Anda di halaman 1dari 48

APLIKASI DIAGNOSTIK MOLEKULER DALAM BIDANG FORENSIK

Djaja Surya Atmadja

Dep. Ked. Forensik dan Medikolegal


FKUI, Jakarta

Ilmu Kedokteran Forensik


Cabang ilmu kedokteran Menerapkan pengetahuan kedokteran Untuk penegakan keadilan
Berperan membantu penyidik membuktikan tindak pidana terhadap tubuh dan nyawa manusia

Seharusnya,
Tugas membantu penyidik ada pada dokter spesialis forensik
Kenyataannya: di Indonesia hanya ada 80 orang SpF / 220 juta penduduk Bandingkan: di Jepang ada 800 SpF / 100 juta penduduk

Indonesia

Pasal 133(1) KUHAP


Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban, baik luka, keracunan atau mati, yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman, dokter dan atau ahli lainnya

Pasal 1(28) KUHAP


Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan

Ilmu Kedokteran Forensik


IKF klinik: korban hidup
IKF patologi: korban meninggal IKF laboratoris: barang bukti biologis yang berasal dari manusia

TEKNOLOGI DNA
Perkembangan pesat dalam 30 tahun terakhir DNA Forensik mulai berkembang 1985, sejak Alec J Jeffreys menulis tentang DNA fingerprint di majalah Nature Penerimaan sebagai bukti di pengadilan sejak 1990. Di USA sejak 1988

DNA

Deoksiribo Nucleic Acid


Materi keturunan Makromolekul intra seluler pada sel eukariotik Senyawa gabungan gula ribosa, gugus fosfat dan basa nitrogen CTGA

Sel eukariotik

Core-DNA (c-DNA)
DNA didalam nukleus sel Watson and Crick: struktur double helix
Mengkode informasi genetik untuk pembentukan protein dan enzim

Mitochondria-DNA (mt-DNA)
DNA dalam mitokondria sel. Pada sel sperma ada di leher Struktur: double ring Mengkode pembentukan protein dan enzim rantai pernapasan

c-DNA dan mt-DNA dalam sel

Gregor Mendel

Proses pembuahan

Saat pembuahan
Kepala sperma (cDNA ayah) bergabung dengan inti sel ovum (cDNA ibu) sel anak mengandung cDNA ayah dan ibu Leher sel sperma (mtDNA ayah) tertinggal di luar sel sel anak hanya mengandung mtDNA ibu

Pola penurunan c-DNA vs mt-DNA


cDNA ovum: dalam nukleus cDNA sperma: dalam kepala sperma cDNA anak: dari bapak dan ibu: hukum MENDEL (parental inheritance) mtDNA ovum: dalam mitokondria mtDNA sperma: dalam midpiece (leher) sperma mtDNA anak: diturunkan dari ibu saja (maternal inheritance)

Pengelompokan DNA
Sentromer (persilangan kromosom):

species specific dan chromosome specific

Telomere (ujung kromosom):

individual spesific

Tujuan pemeriksaan DNA forensik


Identifikasi personal: 1. Asal usul anak: kasus paternitas 2. Hubungan kekeluargaan 3. Identifikasi korban tak dikenal 4. Penentuan jenis kelamin Pencarian asal usul bahan biologis: 1. Penentuan spesies, sex, gol. darah dan HLA 2. Penentuan individu

PEMERIKSAAN FORENSIK

Keunggulan pemeriksaan DNA


DNA bersifat memastikan DNA lebih stabil DNA dapat diperbanyak in vitro (PCR) Pemeriksaan lebih mudah dan cepat DNA distribusi luas DNA sangat polimorfik individual spesific Paternitas: antenatal, postmortal, and paternitas tanpa ayah Perkosaan salome: jumlah dan identitas para pelaku

Pemeriksaan DNA
Pem. DNA tanpa amplifikasi:

Menggunakan metode Southern blot Memerlukan DNA yang relatif utuh Pemeriksaan lebih lama Menggunakan metode PCR Memerlukan DNA sedikit dan tak perlu utuh Pemeriksaan cepat

Pem. DNA dengan amplifikasi


Pemeriksaan DNA tanpa amplifikasi


Memerlukan High Molecular DNA ( > 23 kB) Pemeriksaan VNTR: DNA fingerprint (multi-locus probe) Pemeriksaan VNTR dengan single-locus probe

