Anda di halaman 1dari 18

CEK LAGI BAHAN BAB III PERINTIS!

1. CARA PENUMBUHAN KESADARAN

dulu pada masa perintis memerlukan partner paroki untuk masuk ke paguyubanpaguyuban. Dulu nyari-nyari, sekarang banyak yang meminta untuk didampingi. Karena keterbatasan tenaga, kadang ada paguyuban yang tidak bisa didampingi. Maka seharusnya diperlukan pembentukan kader baru sebagai motivator lokal, dalam desa binaan. Setelah ditinggal oleh LSM. Bu Anna 9 Februari

Deklarasi ganjuran adalah salah satu bentuk dari mekanisme penyadaran Menjadi berkat bagi yang lain berarti menjadi sahabat, mencari sahabat, tidak mencari musuh dan tidak menjadi musuh. Oleh karena itu spiritualita dibalik Deklarasi Ganjuran adalah bersahabat dengan siapa saja, dan bersahabat dengan apa saja, dengan kepemihakan pada yang menderita. Hlm 24 Kebetulan awal itu memang Romo Tomo sebagai romo paroki disitu di Ganjuran. Nah makanya dia mengajak anggota dewan Gereja atau dewan Paroki untuk mengadakan peringatan HPS itu. Terus berkembang-berkembang, terus mengajak orang dari luar Gereja Ganjuran. Tapi awal itu memang panitia dari dewan pengurus dewan gereja itu. Karena Romo Tomo itu Romo Paroki. Mas hardiyoko Melalui jalur spiritualita. Dengan memasukkan nilai-nilai teologis yang sangat kental untuk melakukan perlawanan terhadap penindasan. Masyarakat yang menjadi anggota kebanyakan masih masyarakat yang beragama katholik, karena jalur masuk yang diambil melalui paroki-paroki. Kalau sudah sampai Deklarasi Ganjuran itu kan sebenarnya suatu wujud keprihatinan petani itu sendiri. Dengan adanya semacam degradasi kualitas tanah, lalu juga kualitas hidup mereka sendiri. Sehingga memang disitu tidak ada urusan agama tertentu ketika kita ngomong tentang pertanian, tetapi ini urusan semua orang ketika kalau ngomong tentang pangan. Nah untuk itu kenapa ini bisa diterima oleh beberapa kalangan ya disitu. Karena pada prinsipnya dalam sebuah agama itu memang bahwa bumi ini adalah anugerah dari Tuhan. Dan kwajiban manusia bahwa kita memanfaatkan dan memelihara untuk kesejahteraan kita sendiri.

Tumbuhnya kesadaran anggota kelompok masyarakat merupakan untuk penting adalam proses penguatan/ empowerment. Ini terlaksana dalam serangkaian dialog, motivasi-motivasi, training, atau penggalakan semangat religius. Hlm 6

Hambatan cara penumbuhan kesadaran: a. Khawatir akan hasil pertanian akan menurun. Hal ini meliputi sistem produksi, sistem pemasaran, dan sistem konsumsi. b. Dominasi PPL pertanian dan suplay terus-menerus dari pemerintah (pupuk, benih, dan pestisida).

Pada deklarasi Ganjuran mendapat masukan tentang pola pertanian yang aman secara lingkungan dan secara sosiologis. Pada saat itu petani mengalami ketergantungan terhadap benih hibrida yang semuanya harus beli dan rentan terhadap hama penyakit. Tantangan LSM SPTN-HPS pada masa Orde Baru, pemerintah pada saat itu represif. Membujuk masyarakat juga sulit, karena masih sulit untuk dibiasakan meninggalkan tata cara pertanian konvensional. Solusi yang dilakukan dengan melakukan pendekatan dalam hal pembuatan kelompok, disamping diadakan pelatihan. Penyebaran kelompok tani semakin menyebar? Iya. Jadi misalnya meskipun pertanian lestari tapi kan kelompok-kelompok tani ini banyak. Dan karena sifatnya itu kita itu menyebarkan dengan sistem satu orang menyebarkan, jadi makin lama yang mengikuti semakin banyak yang melakukan pertanian organik. Tapi juga tantangannya besar, karena pada waktu itu pemerintah kan masih sangat represif ya, untuk kita melakukan pertanian organik ini, masih cukup dilarang. Belum ada undang-undang yang melindungi itu. Belum banyak orang yang tertarik pada pertanian organik masih sedikit. (mas hardiyoko) Tantagan dri masyarakat dalam penyebarannya gimana mas? Ya, kalau dari pemerintah bersifat larangan itu ya belum dengan undang-undang yang mengizinkan petani untuk menanam, bahkan sampai kecamatan, sampai desa pun itu sudah ditentukan dengan pola pertanian BIMAS, INMAS itu. Dan dari masyarakat sendiri kan belum melihat pertanian organik itu sebagai suatu yang bagus, karena selama itu mereka masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia dan itu sudah menjadi perilaku sehari-hari. Belum, sudah terbiasa ya. Nah ini sulit untuk meninggalkan itu, meskipun dengan analisa ekonomi di perlihatkan bahwa ini tidak menguntungkan, dengan memperlihatkan dampak lingkungannya juga merugikan. Ini mereka tetep belum bisa tertarik untuk, baru menjadi kelompok-kelompok kecil yang ada di banyak tempat itu, kelompok tani pertanian organik itu. Jadi masih sedikit sekali. Tapi kalau sekarang sudah banyak, dari

pemerintah sendiri sudah banyak melakukan pertanian organik. Tapi entah standarnya seperti apa, ukurannya seperti apa kita tidak tahu. Tapi sekarang bahkan pemerintah kan sudah ada gerakan organik 2010 itu. Tapi pada waktu itu masih ini cukup ditolak oleh masyarakat. Mas hardiyoko Pendamping kelompok diambilkan dari orang-orang seperti apa? Kalau dari SPTN sendiri kan yang sekretariat ini kan awalnya ada dari panitiapanitia peringatan HPS, pada awal peringatan itu kan. Nah itu baru masuk staf yang tahu bidang pertanian. Kalau yang lainnya ya, misalnya ada PPL yang dari pemerintah yang mau dan punya paham pertanian organik ya itu yang kita ajak. Terus dari petani-petani ini, ini yang sudah banyak berlatih sudah banyak mengikuti pelatihan yang sering kita adakan. Nah itu ketika kembali ke lapangan dia menjadi istilahnya pelatih atau penyebar pertanian organik itu. Jadi mereka menjadi pelatih bagi masyarakat sekitarnya. Nah, ini yang sebetulnya menjadi ujung tombak kita dalam penyebaran pertanian organik itu. mas hardiyoko Yang penyebarannya di seluruh Indonesia itu juga pakai jaringan paroki Gereja? Banyak yang dimulai iya. Misalnya ya, kita di Flores itu mau tidak mau tetep ketemu dengan Romo yang membawahi ya. Pada awalnya gitu. Soalnya di daerah sana juga kebetulan tahu kontak personnya. Nah kemudian juga di Batulicin itu juga iya. Pastor juga. Tapi di Toraja enggak. Tapi Toraja dulu awalnya, saya tahu persis, pertama disana itu ada teman-teman di sana. Kebetulan ini mereka ya semacam pemuda Katholik itu. mereka kadang datang ke suatu paroki untuk mengembangkan pandangannya. Nah kemudian ini berkembang. Kemudian paroki itu tidak ada hubungannya apa-apa. Tetapi paroki itu tahu, walaupun berkembangnya di masyarakat. Samapai sekarang paroki tahu, tetapi ini sudah diluar. Tidak ada struktur hierarkinya. MAS YAIS DAN MBAK YANTI 2. PEMBENTUKAN PAGUYUBAN UNTUK MEMPERKUAT KESADARAN

Sebelum membentuk paguyuban, pertama-tama masyarakat dikenalkan dengan programprogram LSM yang hendak dilaksanakan serta tujuan dari gerakan LSM. Serta LSM tidak melayani pendampingan personal. Kalau dulu dilakukan setengah menekan. Dulu melawan pemerintah, karena tentang hak paling pokok yaitu kedaulatan pangan tidak diberikan. Bu Anna 9 Februari

Musyawarah-musyawarah asli sebaiknya dikembangkan dalam masyarakat-masyarakat basis (pengembangan mental kerakyatan) agar satu dengan yang lainnya semakin menjadi BERKAT. Hlm 6 (ROMO TOMO)

Spiritualitas Belas Kasih maupun spiritualita Berkat berarti siap mengamalkan belas kasih Tuhan, siap menjadi berkat Tuhan bagi bumi, seluruh sesama, dan sesama ciptaan Tuhan (diambilkan dari surat dalam Injil). Hlm 14 (ROMO TOMO) Proses pembentukan dan pengembangan kelompok melalui tahapan-tahapan yang wajar seperti: pengenalan pertama, dimana orang mulai mengenal dan memahami pandangan, metode, dan praktek-prektek pertanian lestari. Kemudian membentuk kelompok atau paguyuban terdiri atas lima sampai tiga puluh anggota. Lalu kelompok mulai ikut dalam program kegiatan dengan melaksanakan kegiatan pertanian lestari sesuai situasi. Disitu pertemuan-pertemuan secara berkala diadakan. Sekaligus mereka menerapkan pola konsumsi mulai dari keluarga lingkungan terdekatnya. Akar mulai tertanam, batang mulai tumbuh, demikian upayanya berkembang dengan mengajak tetangga terdekat untuk melihat dan ikut. Hlm 13 (R.hardaputranta)

Dalam komunitas itulah para warga dapat berinteraksi, berkomunikasi dan mewujudkan gagasan dan cita-cita gerakan pembangunan pertanian, pedesaan dan kenelayanan yang lestari secara konkret dalam berbagai kegiatan keseharian. secara teori, prinsip verja komunitas hdala partisipasi, tanggung jawab dalam peran serta yang sama. sedangkan kekuatan yang mendasarinya hdala prakarsa, inisiatif yang kreatif dalam semangat kemitraan dalam berbagai bentuk kegiatan. hlm iii

Didalam pertemuan-pertemuan kelompok diadakan musyawarah untuk membahas permasalahan dan kebutuhan bersama dari anggota-anggota paguyuban. Demikian pula memperdalam dan bertukar pikiran/ pengalaman mengenai cara-cara produksi dan konsumsi lestari. Sesudahnya usaha-usaha pemersatu dapat diperluas sambil melibatkan orang-orang atau pihak-pihak luar. Misalnya usaha ekonomis untuk penjualan pupuk, simpan pinjam, mengusahakan pemrosesan bersama hasil pertanian, dsb. Rencana program jangka pendek dan panjang mulai dibuat dalam musyawarah kelompok. Tahap berikut, barangkali mulai kegiatan-kegiatan memotivasi atau advokasi bersama kaum tani lainnya yang menghadapi masalah, ataupun membuat proyek-proyek pelayanna masyarakat. Bila kelompok mempunyai anggota yang berjumlah besar, kelompok-kelompok baru mulai dibentuk. Hlm 13

Pembinaan melalui, Misalnya tekanan banyak pada pemupukan (konservasi tanah), hal pembibitan, pengolahan lahan dan pengendalian hama masih banyak yang perlu kita kembangkan. Pembibitan masih belum pakai bibit lokal, tapi bibit unggul hasil rekayasa genetik yang respon pada unsur nitrogen. Pengolahan lahan membersihkan lahan total dari berbagai tanaman yang justru diantaranya berguna bagi tumbuhan yang dibudidayakan. Pengendalian hama gropyokan tikus bukan dengan pembasmi secara alami, menjaga keseimbangan ekosistem hewan yang berperan sebagai predator bagi tikus, sehingga tidak terdapat spesies dominan. Diakui tidak mudahnya memperkenalkan hal-hal diatas secara praktis dan tidak sebatas penyuluhan. Hlm 22

Untuk memperkuat daya tawar (bargaining power) mereka, solidaritas, kebersamaan, dan paguyuban mereka perlu dihidupkan kembali. Potensi sosial dan budaya, pengetahuan dan ketrampilan yang mereka miliki dan warisi sangat perlu di dayagunakan dan digali kembali. Iklim demokratis dimana mereka dapat berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan tugas-tugas kehidupan akan berkembang dalam musyawarah. Sementara kepemimpinan paternalistik dan feodalistik yang sering menghinggapi mereka sudah layak diganti dengan gaya kepemimpinan yang lebih dinamis dan partisipatif. Hlm 11

Penguatan dalam paguyuban juga ditujuakan untuk pertanahan diri dan sarana self advokasi masyarakat. Ada banyak hal dimana peran paguyuban menjadi lebih strategis, yakni dalam mengangkat masalah-masalah yang menyangkut kebijakan umum, seperti peraturan tata niaga ataupun yang menyangkut pertanahan. Disitu pauyuban dapat menjalankan pembelaan (advokasi), mengangkat suara arus bawah guna mempengaruhi opini level penentu untuk merubah kebijakan yang merugikan kaum tani. Tetapi dalam hal pembelaan atau advokasi ini, sejauh mungkin paguyuban sendiri bertindak untuk membela diri (self advocacy). Hlm 11

1. Karakteristik kelompok: kecil, kohesif, dan disiplin. Kebanyakan kelompok tani yang ada tinggal di desa yang sama, atau dalam ikatan tetangga yang sama, atau stasi/ wilayah paroki yang sama. Sebaiknya kelompok ini kecil, untuk memungkinkan proses pengambilan keputusan yang partisipatoris. Relasi pengenalan antar

pribadi antar anggota diperlukan untuk menjalin keterlibatan bersama menyangkut berbagai aspek kegiatan. Selain itu kecilnya kelompok mengurangi sifat birokratis. Walau kelompok mempunyai pengurus atau pimpinan dan ada garis organisasi keputusan tetap diambil oleh seluruh kelompok. Ciri kedua kelompok yang baik adalah adanya ikatan erat antar anggota dan organisasi. Ikatan ini tidak hanya dijamin oleh sense of belonging, tetapi perlu waktu untuk tumbuh. Kepemimpinan yang ada besar peranannya dalam menyatukan anggota. Lebih dari itu juga: dinamika organisasi dan sistemnya harus berkembang. Hlm 5 Semua yang tergerak karena ketertarikan terhadap visi dan misi membentuk kelompok rukun tani lestari: kalau kelompoknya membesar, membagi diri dalam kelompok baru (kira-kira 21 orang, lebih kecil pun bisa).

Bentuk wadah yang dipilih dalam pertemuan di Ganjuran adalah Paguyuban dan bukan Organisasi Massa. Alasan praktisnya pastilah ada, seperti misalnya susahnya meminta persetujuan untuk berdirinya suatu ormas (pada masa Orba). Tetapi sudah dijelaskan mengenai hakekat gerakan dan visi-misi sebelumnya, tidak perlu adanya ormas untuk mewujudkan visi dan misi ini. Bentuk lain yang dianggap cukup bisa mewadahi adalah paguyuban atau komunitas. Suatu komunitas lebih mengutamakan manusia-manusia daripada tugas, lebih person-oriented daripada task oriented. Komunitas mengutamakan hubunganhubungan antar manusia, kerjasama, saling berbagi, saling memikul tanggung jawab untuk kepentingan dan pertumbuhan bersama. Bagi komunitas HPS, visi dan misi serta nilai-nilai yang melandasi dianggap pegangan untuk orientasi dan arah seluruh gerak kegiatan. Hlm 30 Dalam komunitas itulah para warga dapat berinteraksi, berkomunikasi dan mewujudkan gagasan dan cita-cita gerakan pembangunan pertanian, pedesaan dan kenelayanan yang lestari secara konkret dalam berbagai kegiatan keseharian. secara teori, prinsip verja komunitas hdala partisipasi, tanggung jawab dalam peran serta yang sama. sedangkan kekuatan yang mendasarinya hdala prakarsa, inisiatif yang kreatif dalam semangat kemitraan dalam berbagai bentuk kegiatan. hlm iii (R. Hardaputranta)

Nah ketika misalnya di suatu paguyuban itu, ketika SPTN masuk kemudian selesai keluar. Apakah ada yang menunggui? Terus bagaimana mekanisme kemitraannya, ketika sudah ditinggal apakah masih ada relasi seperti apa? Nah, yang lama. Yang lama itu sebelum Waycap ya. Itu memang ada mekanisme

ya dihidupkan, itu mekanisme wilayah, koordinasi wilayah koordinator. Jadi misalnya di Kulon Progo ada koordinator wilayah korwil, koordinator Kulon Progo, Bantul, Contohnya di Ambarawa itu mirip dengan SPTN strukturnya. Artinya personalianya, disana ada ketua, koordinator, kemudian ada seksi budidaya, kemudian ada seksi pengembangan ekonomi. Itu kan seperti strukturnya SPTN. Struktur advokasi itu ada. Mirip, memang SPTN menterjemahkan seperti itu ya. Berarti selain perkembangan teknis di lapangan secara bertani itu juga muncul perkembangan organisasi yang bisa disebut anak. Ya memang kalau disebut anak ya disebut anak. Kalau disebut saudara ya saudara muda gitu. Karena mereka kebanyakan yang ada di Palembang, di Kalimantan, di Sulawesi itu menyebut Jogja ini saudara tua. Karena tidak membawahi sana, meskipun dulu sana yang membimbing SPTN, dengan struktur yang hampir sama. Di Toraja juga ada SPTL (Sekretariat Pelayanan Tani Lestari). Di Bali pernah ada, di Flores juga ada. Itu seperti SPTN, hampir sama. Tetapi sekarang kita tidak tahu persis karena kita tidak lagi masuk disana. Tapi kan mereka memang otonom itu kan sebenarnya ya merdeka punya hak untuk sesuai dengan visi. Tapi kita kemudian tidak secara rutin dibebani oleh kwajiban untuk mensuplay. Paling tidak ada majalah itu sebagai alat menjalin relasi dan komunikasi. Kemudian media peringatan HPS itu sebagai media konsolidasi. Ada satu media tapi ya ini tergantung pendanaan. Kita punya mekanisme Munas (Musyawarah Nasional), setahun sekali. Kemudian Munas ini kan lebih kepada visinya ya, visi ideologinya. Munas ini membahas tentang arah kedepannya, strateginya. Dan kemudian itu ditunjang lagi dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), ini lebih ke teknis-teknis. MAS YAIS 3. TARGET GERAKAN PERINTIS

Pemihakan kepada kaum tani dan pelestarian penghidupan dan lingkungan mereka (pertanian dan pedesaan) menjadi fokus utama gerakan. Strategi dasar yang harus ditempuh ialah pertumbuhan kembali prakarsa masyarakat tani di taraf basis serta aktualisasi potensi-potensi yang ada dalam masyarakat tani itu sendiri melalui pendampingan dan bantuan teknis sehingga terjadi perubahan perubahan yang berkelanjutan. Selain itu memperkuat posisi mereka kembali sebagai subyek dari segala usaha pengembangan. Hlm 11 (R. Hardaputranta) Sejalan dengan ini, ikut menciptakan dan memperluas ruang gerak aktivitas demokratisasi di berbagai bidang kehidupan mereka. Untuk memperkuat daya tawar (bargaining power) mereka, solidaritas, kebersamaan, dan paguyuban mereka perlu dihidupkan kembali. Potensi sosial dan budaya, pengetahuan dan ketrampilan yang

mereka miliki dan warisi sangat perlu di dayagunakan dan digali kembali. Iklim demokratis dimana mereka dapat berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan tugas-tugas kehidupan akan berkembang dalam musyawarah. Sementara kepemimpinan paternalistik dan feodalistik yang sering menghinggapi mereka sudah layak diganti dengan gaya kepemimpinan yang lebih dinamis dan partisipatif. Hlm 11 (R. Hardaputranta) Pemberdayaan gerakan-gerakan akar rumput tani, buruh, dan nelayan merupakan aset yang penting dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan modernisasi yang materialistis. Hlm 7 (G. Utomo, Pr)

Tuntutan kepada pemerintah!! Sementara ini kelompok-kelompok LSM di Indonesia juga telah menganalisa dan mengembangkan hak-hak kaum tani dalam konteks nasional dalam rangka menuju pengakuan hak-hak petani/ hak-hak masyarakat tradisional antara lain menemukan butir-butir sebagai berikut: 1. Petani harus mempunyai peluang penuh untuk menanam varietas lokal. 2. Hak petani atas lahan dan air untuk kegiatan pertanian harus dilindungi dan dipertahankan. 3. Petani harus diberi kebebasan untuk bertani dalam memilih pola produksi pertanian, pola pemasaran yang sesuai dengan kaputusan mereka. 4. Petani harus mempunyai hak untuk mendapatkan informasi dari badan-badan yang bersangkutan. 5. Pemerintah harus mengembalikan benih kaum tani yang telah dibajak dan disimpan di bank-bank den internasional. Hlm 62 (G. Utomo, Pr)

sementara kita makin mendekati akhir tahun pembangunan jangka panjang pertama-kondisi kemiskinan dari penduduk yang terutaa hidup di pedesaanm ketidak merataan atau ketimpangan dalam distribusi sarana dan hasil usaha pembangunan yang dijalankan, tetap mengusik kita semua dan pemerintah sendiri. sementara berbagai proyek pembangunan dalam pelita-pelita yang lalu telah dilancarkan, bahkan pertumbuhan GNP mencapai angka mengherankan, berkat berbagai sistem baru dan sumber daya yang dikerahkan mengentaskan

masyarakat dari kemiskinanya, banyak dari usaha-usaha tersebut telah melewati kaum tani di pedesaan. dari kekhawatiran dan keinginan akan suksesnya pembangunan dan sempurnanya cara atau sistem baru yang dimasukkan ke masyarakat pedesaan, birokrasi telah betkembang pesat, sedang masyarakat berkembang lambat. para penguasa melewati aktor-aktor kunci dari proses pembangunan sendiri, yakni rakyat itu sendiri, sungguh pun kecil, miskin, tani apalagi di pedesaan-pedesaan terpencil. hlm 1

Strategi dasar yang harus ditempuh ialah pertumbuhan kembali prakarsa masyarakat tani di taraf basis serta aktualisasi potensi-potensi yang ada dalam masyarakat tani itu sendiri melalui pendampingan dan bantuan teknis sehingga terjadi perubahan perubahan yang berkelanjutan. Selain itu memperkuat posisi mereka kembali sebagai subyek dari segala usaha pengembangan. Hlm 11
Orientasi gerakan perintis ini masih difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga tani sendiri. Hasil panen pertanian organik ditujukan paling utama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Kelebihan produksi untuk dijual setelah dikonsumsi. Tidak dijumpai petani yang menjual semua produk organiknya, dan mengkonksumsi produk pertanian kimia. Semua petani mempunyai kesadaran bahwa organik tersebut yang paling utama adalah untuk konsumsi sehat keluarga. Tindakan ini dibangun atas dua alasan, yaitu sehatnya makanan hasil pertanian organik dan rasa yang lebih enak. Hlm 92

Target gerakan: Penggunaan bahan-bahan kimia dan benih rakitan yang dikenal sebagai revolusi hijau mempunyai dampak pada corak kehidupan sosial ekonomi petani berubah secara ekstrim. 140 Tanah yang bantat membutuhkan penambahan pupuk kimia yang semakin banyak. Dalam hal ini berarti petani harus mengeluarkan lebih banyak biaya produksi. Selain itu daya kreatifitas petani dalam mengelola kesuburan tanah semakin menurun. Pupuk kimia telah menawakan budaya baru, yaitu budaya instan dalam memburu hasil. Petani ingin cepat melihat tanaman hijau dan panen dalam tempo singkat dan hasil melimpah. Dengan demikia tujuan bertani hanya sebatas aktifitas penaklukan alam untuk memenuhi kebutuhan pangan, selebihnya tidak. Pada wilayah inilah petani termakan oleh kebudayaan modern yang materialistik dan kapitalistik. 141

Deklarasi Ganjuran itu isinya: bagaimana pola pertanian yang kita usahakan itu harus kalau langkah selanjutnya aman secara lingkungan. Bagaimana kita memunculkan counter atau perlawanan terhadap itu munculnya pola pertanian yang aman secara lingkungan, prinsipnya seperti itu. (MAS Hardiyoko pranti)

Yang harus ditanggapi misalnya, ketika pasca masa kepemimpinannya pak Harto itu kan sangat represif kan waktu itu. Waktu itu kelihatan sekali di masyarakat petani itu jelas musuhnya adalah pemerintah karena melawan adalah melakukan aksi gerakan ini adalah perlawanan. Nah itu kita belum bicara dampaknya ya.MAS YAIS

4. METODE OPERASI GERAKAN

PERINTIS Dulu pemasaran hanya menjadi wacana. Dulu di LSM, dalam bidangnya hanya ada bidang fisik dan bidang non fisik. Bidang fisik yang berhubungan dengan teknis, sedangkan non fisik yang berhubungan dengan advokasi maupun isi kepala. Bu Anna Februari Fungsi LSM pada masa orde baru thd paguyuban sebagai: 1) Bertindak sebagai wahana untuk partisipasi masyarakat dan menggerakkan mereka misalnya untuk kelompok pemuda, wanita, dan petani. 2) Menyediakan informasi yang relevan untuk mengidentifikasi prioritas setempat dan membantu alokasi sumberdaya lokal untuk rencana pengembangan setempat. 3) Fasilitasi penyediaan pelayanan dan bertindak sebagai sistem penyediaan pelayanan untuk pengembangan kesejahteraan sosial, kesehatan, pertanian, dan fasilitas

infrastruktur. 4) Memobilisir sumberdaya lokal (manusia atau material), entah untuk proyek swadaya atau sebagai mitra kerja bagi sumberdaya pemerintah. 5) Menjadi juru bicara untuk mengungkapkan kebutuhan lokal dan keinginan masyarakat dan jalan keluar untuk menanggapinya.

Program-program tambahan:

Pengembangan dan penguatan kelompok-kelompok tani atau organisasi rakyat (untuk memberdayakan posisi mereka yang lemah); demikian pula pengembangan dan penguatan jaringna apda tingkat regional dan nasional.

Kegiatan advokasi atau pembelaan bagi mereka yang tergusur (korban-korban), maupun untuk menyuarakan koreksi atau perbaikan dalam kebijakan dan penyelesaian masalah tanah, tata niaga, penetapan harga pertanian.

Fasilitasi jaringan pemasaran dan pemodalan untuk menunjang aktivitas usaha-usaha tani. Pengembangan dan penguatan aspek konseptual, misi-misi, metodologi, dan pedoman aksi. Demikian juga sekaligus memasyarakatkan hal-hal tersebut kepada kalangan luas serta memberi kontribusi pemikiran-pemikiran kepada masyarakat.

Pengembangan para pendamping kelompok-kelompok tani dalam bidang teknis pertanian lestari, pembentukan kelompok, pemasyarakatan visi dan misi. Demikian pula dengan kegiatan operasionalnya. Hlm 15

Bentuk-bentuk kegiatan/ program-program yang dilaksanakan: 1. Memasyarakatkan visi dan misi Paguyuban Tani HPS. 2. Pembuatan dan pemakaian pupuk alami (kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk biologis, dan sebagainya) sebagai pupuk dasar dalam pertanian tanaman pangan. 3. Mengembangkan peternakan sebagai sumber pupuk alami, sumber pendapatan sampingan, sumber protein hewani, serta sebagai alat kerja. 4. Pengembangan lumbung tani/ lumbung paceklik/ lumbung desa sebagai upaya melepaskan diri dari tengkulak, pengijon dan menjamin ketersediaan pangan pada saat dibutuhkan. 5. Melatih kader-kader tani lestari dalam keahlian bertani lestari dan dalam

pengorganisasian paguyuban. 6. Menyelenggarakan penelitian + percobaan dan pengembangan guna mendukung budidaya pertanian yang lestari. 7. Menyelenggarakan tempat-tempat latihan dan pilot projects untuk pertanian lestari.

Untuk membebaskan petani dari ketergantungannya terhadap bibit, pupuk dan pestisida (menghadapi monopoli bibit) perlu diupayakan tumbuhnya bank-bank bibit lokal (tempat

