebut dengan RANGE. Sedangkan ketinggian posisi loop (Loop Position/LP) yang terhitung dalam range 0-255 ini dikonversi ke dalam satuan milimeter (mm) oleh PLC MasterPiece 200 dengan menggunakan rumus: Program Automatic Loop Control Semua proses kontrol di atas diatur dalam PLC MasterPiece 200 dengan sebuah PC Element yaitu CTRL-H1. Program ini bertujuan untuk mengatur kecepatan motor secara berkesinambungan dalam sebuah proses rolling mill.

di mana LP = nilai 0-255 dari pembacaan scanner RANGE (mm) = jarak jangkauan ketinggian scanner mengukur sebuah loop = 2*DISTANCE(mm)*tan 22,5 0,83 * DISTANCE DISTANCE (mm) = jarak scanner dengan billet ELP (mm) = Entry Loop Position parameter, nilai yang digunakan untuk mengeset posisi loop agar bernilai 0 mm ketika memasuki looper table. Setelah ekor (tail) dari billet terdeteksi oleh scanner, maka persuader roll akan diperintah untuk turun supaya ekor (tail) billet tidak melompat atau tersentak.

Gambar 16. PC Element CTRL-H1 PC Element ini merupakan gabungan dari beberapa fungsi-fungsi dasar seperti fungsi logika, aritmatika, time delay, Set-Reset, OnReset dan lain-lain. Hal tersebut terlihat seperti pada gambar 17 berikut.

Gambar 17. Digram fungsi CTRL-H1

Dengan fungsi ini semua variabel kontrol yang berhubungan dengan automatic loop control dapat dikendalikan. Variabel-variabel tersebut variabel antara lain : 1. Tinggi loop position 2. Jarak scanner ke bar billet 3. Proposional gain 4. Integral gain position yang 5. Maksimum tinggi loop positi diperbolehkan 6. Minimum tinggi loop position yang diperbolehkan 7. Kecepatan motor

Keempat, sistem Automatic Loop istem Control ini diatur dalam sebuah fungsi PC Element CTRL-H1. Kelima, Dalam membangun sebuah sistem yang berbasiskan otomasi, perlu diperhatikan dalam penyusunan hardware dan software-nya. Dalam konfigurasi hardware nya. bertujuan untuk memudahkan dalam troubleshooting bila terjadi permasalahan pada sistem. Dalam konfigurasi software bertujuan untuk memaksimalkan kinerja PLC. Keenam, perawatan ( (maintenance) baik dalam bidang mekanik maupun listrik perlu dilakukan secara berkala, hal ini untuk menghindari adanya kerusakan hardware dalam proses produksi serta keamanan dalam bekerja. Beberapa hal yang dapat diperhatikan ialah: Pertama, pada proses mengatur ada ketinggian loop yang diinginkan ( (set point) harus dilakukan secara hati ecara hati-hati. Kedua, penguasaan teknik perangkat enguasaan keras (hardware) dan perangkat lunak ) (software) mutlak diperlukan dan tidak bisa ) dipisahkan satu sama lain sehingga dalam melakukan perawatan dan perbaikan pada bidang tertentu, hal ini akan mempermudah dalam pengecekan kerusakan nantinya nantinya. Ketiga, dalam menjalankan kegiatan alam

CTRL-H1 pada Gambar 18. Display realtime CTRL MasterAid 220 Selain itu fungsi ini juga dilengkapi fungsi alarm apabila tinggi loop position melebihi batas ketentuan max/min tinggi loop position telah ditetapkan. Sehingga hampir bisa dikatakan sistem kontrol ini sudah sempurna. Apabila ada gangguan (trouble) kemungkinan besar berasal dari kerusakan ) hardware. PENUTUP Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kan disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, dalam proses produksi pada Divisi Wire Rod Mill alam (WRM) terjadi 3 tahapan yaitu reheating (pemanasan), deformasi, dan transformasi. , Kedua, salah satu PLC yang digunakan di lah WRM adalah PLC MasterPiece 200 buatan dari ABB (Asea Brown Boveri) Swedia PLC ini Swedia. memiliki fitur yang sangat lengkap dan memiliki bentuk yang compact. Ketiga, automatic loop control adalah utomatic sistem kontrol untuk mengendalikan ketinggian loop position yang berfungsi untuk menghindari terjadinya tarikan atau tegangan (tension) yang berlebihan antara kedua roller yang dapat mengakibatkan turunnya kualitas kawat yang dihasilkan seperti tidak utuhnya diameter batang kawat.

produksi baik di dalam maupun di luar pabrik sebaiknya SOP yang sudah ada dijalankan agar terjadi proses produksi yang efektif, efisien dan aman ( (safety). Keempat, perlu adanya komunik komunikasi dan kerjasama yang baik antara teknisi elektro dengan teknisi mesin.
DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] Purwadi, dkk. Sejarah PT. KRAKATAU ejarah STEEL. Yogyakarta Pustaka Raja; 2003. Yogyakarta: http://www.abb.com/ http://www.abb.com http://www.danielicorp.com/Danieli_Mor gardshammar/danielimorgardshammar.ht m/ http://www.wikipedia.co.id/ http://www.wikipedia.co.id http://www.krakatausteel krakatausteel.com/ Customer Documentation Rolling Mill Motor Krakatau Steel Manual Book ABB MasterPiece 200 Manual Book ABB MasterAid 220 Manual Book ABB MasterView 850

[4] [5] [6] [7] [8] [9]


gggffs fgs ggh

DWI AFIAT ABRIANTO (L2F 006 031). Dilahirkan di Surabaya, 5 Oktober 1987, menempuh pendidikan dasar di SDN Perumnas Banyumanik 14 Semarang, kemudian dilanjutkan di SMPN 21 Semarang. Lulus pada tahun 2003, lalu dilanjutkan di SMAN 4 Semarang. Saat ini masih menjadi Mahasiswa S1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang.

Mengetahui dan Mengesahkan Pembimbing

Sumardi, S.T., M.T. NIP. 132 125 670 Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai