Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN Ulkus adalah kerusakan lokal atau ekskavasi, permukaan organ atau jaring an yang ditimbulkan oleh

terkelupasnya jaringan. Ulkus lebih dalam daripada eksk oriasi (ekskoriasi mencapai stratum papilare). Ulkus sering menyerang ekstremita s bawah maupun ekstremitas atas karena beberapa sebab seperti infeksi, gangguan pembuluh darah, kelainan saraf dan keganasan. Ulkus tropikum adalah ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, berbentuk khas, ber bau busuk, biasanya pada tungkai bawah. Lebih sering dijumpai pada anak-anak yan g kurang gizi. Penyebab pasti belum diketahui tetapi pada tingkat dini ditemukan Bacillus fusiformis yang biasanya bersama-sama dengan Borellia vincentii. Sinon im dari ulkus tropicum ini adalah tropical sloughing phagedena. Di Indonesia pada zaman kemerdekaan, ulkus tropikum merupakan pemandangan yang b iasa dijumpai pada anak-anak di pedesaan. Dengan makin meningkatnya perbaikan hy giene dan gizi, maka sekarang makin jarang ditemukan kasus ulkus tropikum, terle bih-lebih di kota besar. Ulkus ini lebih sering ditemukan pada daerah panas dan lembab yaitu daerah tropis misalnya Indonesia, Malaysia, Afrika Utara, dan Brazi lia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulkus 2.1.1 Definisi Ulkus adalah ekskavasi yang berbentuk lingkaran maupun ireguler akibat dari hila ngnya epidermis dan sebagian atau seluruh dermis. Ulkus lebih dalam daripada eks koriasi (ekskoriasi mencapai stratum papilare). Ulkus sering menyerang ekstremit as bawah maupun ekstremitas atas karena beberapa sebab seperti infeksi, gangguan pembuluh darah, kelainan saraf dan keganasan. 2.1.2 Proses terjadinya Ulkus Komposisi jaringan lunak bervariasi pada satu anggota tubuh dengan anggota tubuh lainnya sehingga pada aktivitas normal dapat melakukan adaptasi pada tekanan ya ng beragam tanpa terjadi kerusakan. Kolagen dan elastin merupakan dua komponen y ang memperkuat jaringan lunak. Secara fisiologis, jaringan mengalami tekanan yan g berlebihan maka akan memicu sel saraf untuk mengirimkan impuls ke otak. Tekana n yang berlebihan akan diartikan sebagai nyeri sehingga tubuh akan berespon untu k mengistirahatkan daerah tersebut. Respon lokal yang terjadi di jaringan tersebut berupa pelepasan fibrin,neutrofil , platelet, dan plasma beserta peningkatan aliran darah yang menyebabkan edema. Edema ternyata dapat menekan pembuluh kapiler yang menyuplai nutrisi sehingga ja ringan dapat mengalami kematian. Kematian jaringan ini justru akan semakin menin gkatkan pelepasan mediator inflamasi. Kulit memberikan tekanan internal untuk me ngeluarkan akumulasi sel-sel debris dan radang tersebut. 2.1.3 Proses Penyembuhan Ulkus

Proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1.Fase aktif ( 1 minggu) Leukosit secara aktif akan memutus kematian jaringan, khususnya monosit akan memutus pembentukan kolagen dan protein lainnya. Proses ini berlangsung hin gga mencapai jaringan yang masih bagus. Penyebaran proses ini ke dalam jaringan menyebabkan ulkus menjadi semakin dalam. Undermined edge dianggap sebagai tanda khas ulkus yang masih aktif. Di samping itu juga, terdapat transudat yang creamy , kotor, dengan aroma tersendiri. Kemudian saat terikut pula debris dalam cairan tersebut, maka disebut eksudat. Pada fase aktif, eksudat bersifat steril. Selan jutnya,sel dan partikel plasma berikatan membentuk necrotix coagulum yang jika m engeras dinamakan eschar. 2. Fase proliferasi Fase ini ditandai dengan adanya granulasi dan reepitelisasi. Jaringan granulasi merupakan kumpulan vaskular (nutrisi untuk makrofag dan fibroblast) dan saluran getah bening (mencegah edema dan sebagai drainase) yang membentuk matriks granul asi yang turut menjadi lini pertahanan terhadap infeksi. Jaringan granulasi teru s diproduksi sampai kavitas ulkus terisi kembali. Pada fase ini tampak epitelisa si di manater bentuk tepi luka yang semakin landai. 3. Fase maturasi atau remodelling Saat inilah jaringan ikat (skar) mulai terbentuk. 2.1.4 Menilai Luas ulkus Di samping itu, tiga hal yang perlu dinilai untuk menentukan intervensi yang akan diberikan pada ulkus tersebut adalah tepi ulkus, dasar ulkus dan jenis discharge. Berikut Interpretasi dari ketiganya : 2.2 Ulkus Tropikum 2.2.1 Definisi Ulkus tropikum adalah ulkus yang cepat berkembang dan nyeri, biasanya pa da tungkai bawah, dan lebih sering ditemukan pada anak-anak kurang gizi di daera h tropik. 2.2.2 Epidemiologi Ulkus tropikum umumnya ditemukan di daerah tropis, beriklim panas dan lembab, pa da lapisan masyarakat dengan hygiene yang buruk terutama pada musim hujan. Pada tahun 50-an banyak ditemukan di Indonesia, tapi saat ini karena keadaan social e konomi yang makin membaik dan pelayanan kesehatan telah menjangkau pedesaan, nam paknya penyakit ini sudah sedikit ditemukan. Sebelumnya diduga faktor malnutrisi dan sosial ekonomi serta kepadatan penduduk berperan pada epidemiologi penyakit ini. Berapa jumlah penderita ulkus tropikum di Indonesia dan bagaimana distribusinya di Indonesia, tidak diketahui dengan p asti akan tetapi tampaknya sudah sangat menurun, bila dibandingkan dengan keadaa n dua atau tiga puluh tahun yang lalu. 2.2.3 Etiologi Penyebab pasti ulkus tropikum belum diketahui secara pasti. Ada 3 faktor yang me megang peranan penting dalam menimbulkan penyakit ini, yaitu trauma, hygiene dan gizi,serta infeksi oleh kuman Basillus Fusiformis yang biasanya bersama-sama de ngan Borelliavincentii. Trauma merupakan keadaan yang mendahului timbulnya ulkus . Ada kemungkinan trauma itu sangat kecil sehingga tidak memberi keluhan, namun sudah cukup untuk masuk kuman. Keadaan hygiene dan gizi merupakan faktor yang sangat penting karena mempengaruh i daya tahan tubuh seseorang terhadap serangan penyakit. Ulkus tropikum akan leb ih mudah timbul pada penderita dengan kekurangan gizi misalnya : pada keadaan ma lnutrisi akibat kekurangan protein dan kalori.Kuman yang selalu ditemui pada tah ap dini adalah Bacillus fusiformis sedangkan Borellia vincentii lebih jarang. Pa da yang kronis kedua jenis kuman tersebut biasanya tidak lagi ditemukan. Bacillu s fusiformis berbentuk batang lurus atau bengkok dengan ujung pipih. Anaerob, gr am negatif, dan pleomorfik. Kuman ini normalnya hidup dalam tanah lembab, yang k aya dengan organisme intestinal dan bahan-bahan anorganik. Keadaaan ini ditemuka