pengumpulan jenis-jenis padi lokal beserta upaya pemuliaannya, termasuk tukar-menukar bibit padi lokal), jadi dibutuhkan kebun uji coba (Trial Farms), transfer teknologi dari ahli bibit untuk menumbuhkan pembibitan-pembibitan lokal di pedesaan.
Peran secara umum gereja ganjuran pada gerakan perintis adalah sebagai inisiator dan fasilitator, serta pembentukan visi organis atau legitimator. Faktor-faktor pendukung yang menyebabkan gereja mampu menjadi inisiator adalah: 110-111 a. Peran personal romo adalah sosok agamawan yang berlatar pendidikan ekstensi pertanian. Pandangan-pandangan dasarnya tetang pertanian organik sebagai wujud operasional ideologi organis, banyak menjadi rujukan petani dalam aktifitas bertani mereka. Peran romo ini cukup mendasar untuk membentuk kepercayaan diri petani dalam menghayati dan menyebarkan ide-ide organis dalam pertanian organik. 109 b. Struktur gereja ganjuran tidak semata sebagai tempat liturgis. Dalam tubuh gereja ganjuran terdapat satu bidang yang menbawahi persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan. Dalam bidang inilah pertanian organik dalam beberapa hal terintegrasi dengan struktur dewan paroki. 109 c. Konteks gereja sebagai kesatuan gerera universal. Gereja universal paling tinggi dikepalai oleh paus, kemudian keuskupan di sejumlah negara. Di indonesia KWI dan pimpinan keuskupan. Seorang uskup adalah otonom dan tidak tergantung pada paus. Ia adalah raja pembuat hukum, pelaksana, dan hakim di wilayahnya. Suatu keuskupan dibagi kedalam dekenat, dan dekenat terdiri darib paroki, pastor atau pimpinan paroki diangkat oleh uskup. 110-111 d. Jaringan kerjasama dengan FAO (Food and Agriculture Organizations) Adanya kerjasama programatik dengan FAO menjadi pemilihan nama HPS. Nama petani HPS menunjukkan bahwa gerakan ini universal. Hanya kebetulan terlahir dari Gereja. 111 Peranan gereja ganjuran sebagai fasilitator: Fasilitator tercermin dari fungsi fasilitasi pertemuan-pertemuan berkaitan dengan gerakan pertanian organik dan jaringan pemasaran melalui lembaga-lembaga yang berkaitan dengan gereja ganjuran. 112 Peranan khusus paroki ganjuran terletak pada peletakan dasar religiusitas dalam aktifitas pertanian organik. Teknologi pertanian organik ditangkap oleh gereja melalui romo-romonya menjadi sesuatu yang berkaitan langsung dengan persoalan keimanan. Dikatakan khusus karena di kalangan petani, menjadi petani organik berarti menyelaraskan hidup sesuai dengan landasan alkitab. 114 Menjadi petani organik adalah keniscayaan jika tidak ingin menjadi petani serakah. Dalam hal ini paroki ganjuran sebagai legitimator yang mengakui, membenarkan, dan melaksanakan pertanian organik bahwa tindakan-tindakan organis mereka berdasarkan hukuman Tuhan. Oleh karena itu tindakan organis mereka adalah bagian dari keimanan. Karena pertanian organik adalah pertanian penyelamatan. 114

Bentuk-bentuk kegiatan/ program-program yang dilaksanakan: (R. Hardaputranta, hlm 21) 1. Memasyarakatkan visi dan misi Paguyuban Tani HPS. 2. Pembuatan dan pemakaian pupuk alami (kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk biologis, dan sebagainya) sebagai pupuk dasar dalam pertanian tanaman pangan. 3. Mengembangkan peternakan sebagai sumber pupuk alami, sumber pendapatan sampingan, sumber protein hewani, serta sebagai alat kerja. 4. Pengembangan lumbung tani/ lumbung paceklik/ lumbung desa sebagai upaya melepaskan diri dari tengkulak, pengijon dan menjamin ketersediaan pangan pada saat dibutuhkan. 5. Melatih kader-kader tani lestari dalam keahlian bertani lestari dan dalam pengorganisasian paguyuban. 6. Menyelenggarakan penelitian + percobaan dan pengembangan guna mendukung budidaya pertanian yang lestari. 7. Menyelenggarakan tempat-tempat latihan dan pilot projects untuk pertanian lestari. Yang dilakukan pada awal2 gerakan pengumpulan kembali serta pengembangan bibitbibit lokal. Dengan demikian dapat di cegah kerusakan, pencemaran dan segala macam bentuk kemerosotan dan degradasi kehidupan di bumi. Hlm 30 Perlu diupayakan kembali pembebasan dari petani tumbal menjadi petani yang memiliki bargaining power. Dari yang serba ditentukan oleh pasar menjadi yang ikut menentukan pasar. Dari pertanian masukan tinggi menjadi pertanian masukan rendah. Sehubungan dengan ini perlu dihapus monopoli bibit yang sekaligus menunjang: pelestarian dan pengembangan aneka ragam sumber hayati. Hlm 31

Biasanya mereka informal menyebarkan itu. Lalu kemudian akan tumbuh lagi kelompok baru setelah kami diundang, lalu kami kunjungi, lalu mereka sepakat untuk membentuk kelompok. Nah itu kalau dari dulu disebut kaya semacam tetesan minyak. Jadi yang kita tetesi disitu, lalu akan tumbuh melebar jadi semacam itu. Seperti itu, makanya kami kadang juga masih sulit bagi kami untuk memegang misalnya hamparan gitu. Itu susah. Karena kadang satu dusun atau satu kumpulan tertentu yang mana anggotanya itu dari beberapa desa gitu. Jadi sebenarnya agak sulit. Hanya baru tahun ini kita mencoba untuk pendekatan dalam satu area. (BU Ana_ Pemuda)