Pemeriksaan DNA berbasis PCR


DNA sasaran tidak perlu HMW-DNA Base polymorphisms sequencing atau dot blot Length polymorphisms electroforesis

DNA fingerprint

DNA profiling dengan single locus probe

Analisis dotblot: HLADQA

Analisis dotblot: Polymarker

Analisis amp-FLP: D1S80

Short Tandem Repeats (STR)

Perkembangan DNA forensik di Indonesia

Dep. Ked. Forensik dan Medikolegal FKUI, Jakarta Perkembangan: Mei 1996 sampai sekarang Metode: pemeriksaan berbasis PCR Lokus: HLA-DQA dan polimarker D1S80 amelogenin dan STR Jenis pelayanan: perdata >>> kriminal

Pemeriksaan DNA
Kasus paternitas: selingkuh (antenatal, postnatal, postmortem), kasus imigrasi, bayi tertukar di RS Delik susila: perkosaan, incest Trace evidence: bercak mani Personal identification: postmortem vs rambut pada sisir pribadi

Lab. DNA forensik lainnya


Ladokpol: 1996 Puslabfor Mabes Polri: 1997 TDRC FK Unair: 2000 Bag IKF FK Unpad: 2002

Penerimaan DNA di Pengadilan


Sudah diterima sebagai bukti di PN maupun Pengadilan Agama sejak 1997 Masalah: kompetensi pakar, pengetahuan aparat hukum, manipulasi barang bukti

Penerimaan Internasional
Kasus imigrasi: uji paternitas pd kawin campur Indonesia asing: Arab Saudi, Inggris, Amerika, Canada, Den Mark ICRC: pengungsi Bom Bali: tim pakar kasus Taiwan

Kasus yang pernah ditangani

Kasus pembunuhan Udin (koran Bernas) di Bantul


Versi polisi: selingkuh Versi wartawan: pembunuhan politik Tersangka: Iwik Pemeriksaan DNA di Univ. Stratclife (Inggris) dan IKF FKUI pengadilan

Kasus incest
Seorang anak 13 tahun, hamil dan melahirkan bayi Tersangka: kakek (pengakuan korban) PN Purwokerto: tak ada bukti, kakek pikun DNA: terbukti

Pembunuhan dan perkosaan


Wanita 20 tahun meninggal dicekik setelah diperkosa usap vagina dan kuku yang hitam 2 minggu: polisi membawa tersangka jejas cakar pada dada DNA tersangka = DNA usapan vagina = DNA kuku

Kasus PAS Balikpapan


Nona muda ditahan dengan tuduhan PAS dan membakar bayi Bayi tidak diotopsi Darah ibu dan iga janin: HLADQA dan PM Pengadilan: c-DNA vs mt-DNA, fakta medis LN: wanita tersebut tak mungkin hamil krn kelainan bawaan pada genitalia

Kasus aborsi akibat perselingkuhan


Pria membawa jaringan aborsi: janinnya atau bukan Curiga karena istri merahasiakan kehamilan dan aborsi diam-diam Pem DNA: bukan anak si bapak

Kasus imigrasi
Mantan WTS nikah dengan pria Inggris, hamil Ditinggal suaminya untuk tugas Pembuktian DNA: STR bukan anak ibu maupun bapak

Selingkuh anggota DPRD


Anggota DPRD mengadukan rekannya (pengusaha) selingkuh dengan istrerinya shg lahir anak PN Medan minta pemeriksaan DNA Hasil: bukan anak anggota DPRD

Permasalahan di Indonesia
Kurangnya man power (pakar): keahlian DNA forensik (MS atau PhD), medikolegal Biaya pemeriksaan yang mahal: peralatan dan reagen mahal (import dari pihak ketiga, pajak barang mewah) hanya yang mampu Kurangnya dukungan pemerintah: sarana, maintenance dan operasional lab Belum ada data base frekuensi DNA

Penutup
Pemeriksaan DNA sudah ada di Indonesia sejak 1995 Pemeriksaan DNA di Indonesia sudah diterima di PN dan PA Pemeriksaan DNA terkendala masalah kelangkaan pakar, masalah mahalnya biaya pemeriksaan, kurangnya dukungan pemerintah dalam hal pendanaan, dan belum adanya database frekuensi gen orang Indonesia

Terima kasih
Dibawakan pada mata kuliah Diagnostik Molekuler FTB UAJ Jakarta, 15 Nov 2006

Anda mungkin juga menyukai