Nama : Jennifer Thomasyadi NPM : 1206308015

TUGAS HUKUM PERIKATAN

Jika dalam suatu perjanjian timbal balik tercantum kalusula dalam hal salah satu pihak wanprestasi maka perjanjian ini batal demi hukum tanpa perlu putusan hakim. Sehubungan dengan Pasal 1266 KUHPerdata, bagaimana pendapat saudara/i, apakah klausula demikian berlaku? Jelaskan dengan argumentasi hukum yang lengkap! Jawab : Klausula yang bermaksud mengenyampingkan ketentuan Pasal 1266 KUHPerdata tersebut, dapat diberlakukan bagi para pihak dalam hal salah satu pihak wanprestasi. Pada dasarnya ketentuan Pasal 1266 KUHPerdata menentukan mengenai syarat batal. Syarat batal yang dimaksud merupakan suatu batasan, dimana jika salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya dalam perjanjian (wanprestasi), maka pihak yang lain dalam perjanjian itu dapat membatalkan perjanjian secara sepihak. Klausul semacam ini dianggap selalu ada dalam setiap perjanjian, yang berlakunya tidak serta merta, melainkan harus dimintakan pembatalannya kepada pengadilan. Walaupun isi pasal tersebut seakan bersifat memaksa/wajib untuk ditaati, namun dapat dikesampingkan di dalam perjanjian para pihak. Sebab, berdasarkan yurisprudensi tetap, diantaranya : HR 20 Desember 1850, W 11203, HR 17 Februari 1961, NJ 1961 No. 437; terbuka peluang bagi para pihak untuk mengenyampingkan ketentuan Pasal 1266 alinea 2, 3 , dan 4 KUHPerdata. Pengenyampingan Pasal 1266 KUHPerdata dalam perjanjian-perjanjian yang bertimbal-balik dimungkinkan dengan ketentuan sebagai berikut: Tidak semua ketentuan di dalam Pasal 1266 KUHPerdata yang dikesampingkan, secara logika hanya alinea kedua dan ketiga yang dapat dikesampingkan, karena bilamana alinea pertama dikesampingkan, maka anggapan adanya syarat bubar tidak pernah ada, sehingga persetujuan tidak dapat bubar; Kalusula mengenai syarat batal tersebut harus dinyatakan secara tegas di dalam perjanjian, bahwa hak yang dimiliki oleh para pihak berdasarkan ketentuan pasal tersebut (pasal 1266 KUHPerdata), dalam hal ini pada alinea kedua dan ketiga, secara tegas telah dilepaskan. Pencantumannya di dalam akta perjanjian dilakukan dengan frasa sesuai dengan apa yang disepakati para pihak. Pengenyampingan tersebut merupakan kesepakatan para pihak sejak awal. Adanya asas kebebasan berkontrak, yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk membuat perjanjian dan mengatur sendiri isi perjanjian tersebut sesuai dengan yang mereka sepakati bersama, sepanjang memenuhi ketentuan sebagai berikut : memenuhi syarat sebagai suatu perjanjian; tidak dilarang oleh undang-undang; sesuai dengan kebiasaan yang berlaku; dilaksanakan dengan itikad baik (Pasal 1338 KUH Perdata), serta tidak boleh merugikan pihak ketiga manapun (Pasal 1340 KUH Perdata). Hal ini disepakati, tujuannya agar terjadinya wanprestasi oleh salah satu pihak akan berlaku sebagai syarat batal, sehingga para pihak dapat membatalkan perjanjiannya secara sepihak tanpa perlu mengajukan pembatalan melalui pengadilan yang mungkin akan membutuhkan biaya, waktu serta tenaga yang sangat besar. Disamping itu, berdasarkan pacta sunt servanda maka perjanjian yang telah disepakati dan dibuat berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Sehingga klausul yang terdapat di dalam perjanjian termasuk mengenai batalnya perjanjian tanpa perlu putusan hakim jika salah satu pihak wanprestasi, berlaku mengikat bagi para pihak untuk ditaati.

Nama : Jennifer Thomasyadi NPM : 1206308015 Dengan mengenyampingkan ketentuan pada alinea ke-2 dan ke-3 Pasal 1266 KUHPerdata, maka para pihak harus menanggung akibat hukum yang akan timbul, yaitu pembatalan perjanjian oleh para pihak tidak dapat meniadakan atau menghilangkan hak-hak pihak ketiga yang telah terbit sehubungan dengan perjanjian yang mereka batalkan tersebut. Yang dapat dibatalkan melalui pembatalan tersebut hanyalah akibat-akibat yang dapat terjadi di masa yang akan datang di antara para pihak. Jadi, tidak mengembalikan ke keadaan semula, melainkan hanya membatalkan perikatan dan perjanjian antar-para pihak yang mengikatkan diri dalam perjanjian.