Jadi dulu itu menyebar sendiri? Tapi yang dipegang oleh LSM tidak satu daerah? Ya. Jadi misalnya ada gini mbak, ada semacam paguyuban apa ya waktu itu. Misalnya paguyuban doa waktu itu dalam sebuah paroki misalnya. Nah itu kan terdiri dari beberapa dusun atau desa bahkan, begitu. Sehingga itu juga sulit. Nah ketika ini mereka kesulitan lalu justru kadang membuat kelompok-kelompok baru. Ini sulit untuk kumpul dengan induknya waktu itu awal. Lalu ini membuat kelompok di desa ini, membuat kelompok di desa ini gitu. Tetapi kelompok kami, pendekatan kami belum pernah sebelumnya untuk mendekati dalam sebuah desa dengan kelompok pemerintah setempat itu, justru belum. Baru tahun ini 2009 ini, kami mencoba untuk mendekati pemerintah setempat kemudian dari wilayah area yang tertentu itu kita bekerja. Ini sekaligus juga untuk membandingkan dengan pendekatan dulu. (Bu Ana- Pemuda) Kemudian banyak yang tertarik dengan pertanian organik. Bagaimana cara dan mekanisme standar pertanian organik yang diterapkan? Untuk merubah kebiasaan petani yang sudah terbiasa dengan pertanian konvensional? Merubahnya dengan pelatihan, dengan pemberian wawasan. Tentang bagaimana sebetulnya ada gerakan kita ini kan sebenarnya gerakan yang melawan arus. Menjelaskan tentang pertanian organik bahwa kita melawan ketergantungan terhadap pupuk-pupuk kimia, pestisida kimia, ini dikuasai oleh perusahaanperusahaan multinasional. Dan bagaimana spiritualitas yang melatar belakangi dari gerakan ini. Ini menjadi gerakan pelatihan untuk wawasan, disamping ada pelatihan-pelatihan mengenai masalah teknik pertanian itu sendiri. Teknik bididaya, itu yang menjadi dasar untuk kita memberikan pelatihan pada masyarakat. Pelatihan pada manfaat pada petani-petani itu. Sehingga ketika melakukan pertanian organik, tidak hanya masalah ekonomi, masalah teknis semata. Tapi ada dasar wawasan yang melatar belakanginya. Mas hardiyoko Dalam hal benih lokal LSM mempunyai jaringan atau seperti apa? Kita di kelompok tani ini kan ada kelompok-kelompok di Jawa Tengah, kemudian Jawa Timur, DIY. Nah itu di setiap wilayah itu dan setiap kelompok-kelompok tani itu kita dorong ada istilahnya bank benih. Jadi satu atau dua orang yang mengkoleksi benih untuk kebutuhan dari anggota kelompok itu ada bank-bank benih. Nah misalnya di Purbalingga ada gathot, di Magelang ada kapeni dan sekarang banyak sekali petani-petani yang juga tidak hanya mempunyai satu-dua benih-benih. Tetapi adanya lima atau berapa, pokoknya lebih dari satu benuh lah dalam melakukan pola produksi. Sehingga itu bisa digunakan untuk anggota petani yang lain. Kalau misalnya mau menanyakan benih ketan hitam ada dimana, itu mereka juga saling bertukar informasi dan mengambil dari situ. Memang pada saat awal ini belum banyak ya, misalnya baru satu ons, satu kg atau berapa. Ini kalau kita mau nanam ya ini harus dikembangkan dulu, karena ini kan tidak ditanam dalam skala banyak. Hanya beberapa kelompok, dikembangkan, dikembangkan sehingga menjadi benih produksi. Jadi kebutuhan benih lokal ada disitu. Nah ini ada pusat-pusat atau bank-bank benih yang ada di berbagai macam daerah itu. Nah itu untuk membangun kebutuhan-kebutuhan sosial. Ini tidak secara struktural ya.

Tetapi hanya kebutuhan bahwa saya sebagai petani tertarik untuk mengumpulkan benih-benih ini. Saya mempunyai visi pokoknya benih ini sebagai sumber kehidupan, makanya saya kumpulkan. Jika ada petani lain yang membutuhkan bisa disediakan. Mas hardiyoko Pertanian organik merupakan perlawanan terhadap mainstream? Ini memang selalu kita tekankan dan ada penjelasan. Bahwa pertanian organik ini kan untuk melawan penindasan. Kita melawan industri benih yang mau memonopoli benih, memonopoli pestisida, memonopoli sarana produksi pertanian seperti itu. Seperti pestisida, pupuk juga. Sehingga petani menjadi tidak mandiri dengan pertanian organik kita itu mengusahakan pertanian menjadi petani yang mandiri, dari sarana produksinya, dari secara ekonominya, modalnya, dan dari teknologinya. Itu kita menjadi mandiri. Ya karena dari pupuk, benih, sarana produksi, modal itu kan sudah dikuasai oleh industri bisnis internasional. Ini yang selalu kita tekankan, selalu kita berikan kalau kita mendampingi kelompokkelompok tani. Ini sebagai bekal bahwa gerakan petani organik yang kita lakukan ini tidak hanya teknis semata. Mas hardiyoko Antara cendekiawan, petani, dan LSM. Sekretariat itu kan sebagai LSM yang bisa menghubungkan kemana-mana gitu lho. Jadi yang penting ada kerjasama antara cendekiawan entah UGM, entah komunika Semarang, entah komunika Kodya, entah mana. Pokoknya kerjasama antara cendekiawan yang meneguhkan dari segi scientificnya, ada petani, ada LSM. Tiga, kerjasama segitiga. Cendekiawan, petani, LSM. Sekretariat itu LSMnya. Tetapi tidak membawahi petani. Kita kan mendampingi saja. Jadi semua kelompok-kelompok tani otonom. Kita hanya cukup mendampingi, jadi tidak ada subordinasi. ROMO UTOMO WAWANCARA I

HAMBATAN METODE OPERASI GERAKAN


Pada awal gerakan organik, karena situasi sosial-politik belum kondusif. Mencari, menangkar, menanam dan mengembangkan benih lokal bukanlah hal yang mudah karena melawan mainstream. Pada awalnya benih-benih lokal yang ada dalam paguyuban merupakan benih-benih hasil buruan di pedalamanpedalaman yang kurang terpengaruh oleh kebijakan revolusi hijau. seperti di Toraja, daerah ini merupakan daerah yang tidak begitu terpengaruh kebijakan penyeragaman benih. Selain itu masih terdapat petani-petani yang secara personal mempunyai plasma nutfah benih lokal. Melalui perkenalan dengan petani seperti inilah, benih-benih lokal tersebut diperoleh. Hlm 80 Metode mendapatkan benih lokal oleh petani organik HPS melalui: hlm 82 a. Pertukaran:

Teknik yang digunakan adalah teknik intra lokal, inter lokal, regional, inter regional, nasional, dan internasional. Pertukaran benih lokal antar petani di dalam paguyuban. Pertukaran benih lokal antar petani dengan petani, antar petani dengan paguyuban, dan antar paguyuban dalam satu provinsi. Pertukaran benih lokal antar petani ataupun antar paguyuban, dengan petani atau paguyuban dari provinsi lain dalam wilayah nasional. Pertukaran benih lokal antar petani atau paguyuban dengan petani atau paguyuban atau organisasi diluar negeri, biasanya difasilitasi oleh SPTN-HPS. b. Penangkaran: Teknik: pemurnian Petani memurnikan benih-benih yang tidak jelas karena bercampur dengan benih-benih lain dalam satu areal tanaman. Teknik: kawin silang Petani mengawinkan berbagai varietas padi lokal untuk dicari sifat yang diinginkan.

