Anda di halaman 1dari 75

iv

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP EFEKTIVITAS ARUS KAS (STUDI KASUS PADA PT. Z)

Oleh INDRAJIT WICAKSANA H24070060

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

iv

RINGKASAN INDRAJIT WICAKSANA. H24070060. Analisis Pengaruh Pengendalian Piutang Terhadap Efektivitas Arus Kas (Studi Kasus pada PT. Z). Dibawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI. PT. Z merupakan salah satu perusahaan yang sebagian besar aktivitas bisnis atau penjualannya dilakukan secara kredit. Perusahaan melakukan kegiatan penjualan berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan kredit yang diterapkan diharapkan mampu memberikan keuntungan yang optimal dan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat risiko penjualan secara kredit, yang mengharuskan perusahaan untuk menjalankan segala prosedur penjualan berdasarkan kebijakan kredit yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Z, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang PT. Z, menganalisis kinerja keuangan PT. Z pada periode tahun 2005-2009, dan menganalisis keefektifan pengendalian piutang terhadap arus kas. Penelitian ini mengumpulkan data dari perusahaan secara langsung baik data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara pada pihak perusahaan khususnya manajer keuangan mengenai sistem pengendalian piutang dan proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan piutang. Data sekunder diperoleh dari perusahaan berupa data laporan keuangan periode 20052009, data penjualan periode 2005-2009, studi literatur dan laporan penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis per komponen, analisis trend, analisis cash conversion cycle, dan analisis rasio keuangan. Kemudian perangkat lunak komputer yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah Microsoft Excel 2007. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis terhadap sistem manajemen piutang yang dilakukan, PT. Z telah melakukan proses manajemen, pengelolaan, dan pengendalian piutang berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure) yang telah ditetapkan oleh perusahaan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan SOP. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah piutang adalah persentase penjualan kredit, ketentuan penjualan, tipe pelanggan, dan usaha penagihan, PT. Z memiliki jumlah piutang yang cukup besar pada laporan neraca terutama dipengaruhi oleh besarnya persentase penjualan kredit dan usaha penagihan yang dilakukan. Berdasarkan analisis kinerja keuangan pada laporan keuangan perusahaan periode 2005-2009, menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kinerja keuangan yang cukup baik. Hal ini ditandai oleh angka rasio keuangan yang bernilai positif. Pengendalian piutang yang dilakukan oleh PT. Z belum berjalan efektif terhadap perolehan kas perusahaan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis cash conversion cycle yang negatif dan memiliki arti bahwa jumlah piutang yang dimiliki belum cukup untuk dikonversi menjadi kas akibat adanya faktor-faktor penghambat seperti penagihan dan tidak diterapkannya dengan baik analisa kredit (5C) kepada seluruh pelanggan.

iv

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP EFEKTIVITAS ARUS KAS (STUDI KASUS PADA PT. Z)

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk penyelesaian tugas akhir untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh INDRAJIT WICAKSANA H24070060

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

iii

Judul Skripsi

: Analisis Pengaruh Pengendalian Piutang Terhadap Efektivitas Arus Kas (Studi Kasus pada PT. Z)

Nama NIM

: Indrajit Wicaksana : H24070060

Menyetujui, Pembimbing

(Farida Ratna Dewi, S.E, M.M.) NIP: 19710307 200501 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen :

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP: 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :

iv

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dumai, 13 Maret 1989 sebagai putra bungsu dari pasangan H. Asep Harsono dan Hj. Iim Sumiati. Penulis memulai jenjang pendidikan formal pertamanya di TK Tunas Harapan II Dumai yang kemudian dilanjutkan ke SD 3 YKPP Dumai. Namun, karena pada saat SD kelas 4, ayah penulis memasuki proses persiapan masa pensiun, maka penulis pindah sekolah pada saat kelas 5 ke SDN XI Serang. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMPN 1 Serang. Kemudian melanjutkan pendidikan lagi ke SMAN 1 Serang dan pada saat itu masuk ke dalam Program Studi IPA. Selama menjalankan pendidikan di bangku sekolah, penulis sangat aktif dalam kegiatan organisasi sekolah seperti PRAMUKA dan OSIS. Pada tahun 2007, penulis telah menyelesaikan pendidikan formalnya di SMA dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007. Selanjutnya, pada tahun berikutnya penulis barulah memasuki Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dimana sebelumnya penulis harus melewati masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) terlebih dahulu. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan

kemahasiswaan dan berbagai kegiatan kepanitiaan. Hal ini dibuktikan dari keikutsertaan penulis terutama penulis pernah dipercaya menjadi ketua himpunan profesi manajemen atau akrab disebut Presiden Direktur Centre of Management (COM@-IPB) periode 20092010. Selain itu, penulis pernah menjadi moderator dan pembicara dalam acara-acara kemahasiswaan khususnya tentang organisasi dan kepemimpinan.

iv

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul Analisis Pengaruh Pengendalian Piutang Terhadap Efektivitas Arus Kas (Studi Kasus pada PT. Z). Perusahaan merupakan suatu wadah organisasi dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dalam jangka waktu yang panjang. Ada beberapa fungsi manajemen yang paling pokok yaitu manajemen SDM, Keuangan, Pemasaran, dan Produksi Operasi serta didukung oleh Sistem Informasi Manajemen dan Public Relation. Secara keseluruhan, keempat fungsi pokok tersebut berjalan saling beriringan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Adapun fungsi yang cukup berpengaruh yaitu manajemen keuangan. Ketika perusahaan dapat mengelola keuangannya dengan baik maka perusahaan dapat menjalankan aktivitas bisnisnya dengan baik pula. Salah satunya adalah pengelolaan piutang yang kemudian sangat berpengaruh pada pemasukan (inflow) perusahaan jika sebagian besar aktivitas yang dijalankan perusahaan adalah penjualan secara kredit. Penulis menyadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan skripsi ini yang tidak luput dari kesalahan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat menjadi salah satu bahan referensi dan bermanfaat bagi berbagai pihak.

Bogor, April 2011

Penulis

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada: 1. Ibu Farida Ratna Dewi S.E, M.M, sebagai dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk dapat memberikan bimbingan dan nasehat yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Bapak R. Dikky Indrawan, S.P, M.M sebagai dosen penguji pada sidang skripsi hari Senin tanggal 21 Maret 2011. 3. Pihak PT. Z, Direktur Utama, Manajer Keuangan & Umpers, Ass. Manajer Umpers, dan Staf divisi financial & accounting, yang telah memberikan izin untuk penelitian dan membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh civitas akademika Departemen Manajemen FEM-IPB, para dosen dan staf TU, terutama kepada Ibu Yusrina yang telah bersedia menjadi moderator dalam seminar hasil, kemudian kepada Pak Jimi, Ibu Yeyet, Mas Hadi, dan Bang Mumuh. 5. Mamih dan Papah tercinta, yang selalu memberikan doa disetiap waktunya, memberikan semangat, dan nasehat yang membangun sehingga Ajit dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Dede Ayahnya Qaireen dan Teh Reni Bundanya Qaireen yang juga memberikan nasehat berharga dan memberikan cerita-cerita pengalaman berharga tentang arti kehidupan. 7. Aa dan Mba Ima, yang juga memberikan semangat, nasehat, dan selalu meramaikan rumah cimuncang sehingga menambah lengkapnya kelurga besar Asep Harsono, kehadiran Aa dan Mba Ima selalu ditunggu-tunggu orang rumah. 8. Seorang perempuan berkerudung bernama Ratu Ayomi yang selalu menemani, menasehati, memberikan semangat, dan selalu ada di setiap waktu sehingga penulis sangat nyaman dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 9. Teman-teman satu bimbingan skripsi, Winda, Mevi, Nyit-nyit, Q, n Brili, terima kasih atas dukungan kalian selama ini. 10. Teman-teman sepermainan Norvi, Nanda, Lely, Bayu, Lucky, Cipa, Rari, Elis, dan Indri, senang bisa bersahabat dengan orang-orang yang seperti kalian, memiliki karakter dan ciri khas masing-masing

vi

vii

11. Bang Gerry si Manusia IT, yang selalu ada di saat komputer penulis mengalami kerusakan parah, tapi semuanya dapat teratasi dengan sangat mudah, tanpa Bang Gerry sepertinya skripsi ini sangat terhambat untuk dapat diselesaikan. 12. Orang-orang yang ada dalam satu kosan Mardhotilah, Bapak Kos, Ibu Kos, Teh Vera, KAgus, Ugi dan Bayu, Fiki dan Dani Badog yang selalu memberikan suasana kosan yang sangat nyaman sehingga penulis merasa tenang dan dapat menyelesaikan skripsi ini. 13. Keluarga Besar Manajemen 44, senang bisa dipertemukan dengan kalian semua di manajemen angkatan 2007, yang selalu memberikan inspirasi dan kalian semua adalah orang-orang yang memiliki watak yang khas. 14. Teman-teman seperjuangan di IPB dari SMANSA, TOXIC (Ten Of eX-Smansa in IPB Campus) : Yaser, Fajar, Teguh, Chandra, Lika, Aan, Deti, Nisa, Endah, ayo semuanya semangat untuk mengejar kelulusan. 15. Teman-teman Lorong 4-C3 terutama DD, Antok, Rizky, Tantry, n Iman yang pernah bersama saat dulu di asrama, terima kasih ya. 16. Rekan-rekan kerja ku di COM@ periode 2009-2010 angkatan 44 dan 45, terima kasih sudah membantu dalam satu periode kepengurusan, terutama kepada Azwar, Dani, Cipa, Rari, Ana, Ica, Elis, Agung, Uki, Ega, Keken, Gerry, dan Mute si Manusia Cerdas yang ada di Manajemen 44. 17. Hana Maretha STK 45, adik kelas SMA dan Kuliah yang juga membantu dalam proses penyusunan skripsi ini dengan baik, terima kasih banyak ya hana. 18. Ibu Gendut yang selalu memberikan menu-menu makan siang yang lezat, sehingga penulis selalu makan siang dengan makanan yang bergizi dan sehat serta selalu ada yang namanya jus jambu merah.

Bogor, April 2011

Penulis

vii

viii

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. KATA PENGANTAR ............................................................................................. UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................ DAFTAR TABEL ................................................................................................... DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... I. PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. II. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. 2.9. 2.10. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. Latar Belakang ........................................................................................ Rumusan Masalah ................................................................................... Tujuan Penelitian .................................................................................... Manfaat Penelitian .................................................................................. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian .................................................. Manajemen Piutang ................................................................................ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang............................... Variabel-variabel yang Mempengaruhi Piutang .................................... Penagihan Piutang .................................................................................. Kebijakan Piutang .................................................................................. Kebijaksanaan Pemberian Piutang ......................................................... Efektivitas Arus Kas............................................................................... Kinerja Keuangan ................................................................................... Proses Pengambilan Keputusan ............................................................. Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. Pengumpulan Data .................................................................................. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................. 3.4.1 Analisis Per Komponen ......................................................... 3.4.2 Analisis Trend........................................................................ 3.4.3 Analisis Cash Conversion Cycle ........................................... 3.4.4 Analisis Rasio Keuangan Perusahaan .................................... 1 3 3 3 3 4 5 6 7 7 9 10 10 11 11 12 14 14 14 15 15 16 17 iv v vi viii x xi xii

TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

viii

ix

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. 4.8. Sistem Manajemen Piutang pada PT. Z .................................................. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang ............................... Proses Manajemen Piutang pada PT. Z .................................................. Pengelolaan dan Pengendalian Piutang PT. Z ........................................ Proses Penagihan Piutang PT. Z ............................................................. Analisis Trend ......................................................................................... Analisis Cash Conversion Cycle ............................................................. Analisis Rasio-Rasio Keuangan .............................................................. 4.8.1. Rasio Likuiditas .................................................................... 4.8.2. Rasio Aktivitas ...................................................................... 4.8.3. Rasio Pengungkit .................................................................. 4.8.4. Rasio Profitabilitas ................................................................ 4.9. Implikasi Manajerial .............................................................................. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ................................................................................................. 2. Saran ........................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. LAMPIRAN ............................................................................................................. 47 48 49 51 18 21 25 28 30 32 36 38 38 41 42 44 45

ix

DAFTAR TABEL

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Halaman Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi .............................................................. Analisis Per Komponen Laporan Neraca .......................................................... Analisis Cash Conversion Cycle ........................................................................ Analisis Trend Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi ..................................... Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi .............................................................. Waktu & Persentase Penyisihan Piutang ........................................................... Analisis Trend Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi ..................................... Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi .............................................................. Analisis Cash Conversion Cycle ........................................................................ Rasio Likuiditas ................................................................................................. Laporan Penyesuaian Arus Kas ......................................................................... Rasio Aktivitas ................................................................................................... Rasio Pengungkit ............................................................................................... Rasio Profitabilitas ............................................................................................. 2 20 21 22 23 31 35 35 36 39 40 42 43 44

xi

DAFTAR GAMBAR

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Halaman Proses Anjak Piutang untuk Tagihan ................................................................. Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................................... Proses Manajemen Piutang PT. Z ...................................................................... Proses Pengelolaan & Pengendalian Piutang PT. Z ........................................... Proses Penagihan Piutang PT. Z ........................................................................ Analisis Trend Beberapa Akun Neraca .............................................................. Analisis Trend Beberapa Akun Laba Rugi & Lain-lain .................................... Analisis Cash Conversion Cycle ........................................................................ Rasio Likuiditas ................................................................................................. Rasio Aktivitas ................................................................................................... Rasio Pengungkit ............................................................................................... Rasio Profitabilitas ............................................................................................. 8 13 28 30 32 36 36 37 40 42 43 44

xi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Halaman Analisis Perhitungan .......................................................................................... Analisis Perhitungan Rasio ................................................................................ Analisis Cash Conversion Cycle ........................................................................ Analisis Trend .................................................................................................... Analisis Per Komponen ..................................................................................... Laporan Neraca PT. Z ........................................................................................ Laporan Laba Rugi PT. Z .................................................................................. Laporan Arus Kas PT. Z .................................................................................... Daftar Kuesioner ................................................................................................ 51 53 54 55 56 57 58 59 60

xii

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Perusahaan adalah suatu wadah yang terdiri dari sekumpulan manusia yang bekerja secara bersama-sama untuk menjalankan fungsi manajemen, yaitu manajemen sumber daya manusia, manajemen keuangan, manajemen produksi operasi, dan manajemen pemasaran. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan yakni untuk memperoleh keuntungan namun ada pula perusahaan yang didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan (tidak mengejar keuntungan). Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan baik dalam bentuk barang maupun jasa. Perusahaan yang kegiatan bisnisnya dalam bentuk barang biasa disebut perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Perusahaan dagang melakukan kegiatan menjual barang-barang dagang tanpa harus terlibat dalam kegiatan produksi dan perusahaan manufaktur memproduksi barangbarang secara langsung yang kemudian dijual pada konsumen. Pada sebuah perusahaan khususnya perusahaan manufaktur, manajemen keuangan memiliki peran yang cukup penting dalam sebuah fungsi manajemen perusahaan. Pada saat perusahaan melakukan sistem penjualannya secara kredit maka kemudian akan timbul piutang. Hal ini akan berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan terutama berdampak pada arus kas. Adapun suatu masalah yang sering terjadi yaitu saat konsumen lalai dalam melakukan pembayaran. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan, yaitu keterlambatan dalam pelunasan piutang dan arus kas perusahaan pun akan menurun sehingga berpengaruh pada efektivitas kegiatan operasional perusahaan. Cash Conversion Cycle merupakan suatu analisis yang

menggunakan pendekatan bahwa tujuan perusahaan meminimalkan modal kerja dengan syarat modal kerja itu harus cukup untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan. Proses meminimalkan modal kerja dilakukan dengan

mempercepat penagihan kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan, dan mengurangi pembelanjaan dengan kas. (Keown, 2010). PT. Z merupakan salah satu perusahaan yang sebagian besar aktivitas bisnis atau penjualannya dilakukan secara kredit. Perusahaan melakukan kegiatan penjualan berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan kredit yang diterapkan diharapkan mampu memberikan keuntungan yang optimal dan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat risiko penjualan secara kredit yang mengharuskan perusahaan untuk menjalankan segala prosedur penjualan berdasarkan kebijakan kredit yang dimiliki. Berikut data mengenai bebarapa akun pada laporan neraca dan laporan laba rugi yang berkaitan dengan kegiatan penjualan secara kredit : Tabel 1. Beberapa Akun Laporan Neraca dan Laba Rugi
Uraian 2005 2006 TAHUN 2007 2008 2009