n didaerah pedesaan yang fasilitas dan sanitasinya buruk. Borellia vincentii ber bentuk kumparan merupakan kuman anaerob. 2.2.4 Gejala Klinis Ulkus biasanya hanya satu dan letaknya di tungkai bawah, paling sering disebelah lateral. Timbulnya pada umumnya didahului oleh trauma atau gigitan serangga, da pat juga terjadi diatas penyakit kulit yang sudah ada, misalnya dermatitis, piod erma. Kelainan kulit yang mula-mula timbul berupa lepuh kecil berisi cairan sero senguinolen. Lepuh ini dalam beberapa jam akan pecah dan membentuk ulkus kecil y ang tertutup oleh jaringan nekrotik.Hanya dalam beberapa hari ulcus cepat meluas ke samping dan ke dalam. Bahkan pada penderita yang keadaan umumnya buruk, ulku s dapat merusak otot, tendon, dan tulang. Biasanya dalam waktu 2 minggu ulkus te lah mencapai ukuran maksimum, dapat mencapai garis tengah 5 cm atau lebih. Bentu k ulkus lonjong atau bulat, tertutup oleh jaringan nekrotik dan secret serosangu inolen yang banyak dan meleleh. Tepi sedikit lebih tinggi daripada kulit yang no rmal.Dinding ulkus tidak bergaung, tapi sedikit melandai sehingga berbentuk sepe rti cawan. Jaringan sekitar ulkus juga turut meradang. Ulkusnya nyeri dan mengel uarkan bau seperti telur busuk. Namun, demikian biasanya tidak disertai gejala k onstitusi, seperti demam dan juga tidak ada pembesaran kelenjar getah bening reg ional.Pada ulkus tropikum yang sudah berlangsung lama, gambaran klinisnya mengal ami perubahan. Tanda radang disekitar ulkus sudah jauh berkurang atau menghilang . Pinggir ulkus mengeras karena mengalami fibrosis. Dasar ulkus lebih bersih ter diri atas jaringan granulasi tidak lagi nyeri dan baupun menghilang. Pada bagian yang menyembuh terlihat jaringan parut dan hipopigmentasi. 2.2.5 Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan darah rutin : dijumpai leukositosis, LED meningkat 2. Pemeriksaan khusus dengan : Mikroskop lapangan gelap untuk mencari Borel lia vincentii dan Basillus fusiformis. 3. Pewarnaan Burry untuk melihat Borellia vincentii. 2.2.6 Diagnosis Diagnosis ulkus tropikum dapat ditegakkan dengan melihat tanda-tanda klinis, Dal am keadaan akut mudah dibuat. Pemeriksaan sediaan langsung dari secret yang diam bil dari dinding ulkus untuk mencari Basillus fusiformis dan Borellia vincentii, kadang-kadang perlu untuk memperkuat diagnosis. Ulkus tropikum yang sudah berlangsung lama tidak lagi mempunyai tanda-tanda klin is khas, sehingga diagnosis lebih sulit ditentukan. Gambaran klinisnya menyerupa i ulkus varikosum atau ulkus yang lain. Akan tetapi dengan anamnesa yang teliti dan pemeriksaan lain mungkin masih dapat didiagnosis. 2.2.7 Diagnosis Banding 1. Ulkus varikosum 2. Ulkus karena jamur, atau tuberculosis 2.2.8 Pengobatan Umum Istirahat, keadaan gizi diperbaiki dengan cara memberikan makanan yang m engandung kalori dan protein tinggi, serta vitamin dan mineral. Menghindari trauma atau gigitan serangga. Khusus Sistemik : Injeksi penisilin i.m 600.000 1,2 juta IU selama 10 hari atau Amoksisilin 4 x 500 mg selama 5 10 hari Topical : Kompres dengan KMnO4 1/5000 1/10000. Jika lesi bersih diberi salep salisil 2% 2.2.9 Prognosis Sebagian besar penerita umumnya baik jika ditangani dengan pengobatan dantindaka n yang benar.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ulkus adalah ekskavasi yang berbentuk lingkaran maupun ireguler akibat dari hila ngnya epidermis dan sebagian atau seluruh dermis. Ulkus tropikum adalah ulkus ya ng cepat berkembang dan nyeri, biasanya pada tungkai bawah, dan lebih sering dit emukan pada anak-anak kurang gizi di daerah tropik. Penyebab pasti ulkus tropiku m belum diketahui secara pasti. Ada 3 faktor yang memegang peranan penting dalam menimbulkan penyakit ini, yaitu trauma, hygiene dan gizi,serta infeksi oleh kum an Basillus Fusiformis yang biasanya bersama sama dengan Borelliavincentii. Diagnosis ulkus tropikum dapat ditegakkan dengan melihat tanda-tanda klinis, Dal am keadaan akut mudah dibuat. Pemeriksaan sediaan langsung dari secret yang diam bil dari dindingulkus untuk mencari Basillus fusiformis dan Borellia vincentii, kadang-kadang perlu untuk memperkuat diagnosis. 3.2 Saran Memberikan edukasi yang jelas pada pasien tentang penyakitnya dan faktor -faktoryang dapat memperberat penyakitnya. Penatalaksanaan yang efektif dan efis ien pada penderita untuk mendapatkan hasilyang baik.

DAFTAR PUSTAKA Djuanda, Adhi, dkk, 2007, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima, BalaiPenerbit FKUI, Jakarta. Hartanto H dkk. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC, 2006; 2326.

Novita, Liza, 2009, Ulkus Kruris, http://www.scribd.com/doc/14846860/ULK US-KRURIS. Siregar R.S. Ulkus Tropikum, Ulkus Trofik. Saripati Penyakit Kulit. Edis iJakarta: EGC,2005 : 63. Soetomo, 2009, Penyakit Kulit dan Kelamin, Airlangga University Press, S urabaya. South H. Wound Care for People Affected by Leprosy: A Guide for LowResou rce Situation. Greenville: American Leprosy Missions, 2001. Sularsito SA. Ulkus Kruris. Dalam: Djuanda Adi, ed. Ilmu Penyakit Kulit danKelamin. Edisi VII. Jakarta: FKUI press,. 2007; 247.

Anda mungkin juga menyukai