Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negera yang amat unik. Hanya sedikit negara di dunia, yang bila dilihat dari segi geografis, memiliki kesamaan dengan Indonesia. Negara-negara kepulauan di dunia, seperti Jepang dan Filipina, masih kalah bila dibandingkan dengan negara kepulauan Indonesia. Indonesia adalah suatu negara, yang terletak di sebelah tenggara benua Asia, membentang sepanjang 3,5 juta mil, atau sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi, serta memiliki tak kurang dari 13.662 pulau.

Negara yang sangat kaya sumber daya alam dan memiliki warisan kebudayaan yang berusia ribuan tahun, justru pasca reformasi malah semakin tenggelam dalam juram keterpurukan. Lebih dari 110 juta orang rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan dan hanya mampu memperoleh makan untuk sesuap nasi saja. Separuh dari penduduk negeri ini telah kehilangan haknya, martabat kemanusiannya. Seluruh bangsa kehilangan kemampuan untuk membangun kebudayaannya sebagai sebuah bangsa yang besar.

Salah satu penyebab paling utama adalah sistem ekonomi politik yang amburadul yang disertai dengan kepemimpinan nasioanal yang lemah. Akibatnya negara Indonesia kehilangan visi nasionalisme serta tidak mempunyai kemampuan untuk mengkonsolidasikan, membangun dan mengembangkan ketahanan material dan spiritualnya dalam menghadapi segala macam rintangan dan tantangan baik dari dalam negeri ataupun luar negeri (Internasional). Para elite politik kehilangan keyakinan bahwa Indonesia pernah dan dapat menjadi mercusuar dunia. Padahal di masa lampau negara negara di nusantara Sriwijaya, Majapahit, Goa, pernah menjadi kekuatan yang diperhitungkan dunia pada masanya. Sesungguhnya, Soekarno Hatta pendiri Republik Indonesia telah menunjukkan kepada dunia suatu visi kemanusian yang sangat tinggi dan menjadi spirit bagi pembebasan bangsa bangsa terjajah diseluruh penjuru dunia, khususnya

bangsa bangsa Asia dan Afrika. Para pemikir yang adiluhung pada masa revolusi kemerdekaan telah mampu membuat landasan hidup berbangsa dan bernegara yang sangat tinggi nilainya yakni Pancasila dan UUD 1945, sehingga dapat mempersatukan semua suku bangsa menuju cita cita yang sama yakni bebas dari segala bentuk imperialisme.

Akan tetapi apa yang dilakukan oleh penguasa negeri ini, khususnya yang lahir dari rahim reformasi ? Presiden, elite politik di DPR, para intelektual ekonomi neoliberal, mereka lupa sejarahnya, mereka tidak kenal jati dirinya, mereka terombang ambing oleh suatu ide, gagasan, mimpi yang dibawa secara imperialistik oleh bangsa lain. Akibatnya perusahaan asing, bank asing, orang orang asing mengangkangi setiap jengkal tanah dan sumber daya alam negeri ini, menguasai sumber keuangan nasional, megendalikan perdagangan. Sementara rakyat Indonesia terus dipinggirkan dan menjadi penonton dari pesta pora modal asing dalam mengeruk kekayaan rakyat.

Nasib bumi Indonesia semakin terancam, residen Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) memberikan ijin penguasaan tanah bagi modal asing dalam jangka waktu 95 tahun, lebih panjang dari usia kemerdekaan Indonesia yang baru berumur 67 tahun. Apa yang dilakukan SBY melebihi apa yang dilakukan kaum penjajah. Raffles yang mewakili penjajah Inggris semasa berkuasa di Indonesia hanya mengijinkan penguasaan modal swasta atas tanah selama 40 tahun. Penguasa Hindia Belanda hanya mengijinkan penguasaan tanah swasta selama 75 tahun. Pemerintah Orde Baru hanya mengijinkan penguasaan tanah swasta selama 75 tahun. Hal hal ini sangat berbeda apa yang telah dilakukan pemerintahan SBY. Tidak hanya itu, seluruh kehendak asing diterima dan diikutinya sebagai sesuatu taken for granted. Perusahaan asing, bank asing, orang orang asing mengangkangi setiap jengkal tanah dan sumber daya alam negeri ini, menguasai sumber keuangan nasional, megendalikan perdagangan. Sementara rakyat Indonesia terus dipinggirkan dan menjadi penonton dari pesta pora modal asing dalam mengeruk kekayaan rakyat. Miliaran ton hasil perkebunan, tambang, minyak dan gas serta laut diangkut perusahaan asing ke negara barat bukan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia,

Kondisi bangsa yang berada di ujung tanduk ini harus lah diselamatkan. Arah dan tujuan bernegara harus dikembalikan kepada cita cita para pendiri bangsa sebagaimana yang termaktib dalam pancasila dan UUD kemerdekaan 1945. Diatas landasan itulah maka Indonesia dapat memutar haluan dari kapitalisnme neoliberalisme menuju Indonesia yang berkeadilan sosial hingga visi kemanusian dunia yang adil dan beradab.

Berdasarkan dengan kondisi yang dialami negara indonesia sekarang, dalam karya tulis ilmiah ini akan menyampaikan suatu konsep pemikiran dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara untuk kesesejahteraan sosial.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Melihat semua hal yang melatarbelakangi geostrategis terhadap hubungan geografi dan ekologi dengan kesejahteraan sosial untuk itu kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada : a. Tidak mampunya pemerintahan indonesia sekarang memanfaatkan kondisi geografi dan ekologi dalam mensejahterakan rakyatnya b. Sistem ekonomi Indonesia yang tidak sesuai lagi dengan pancasila dan UUD kemerdekaan Indonesia 2. Rumusan Masalah Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana tinjauan geostrategis terhadap hubungan antara geografi dan ekologi Indonesia terhadap kesejahteraan sosial ? b. Bagaimana hakikat dari konsepsi atas kedaulatan rakyat dengan bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di Indonesia ?

Anda mungkin juga menyukai