Akun Neraca (Ribu Rupiah) Piutang 7,039,396 4,777,423 7,224,041 10,093,968 10,844,969 Kas & Bank 437,399 218,305 222,595 523,491 747,968 Akun Laba-rugi (Ribu Rupiah) Penjualan 17,550,718 24,615,756 27,163,293 26,398,879 33,940,129 Laba Bersih 566,467 998,026 306,816 71,409 1,325,226 Lain-lain (Ribu Rupiah) Penyisihan 112,971 41,604 41,604 41,604 389,331 Piutang

Perusahaan menjalankan prosedur penjualan berdasarkan kebijakan kredit yang dimiliki karena berkaitan dengan karakterisitik produk yang dijual, yakni terkait dengan kualitas produk yang memberikan garansi sesuai batas waktu yang ditentukan, sehingga biasanya konsumen akan mendapatkan retur pembelian saat produk yang digunakan tidak sesuai dengan kinerja yang diharapkan. Adapun retur pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan memberikan dampak pada penerimaan piutang yang akan dibayar oleh konsumen pada perusahaan. Oleh sebab itu, dalam sebuah perusahaan perlu adanya sistem pengendalian piutang yang baik agar dapat mengelola keuangannya dan terus beroperasi untuk memenuhi permintaan pasar serta menjaga loyalitas dan kepercayaan pelanggan.

1.2. Rumusan Masalah PT. Z adalah perusahaan yang telah lama berdiri dan sangat berpengalaman pelaksanaannya, dalam menjalankan masih bisnisnya. mengalami Namun dalam pada

perusahaan

permasalahan

perolehan piutang. Selain itu perusahaan juga telah memiliki pelanggan hingga berjumlah 190 perusahaan, yang menunjukkan perusahaan sudah sangat dipercaya dan mampu memberikan produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana sistem manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Z? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi besarnya piutang PT. Z? 3. Bagaimana kinerja keuangan PT. Z pada periode tahun 2005-2009? 4. Bagaimana keefektifan pengendalian piutang terhadap arus kas? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah 1. Mengetahui sistem manajemen piutang yang dijalankan pada PT. Z? 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang PT. Z? 3. Menganalisis kinerja keuangan PT. Z pada periode tahun 2005-2009? 4. Menganalisis keefektifan pengendalian piutang terhadap arus kas? 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai dan manfaat kepada berbagai pihak yang membutuhkan terutama bagi pihak perusahaan seperti pertimbangan dalam menerapkan sistem pengendalian piutang dan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan piutang. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi atau pedoman untuk penelitian selanjutnya. 1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Pada saat melakukan penelitian, peneliti hanya membahas tentang sistem pengendalian piutang yang berkaitan dengan efektivitas arus kas. Hal ini diperoleh dari analisa terhadap sistem pengendalian piutang yang telah dijalankan dan analisa laporan arus kas yang dimiliki oleh perusahaan pada periode 2005-2009.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Piutang Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa. Piutang yang timbul dari penjualan semacam itu biasanya diklasifikasikan sebagai piutang usaha atau wesel tagih. Istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan. (Warren, 2005). Sebuah perusahaan mengelola piutangnya tergantung pada apa yang dijual perusahaan secara kredit. Semakin banyak yang dijual secara kredit, semakin tinggi proporsi aktiva yang terkait dengan piutang. Akibatnya, ketika sedang membahas pengelolaan piutang, maka sebenarnya juga sedang membahas seperlima aktiva perusahaan. Selain itu, karena arus kas dari penjualan tidak bisa diinvestasikan sampai piutang itu dibayar, kontrol atas piutang itu menjadi bertambah penting. Adapun penagihan yang efisien menentukan profitabilitas dan likuiditas perusahaan. (Keown, 2010) Para manajer maupun pemakai eksternal laporan keuangan perlu mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan menggunakan aktiva usaha atau aktiva operasi, terutama elemen-elemen modal kerja tertentu seperti piutang, persediaan, dan utang usaha. Hubungan paling umum yang biasa digunakan untuk mengawasi piutang adalah periode penagihan rata-rata. (Stice, 2004). Pentingnya sebuah pengelolaan piutang yang baik memberikan dampak pada laporan keuangan perusahaan dan kemudian dapat menunjukkan pada suatu kinerja perusahaan. Menurut Warren (2005), berkaitan dengan proses pengendalian piutang, perusahaan berupaya membatasi nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam perangkat pengendalian. Pengendalian yang paling penting berhubungan dengan fungsi pengesahan kredit. Pengendalian ini melibatkan penyelidikan atas kredibilitas pelanggan. Adapun dua metode akuntansi untuk mencatat

piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih, yaitu metode penyisihan dan metode penghapusan langsung. Melihat hal tersebut, maka peran manajer keuangan sangat berpengaruh dalam pengelolaan piutang yang berkaitan erat dengan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. 2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan usaha atau bisnis dari mulai kegiatan produksi operasi hingga kegiatan penjualan produk yang dihasilkan. Perusahaan manufaktur yang melakukan kegiatan penjualan secara kredit, akan memperoleh penambahan pada aktiva lancar yakni ditandai oleh timbulnya piutang. Kemudian piutang yang telah sampai pada waktu jatuh tempo, barulah terjadi aliran kas atau cash flow. Menurut Keown (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang adalah 1. Persentase Penjualan Kredit Semakin besar penjualan secara kredit maka semakin besar pula piutang yang akan diperoleh. Ketika perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan maka tingkat investasi dalam piutang juga akan ikut naik. 2. Ketentuan Penjualan Ketentuan penjualan mengidentifikasi kemungkinan diskon untuk pembayaran yang lebih awal, periode diskon, dan periode kredit total. Pada umumnya ketentuan penjualan dinyatakan dalam bentuk a/b, net c, yang menunjukkan bahwa pelanggan dapat mengurangi a persen bila tagihan itu dibayar dalam b hari, bila tidak maka harus dibayar dalam c hari. 3. Tipe Pelanggan Penentuan tipe pelanggan merupakan variabel yang menentukan dalam melihat kualifikasi pelanggan dalam mendapatkan kredit. Ketika perusahaan menerima pelanggan yang kurang layak kredit akan mengakibatkan biaya gagal bayar.

4. Usaha Penagihan Kunci mempertahankan kontrol atas penagihan piutang adalah fakta bahwa probabilitas gagal bayar meningkat seiring dengan umur tagihan. Kontrol atas piutang terfokus pada kontrol dan eliminasi piutang yang sudah lewat jatuh tempo. Kekuatan dan ketepatan waktu penagihan akan mempengaruhi periode tagihan yang sudah jatuh tempo tetapi masih lalai membayar. 2.3. Variabel-variabel yang Mempengaruhi Piutang Menurut Jusuf, dalam penelitian Maya (2005) variabel internal adalah variabel-variabel (faktor-faktor) yang berada dalam kendali perusahaan. Sedangkan variabel eksternal adalah variabel-variabel (faktorfaktor) yang berada diluar perusahaan dan perusahaan tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk mengendalikan faktor-faktor ini. Variabelvariabel internal adalah kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan piutang yang terdiri dari : a. Penjualan Semakin besar penjualan dalam kredit maka profitabilitas semakin besar pula. Tetapi jika penjualan secara kredit dibatasi maka perusahaan lebih mementingkan keselamatan kredit. b. Beban Usaha Beban usaha dalam hal ini adalah biaya atas piutang diantaranya biaya pelayanan, biaya tempat, dan peralatan. c. Piutang ragu-ragu Jika semakin besar jumlah piutang maka semakin besar pula kemungkinan piutang tak tertagih. Meskipun variabel eksternal tidak dapat dikendalikan, variabel ini dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Yang termasuk variabel eksternal diantaranya: a. Kondisi Ekonomi b. Fluktuasi Kurs

Faktor yang perlu diperhatikan adalah depresiasi rupiah terhadap mata uang asing yang dipakai perusahaan dalam transaksi bisnis. Fluktuasi kurs tidak selalu merugikan perusahaan, tetapi pada kondisi tertentu juga dapat memberikan keuntungan. 2.4. Penagihan Piutang Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan penagihan terhadap piutang yang jatuh tempo. Penagihan yang paling murah yaitu melalui telepon dan surat (Maya, 2005). Teknik-teknik penagihan diantaranya : a. Dikirimi surat b. Ditelepon c. Didatangi d. Menggunakan agen/orang lain (debt collector) Perusahaan dapat menggunakan orang atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). e. Tindakan secara hukum atau tuntutan secara perdata Asuransi kredit dibentuk dengan maksud untuk melindungi manufacture, pengecer, perusahaan jasa, dan perusahaan lain terhadap kerugian kredit yang tidak diharapkan. Dalam penagihan piutang manajer keuangan harus menetapkan waktu penagihan rata-rata yang dapat diterima atau tingkat hari penjualan yang beredar juga rasio total piutang tak tertagih terhadap total pendapatan operasi yang dilakukan. 2.5. Kebijakan Piutang yang Masih Belum Tertagih Kekuatan dan ketepatan waktu penagihan akan mempengaruhi periode tagihan yang sudah jatuh tempo tetapi masih lalai membayar dan akan berpengaruh pada jumlah piutang. (Keown, 2010). Perusahaan memiliki kemungkinan untuk memperoleh sumber pembiayaan secara mudah dan cepat sampai 80% dari nilai faktur penjualannya secara kredit yakni melalui anjak piutang. (Siamat, 2005). Definisi perusahaan anjak piutang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau

pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Menurut Siamat (2005), Proses anjak piutang untuk tagihan yakni : (1) Supplier
(Klien)

(2)

Customer
(Pembeli)

(3) (4) (5) Perusahaan Anjak piutang

(6) (7)

Gambar 1. Proses Anjak Piutang untuk Tagihan Keterangan : 1) Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada customer (pembeli). Penyerahan barang dengan D/0 yang ditandatangani pembeli. Asli D/0 kembali pada supplier. 2) Karena alasan cash flow supplier (klien) kemudian menjual tagihannya kepada perusahaan anjak piutang atas persetujuan pembeli. 3) Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktor-faktor atau D/0 kepada perusahaan anjak piutang. 4) Kontrak persetujuan pengambilalihan tagihan antara klien dengan perusahaan anjak piutang. 5) Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan. 6) Pada saat jatuh tempo perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada pembeli. 7) Pelunasan utang oleh pembeli.

(Factor)

2.6. Kebijaksanaan Pemberian Piutang Menurut Siamat (2005), Prinsip perkreditan pada dasarnya dapat memberikan informasi mengenai itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay) debitur untuk melunasi kembali. Adapun prinsip perkreditan itu diantaranya : a. Character Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau debitur dalam melunasi piutangnya sesuai dengan perjanjian kredit yang disepakati. b. Capacity Berkaitan dengan kemampuan sebuah perusahaan atau debitur dalam mengelola usahanya secara sehat untuk memperoleh laba sesuai yang diperkirakan. Penilaian terhadap kemampuan ini untuk mengetahui sejauh mana perusahaan mampu untuk membayar utangnya. c. Capital Penilaian modal yang dilakukan untuk melihat apakah perusahaan atau debitur memiliki modal yang memadai untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. d. Collateral Penilaian terhadap barang jaminan yang diserahkan sebagai jaminan atas kredit yang diperoleh dalam kegiatan pembelian secara utang. e. Condition Berkaitan dengan keadaan perekonomian pada saat tertentu, saat yang secara langsung mempengaruhi kegiatan usaha debitur atau perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan memberikan gambaran umum bagi perusahaan dalam memberikan piutang pada pelanggannya. Hal ini berkaitan dengan kegiatan penjualan yang dilakukan perusahaan terhadap para pelanggan yang terbiasa membeli produk secara kredit atau utang. Maka dari itu, dengan menggunakan analisis kredit ini, perusahaan lebih mengetahui hal-hal yang dimiliki oleh pelanggannya dalam membayar piutangnya sesuai dengan waktu jatuh tempo yang ditetapkan.

10

2.7. Efektivitas Arus Kas Menurut Warren (2005), kas (cash) meliputi koin, uang kertas, cek, wesel dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank yang bersangkutan. Uang memiliki karakteristik untuk dialihkan atau dipindahtangankan, maka kas merupakan aktiva yang cenderung diselewengkan atau disalahgunakan. Disamping itu, banyak transaksi entah secara langsung atau tidak mempengaruhi penerimaan atau pembayaran kas. Karena itu, perusahaan harus merancang kas serta wewenang pengendalian terhadap transaksi kas. Melihat hal diatas, perusahaan yang kegiatan bisnisnya lebih dominan pada kegiatan penjualan secara kredit, maka perlu adanya suatu efektivitas dalam arus kas. Artinya, penerimaan atau pengeluaran kas perusahaan harus benar-benar sesuai dengan kegiatan bisnis yang dijalankan dalam perusahaan. Menurut Stice (2004), manajemen kas yang efektif mensyaratkan suatu pengendalian untuk melindungi kas dari kerugian karena pencurian atau karena penipuan. Oleh karena kas adalah aktiva yang paling likuid, kas sangat mudah menjadi objek penyalahgunaan kecuali jika dijaga dengan memadai. Apabila perusahaan dapat menerapkan pengendalian internal yang efektif, perusahaan dapat mengurangi peluang terjadinya pencurian, kerugian, atau kesalahan yang tidak disengaja dalam akuntansi dan mengendalikan kas. 2.8. Kinerja Keuangan Menurut Stice (2005), analisa laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angkaangka tersebut dari waktu ke waktu. Salah satu tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu untuk memprediksi profitabilitas dan arus kas sebuah perusahaan di masa mendatang dan mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan cara mengidentifikasi letak masalah yang masih ada. Perusahaan tentu akan selalu mengukur seberapa baik kinerja perusahaan dari berbagai rangkaian kegiatan bisnis yang telah dijalankan.

10

11

Menurut Jumingan (2008), analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusahaan menyangkut review data, menghitung, mengukur, menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. 2.9. Proses Pengambilan Keputusan Keputusan merupakan suatu tindakan yang dipilih dari berbagai alternatif untuk melakukan sesuatu hal yang diharapkan mampu

memberikan keadaan terbaik. Bagi suatu perusahaan, keputusan adalah sesuatu yang sangat lazim dilakukan, karena dalam menjalankan segala aktivitas bisnis, pasti akan menghadapi berbagai permasalahan dan mendesak untuk memilih satu pilihan tepat dari berbagai alternatif yang ada. Beberapa hal yang bekaitan erat dengan keputusan piutang dagang adalah kebijakan kredit yang meliputi ketentuan penjualan, tipe pelanggan, dan usaha penagihan. Menurut Keown (2010), Ketentuan penjualan menetukan lamanya periode dimana pelanggan harus melunasi serta ketentuannya, tipe pelanggan mempengaruhi tingkat piutang dagang, dan kebijakan penagihan mempengaruhi perubahan dalam tingkat penjualan serta rasio antara penjualan kredit dan total. Ketiga hal diatas merupakan varibel-variabel keputusan yang harus dikontrol oleh seorang manajer keuangan. Ketika keputusan kredit yang dipilih tepat, maka hal ini akan berdampak pula pada hakikat sebuah perusahaan yakni memaksimalkan keuntungan. 2.10. Hasil Penelitian Terdahulu Maya (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas Piutang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang PT. Biro Klasifikasi Indonesia (persero), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktek-praktek manajemen piutang, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang, dan menganalisis efektifitas manajemen piutang terhadap profitabilitas. Hasil penelitian menyatakan bahwa pengelolaan piutang PT. Biro Klasifikasi Indonesia (persero) kurang baik, karena hasil yang diperoleh dari setiap analisis hasilnya berada dibawah standar umum yang ditetapkan.

11

12

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Z merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang sebagian besar melakukan kegiatan penjualan secara kredit. Ketika perusahaan melakukan kegiatan penjualan secara kredit maka timbul piutang bagi perusahaan. Perusahaan tentu berusaha mengelola piutangnya dengan baik agar laporan arus kas perusahaan juga dalam keadaan baik. Dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi piutang, maka kemudian dapat pula menganalisis rasio keuangan yang diperoleh dari neraca, laporan laba ditahan, laporan arus kas, dan laporan laba rugi. Setelah itu akan dilakukan analisis per komponen untuk melihat proporsi jumlah piutang yang terdapat pada laporan neraca dan kemudian melihat seberapa besar pengaruh jumlah piutang yang dimiliki oleh perusahaan terhadap efektivitas arus kas. Adapun analisis cash conversion cycle yang digunakan untuk melihat pengaruh dari pengendalian piutang terhadap efektivitas arus kas dan untuk meminimalkan suatu modal kerja yang kemudian akan digunakan dalam pembiayaan kegiatan operasi perusahaan, sehingga akan terlihat perputaran yang baik antara persediaan, kas dan piutang dalam menjalankan suatu kegiatan operasi perusahaan. PT. Z adalah perusahaan manufaktur yang juga menerima transaksi pembayaran piutang dalam satuan mata uang asing. Hal ini dibuktikan dari adanya beberapa konsumen yang melakukan transaksi pembayaran piutang menggunakan satuan mata uang asing. Selain itu, perusahaan juga melakukan pembelian bahan baku dari pemasok yang berasal dari pihak asing. Hal tersebut akan dipengaruhi oleh kurs mata uang yang berfluktuatif dan berdampak pada penerimaan piutang yang berfluktuatif pula. Hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan sistem pengendalian piutangnya dengan baik, karena akan berkaitan dengan pola penjualan yang berdampak pula pada keadaan arus kas perusahaan. Pemahaman lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2, berikut ini.

12

13

PT. Z Pola Penjualan secara Kredit

Piutang

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Eksternal (Kurs, Inflasi)

Internal (Penjualan, Beban Usaha, Piutang ragu-ragu)

Laporan Neraca

Laporan Laba Ditahan

Laporan Arus Kas

Laporan Laba/Rugi

Pengendalian Piutang

Rasio Keuangan

Analisis Per Komponen Analisis Trend Analisis Cash Conversion Cycle

Liquidity Ratio Activity Ratio

Leverage Ratio Profitability Ratio

Efektivitas Arus Kas

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

13

14

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Z yang berlokasi di daerah Cibinong. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2011. 3.3. Pengumpulan Data Penelitian ini mengumpulkan data dari perusahaan secara langsung baik data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara pada pihak perusahaan khususnya manajer keuangan mengenai sistem pengendalian piutang dan proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan piutang. Data sekunder diperoleh dari perusahaan berupa data laporan keuangan periode 2005-2009, data penjualan periode 20052009, studi literatur, dan laporan penelitian. 3.4. Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ini memperoleh data langsung dari perusahaan dan kemudian diolah serta dianalisis dengan metode statistik, yaitu analisis per komponen, analisis trend, analisis cash conversion cycle, dan analisis rasio keuangan. Analisis per komponen digunakan untuk melihat proporsi jumlah piutang yang terdapat pada laporan neraca dan kemudian melihat seberapa besar pengaruh jumlah piutang yang dimiliki oleh perusahaan terhadap efektivitas arus kas. Analisis trend digunakan untuk menganalisis perbandingan antara jumlah piutang dan penjualan yang dilakukan perusahaan. Analisis cash conversion cycle digunakan untuk melihat pengaruh dari pengendalian piutang terhadap efektivitas arus kas dan untuk meminimalkan modal kerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan dengan cara mempercepat penagihan kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan, dan mengurangi pembelanjaan dengan kas. Analisis rasio keuangan digunakan untuk melihat kinerja keuangan perusahaan pada setiap periode. Selain itu, perangkat lunak komputer yang akan digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah Microsoft Excel 2007.

14

15

3.4.1. Analisis Per Komponen Menurut Jumingan (2008), Persentase per komponen adalah persentase dari masing-masing unsur aktiva terhadap total aktivanya, masing-masing unsur pasiva terhadap total pasivanya, dan masing-masing unsur laba rugi terhadap jumlah penjualan netonya. Laporan yang demikian disebut common size statement. Common size statement juga disebut persentase per komponen karena untuk setiap total diganti dengan angka 100 dan masing-masing unsurnya diubah menjadi angka persen dari total seratus. Analisis per komponen sebenarnya juga merupakan analisis rasio (perbandingan) atau semacam proporsi, karena jumlah rupiah dari masingmasing unsur laporan keuangan dinyatakan dalam persen dari total. Metode mengubah jumah rupiah dari masing-masing unsur laporan keuangan menjadi angka persen dari total, dilakukan sebagai berikut : 1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, dan jumlah penjualan neto dengan 100%. 2. Hitunglah rasio dari masing-masing unsur laporan keuangan dengan totalnya dengan cara membagi jumlah rupiah masing-masing unsur laporan keuangannya itu dengan total. Analisis persentase per komponen dapat dirumuskan sebagai berikut: Ryi = Pyi x 100% ..................................................................(1) Pyo Keterangan: Ryi = nilai persentase pos yang dibandingkan Pyi = pos y dalam laporan keuangan tahun ke-i Pyo = pos dasar sebagai pembanding 3.4.2. Analisis Trend Analisis trend merupakan suatu analisis yang membandingkan laporan satu periode dengan periode lainnya dengan pendekatan indeks dasar tunggal. Dalam analisis trend dibutuhkan satu tahun yang dapat dijadikan tahun dasar. Kemudian tahun dasar ini digunakan sebagai dasar pertimbangan yang akan dibuat dalam bentuk persentase. Tahun dasar

15

16

biasanya ditetapkan dari data atau laporan keuangan tahun yang paling awal dalam deretan tahun-tahun laporan keuangan yang akan dianalisis. Tiap pos dari laporan keuangan yang dijadikan tahun dasar diberi indeks 100. Kemudian pos-pos dari periode yang dianalisis dihubungkan dengan pos yang sama, yaitu tahun dasar. Analisis trend dapat dirumuskan sebagai berikut: Rxi = Pxi x 100% .................................................................. Pxo Keterangan: Rxi = nilai persentase untuk tahun ke-i Pxi = pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis Pxo = pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar 3.4.3. Analisis Cash Conversion Cycle Menurut Keown (2005), analisis cash conversion cycle merupakan suatu analisis yang menggunakan pendekatan bahwa tujuan perusahaan meminimalkan modal kerja dengan syarat modal kerja itu harus cukup untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan. Proses meminimalkan modal kerja dilakukan dengan mempercepat penagihan kas dari penjualan, (2)

meningkatkan perputaran persediaan, dan mengurangi pembelanjaan dengan kas. Siklus kas ini bisa dihitung sebagai berikut : Cash Conversion Cycle = DSO + DSI DPO ...(3) a. Days of Sales Outsanding (DSO) DSO juga bisa dianggap rata-rata umur piutang perusahaan atau rata-rata periode penagihan. Days of Sales Outsanding (DSO) bisa dihitung sebagai berikut : Days of Sales Outsanding (DSO) = Piutang Dagang ..(4) Penjualan Harian

16

17

b. Days of Sales in Inventory (DSI) DSI juga dapat dianggap sebagai rata-rata umur persediaan, yaitu ratarata jumlah hari perusahaan menyimpan 1 dollar/rupiah persediaan. DSI bisa dihitung sebagai berikut : Days of Sales in Inventory (DSI) = Persediaan Harga Pokok Penjualan Harian c. Days of Payable Outsanding (DPO) DPO menunjukkan umur rata-rata (dalam jumlah hari) dari utang dagang yang dimiliki perusahaan. DPO dapat dihitung sebagai berikut : Days of Sales in Inventory (DSI) = Utang dagang Harga Pokok Penjualan Harian 3.4.4. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan a. Rasio Likuiditas (Liquidity) ............................ (7) Rasio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memenuhi semua kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Penelitian ini menggunakan tiga rasio likuiditas, diantaranya : Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar Rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kewajiban perusahaan dengan jumlah aktiva yang dimiliki. Rasio Cepat = (Aktiva Lancar Persediaan) / Utang Lancar Rasio yang menunjukkan bahwa sebuah perusahaan dapat menjual persediaannya dengan cepat dan mengalami keuntungan yang pada akhirnya dapat memenuhi kewajiban perusahaan. Rasio Kas = Kas & Bank / Kewajiban Lancar Rasio yang menunjukkan jumlah kas sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban perusahaan tersebut. b. Rasio Aktivitas (Activity) ............................. (8) Rasio ini menjelaskan berbagai aktivitas perusahaan dalam melakukan kegiatan operasi secara efisien yang kemudian perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasinya dengan baik. Periode Penagihan rata-rata = Piutang Usaha / Penjualan Kredit Harian (6) (5)

17

18

Rasio

ini

menunjukkan

periode

atau

waktu

yang

perlu

dipertimbangkan dalam menagih piutang usaha pada pelanggan atas segala kegiatan penjualan yang dilakukan secara kredit. Perputaran Piutang = Penjualan / Piutang Usaha Rasio yang menjelaskan sebuah perusahaan dapat memutar kembali piutang yang dimiliki berdasarkan kegiatan penjualan yang telah dilakukan. c. Rasio Pengungkit (Leverage) ............................... (9) Rasio ini menjelaskan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mendanai aktivanya dengan menggunakan utang atau ekuitas pemegang saham. Rasio Utang = Total Utang / Total Aktiva Rasio ini menunjukkan sebuah perusahaan menggunakan utangnya dalam mendanai kegiatan operasi perusahaan. Rasio Modal dengan Aktiva = Modal Sendiri / Total Aktiva Rasio yang menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor. d. Rasio Profitabilitas (Profitability) ......................(10) Rasio profitabilitas yakni rasio yang menunjukkan apakah sebuah perusahaan memiliki masalah dengan profitabilitas atau keuntungannya. Perusahaan yang kegiatan penjualan secara kredit, maka keuntungan yang diperoleh tidak dapat diidentifikasi secara langsung, hal ini berkaitan dengan ketepatan pelanggan dalam membayar piutangnya. Margin Laba Operasi = Laba Operasi / Penjualan Rasio ini menunjukkan besarnya laba operasi yang dimiliki dari kegiatan penjualan. Tingkat Pengembalian Atas Investasi = Laba Operasi / Total Aktiva Rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian atas investasi dari pendapatan atau laba operasi yang dihasilkan dari nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

18

19

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sistem Manajemen Piutang Pada PT. Z Sistem manajemen piutang yang dimiliki oleh PT. Z diawali dari input atau masukan, process, hingga output atau keluaran. Pada PT. Z input atau masukan dari sistem manajemen piutang yaitu ditandai oleh penjualan produk yang sebagian besar dilakukan secara kredit. Penjualan secara kredit yang dilakukan PT. Z bertujuan untuk menjual lebih banyak kepada pelanggan dan kemudian akan berdampak pada pemasukan (inflow) perusahaan, terutama perolehan piutang. Pada saat perusahaan melakukan penjualan secara kredit maka hal tersebut akan memungkinkan

bertambahnya jumlah pelanggan untuk membeli produk perusahaan. Dari segi perusahaan, penjualan secara kredit memiliki tingkat risiko yang tinggi, yaitu ketika pelanggan membeli produk secara kredit maka perusahaan harus mengimbangi dengan proses penagihan yang baik pula agar dapat mengurangi risiko hilangnya piutang akibat lalainya pelanggan dalam melunasi hutang-hutangnya. Kemudian proses manajemen piutang pada PT. Z ditandai oleh kegiatan penyiapan dokumen-dokumen penjualan (seperti Surat PO dari pelanggan, Surat DR dari divisi purchasing, faktur pajak dari divisi financial & accounting), penerbitan invoice, hingga dilaksanakan kegiatan penagihan piutang kepada pelanggan. Penagihan piutang yang dilakukan akan sangat berdampak pada besarnya perolehan piutang perusahaan. Ketika perusahaan melakukan penagihan dengan baik, maka perolehan piutang pun akan baik pula. Namun pada pelaksanaanya, PT. Z terkadang sering menghadapi beberapa kendala yang berasal dari pihak pelanggan misalnya kelalaian pelanggan dalam membayar hutangnya ataupun keterlambatan pelanggan membayar hutang sesuai waktu jatuh tempo. Selain itu, juga terdapat beberapa kendala yang berasal dari pihak perusahaan seperti personil yang sangat terbatas dalam hal proses penagihan piutang sehingga memungkinkan terjadinya double job atau pekerjaan yang ganda dalam