5. UPAYA TRANSFORMASI SOSIAL (Analisis) Rakyat dibuat miskin oleh struktur2 yang tidak adil. Rakyat dengan sengaja disingkirkan dari tempat yang menaunginya. Kehidupan kita merupakan tantangan dari Tuhan yang penuh belas kasih untuk melimpahkan berkatnya yang membuahkan pembebasan. Pembebasan dari strukturstruktur yang tidak adil yang merendahkan harkat manusia dan ciptaanNya menuju keadilan dan perdamaian Tuhan yang mengembalikan harkat manusia dan ciptaanNya. Hlm 24
Ruh teologi pembebasan tertuang dalam karakter dan orientasi gerakan pertanian organik 1. Pilihan pertanian organik sebagai gerakan basis/ gerakan akar rumput. Motivasi ini sangat kuat, baik dari amanat Deklarasi Ganjuran maupun pandangan-pandangan petani kader yang terlibat secara intensif. Pertanian organik dijadikan sebagai alat untuk mengorganisir petani agar lebih berdaya. Pada awal kemunculannya, gerakan pertanian HPS di Indonesia merupakan gerakan yang paling luas dibidangnya. Sejak kelahirannya, deklarasi ganjuran sudah mempunyai watak diseminatif (berusaha menyebarkan informasi pertanian organik ke segala penjuru). 104 Salah satu prinsip dasar teologi pembebasan adalah adanya keberpihakan dan keterlibatan yang jelas pada kaum tertindas. Petani merupakan kaum yang termarginalkan secara mayoritas di banyak negara, terutama di Asia. 104

2. 3.

4.

5.

Pilihan menjadikan pertanian organik sebagai gerakan basis karena dengan pertanian organik menjadi lebih percaya diri dan bangga dengan dunia yang digelutinya. Petani-petani mampu menguasai teknologi mereka sendiri, menguasai benih, saling bertukar informasi tentang perkembangan teknolobi pengendaliann hayati, dan lain sebagainya. Pertanian organik sebagai gerakan basis bertujuan untuk menguasai teknologi mandiri demi kedaulatan petani. Teknologi kearifan lokal sebagai alat pembebasan untuk transformasi petani dan penyelamatan bumi. 104-105 Teknologi yang membebaskan petani untuk menjadi subyel kreatif yang mampu merefleksikan faktafakta obyektif yang mereka hadapi dan merumuskan tindakan secara sadar dan independen. 105 Tindakan pertanian bukan tindakan eksploitatif, namun komunikatif. Petani melakukan budidaya pertanian bukan hanya sekedar mengejar hasil. Petani mengembangkan kemampuannya dalam membaca pesan-pesa alam, yang dalam pemahaman Jawa mereka sebut sebagai ilmu niten. Logika pranoto mongso sebagai alat memahami perubahan cuaca dan iklim mereka bangkitkan lagi peranannya. Logika ini mengamini bahwasannya nenek moyang pada dasarnya telah mewakafkan dasar-dasar pengetahuan empiris mereka. 105 Struktur nilai gereja yang berpiha kepada kaum tani (sesuai ideologi teologi pembebasan) tema pada seminar di Ganjuran (gereja Asia adalah gereja kaum tani). Menunjukkan pemihakan gereja pada kaum miskin. 106 Spiritualisasi teknologi pertanian organik oleh tokoh agama menjadi pandangan hidup. keterlibatan romo-romo dan agamawan dalam upaya pemberdayaan kaum marginal. 107

Spiritualitas yang kental pada gerakan perintis. Adanya spiritualitas ini kemudian menjadikan petani-petani lestari bangga dan berani berbeda dengan arus utama. tujuan akhir dalam pembentukan watak petani adalah keberanian yang berbeda dengan mainstream. 138 Pemberian nafas katholik bagi petani yang kebetulan beragama katholik lebih sebagai sebuah strategi budaya agar mereka lebih menghayatinya. Artinya hal ini bisa saja dilakukan oleh pihak agama lain dengan menggali kearifan agama yang sudah petani kenal. Dengan pedekatan budaya, kelanggengan gerakan moral akan lebih bisa terjaga karena petani menghayatinya sebagai bagian dari cita-cita kehidupan yang mulia sebagai makhluk tuhan. 139

Sebuah gerakan untuk transformasi, untuk merealisasikan visi dan misinya paguyuban tani dan nelayan dalam Deklarasi Ganjuran memilih format suatu gerakan sosial. Gerakan melandaskan diri pada kesadaran dan keyakinan para pendukungnya akan visi dan misi serta nilai-nilai yang diperjuangkan. Gerakan didorong oleh keprihatinan dan melahirkan komitmen untuk bertindak dan mengubah cara bertindak ataupun kondisi-kondisi yang melingkupi kehidupan masyarakat. Hlm 27 (R. Hardaputranta) Kemandirian dari petani setelah melakukan pertanian organik ditunjukkan dengan hal apa?

Ketika mereka sudah memiliki benih lokal dalam pertanian organik padi ya saya contohkan. Itu mempunyai benih lokal. Mereka kan menggunakan pupuknya itu pupuk alami itu bisa dilakukan. Pestisida kimia karena itu sudah beradaptasi benih lokal itu. Sehingga tidak menggunakan pestisida kimia, nah itu kan semakin lama sarana produksi bisa diproduksi sendiri. Nah ini salah satu menunjukkan bahwa mereka semakin mandiri. Akhirnya kalau dalam penjualan pemasaran produk itu mereka juga bisa memasarkan langsung kepada konsumen. Yang harganya tidak berhubungan atau tidak terpengaruh oleh harga yang ditentukan oleh pemerintah. Nah ini kan menunjukkan tanda-tanda kalau kelompok petani itu menjadi semakin mandiri. Ada ukuran-ukuran seperti itu dalam konteks budidaya seperti itu, dalam pemasaran seperti itu. Dalam bidang permodalan juga merekan kan tidak tergantung lagi terhadap modal atau pinjaman modal dari luar sana. Pupuknya kan sudah bisa buat sendiri. Benihnya juga bisa dari hasil panen sebelumnya, jadinya tidak harus membeli to. Mas hardiyoko

Anda mungkin juga menyukai