Anda di halaman 1dari 2

I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditas ekspor non migas Indonesia, baik sebagai sumber penghidupan bagi petani produsen maupun penyumbang devisa negara dari subsektor perkebunan. Kakao dimanfaatkan sebagai bahan penyedap yang digunakan untuk produksi makanan, kue, minuman, bahan kosmetik, dan sumber lemak nabati (Sunarto, 1992).

Indonesia memiliki peluang besar untuk pengembangan kakao sebab memiliki persediaan lahan yang cukup luas, banyak tenaga kerja, dan murah. Prospek pemasaran kakao di luar negeri cukup mantap dan kebutuhan kakao dalam negeri pun terus meningkat, sehingga pada repelita III-V, mendapat perhatian dari Departemen Pertanian (Siregar dkk, 2003).

Pengembangan

komoditi

perkebunan

menempati

prioritas

tinggi

dalam

pembangunan bidang ekonomi di provinsi Lampung, karena di harapkan sebagai penggerak perekonomian masyarakat dan sebagai salah satu sub sektor penghasil devisa melalui kegiatan ekspor komoditas perkebunan. Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Provinsi Lampung yang tersebar hampir diseluruh kabupten di Provinsi Lampung.

Luas areal tanaman Kakao Rakyat di Provinsi Lampung Tahun 2009 mencapai 39.576 ha dengan produksi 27.429 ton, sedangkan milik swasta luas areal kakao 3.198 Ha dengan produksi 4.037 ton. Tahun 2009 Volume Ekspor Komoditas Perkebunan Lampung Sebesar 4.643.393,68 Ton, Volume Ekspor Kakao

Lampung Pada Tahun 2009 Mencapai 96.979,65 Ton atau 2,08 %, sedangkan

Nilai Ekspor Perkebunan Provinsi Lampung 4.080.552.124 US $, nilai Ekspor Kakao Lampung Tahun 2009 Mencapai 228.546.507 US $ atau 5,60 %. Kakao Lampung di ekspor dalam bentuk biji kakao kering dan kulit kakao (Dinas Perkebunan Lampung, 2010).

Ketersediaan bibit kakao yang berkualitas merupakan modal awal yang sangat penting dalam usaha pengembangan tanaman kakao. Salah satu upaya untuk membuat bibit kakao yang baik dan berkualitas adalah dengan menyediakan media tumbuh yang subur

Kandungan hara pupuk yang dihasilkan dari kotoran ternak tidak terlalu tinggi, tetapi pupuk kandang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia tanah seperti struktur tanah, porositas tanah, kapasitas lapang dan kemampuan tukar kation tanah serta merupakan kondisi ekologi yang baik untuk perkembangan mikroorganisme. Kotoran ternak mengandung beragam hara mobile yang dibutuhkan benih dalam proses fisiologisnya. Ternak sebagai herbivora, mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam tanah padas terhadap pertumbuhan bibit kakao.

Anda mungkin juga menyukai