19

20

mengelola tagihan piutang, dan faktor-faktor yang berasal dari internal perusahaan. Selanjutnya output atau keluaran dari sistem manajemen piutang pada PT. Z yaitu besarnya jumlah piutang dalam mempengaruhi arus kas yang dimiliki oleh perusahaan. Pada saat jumlah piutang yang dimiliki perusahaan berjumlah cukup besar, artinya perusahaan telah melakukan suatu proses penagihan yang baik, karena sebagian besar piutang yang dimiliki oleh perusahaan berawal dari kegiatan penagihan, artinya piutang tidak secara langsung dibayarkan oleh pelanggan, tetapi diawali oleh adanya kegiatan penagihan terlebih dahulu. Jumlah piutang yang dimiliki oleh PT. Z saat ini berjumlah cukup besar. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis per komponen, yang menunjukkan sekitar hampir 30% dari total pemasukan pada laporan neraca perusahaan adalah jumlah piutang. Tabel 2. Analisis Per Komponen Laporan Neraca
URAI AN 2005 Aktiva Lancar Kas & Bank Piutang Usaha : Pihak YMHI Pihak Ketiga Piutang Lain-lain Persediaan Pajak Dibayar Dimuka Beban Dibayar Dimuka Uang muka proyek Pendapatan yang masih akan diterima Aktiva Tidak Lancar Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap Beban ditangguhkan Uang jaminan JUMLAH AKTIVA (Nilai Baku) 0.31% 8.69% 2.28% 0.48% 100 0.16% 6.44% 1.29% 0.09% 100 0.13% 4.19% 3.53% 0.45% 100 0.31% 3.81% 3.43% 0.43% 100 1.12% 5.75% 4.59% 0.81% 100 0.41% 5.78% 3.02% 0.45% 31.78% 15.09% 0.92% 26.86% 1.54% 0.11% 8.97% 0.00% 6.82% 15.11% 0.95% 26.11% 0.00% 0.26% 7.26% 34.47% 2.55% 21.11% 0.73% 28.27% 0.00% 0.19% 16.44% 21.63% 0.95% 31.82% 0.94% 21.07% 0.00% 0.32% 21.37% 13.81% 1.30% 33.91% 0.65% 22.99% 0.00% 0.75% 16.84% 8.82% 8.68% 23.41% 0.84% 25.06% 0.31% 0.33% 14.18% 15.74% 2.97% 1.05% 0.75% 1.75% 2.47% 1.80% 2006 TAHUN 2007 2008 2009 Rata-rata

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

Namun, waktu perolehan dari piutang itu sendiri masih tergolong lama. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil analisis cash conversion cycle. Pada analisis cash conversion cycle, rata-rata DSO yang bernilai 114 hari menunjukkan bahwa piutang baru dapat tertagih dalam jangka waktu ratarata 114 hari. Waktu tersebut masih tergolong cukup lama, karena

20

21

perusahaan memiliki kebijakan bahwa piutang harus tertagih dalam jangka waktu 60 hari, sehingga jelas hal ini berdampak pada pemasukan (inflow) dari arus kas perusahaan. Apabila melihat rata-rata cash conversion cycle, PT. Z memiliki angka yang negatif yaitu (-17,31) yang menunjukkan bahwa perusahaan masih belum memiliki kas yang cukup banyak untuk mendanai seluruh aktivitas perusahaan secara optimal. Secara keseluruhan, jumlah piutang yang dimiliki oleh PT. Z sangat berdampak pada pemasukan (inflow) arus kas perusahaan. Tabel 3. Analisis Cash Conversion Cycle
URAI AN 2005 DSO (days of sales outsanding) (hari) DSI (days of sales in inventory) (hari) DPO (days of payable outsanding) (hari) Cash Conversion Cycle 146.40 107.73 156.69 97.44 2006 70.84 105.72 192.45 -15.89 TAHUN 2007 97.07 138.31 265.88 -30.51 2008 139.56 111.57 347.50 -96.37 2009 116.63 95.98 253.82 -41.21 Rata-Rata 114.10 111.86 243.27 -17.31

4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Piutang pada PT. Z Pada PT. Z terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah piutang, yaitu persentase penjualan kredit, ketentuan penjualan, tipe pelanggan, dan usaha penagihan. Berikut penjelasan lebih terperinci mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah piutang. 1. Persentase Penjualan Kredit PT. Z adalah perusahaan manufaktur yang sebagian besar kegiatan bisnisnya adalah penjualan secara kredit. Perusahaan selalu megupayakan untuk dapat meningkatkan penjualan disetiap tahunnya. Ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan peningkatan penjualan maka hal ini akan berdampak pada divisi-divisi perusahaan terkait. Divisi yang paling terkait adalah divisi marketing, karena divisi tersebut sangat mempengaruhi besar kecilnya kegiatan penjualan yang dilakukan kepada konsumen. Divisi marketing mengupayakan untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan untuk dapat membeli produk perusahaan lebih banyak lagi, atau mengupayakan pencarian konsumen baru untuk meningkatkan penjualan. Selanjutnya divisi purchasing dan divisi

21

22

produksi yang juga memerlukan penyesuaian dalam hal peningkatan skala produksi untuk memenuhi keputusan meningkatkan penjualan. Namun, ketiga divisi yang telah disebutkan di atas perlu

mempertimbangkan keputusan dari divisi financial & accounting. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat risiko dari kegiatan penjualan yang dilakukan secara kredit terhadap pemasukan (inflow) perusahaan. Ketika perusahaan memutuskan untuk meningkatkan penjualan, maka divisi finacial & accounting memperkirakan seberapa besar jumlah piutang yang akan diperoleh perusahaan mengingat proses penagihan yang dilakukan perlu adanya peningkatan pula. Pada saat perusahaan telah melakukan peningkatan penjualan secara kredit, maka divisi financial & accounting perlu bekerja secara maksimal dalam melakukan penagihan piutang, mengingat personil divisi financial & accounting sangat sedikit dan sangat sulit dalam menagih piutang dari pelanggan yang jumlahnya mencapai 190 perusahaan. Pada setiap tahunnya perusahaan memiliki angka penjualan yang cenderung meningkat. PT. Z memiliki persentase penjualan secara kredit kurang lebih sebesar 90% dari total penjualan dan 10%-nya adalah penjualan secara tunai. Hal ini jelas berdasarkan atas keputusan bersama jajaran pimpinan perusahaan dalam memutuskan peningkatan penjualan. Dapat dilihat pada data berikut yang menunjukkan bahwa besarnya penjualan secara kredit akan berdampak pada pemasukan (inflow) perusahaan terutama piutang. Semakin besar penjualan yang dilakukan secara kredit, maka akan berdampak pada besarnya piutang yang akan diperoleh perusahaan. Tabel 4. Analisis Trend Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi
Uraian Akun Neraca (%) Piutang Kas & Bank Akun Laba-rugi (%) Penjualan Laba Bersih Lain-lain (%) Penyisihan Piutang 100 36.83 36.83 36.83 344.63 100 100 140.25 176.18 154.77 54.16 150.41 12.61 193.38 233.95 100 100 67.87 49.91 102.62 50.89 143.39 119.68 154.06 171.00 TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

22

23

Tabel 5. Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi


TAHUN Uraian Akun Neraca Piutang Kas & Bank Akun Laba-rugi Penjualan Laba Bersih Lain-lain Penyisihan Piutang 112,971,000 41,604,000 41,604,000 41,604,000 389,330,471 17,550,718,000 566,467,000 24,615,756,000 998,026,000 27,163,293,000 306,816,000 26,398,878,412 71,408,679 33,940,128,991 1,325,225,138 7,039,396,000 437,399,000 4,777,423,000 218,305,000 7,224,041,000 222,595,000 10,093,967,146 523,490,227 10,844,969,103 747,967,117 2005 2006 2007 2008 2009

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

2.

Ketentuan Penjualan Pada saat perusahaan melakukan penjualan secara kredit, PT. Z

memberikan adanya kemungkinan diskon yang akan diberikan kepada pelanggan. Adapun diskon yang diberikan bergantung pada kebijakan PIC Marketing yang didasarkan pada perjanjian tertentu yang telah disepakati antara pelanggan dengan pihak PT. Z. Jumlah atau besarnya angka diskon yang diberikan yaitu sebesar 2,5% sampai 10% bergantung pada analisis kredit PIC Marketing kepada pelanggan. Pada saat perusahaan memberikan diskon kepada pelanggan, maka hal ini akan berdampak pada penerimaan perusahaan (inflow). Terdapat dua kemungkinan, pertama, pihak perusahaan merasa lebih aman dengan pelunasan dari pelanggan yang lebih cepat, sehingga berpengaruh pada perolehan piutang yang sesuai dengan jatuh tempo. Tetapi pada saat pelanggan mengacuhkan diskon tersebut maka hal ini akan berdampak pada keterlambatan pelanggan dalam melunasi hutangnya atau pelanggan sengaja memperlambat pembayaran hingga akhir waktu masa jatuh tempo. Pada PT. Z, ketentuan diskon yang diberikan akan berdampak baik bagi perusahaan, yaitu perusahaan memperoleh pembayaran piutang sesuai dengan jatuh tempo. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa pelanggan yang terlambat dalam melunasi hutangnya sehingga perusahaan perlu bekerja lebih maksimal kepada beberapa pelanggan dalam proses penagihan piutang dan mempertimbangkan apakah perlu memberikan diskon atau tidak, karena akan berpengaruh pada besar kecilnya jumlah piutang yang akan diterima.

23

24

3.

Tipe Pelanggan Pada prosedur penjualan yang dimiliki oleh PT. Z, terdapat beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi oleh konsumen atau pelanggan, yaitu pelanggan memiliki bonafiditas, kredibilitas, dan integritas yang baik, pelanggan merupakan perorangan atau badan usaha yang resmi atau berbadan hukum, dan pelanggan memiliki kemampuan keuangan yang diandalkan untuk membayar segala transaksi penjualan dengan PT. Z. Awalnya PT. Z sangat memperhatikan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi pelanggan sebelum dilakukannya transaksi penjualan, seperti analisis kredit yang meliputi 5C (Capacity, Character, Capital, Collateral, Condition). Namun, seiring berjalannya waktu perusahaan bersikap cukup longgar terhadap piutang-piutang yang belum dibayarkan oleh pelanggan kepada pihak perusahaan, sehingga dalam pelaksanaannya terdapat pelanggan yang masih terlambat dalam melunasi hutangnya. Sebagai contoh, pada perusahaan-perusahaan pelanggan yang telah memiliki hubungan sangat dekat atau istimewa dengan pihak PT. Z. Hal ini jelas akan berdampak pada perolehan piutang perusahaan. Pada saat PT. Z menerima pelanggan yang kurang layak kredit, maka hal tersebut dapat berakibat pada munculnya piutang tak tertagih, sehingga perusahaan mengupayakan suatu proses penagihan yang maksimal untuk menghindari kemungkinan munculnya piutang tak tertagih. Ketika penagihan dilakukan secara maksimal, maka perusahaan juga perlu mengeluarkan biaya penagihan yang cukup besar, sehingga pertimbangan dalam memilih pelanggan perlu dilakukan secara tepat. 4. Usaha Penagihan Proses penagihan piutang yang dilakukan akan berdampak pada besarnya perolehan piutang perusahaan. Proses penagihan yang dilakukan biasanya terfokus pada jumlah piutang yang telah melewati masa jatuh tempo, sehingga perusahaan berupaya untuk menyelamatkan piutangnya agar tidak muncul piutang tak tertagih. Pada PT. Z usaha penagihan yang dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. PT. Z pun telah mengupayakan secara maksimal dalam mengumpulkan

24

25

piutangnya. Hal ini disebabkan oleh jumlah personil dari bagian penagihan yang sangat sedikit sehingga terkadang piutang tidak dapat tertagih sesuai jatuh tempo atau keterlambatan dalam menerima piutang. Secara teknis, PT. Z telah melakukan prosedur penagihan yang telah ditetapkan, mulai dari penyiapan dokumen-dokumen tagihan hingga invoice diterbitkan. Namun dalam pelaksanaannya, perusahaan mengalami beberapa kendala, terutama kendala yang berasal dari pelanggan seperti lalai dalam melunasi hutang yang telah jatuh tempo, sengaja memperlambat dalam melunasi hutang karena alasan-alasan tertentu dan sebagainya. Proses penagihan yang dilakukan pun terkadang melibatkan pihak manajer keuangan sampai dengan pihak direktur utama dalam mengkonfirmasi tagihan piutang kepada pelanggan. Hal ini disebabkan oleh sifat pelanggan yang terkadang kurang memperhatikan etika-etika dalam melunasi hutang. Terkadang perusahaan merasa dilema ketika adanya pelanggan yang terlambat dalam melunasi hutangnya kepada PT. Z. Disatu sisi perusahaan perlu menyelamatkan piutangnya yang telah jatuh tempo, namun disisi yang lain perusahaan khawatir pelanggan akan merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Hal ini disebabkan perusahaan telah menjalin hubungan kerjasama yang cukup dekat dengan beberapa pelanggan yang sudah sangat lama membeli produk PT. Z sehingga terkadang adanya kelonggaran dalam proses penagihan yang dilakukan. Artinya, pelanggan dan PT. Z kurang professional dalam melaksanakan kerjasama bisnis ini. Seharusnya hubungan kerjasama yang baik berdampak pada ketepatan waktu pembayaran hutang bukan justru memperlambat pembayaran hutang. 4.3. Proses Manajemen Piutang pada PT. Z Pada PT. Z, terjadinya piutang disebabkan oleh adanya kegiatan penjualan produk secara kredit kepada perusahaan-perusahaan pelanggan. Hal ini ditandai oleh produk yang diterima terlebih dahulu oleh pelanggan dan kemudian pelanggan baru melakukan pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Kebijakan kredit yang diterapkan diharapkan

