Seharusnya,
Tugas membantu penyidik ada pada dokter spesialis forensik
Kenyataannya: di Indonesia hanya ada 80 orang SpF / 220 juta penduduk Bandingkan: di Jepang ada 800 SpF / 100 juta penduduk
Indonesia
TEKNOLOGI DNA
Perkembangan pesat dalam 30 tahun terakhir DNA Forensik mulai berkembang 1985, sejak Alec J Jeffreys menulis tentang DNA fingerprint di majalah Nature Penerimaan sebagai bukti di pengadilan sejak 1990. Di USA sejak 1988
DNA
Sel eukariotik
Core-DNA (c-DNA)
DNA didalam nukleus sel Watson and Crick: struktur double helix
Mengkode informasi genetik untuk pembentukan protein dan enzim
Mitochondria-DNA (mt-DNA)
DNA dalam mitokondria sel. Pada sel sperma ada di leher Struktur: double ring Mengkode pembentukan protein dan enzim rantai pernapasan
Gregor Mendel
Proses pembuahan
Saat pembuahan
Kepala sperma (cDNA ayah) bergabung dengan inti sel ovum (cDNA ibu) sel anak mengandung cDNA ayah dan ibu Leher sel sperma (mtDNA ayah) tertinggal di luar sel sel anak hanya mengandung mtDNA ibu
Pengelompokan DNA
Sentromer (persilangan kromosom):
individual spesific
PEMERIKSAAN FORENSIK
Pemeriksaan DNA
Pem. DNA tanpa amplifikasi:
Menggunakan metode Southern blot Memerlukan DNA yang relatif utuh Pemeriksaan lebih lama Menggunakan metode PCR Memerlukan DNA sedikit dan tak perlu utuh Pemeriksaan cepat
DNA fingerprint
Dep. Ked. Forensik dan Medikolegal FKUI, Jakarta Perkembangan: Mei 1996 sampai sekarang Metode: pemeriksaan berbasis PCR Lokus: HLA-DQA dan polimarker D1S80 amelogenin dan STR Jenis pelayanan: perdata >>> kriminal
Pemeriksaan DNA
Kasus paternitas: selingkuh (antenatal, postnatal, postmortem), kasus imigrasi, bayi tertukar di RS Delik susila: perkosaan, incest Trace evidence: bercak mani Personal identification: postmortem vs rambut pada sisir pribadi
Penerimaan Internasional
Kasus imigrasi: uji paternitas pd kawin campur Indonesia asing: Arab Saudi, Inggris, Amerika, Canada, Den Mark ICRC: pengungsi Bom Bali: tim pakar kasus Taiwan
Kasus incest
Seorang anak 13 tahun, hamil dan melahirkan bayi Tersangka: kakek (pengakuan korban) PN Purwokerto: tak ada bukti, kakek pikun DNA: terbukti
Kasus imigrasi
Mantan WTS nikah dengan pria Inggris, hamil Ditinggal suaminya untuk tugas Pembuktian DNA: STR bukan anak ibu maupun bapak
Permasalahan di Indonesia
Kurangnya man power (pakar): keahlian DNA forensik (MS atau PhD), medikolegal Biaya pemeriksaan yang mahal: peralatan dan reagen mahal (import dari pihak ketiga, pajak barang mewah) hanya yang mampu Kurangnya dukungan pemerintah: sarana, maintenance dan operasional lab Belum ada data base frekuensi DNA
Penutup
Pemeriksaan DNA sudah ada di Indonesia sejak 1995 Pemeriksaan DNA di Indonesia sudah diterima di PN dan PA Pemeriksaan DNA terkendala masalah kelangkaan pakar, masalah mahalnya biaya pemeriksaan, kurangnya dukungan pemerintah dalam hal pendanaan, dan belum adanya database frekuensi gen orang Indonesia
Terima kasih
Dibawakan pada mata kuliah Diagnostik Molekuler FTB UAJ Jakarta, 15 Nov 2006