25

26

mampu memberikan keuntungan yang optimal dan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal tersebut disebabkan oleh tingginya tingkat risiko penjualan secara kredit yang mengharuskan perusahaan untuk menjalankan segala prosedur penjualan berdasarkan kebijakan kredit yang dimiliki. Kebijakan kredit yang dimiliki oleh PT. Z, pada umumnya sama dengan teori yang terdapat dalam buku-buku keuangan yakni kriteria dalam pemberian kredit, meliputi 5 C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition. Namun, terdapat satu hal yang sangat diperhatikan oleh PT. Z yaitu Capacity atau kapasitas yang merupakan kemampuan pelanggan dalam mengelola bisnisnya untuk memperoleh laba yang kemudian dinilai untuk melihat kemampuan dalam membayar hutangnya. Adapun persyaratan utama yang telah ditetapkan oleh PT. Z dan harus dipenuhi oleh pelanggan yakni : Pelanggan memiliki bonafiditas, kredibilitas dan integritas yang baik. Pelanggan merupakan perorangan maupun badan usaha yang resmi atau berbadan hukum. Pelanggan memiliki kemampuan keuangan yang diandalkan untuk membayar segala transaksi penjualan dengan PT. Z. PT. Z memiliki beberapa pola penjualan yaitu penjualan material ke end user, distributor, dan sub kon serta penjualan material beserta aplikasinya. Penjualan yang dilakukan sebagian besar secara kredit, baik penjualan kredit tanpa jaminan maupun penjualan kredit dengan jaminan. Kebijakan penjualan kredit tanpa jaminan diberikan kepada perusahaanperusahaan yang diyakini dapat membayar transaksi penjualan dengan baik, seperti PT. Pertamina (Persero), PT. Timah, PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Rekayasa Industri, dan perusahaan-perusahaan swasta yang diyakini mampu melakukan pembayaran dengan baik. Penjualan kredit tanpa jaminan ini didasari oleh perjanjian yang disepakati oleh kedua belah pihak tanpa melanggar kebijakan yang telah ditetapkan oleh PT. Z. Kemudian kebijakan penjualan kredit dengan jaminan diberikan kepada

26

27

perusahaan-perusahaan yang mampu menyerahkan jaminan sesuai dengan ketetapan PT. Z. Jaminan yang diserahkan sekurang-kurangnya harus senilai plafon kredit dalam bentuk Jaminan Bank maupun sertifikat atas aset yang dimilikinya dan memberikan surat kuasa untuk mencairkan Jaminan Bank tersebut maupun surat kuasa untuk menjual aset yang dijaminkan. PT. Z telah berpuluh-puluh tahun dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dan memiliki pelanggan sebanyak kurang lebih 190 perusahaan. Pelanggan tersebut adalah perusahaan-perusahaan yang menggunakan produk dalam jumlah besar, bukan pelanggan konsumsi rumah tangga. Kemudian pada setiap tahunnya pun, PT. Z mengalami penambahan jumlah pelanggan. Hal ini disebabkan oleh terselenggaranya pelaksanaan penjualan yang baik dengan berdasarkan pada kebijakan kredit yang dimiliki oleh PT. Z. Secara teknis, PT. Z memiliki prosedur-prosedur dalam melakukan penjualan secara kredit kepada pelanggan. Prosedur yang dijalankan melibatkan beberapa divisi di dalam fungsi manajemen perusahaan. Divisi yang paling banyak terlibat yaitu divisi marketing, divisi purchasing, dan divisi financial & accounting. Prosedur penjualan tersebut diawali oleh terbitnya surat penawaran harga (SPH) dari divisi marketing kepada pelanggan. Kemudian pelanggan akan memberikan balasan berupa surat pemesanan barang atau surat PO (Purchase Order) kepada divisi marketing PT. Z. Setelah itu, surat PO diterima dan diproses dengan cara negosiasi antara pihak pelanggan dengan PT. Z. Negosiasi dilakukan oleh kedua belah pihak sampai menemukan suatu kesepakatan tertentu, terutama dalam hal waktu pembayaran dan diskon. Kemudian kesepakatan yang telah diperoleh, dituangkan dalam bentuk perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Setelah memperoleh kesepakatan, kemudian produk yang dipesan siap untuk dikirim. Pada saat barang sudah dikirim dan diterima oleh pelanggan, maka selanjutnya divisi financial & accounting mulai mempersiapkan dokumen-dokumen untuk menerbitkan invoice tagihan. Ketika invoice diterbitkan, biasanya terdapat diskon penjualan, namun

27

28

dalam hal ini terdapat pengecualian yakni tidak adanya diskon penjualan untuk seluruh pelanggan. Diskon penjualan hanya diberikan kepada pelanggan tertentu yang memiliki hubungan istimewa dengan PT. Z, yaitu Holding Company dari perusahaan itu sendiri. Berikut bagan dari proses manajemen piutang pada PT. Z :
SPH (Surat Penawaran Harga) Divisi Marketing Surat PO (Purchase Order) Negosiasi & Perjanjian Kedua Belah Pihak Pelanggan

Divisi Purchasing

Delivery Receipt (Surat Jalan)

Barang dikirim

Divisi Financial & Accounting

Menyiapkan dokumen-dokumen

Invoice Diterbitkan

Delivery Receipt (Surat Jalan)

Surat PO (Purchase Order)

Membayar Piutang

Pelanggan

Gambar 3. Proses Manajemen Piutang PT. Z 4.4. Pengelolaan dan Pengendalian Piutang PT. Z Pada PT. Z piutang yang dimiliki akan diakui setelah adanya penerbitan invoice tagihan yang akan dikirimkan kepada pelanggan. Hal ini menjadi pokok perhatian bagi PT. Z, karena piutang adalah salah satu akun yang cukup besar dalam mempengaruhi pemasukan atau inflow perusahaan, sehingga ketika perusahaan tidak mampu mengelola dan mengendalikan piutangnya dengan baik maka hal ini akan berdampak pada munculnya piutang ragu-ragu atau piutang tak tertagih. Adapun proses yang dilakukan pihak perusahaan yakni dengan menerbitkan invoice tagihan, yang dilengkapi dokumen-dokumen tertentu meliputi surat PO (purchase order), surat penagihan, dan faktur pajak

28

29

dimana dokumen tersebut digunakan untuk memberikan bukti-bukti bahwa pelanggan harus dapat melakukan pembayaran atau melunasi hutangnya sesuai dengan transaksi penjualan secara kredit dan masa jatuh tempo. Terdapat beberapa dokumen pendukung dalam proses pembuatan invoice tagihan, yaitu : a. Dalam hal penjualan material barang (SUPPLY) - Purchase Order (PO), merupakan dokumen penting yang

menunjukkan adanya pesanan barang dari pelanggan. - Delivery Receipt (Surat Jalan), merupakan dokumen yang

menunjukkan keluarnya barang dari gudang jadi perusahaan, dimana dokumen ini akan menjadi tanda terima barang yang dipesan pelanggan. - NPWP dan SPPKP jika pelanggan merupakan pengusaha kena pajak, dimana informasi tersebut digunakan untuk membuat faktur pajak keluaran perusahaan. b. Dalam hal penjualan material barang sekaligus jasa pemasangan (SUPPLY-APPLY) - Work Order atau surat perintah kerja (SPK), merupakan dokumen yang menunjukkan kesepakatan antara perusahaan dengan customer yang memuat perjanjian kerjasama baik dalam hal penyediaan material maupun jasa pemasangan. - Berita acara serah terima pekerjaan, merupakan dokumen yang ditandatangani kedua belah pihak yang menunjukkan bahwa kontrak kerjasama telah diselesaikan. - NPWP dan SPPKP jika customer merupakan pengusaha kena pajak, dimana informasi tersebut digunakan untuk membuat faktur pajak keluaran perusahaan. Adapun individu-individu di dalam perusahaan yang memegang peranan penting dalam proses menerbitkan invoice tagihan yaitu : a. Bagian faktur, sebagai pengolah informasi. b. Koordiantor penagihan piutang, sebagai verifikator atas dokumen invoice yang telah dibuat oleh bagian faktur.

29

30

c. Manajer Keuangan, sebagai penandatangan faktur pajak. d. Direksi, sebagai penandatangan dokumen invoice.
Direksi Manajer Keuangan Konfirmasi Piutang

Koor.Penagihan Piutang

Pelanggan

Invoice diterbitkan

Pengumpuan dokumen-dokumen

Bagian Faktur (NPWP)

Surat PO (Purchase Order)

Delivery Receipt (Surat Jalan)

Gambar 4. Proses Pengelolaan & Pengendalian Piutang PT. Z 4.5. Proses Penagihan Piutang PT. Z Proses penagihan dengan menggunakan invoice dilakukan hanya sebanyak satu kali terbit. Hal ini untuk menghindari kemungkinan double invoice atau invoice tagihan yang ganda. Namun, jika terdapat kesalahan pada invoice, seperti kesalahan data produk yang ditagih, kesalahan nomor faktur pajak, kesalahan pengetikan dan sebagainya, maka adanya prosedur pengembalian invoice melalui nota retur terlebih dahulu. Kemudian diterbitkanlah invoice tagihan yang telah diperbaiki atau direvisi. PT. Z pun memiliki sistem penjadwalan yang cukup baik, ketika seluruh dokumen invoice telah siap diterbitkan. Setelah invoice tagihan diterbitkan, terkadang pelanggan sulit atau lambat dalam merespon invoice tagihan atau sulit melunasi, sehingga upaya selanjutnya yang dilakukan oleh PT. Z yaitu melakukan monitoring atau pengawasan. Kegiatan pengawasan tersebut dilakukan oleh divisi financial & accounting dengan cara menghubungi melalui fax atau menelepon pihak pelanggan untuk mengkonfirmasi ataupun dengan cara datang langsung ke lokasi perusahaan pelanggan yang bersangkutan. Ketika hal tersebut pun dirasa kurang berpengaruh, maka selanjutnya perusahaan melibatkan peranan individu dari divisi marketing dalam membantu proses penagihan.

30

31

Pada saat pelanggan masih sulit untuk melakukan pembayaran piutang, maka perusahaan memberikan peringatan dengan somasi sebanyak tiga kali. Apabila hal ini belum berpengaruh maka piutang tersebut akan dihilangkan (amortisasi) atau lebih dikenal dengan sebutan piutang tak tertagih. Namun, dalam menghilangkan piutang tersebut, terdapat prosedur yang harus dipenuhi terlebih dahulu yaitu piutang tersebut tidak tertagih selama kurang lebih atau telah mencapai masa waktu dua tahun. Prosesnya pun melibatkan para stakeholder perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Berikut persentase penyisihan piutang berdasarkan kebijakan akuntansi perusahaan : Tabel 6. Waktu & Persentase Penyisihan Piutang PT. Z Persentase Penyisihan Waktu Tak Tertagih Piutang Sampai dengan 2 tahun 2 tahun s.d 3 tahun 3 tahun s.d 4 tahun 4 tahun s.d 5 tahun Lebih dari 5 tahun 10 % 25 % 45 % 70 % 100 %

PT. Z mengalami beberapa kendala dalam proses penagihan, yakni jarak atau jangkauan wilayah perusahaan pelanggan, adanya perubahan data seperti perubahan alamat, faktur pajak, dan NPWP, serta kurangnya personil dalam divisi financial & accounting. Selain itu, kendala utama yang paling sering terjadi adalah keterlambatan pelanggan dalam melunasi hutang. Dari beberapa kendala yang dihadapi, pihak manajemen selalu berupaya untuk dapat mengelola dan mengendalikan piutangnya. Pada saat pihak manajemen tidak dapat mengelola dan mengendalikan piutangnya maka hal tersebut akan berdampak pada pemasukan yang diterima (inflow) atau mungkin perusahaan akan kehilangan pemasukan akibat munculnya piutang yang tidak tertagih.

31

32

Upaya yang paling nyata dilakukan oleh PT. Z dalam menghadapi masalah tersebut adalah dengan berpegang teguh pada pedoman atau kebijakan kredit yang sudah ada dan menyelenggarakan sistem manajemen dengan baik.
Direksi Konfirmasi Piutang

Manajer Keuangan Invoice diterbitkan Koor.Penagihan Piutang

Pelanggan

Invoice dikembalikan

Invoice bermasalah

Nota Retur

Invoice Revisi

Gambar 5. Proses Penagihan Piutang PT. Z 4.6. Analisis Trend Berdasarkan analisis trend, kondisi keuangan PT. Z menunjukkan keadaan yang cenderung meningkat dari tahun 2005-2009 (fluktuatif). Apabila dilihat dari beberapa akun yang terdapat pada laporan neraca, seperti piutang, kas & bank, hutang dan persediaan, seluruhnya cenderung mengalami peningkatan. Namun, kecenderungan peningkatan tersebut tidak selalu memberikan informasi yang baik. Misalnya jumlah piutang yang selalu meningkat dari tahun 2005-2009 menunjukkan adanya peningkatan penjualan secara kredit yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Hal ini akan berpengaruh pada peningkatan pemasukan (inflow) yang akan diterima oleh perusahaan. Dapat dilihat persentase piutang pada laporan neraca (inflow) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 67,87%; 102,62%; 143,39%; dan 154,06%. Namun, pada saat piutang tersebut tidak diikuti oleh proses penagihan yang baik, maka akan berpengaruh pada terhambatnya pemasukan yang akan diterima sehingga akan memberikan dampak pula pada kegiatan operasi perusahaan. Selain itu, besarnya piutang dapat memungkinkan terjadinya peningkatan piutang yang tak tertagih.

32

33

Persentase penyisihan piutang dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 36,83%; 36,83%; 36,83%; dan 344,63%. Persentase hutang perusahaan juga cenderung meningkat, yakni sebesar 172,48%; 279,61%; 341,56%; dan 319,45% dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan yang mengharuskan perusahaan meningkatkan skala produksi sehingga berdampak pula pada peningkatan hutang perusahaan. Penyebab utama terjadinya peningkatan hutang dikarenakan perusahaan selalu membeli bahan baku dari pemasok (supplier) secara kredit sehingga berpengaruh pada peningkatan persentase hutang perusahaan. Namun, peningkatan hutang pada perusahaan tidak terlalu bermasalah ketika adanya peningkatan pula pada kegiatan penjualan yang kemudian akan berpengaruh pada pemasukan (inflow) perusahaan. Pada PT. Z, kegiatan penjualan cenderung mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada data tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 140,25%; 154,77%; 150,41%; dan 193,38%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan terkait kualitas produk yang ditawarkan. Selain itu pula peningkatan penjualan disebabkan oleh peranan dan kerja keras dari divisi marketing. Namun, kecenderungan peningkatan penjualan disetiap tahunnya menyebabkan adanya kecenderungan peningkatan pula pada persediaan. Dapat dilihat dari data tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar

137,81%;211,55%; 159,50%; dan 175,69%. Hal ini menyebabkan perusahaan perlu meningkatkan penjualannya secara ekstra agar persediaan tidak terlalu menumpuk pada gudang perusahaan. Persediaan yang menumpuk mengakibatkan adanya tambahan biaya penyimpanan,

mengingat produk yang disimpan mengandung bahan-bahan kimia yang mudah terbakar. Komponen pada laporan laba rugi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada penjualan yang memberikan dampak yang cukup baik pada laba bersih yang diperoleh perusahaan. Dapat dilihat dari data tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 adanya keadaan yang fluktuatif pada

33

34

perolehan laba bersih yakni sebesar 176,18%; 54,16%; 12,61%; dan 233,95%. Hal ini menjelaskan adanya penurunan laba bersih yang sangat drastis pada tahun 2008. Setelah diidentifikasi pada laporan laba rugi perusahaan, penyebab utamanya adalah adanya peningkatan pada akun beban lain-lain meliputi pajak kendaraan, pajak lain-lain, asuransi pabrik, beban bank, serba-serbi, penyuluhan dan penagihan. Namun, hal tersebut dapat segera teratasi dan akhirnya pada tahun 2009 perusahaan kembali memperoleh laba bersih dengan peningkatan yang cukup drastis pula yaitu sebesar 233,95%. Hal yang dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan peningkatan penjualan dan menekan beban lain-lain. Selain itu, kemungkinan penyebab lain dari naik turunnya laba bersih yaitu kecenderungan naik turunnya harga pokok penjualan dan jumlah beban usaha perusahaan. Kecenderungan peningkatan harga pokok penjualan disebabkan oleh kemungkinan naiknya kebutuhan bahan baku yang dibuktikan oleh peningkatan penjualan disetiap tahunnya. Dapat dilihat dari data harga pokok penjualan tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 140,43%; 164,78%; 154,02%; dan 197,21%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan penjualan memberikan akibat pada peningkatan harga pokok penjualan pula sehingga memberikan dampak pada laba yang akan diterima. Seperti diketahui bahwa laba kotor adalah selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Begitu pula dengan jumlah beban usaha yang berpengaruh pada jumlah laba bersih yang diterima perusahaan. Dapat dilihat pada data jumlah beban usaha tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yang menunjukkan kecenderungan peningkatan yaitu sebesar 135,67%; 120,55%; 136,05%; dan 147,29%. Berdasarkan data tersebut, dijelaskan bahwa peningkatan penjualan juga berakibat pada peningkatan beban usaha. Hal ini disebabkan oleh naiknya beban penjualan serta beban administrasi dan umum disetiap tahunnya. Berikut hal-hal yang meliputi beban penjualan diantaranya yaitu beban pegawai, iklan, fee, promosi, pembinaan relasi, penagihan, dan telepon.

34

35

Kemudian hal-hal yang meliputi beban administrasi dan umum yaitu beban pegawai, kesejahteraan pegawai, pemeliharaan dan perbaikan, pajak, dan retribusi serta jasa profesional. Berbeda pada akun kas & bank yang selalu mengalami kenaikan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebesar 49,91%; 50,89%; 119,68%; dan 171%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kas & bank yang disebabkan oleh penyesuaian pada tiga kegiatan, yakni penyesuaian dari kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Peningkatan kas & bank ditahun 2009 sebesar 171% terutama disebabkan oleh penyesuaian dari kegiatan pendanaan yaitu adanya penambahan aktiva lain-lain. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, jumlah penyesuaian pada kegiatan pendanaan cukup besar dan hal ini berpengaruh pada kas & bank. Tabel 7. Analisis Trend Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi
Uraian Akun Neraca (%) Piutang Penyisihan piutang Kas & Bank Hutang Persediaan Akun Laba-rugi (%) Penjualan Laba Bersih HP.Penjualan Beban Usaha 2005 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2006 67.87 36.83 49.91 172.48 137.81 140.25 176.18 140.43 135.67 TAHUN 2007 102.62 36.83 50.89 279.61 211.55 154.77 54.16 164.78 120.55 2008 143.39 36.83 119.68 341.56 159.50 150.41 12.61 154.02 136.05 2009 154.06 344.63 171.00 319.45 175.69 193.38 233.95 197.21 147.29

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

Tabel 8. Beberapa Akun Neraca dan Laba Rugi


2005 2006 Akun Neraca (dalam ribu rupiah) Piutang 7,039,396 4,777,423 Penyisihan piutang 112,971 41,604 Kas & Bank 437,399 218,305 Hutang 5,755,193 9,926,545 Persediaan 3,956,893 5,452,956 Akun Laba-rugi (dalam ribu rupiah) Penjualan 17,550,718 24,615,756 Laba Bersih 566,467 998,026 HP.Penjualan 13,406,105 18,826,267 Beban Usaha 3,104,932 4,212,315
*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

Uraian

TAHUN 2007 7,224,041 41,604 222,595 16,092,008 8,370,698 27,163,293 306,816 22,090,890 3,742,943

2008 10,093,968 41,604 523,491 19,657,252 6,311,192 26,398,879 71,409 20,647,425 4,224,291

2009 10,844,969 389,331 747,968 18,384,713 6,952,049 33,940,129 1,325,226 26,438,177 4,573,191

35

36

Analisis Trend (Akun Neraca)


400 350 300 250 % 200 150 100 50 0 2005 2006 2007 Tahun 2008 2009 Piutang Kas & Bank Hutang Persediaan

Gambar 6. Analisis Trend Beberapa Akun Neraca


Analisis Trend (Akun Laba Rugi & Lain-lain)
400 350 300 250 % 200 150 100 50 0 2005 2006 2007 Tahun 2008 2009 Penjualan Laba Bersih HP.Penjualan Beban Usaha Piutang Ragu-ragu

Gambar 7. Analisis Trend Beberapa Akun Laba Rugi & Lain-lain 4.7. Analisis Cash Conversion Cycle Proses meminimalkan modal kerja dilakukan dengan mempercepat penagihan kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan, dan mengurangi pembelanjaan dengan kas. Tabel 9. Analisis Cash Conversion Cycle
TAHUN URAIAN 2005 DSO (days of sales outsanding) DSI (days of sales in inventory) DPO (days of payable outsanding) Cash Conversion Cycle 146.40 107.73 156.69 97.44 2006 70.84 105.72 192.45 -15.89 2007 97.07 138.31 265.88 -30.51 2008 139.56 111.57 347.50 -96.37 2009 116.63 95.98 253.82 -41.21 Rata-Rata 114.10 111.86 243.27 -17.31

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

36

37

Analisis Cash Conversion Cycle


400.00 350.00 300.00 250.00 200.00 150.00 % 100.00 50.00 0.00 -50.00 -100.00 -150.00

DSO DSI DPO CCC 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-Rata

Tahun

Gambar 8. Analisis Cash Conversion Cycle Berdasarkan analisis Cash Conversion Cycle, PT. Z memiliki nilai rata-rata DSO, DSI, dan DPO sebesar 114,10; 111,86; 243,27 serta didapat angka cash concersion cycle sebesar (- 17,31). Rata-rata DSO senilai 114 hari menunjukkan perusahaan masih terlalu lama dalam mengumpulkan piutang akibat adanya penjualan secara kredit. Padahal perusahaan memiliki kebijakan yaitu piutang harus tertagih dalam jangka waktu 60 hari. Adapun dampak yang akan terjadi yaitu berkurangnya jumlah pemasukan (inflow) yang akan diterima perusahaan setiap tahunnya. Kemudian rata-rata DSI senilai 112 hari juga menunjukkan perusahaan masih terlalu lama dalam menjual persediaannya. Apabila dilihat dari penjualan, perusahaan telah melakukan penjualan dengan baik, tetapi terdapat permasalahan ditahun 2007 yaitu adanya penolakan barang yang telah dijual kepada pelanggan karena suatu masalah tertentu sehingga menumpuk pada gudang persediaan. Perusahaan perlu melakukan peningkatan penjualan yang efektif agar persediaan barang di gudang tidak menumpuk terlalu banyak. Pada saat persediaan menumpuk terlalu banyak mengakibatkan tingginya risiko kerusakan terhadap barang tersebut sehingga perusahaan pun pasti mengalokasikan biaya penyimpanan untuk menjaga keutuhan dari barang tersebut. Begitu pula dengan rata-rata DPO senilai 243 hari yang menunjukkan perusahaan memperoleh waktu yang cukup panjang untuk melunasi hutang-hutangnya setelah mengumpulkan kas dan piutang terlebih dahulu dalam satu periode. Hal ini disebabkan oleh

37

38

jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan sangat besar karena sebagian besar kegiatan operasinya didanai dari hutang. Misalnya pembelian bahan baku yang diperoleh dari pemasok (supplier) dilakukan secara kredit atau hutang. Secara keseluruhan, berdasarkan analisis cash conversion cycle, menunjukkan perusahaan masih memiliki angka cash conversion cycle yang negatif dan berarti bahwa perusahaan belum memiliki kas yang cukup banyak untuk mendanai seluruh aktifitas perusahaannya secara optimal. Hal ini juga dibuktikan belum efektifnya perusahaan dalam melakukan perputaran persediaan dengan baik yang dapat dilihat dari kegiatan penjualannya dan pengumpulan piutang sesuai dengan batas hari yang telah ditetapkan perusahaan, sehingga siklus antara persediaan, piutang, dan kas pada perusahaan belum berjalan secara efektif. 4.8. Analisis Rasio-Rasio Keuangan Analisis rasio-rasio keuangan digunakan untuk mengetahui secara umum kinerja keuangan dari sebuah perusahaan. Pada penelitian ini, digunakan beberapa rasio keuangan yakni rasio likuiditas, aktivitas, pengungkit dan profitabilitas untuk mengetahui kinerja keuangan dari PT. Z. 4.8.1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang menunujukkan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memenuhi semua kewajibannya yang sudah jatuh tempo dan kemudian dapat dijadikan uang kas. Dari hasil analisis rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancar, rasio cepat, dan rasio kas menunjukkan bahwa PT. Z memiliki rasio likuiditas yang baik artinya perusahaan mampu memenuhi kewajibannya dengan menggunakan aktiva yang dimiliki. Pada rasio lancar, PT. Z memiliki angka rasio yang cenderung mengalami penurunan dari periode 2005-2009. Namun perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya, karena masih memiliki jumlah aktiva yang mencukupi. Rata-rata rasio lancar PT. Z yaitu sebesar 165% (1,650). Besarnya aktiva lancar pada PT. Z disebabkan oleh jumlah piutang,

38

39

persediaan, uang muka proyek, dan jumlah pendapatan yang masih harus diterima (akibat adanya proyek yang belum selesai seluruhnya). Hal ini menunjukkan jumlah aktiva lancar masih berada pada angka yang lebih besar dari pada jumlah kewajiban lancar dan kewajiban lancar tersebut yang sebagian besar berupa hutang dapat dibayar dengan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Pada rasio cepat, PT. Z memiliki angka rasio yang juga mengalami penurunan, tetapi masih dapat memenuhi kewajibannya. Hal ini disebabkan perusahaan mampu menjual persediaannya dengan cepat dan memperoleh keuntungan. Rata-rata rasio cepat PT. Z yaitu sebesar 125,4% (1,254). Pada rasio cepat yang dimiliki perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki setelah dikurangi persediaan terlebih dahulu. Pada saat persediaan telah berkurang akibat adanya kegiatan penjualan, maka pada aktiva lancar akan mengalami penambahan yakni dalam hal penambahan jumlah piutang, Mengingat bahwa jumlah piutang yang dimiliki perusahaan cukup besar pada aktiva lancar, maka pihak perusahaan dapat memenuhi hutang lancar yang dimiliki. Hutang lancar yang dimiliki pun tidak melebihi aktiva lancar perusahaan, sehingga perusahaan cukup likuid atau cepat dalam memenuhi hutang lancarnya. Tabel 10. Rasio Likuiditas
URAIAN Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Cepat Rasio Kas 2005 197.0% 157.1% 6.6% 2006 186.9% 138.7% 2.1% TAHUN 2007 166.2% 116.7% 1.4% 2008 135.8% 108.1% 2.6% 2009 139.1% 106.5% 3.9% Rata-rata 165.0% 125.4% 3.3%

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

39

40

Rasio Likuiditas
250.0% 200.0% 150.0%
%

197.0% 157.1%

186.9% 166.2% 138.7% 116.7% 135.8% 108.1% 139.1% 106.5% 165.0% 125.4% Rasio Lancar Rasio Cepat Rasio Kas

100.0% 50.0% 0.0% 6.6% 2005 2.1% 2006

1.4% 2007 Tahun

2.6% 2008

3.9% 2009

3.3% Rata-rata

Gambar 9. Rasio Likuiditas Berbeda dengan rasio kas, PT. Z memiliki rasio yang cenderung menurun dan perusahaan belum cukup memiliki kas untuk memenuhi kewajibannya. Rata-rata rasio kas PT. Z yaitu sebesar 3,3% (0,033). Dalam hal ini perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya dengan kas, karena sebagian besar pemasukan aktiva lancar perusahaan berasal dari piutang. Selain itu, juga disebabkan oleh besarnya jumlah penyesuaian terhadap kas akibat adanya tiga kegiatan dalam perusahaan, yaitu kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Dari ketiga kegiatan tersebut, terdapat jumlah penyesuaian yang cukup besar pada kegiatan operasi dan pendanaan ditahun 2005-2008. Namun pada tahun 2009, jumlah penyesuian pada kegiatan operasi dan pendanaan tidak terlalu besar. Tabel 11. Laporan Penyesuaian Arus Kas
2007 2008 Laba bersih tahun 566,467 998,026 306,816 71,409 berjalan Penyesuaian laba (rugi) bersih terhadap kas bersih : (dalam ribuan) Jumlah Penyesuaian (242,318) (2,593,210) (1,633,928) 4,093,353 Dari KEGIATAN OPERASI Jumlah Penyesuaian 22,369 (182,819) (142,697) (155,548) Dari KEGIATAN INVESTASI Jumlah Penyesuaian (472,786) 1,558,908 1,474,099 (3,708,319) Dari KEGIATAN PENDANAAN KENAIKAN (PENURUNAN) (126,268) (219,095) 4,290 300,895 DALAM KAS & BANK Kas & Bank pada awal 563,667 437,399 218,305 222,597 tahun Kas & Bank pada akhir 437,399 218,305 222,595 523,491 tahun URAI AN TAHUN 2005 2006 2009 1,325,226

379,315

(802,703)

(677,361)

224,477 523,491 747,968

40

41

4.8.2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menjelaskan berbagai aktivitas perusahaan dalam melakukan kegiatan operasi secara efisien yang kemudian perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasinya dengan baik. Dari hasil analisis rasio aktivitas yang terdiri dari periode penagihan rata-rata dan perputaran piutang, menjelaskan bahwa PT. Z memiliki rasio aktivitas yang cenderung fluktuatif dari periode 2005-2009. Pada rasio periode penagihan rata-rata, PT. Z masih memerlukan waktu yang cukup panjang dalam melakukan penagihan piutang. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata periode penagihan pada periode 2005-2009 yaitu sebesar 114.1 hari atau setara dengan 3,8 bulan (hampir mendekati 4 bulan), dimana perusahaan menargetkan piutang dapat tertagih dalam jangka waktu 60 hari atau 2 bulan. Perusahaan masih kurang baik dalam melakukan proses penagihan piutang sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni dari segi pelanggan ataupun dari segi perusahaan sendiri. Dari segi pelanggan, yakni disebabkan oleh barang yang diterima masih bersifat parsial atau dikirim sebagian, sehingga pelanggan cenderung ingin membayar setelah barang diterima secara utuh dan lengkap. Kemudian juga disebabkan oleh lalainya pelanggan dalam melunasi hutang yang membuat PT. Z selalu menghubungi. Jika dilihat dari segi perusahaan, sistem penagihan sudah terlaksana dengan baik namun belum efektif. Kendala utama yang cukup menghambat adalah faktor personil yang hanya berjumlah tujuh orang pada divisi financial & accounting dibandingkan jumlah pelanggan yang sangat banyak mencapai 190 perusahaan. Hal ini menyebabkan adanya kemungkinan double job atau pekerjaan ganda seperti melakukan kegiatan penagihan dan pengurusan dokumen-dokumen keuangan.

41

42

Tabel 12. Rasio Aktivitas


URAIAN Rasio Aktivitas Periode Penagihan Rata-rata (Hari) Perputaran Piutang (kali)
*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah
Rasio Aktivitas
160.00 140.00 120.00 100.00
%

TAHUN 2005 146.40 2.49 2006 70.84 5.15 2007 97.07 3.76 2008 139.56 2.62 2009 116.63 3.13 Rata-rata 114.10 3.43

146.40

139.56 116.63 97.07 70.84 114.10 P.Penagihan Rata2 Perputaran Piutang

80.00 60.00 40.00 20.00 2.49 2005

5.15 2006

3.76 2007

2.62 2008

3.13 2009

3.43

Rata-rata

Tahun

Gambar 10. Rasio Aktivitas Pada rasio perputaran piutang, PT. Z memiliki angka rasio yang fluktuatif dari periode 2005-2009. Artinya PT. Z baru dapat memutar kembali piutang yang dimiliki dari kegiatan penjualan yakni dengan ratarata angka rasio sebanyak 3,43 kali. Hal ini disebabkan oleh proses penagihan piutang yang kurang baik dan berdampak kemungkinan munculnya piutang tak tertagih. Pada saat jumlah piutang tak tertagih meningkat maka perusahaan pun akan mengalami penurunan pemasukan (inflow) khususnya penurunan piutang itu sendiri. 4.8.3. Rasio Pengungkit Rasio pengungkit yaitu rasio yang menjelaskan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mendanai aktivanya dengan menggunakan utang atau ekuitas pemegang saham. Pada rasio hutang, PT. Z memiliki rasio yang cenderung meningkat dari periode 2005-2009 dan menunujukkan bahwa perusahaan sebagian besar menggunakan hutang dalam mendanai kegiatan operasi perusahaan. Rata-rata angka rasio hutang periode 20052009 yaitu sebesar 53,5% (0,535). Kegiatan operasi yang dilakukan secara

42

43

hutang biasanya adalah pembelian bahan baku. Salah satu alasan utama perusahaan membeli bahan baku secara kredit yaitu untuk meminimalisir pengeluaran yang terlalu besar saat akan melakukan kegiatan produksi. Pembelian secara hutang pada pemasok (supplier) bahan baku, memberikan waktu tambahan bagi perusahaan untuk meningkatkan jumlah pemasukan yang diperoleh dari kegiatan penagihan piutang. Setelah perusahaan memperoleh total aktiva yang cukup, kemudian perusahaan baru melunasi hutang-hutangnya pada supplier. Keadaan ini telah tersistem dengan baik sehingga perputaran uang dari kegiatan produksi, penjualan, hingga munculnya piutang pada aktiva dapat menutupi jumlah hutang yang harus dibayar. Tabel 13. Rasio Pengungkit
URAIAN Rasio Pengungkit Rasio Utang Rasio Modal dgn Aktiva
*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

TAHUN 2005 39.1% 1.7% 2006 47.5% 15.3% 2007 54.4% 35.4% 2008 65.6% 35.0% 2009 60.8% 34.7% Rata-rata 53.5% 24.4%

Rasio Pengungkit
70.0% 60.0% 50.0%
%

65.6% 54.4% 47.5% 39.1% 35.4% 35.0%

60.8% 53.5% 34.7% 24.4% Rasio Hutang Rasio Modal dgn Aktiva

40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%

15.3% 1.7% 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata

Tahun

Gambar 11. Rasio Pengungkit Pada rasio modal dengan aktiva, PT. Z memiliki angka rasio yang fluktuatif dan memiliki rata-rata pada periode 2005-2009 yaitu sebesar 24,4% (0,244), yang menunjukkan bahwa perusahaan belum memiliki modal sendiri yang cukup banyak sehingga masih memerlukan tambahan modal pinjaman dari pihak lain. Selain itu, modal yang dimiliki pun berasal dari kepemilikan saham oleh Holding Company.

43

44

4.8.4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas yakni rasio yang menunjukkan apakah sebuah perusahaan memiliki masalah dengan profitabilitas atau keuntungannya. Perusahaan yang kegiatan penjualan secara kredit, maka keuntungan yang diperoleh tidak dapat diidentifikasi secara langsung, hal ini berkaitan dengan ketepatan pelanggan dalam membayar piutangnya. Pada rasio margin laba operasi, PT. Z memiliki persentase yang cukup rendah yaitu 2,5% (0,025) (rata-rata dari periode 2005-2009). Artinya, PT. Z memiliki laba operasi yang cenderung rendah dibandingkan dengan kegiatan penjualannya. PT. Z juga memiliki margin laba operasi yang berfluktuatif pada periode 2005-2009. Pada tahun 2008, PT. Z mengalami penurunan yang cukup drastis, namun hal tersebut dapat disesuaikan kembali pada tahun 2009 yakni dengan margin laba operasi yang berada di atas rata-rata yaitu sebesar 3,9% (0,039) Selain itu, margin laba operasi yang rendah disebabkan oleh adanya pengaruh dari peningkatan harga pokok penjualan, beban usaha, dan adanya pengurangan pajak. Tabel 14. Rasio Profitabilitas
URAIAN Rasio Profitabilitas Margin Laba Operasi Tingkat Pengembalian Atas Investasi
*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah
Rasio Profitabilitas
6.0% 5.0% 4.0% % 3.0% 2.0% 1.0% 0.0% 2005 2006 2007 1.1% 3.8% 3.2% 4.8% 4.1% 4.4% 3.9% 2.9%

TAHUN 2005 3.2% 3.8% 2006 4.1% 4.8% 2007 1.1% 1.0% 2008 0.3% 0.2% 2009 3.9% 4.4% Rata-rata 2.5% 2.9%

Margin Laba Operasi Tk.Pngmb.Atas Investasi

1.0% 0.2% 0.3% 2008 2009

2.5%

Ratarata

Tahun

Gambar 12. Rasio Profitabilitas

44

45

Pada rasio tingkat pengembalian atas investasi, PT. Z juga memiliki persentase yang berfuktuatif pada periode 2005-2009 dan memiliki rata-rata sebesar 2,9% (0,029). Artinya PT. Z memiliki laba operasi yang dihasilkan dari total aktiva yang dimiliki. Jumlah laba operasi yang masih tergolong kecil, disebabkan oleh adanya pengurangan yang cukup besar dari harga pokok penjualan, beban usaha, dan pajak yang dibebankan. Namun, dalam hal ini tidak ada standar baku untuk rasio tingkat pengembalian atas investasi, tetapi perusahaan telah berada pada rasio yang positif artinya perusahaan masih memiliki laba operasi yang cukup baik. 4.9. Implikasi Manajerial PT. Z adalah perusahaan manufaktur yang sebagian besar bisnisnya adalah kegiatan penjualan secara kredit. Penjualan yang dilakukan secara kredit akan berdampak pada jumlah piutang yang akan diperoleh dan jumlah piutang tersebut akan memberikan pengaruh pada pemasukan arus kas perusahaan. Penjualan kredit yang dilakukan oleh PT. Z didasarkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kebijakan yang sangat diperhatikan yaitu analisis terhadap kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh pelanggan sebelum memulai transaksi pembelian secara kredit. Pada PT. Z kebijakan yang dimiliki sudah berjalan cukup baik, karena kebijakan tersebut secara umum berkaitan dengan perolehan informasi-informasi pelanggan meliputi kemampuan pelanggan dalam melakukan proses pembayaran atas transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit. Namun pada pelaksanaannya, PT. Z mengalami kesulitan dalam menagih piutangnya. Salah satu penyebabnya adalah berasal dari pelanggan itu sendiri. Awalnya perusahaan memang melakukan analisa kredit terlebih dahulu terhadap pelanggan, yaitu menyesuaikan kriteriakriteria yang harus dipenuhi pelanggan, tetapi setelah perusahaan menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa pelanggan dalam waktu yang cukup yang lama, terkadang beberapa pelanggan mengabaikan segala peraturan dalam proses pembayaran hutang. Disatu sisi, perusahaan telah mampu menjalin hubungan kerjasama yang baik dan cukup lama dengan beberapa pelanggan, tetapi disisi lain ternyata pelanggan kurang bersikap profesional

45

46

dalam membayar hutangnya sehingga hal ini akan berdampak pada perolehan piutang yang dapat ditagih dan berdampak pada keadaan arus kas perusahaan. Sebenarnya PT. Z mampu menyelesaikan permasalahan piutang yang diperolehnya dengan memperbaiki atau menggunakan kebijakan kredit yang dimiliki saat ini secara lebih profesional dan bersikap lebih tegas terhadap pelanggannya. Pada saat PT. Z mampu bersikap profesional dan lebih tegas, maka pelanggan akan merasa segan dan akan melakukan pembayaran hutang kepada pihak perusahaan atas dasar peraturan dan kesepakatan yang telah ditetapkan diawal. Selanjutnya PT. Z akan melihat dampak dari sikap tegas dan profesionalnya yaitu perolehan piutang yang sesuai jatuh tempo. Pada saat perusahaan mampu membuat para pelanggan membayar hutangnya sesuai jatuh tempo, maka perusahaan akan memiliki keadaan arus kas yang baik.

46

47

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan a. Berdasarkan analisis terhadap sistem manajemen piutang yang dilakukan, PT. Z telah melakukan proses manajemen, pengelolaan, dan pengendalian piutang berdasarkan SOP (Standard Operation Procedure) yang telah ditetapkan oleh perusahaan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan SOP. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah piutang seperti persentase penjualan kredit, ketentuan penjualan, tipe pelanggan, dan usaha penagihan, PT. Z memiliki jumlah piutang yang cukup besar pada laporan neraca terutama dipengaruhi oleh besarnya persentase penjualan kredit dan usaha penagihan yang dilakukan. c. Berdasarkan analisis kinerja keuangan pada laporan keuangan perusahaan periode 2005-2009, menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kinerja keuangan yang cukup baik. Hal ini ditandai oleh angka rasio keuangan yang bernilai positif. d. Pengendalian piutang yang dilakukan oleh PT. Z belum berjalan efektif terhadap perolehan kas perusahaan. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis cash conversion cycle yang negatif dan memiliki arti bahwa jumlah piutang yang dimiliki belum cukup untuk di konversi menjadi kas akibat adanya faktor-faktor penghambat seperti penagihan dan tidak diterapkannya dengan baik analisa kredit (5C) kepada seluruh pelanggan.

47

48

2. Saran a. PT. Z sebaiknya melakukan perekrutan karyawan untuk menutupi kekurangan karyawan pada divisi financial & accounting yang kemudian diharapkan adanya peningkatan kinerja yang baik terutama pada bagian penagihan piutang. b. PT. Z perlu memperbaiki kebijakan kredit yang dimiliki agar sistem penjualan kredit dan pengelolaan piutang dapat terlaksana lebih baik lagi serta melakukan pengambilan keputusan secara tepat ketika piutang sudah mulai terhambat.

48

49

DAFTAR PUSTAKA

Jumingan. 2008. Analisis Laporan Keuangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Keown, A.J. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (terjemahan). Salemba Empat. Jakarta. Keown, A.J. 2010. Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh, Jilid 2. PT. Indeks. Jakarta. Mangkusubroto, K. 1983. Analisa Keputusan (Pendekatan Sistem dalam Manajemen Usaha dan Proyek). Penerbit BASKARA. Bandung. Mattjik, A.A dan IM. Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan Dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Maya, S. 2005. Efektivitas Manajemen Piutang dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang PT. Biro Klasifikasi Indonesia (persero). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Santosa, P.B. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan, Edisi Kelima. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Stice, E.K. 2004. Akuntansi Intermediate, Edisi 15, Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta. Stice, E.K. 2005. Akuntansi Intermediate, Edisi 15, Buku Dua. Salemba Empat. Jakarta. Warren, C.S. 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Buku Satu, Salemba Empat. Jakarta.

49

50

http://astaqauliyah.com/2005/04/teori-teori-pengambilan-keputusan/[10 Desember 2010] http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-sucipto.pdf [10 Desember 2010] http://definisi-pengertian.blogspot.com/2010/08/pengertian-efektivitas-danefisiensi.html [5 Januari 2011] http://dewi.student-blog.undip.ac.id/2009/05/27/perbedaan-efisiensi-danefektivitas/ [5 Januari 2011]

50

51

51

51 Lampiran 1. Analisis Perhitungan


Analisis Perhitungan Rasio URAIAN Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Cepat Rasio Kas URAIAN Rasio Aktivitas Periode Penagihan Rata-rata Perputaran Piutang URAIAN Rasio Pengungkit Rasio Utang Rasio Modal dgn Aktiva URAIAN Rasio Profitabilitas Margin Laba Operasi Tingkat Pengembalian Atas Investasi Analisis Cash Conversion Cycle URAIAN DSO (days of sales outsanding) (hari) DSI (days of sales in inventory) (hari) DPO (days of payable outsanding) (hari) Cash Conversion Cycle TAHUN 2005 146.40 107.73 156.69 97.44 2006 70.84 105.72 192.45 -15.89 2007 97.07 138.31 265.88 -30.51 2008 139.56 111.57 347.50 -96.37 2009 116.63 95.98 253.82 -41.21 Rata-Rata 114.10 111.86 243.27 -17.31 TAHUN 2005 197.0% 157.1% 6.6% 2005 146.40 2.49 2005 39.1% 1.7% 2005 3.2% 3.8% 2006 4.1% 4.8% 2006 186.9% 138.7% 2.1% 2006 70.84 5.15 2006 47.5% 15.3% 2007 166.2% 116.7% 1.4% TAHUN 2007 97.07 3.76 TAHUN 2007 54.4% 35.4% TAHUN 2007 1.1% 1.0% 2008 135.8% 108.1% 2.6% 2008 139.56 2.62 2008 65.6% 35.0% 2008 0.3% 0.2% 2009 3.9% 4.4% 2009 139.1% 106.5% 3.9% 2009 116.63 3.13 2009 60.8% 34.7% Rata-rata 165.0% 125.4% 3.3% Rata-rata 114.10 3.43 Rata-rata 53.5% 24.4% Rata-rata 2.5% 2.9%

51

52
Analisis TREND TAHUN 2007 102.62 50.89 279.61 211.55 154.77 54.16 164.78 120.55 36.83 TAHUN 2007 7,224,041,000 222,595,000 16,092,008,000 8,370,698,000 27,163,293,000 306,816,000 22,090,890,000 3,742,943,000 41,604,000

Uraian Akun Neraca (%) Piutang Kas & Bank Hutang Persediaan Akun Laba-rugi (%) Penjualan Laba Bersih HP.Penjualan Beban Usaha Lain-lain (%) Penyisihan Piutang

2005 100 100 100 100 100 100 100 100 100

2006 67.87 49.91 172.48 137.81 140.25 176.18 140.43 135.67 36.83

2008 143.39 119.68 341.56 159.50 150.41 12.61 154.02 136.05 36.83

2009 154.06 171.00 319.45 175.69 193.38 233.95 197.21 147.29 344.63

Uraian Akun Neraca (%) Piutang Kas & Bank Hutang Persediaan Akun Laba-rugi (%) Penjualan Laba Bersih HP.Penjualan Beban Usaha Lain-lain (%) Penyisihan Piutang *sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

2005 7,039,396,000 437,399,000 5,755,193,000 3,956,893,000 17,550,718,000 566,467,000 13,406,105,000 3,104,932,000 112,971,000

2006 4,777,423,000 218,305,000 9,926,545,000 5,452,956,000 24,615,756,000 998,026,000 18,826,267,000 4,212,315,000 41,604,000

2008 10,093,967,146 523,490,227 19,657,251,166 6,311,191,836 26,398,878,412 71,408,679 20,647,424,576 4,224,290,854 41,604,000

2009 10,844,969,103 747,967,117 18,384,712,029 6,952,049,194 33,940,128,991 1,325,225,138 26,438,176,711 4,573,190,829 389,330,471

52

53 Lampitan 2. Analisis Perhitungan Rasio

URAIAN Rasio Likuiditas Rasio Lancar Rasio Cepat Rasio Kas URAIAN Rasio Aktivitas (hari) Periode Penagihan Rata-rata Perputaran Piutang URAIAN Rasio Pengungkit Rasio Utang Rasio Modal dgn Aktiva URAIAN Rasio Profitabilitas Margin Laba Operasi Tingkat Pengembalian Atas Investasi
*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

2005 197.0% 157.1% 6.6%

2006 186.9% 138.7% 2.1%

2007 166.2% 116.7% 1.4%

TAHUN 2008 135.8% 108.1% 2.6% TAHUN 2008 139.56 2.62 TAHUN 2008 65.6% 35.0% TAHUN 2008 0.3% 0.2%

2009 139.1% 106.5% 3.9%

Rata-rata 165.0% 125.4% 3.3%

2005 146.40 2.49

2006 70.84 5.15

2007 97.07 3.76

2009 116.63 3.13

Rata-rata 114.10 3.43

2005 39.1% 1.7%

2006 47.5% 15.3%

2007 54.4% 35.4%

2009 60.8% 34.7%

Rata-rata 53.5% 24.4%

2005 3.2% 3.8%

2006 4.1% 4.8%

2007 1.1% 1.0%

2009 3.9% 4.4%

Rata-rata 2.5% 2.9%

53

54 Lampiran 3. Analisis Cash Conversion Cycle

URAIAN DSO (days of sales outsanding)

TAHUN 2005 146.40 2006 70.84 2007 97.07 2008 139.56 2009 116.63 Rata-Rata 114.10

DSI (days of sales in inventory)

107.73

105.72

138.31

111.57

95.98

111.86

DPO (days of payable outsanding)

156.69

192.45

265.88

347.50

253.82

243.27

Cash Conversion Cycle

97.44

-15.89

-30.51

-96.37

-41.21

-17.31

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

54

55 Lampiran 4. Analisis Trend


TAHUN 2005 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2006 67.87 49.91 172.48 137.81 140.25 176.18 140.43 135.67 36.83 2007 102.62 50.89 279.61 211.55 154.77 54.16 164.78 120.55 36.83 TAHUN 2005 7,039,396,000 437,399,000 5,755,193,000 3,956,893,000 17,550,718,000 566,467,000 13,406,105,000 3,104,932,000 112,971,000 2006 4,777,423,000 218,305,000 9,926,545,000 5,452,956,000 24,615,756,000 998,026,000 18,826,267,000 4,212,315,000 41,604,000 2007 7,224,041,000 222,595,000 16,092,008,000 8,370,698,000 27,163,293,000 306,816,000 22,090,890,000 3,742,943,000 41,604,000 2008 10,093,967,146 523,490,227 19,657,251,166 6,311,191,836 26,398,878,412 71,408,679 20,647,424,576 4,224,290,854 41,604,000 2009 10,844,969,103 747,967,117 18,384,712,029 6,952,049,194 33,940,128,991 1,325,225,138 26,438,176,711 4,573,190,829 389,330,471 2008 143.39 119.68 341.56 159.50 150.41 12.61 154.02 136.05 36.83 2009 154.06 171.00 319.45 175.69 193.38 233.95 197.21 147.29 344.63

Uraian Akun Neraca (%) Piutang Kas & Bank Hutang Persediaan Akun Laba-rugi (%) Penjualan Laba Bersih HP.Penjualan Beban Usaha Lain-lain (%) Penyisihan Piutang

Uraian Akun Neraca (Rp) Piutang Kas & Bank Hutang Persediaan Akun Laba-rugi (Rp) Penjualan Laba Bersih HP.Penjualan Beban Usaha Lain-lain (Rp) Penyisihan Piutang

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

55

56 Lampiran 5. Analisis Per Komponen


Laporan Neraca URAI AN Aktiva Lancar Kas & Bank Piutang Usaha : Pihak YMHI Pihak Ketiga Piutang Lain-lain Persediaan Pajak Dibayar Dimuka Beban Dibayar Dimuka Uang muka proyek Pendapatan yang masih akan diterima Aktiva Tidak Lancar Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap Beban ditangguhkan Uang jaminan JUMLAH AKTIVA (Nilai Baku) TAHUN 2005 2.97% 31.78% 15.09% 0.92% 26.86% 1.54% 0.11% 8.97% 0.00% 0.31% 8.69% 2.28% 0.48% 100 2006 1.05% 6.82% 15.11% 0.95% 26.11% 0.00% 0.26% 7.26% 34.47% 0.16% 6.44% 1.29% 0.09% 100 2007 0.75% 2.55% 21.11% 0.73% 28.27% 0.00% 0.19% 16.44% 21.63% 0.13% 4.19% 3.53% 0.45% 100 TAHUN URAI AN Kewajiban Lancar Hutang Usaha: Pihak YMHI Pihak Ketiga Hutang Bank Hutang Pajak Hutang Sewa Guna Usaha Beban YMH dibayar Uang Muka penjualan Hutang Lain-lain Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban Imbalan Kerja Hutang Sewa Guna Usaha Hutang lain-lain : Pihak YMHI Pihak Ketiga Ekuitas Modal Saham Tambahan Modal Disetor Saldo (Rugi) JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 2008 1.75% 0.95% 31.82% 0.94% 21.07% 0.00% 0.32% 21.37% 13.81% 0.31% 3.81% 3.43% 0.43% 100 2009 2.47% 1.30% 33.91% 0.65% 22.99% 0.00% 0.75% 16.84% 8.82% 1.12% 5.75% 4.59% 0.81% 100 Rata-rata 1.80% 8.68% 23.41% 0.84% 25.06% 0.31% 0.33% 14.18% 15.74% 0.41% 5.78% 3.02% 0.45%

12.81% 18.96% 0.00% 3.52% 0.23% 5.73% 0.00% 3.56% 0.00% 0.20% 49.56% 54.67% 1.70% 19.95% -70.88%

17.43% 8.25% 0.00% 8.49% 0.00% 1.70% 0.00% 13.37% 0.00% 0.14% 42.01% 38.56% 15.27% 0.00% -45.21%

21.91% 12.42% 13.48% 6.54% 0.00% 0.81% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 40.26% 35.42% 0.00% -30.85%

27.22% 16.83% 14.00% 1.91% 0.00% 2.15% 0.00% 5.68% 2.80% 0.00% 26.89% 0.00% 35.02% 0.00% -32.49%

28.18% 11.95% 16.40% 2.48% 0.00% 2.17% 0.11% 1.79% 3.40% 0.00% 26.63% 0.00% 34.68% 0.00% -27.80%

21.51% 13.68% 8.78% 4.59% 0.05% 2.51% 0.02% 4.88% 1.24% 0.07% 29.02% 26.70% 24.42% 3.99% -41.45%

56

57 Lampiran 6. LAPORAN NERACA PT. Z TAHUN 2005 2006 2007 2008 2009

URAIAN AKTIVA Aktiva Lancar Aktiva Tidak Lancar

12,997,697,000 1,731,386,000

19,217,526,000 27,148,465,000 27,559,559,972 26,531,745,308 1,666,359,000 2,459,093,000 2,389,353,729 3,709,349,456

JUMLAH AKTIVA

14,729,083,000

20,883,885,000 29,607,558,000 29,948,913,701 30,241,094,764

KEWAJIBAN dan EKUITAS Kewajiban Lancar Kewajiban Jangka Panjang Ekuitas 6,598,726,000 15,381,782,000 10,282,103,000 16,332,861,000 20,301,040,629 19,076,987,269 16,855,181,000 11,921,280,000 1,353,417,000 8,891,106,272 756,766,801 9,082,115,556 2,081,991,939

(7,251,425,000) (6,253,399,000)

JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS

14,729,083,000

20,883,885,000 29,607,558,000 29,948,913,702 30,241,094,764

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

57

58 Lampiran 7. LAPORAN LABA RUGI PT. Z


TAHUN 2007 27,163,293,000 22,090,890,000 5,072,403,000

URAIAN PENJUALAN HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR

2005 17,550,718,000 13,406,105,000 4,144,613,000

2006 24,615,756,000 18,826,267,000 5,789,489,000

2008 26,398,878,412 20,647,424,576 5,751,453,836

2009 33,940,128,991 26,438,176,711 7,501,952,280

JUMLAH BEBAN USAHA LABA USAHA

3,104,932,000 1,039,681,000

4,212,315,000 1,577,174,000

3,742,943,000 1,329,460,000

4,224,290,854 1,527,162,982

4,573,190,829 2,928,761,451

JUMLAH PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BADAN

(158,389,000) 881,292,000

(98,750,000) 1,478,424,000

(888,313,000) 441,147,000

(1,396,922,510) 130,240,472

(968,563,852) 1,960,197,599

JUMLAH PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK LABA BERSIH TAHUN BERJALAN

(314,825,000) 566,467,000

(480,398,000) 998,026,000

(134,331,000) 306,816,000

(58,831,793) 71,408,679

(634,972,461) 1,325,225,138

*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

58

59 Lampiran 8. LAPORAN ARUS KAS PT. Z TAHUN 2005 566,467,000 2006 998,026,000 2007 306,816,000 2008 71,408,680 2009 1,325,225,137

URAIAN Laba bersih tahun berjalan

Penyesuaian laba (rugi) bersih terhadap kas bersih

Jumlah Penyesuaian dari KEGIATAN OPERASI

(242,318,000) (2,593,210,000) (1,633,928,000)

4,093,352,545

379,314,538

Jumlah Penyesuaian Dari KEGIATAN INVESTASI

22,369,000

(182,819,000)

(142,697,000)

(155,547,056)

(802,702,375)

Jumlah Penyesuaian Dari KEGIATAN PENDANAAN

(472,786,000)

1,558,908,000

1,474,099,000 (3,708,319,994)

(677,360,410)

KENAIKAN (PENURUNAN) DALAM KAS & BANK Kas dan Bank pada awal tahun Kas dan Bank pada akhir tahun
*sumber : Lap.Keuangan PT. Z Diolah

(126,268,000) 563,667,000 437,399,000

(219,095,000) 437,399,000 218,305,000

4,290,000 218,305,000 222,595,000

300,894,175 222,596,052 523,490,227

224,476,890 523,490,227 747,967,117

59

60

Lampiran 9. Daftar Kuesioner

KUESIONER WAWANCARA ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP EFEKTIVITAS ARUS KAS

Identifikasi Proses Manajemen Piutang

1. Bagaimanakah alur kebijakan kredit yang diterapkan oleh perusahaan? Serta kebijakan kredit (contoh 2/10,3/60, dll) 2. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam kebijakan kredit? 3. Berapa banyak konsumen yang melakukan pembelian secara kredit? 4. Kriteria apa sajakah yang harus dipenuhi oleh konsumen agar dapat melakukan pembelian secara kredit?

Verifikasi Dokumen Invoice Tagihan

1. Dokumen apa saja yang diperlukan dalam membuat Invoice Tagihan? 2. Siapa sajakah yang berperan dalam proses pembuatan Invoice Tagihan? 3. Apakah terdapat sistem penjadwalan yang teratur dalam proses penagihan?

Pengelolaan Piutang Perusahaan

1. Bagaimanakah alur teknis dari proses penagihan piutang? 2. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam melakukan penagihan? 3. Hal apa sajakah yang dapat terjadi ketika piutang tidak dapat tertagih / telat tertagih? 4. Tindakan apa saja yang dilakukan ketika piutang tidak dapat tertagih / telat terbayar? 5. Apakah perusahaan sudah memiliki SOP dalam melakukan proses pengendalian piutang?

60

61

Faktor-faktor apasajakah yang dapat mempengaruhi kebijakan piutang? Kinerja Keuangan Perusahaan

1. Dalam cashflow, akun apa sajakah yang memiliki pengeluaran cukup besar? 2. Dalam cashflow, akun apa sajakah yang memiliki pemasukan cukup besar? 3. Apakah piutang menjadi hal yang cukup berpengaruh pada laporan keuangan perusahaan? 4. Hal apa sajakah yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan / manajer keuangan dalam menciptakan kinerja keuangan yang baik? 5. Apakah perusahaan melakukan penilaian kinerja keuangan secara internal?atau mendatangkan pihak independent dalam melakukan

penilaian kinerja keuangan? 6. Bagaimanakah keadaan arus kas perusahaan tiap bulannya? 7. Bagaimana cara perusahaan dalam menstabilkan keadaan arus kas?

61

Anda mungkin juga menyukai