Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Gambaran bentuk permukaan (topografi) dasar laut diperoleh dengan dilakukannya suatu aktivitas pengukuran di laut atau biasa disebut dengan pemeruman. Pemeruman dilakukan dengan membuat profil (potongan) pengukuran kedalaman. Pengukuran kedalaman dilakukan pada titik-titik yang dipilih untuk mewakili keseluruhan daerah yang akan dipetakan dengan menggunakan alat pengukur kedalaman yang disebut alat perum gema. Salah satu keterbatasan dari alat perum gema adalah gelombang akustik yang dipancarkan menggunakan beamwidth, bukan suatu gelombang pancar yang terfokus pada satu titik. Penggunaan beamwidth pada perum gema dapat menyebabkan permukaan dasar perairan yang direkam oleh alat tersebut bukan merupakan kedalaman yang sebenarnya. Kesalahan yang disebabkan oleh beamwidth ini disebut kesalahan hiperbolik (hyperbolic error). Pengaruh kesalahan hiperbolik akan menjadi sangat besar apabila dilakukan di daerah yang memiliki dasar perairan dengan variasi kemiringan (slope) yang sangat beragam. Titik-titik pengukuran pengukuran kedalaman berada pada lajur-lajur pengukuran kedalaman yang disebut sebagai lajur perum atau sounding line. Pemeruman lajur silang terhadap lajur perum utama harus dilaksanakan untuk memastikan ketelitian posisi pemeruman. Spasi lajur silang dibuat sedemikian rupa kerapatannya sehingga diperoleh efek kontrol yang efisien dan menyeluruh terhadap lajur perum utama. Kualitas data pemeruman akan ditunjukkan dengan membandingkan hasil pengukuran antara lajur perum utama dengan lajur perum silang berdasarkan pengaruhnya terhadap perbedaan bentuk permukaan dasar laut (seabed surface) juga faktor-faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi ketelitian hasil pemeruman.

1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendapatkan kualitas data hasil pemeruman dengan membandingkan kedalaman antara lajur perum utama dan lajur perum silang dalam hubungannya dengan topografi dasar laut yang berbeda. 1.3. Batasan Permasalahan Batasan permasalahan dari penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Data yang digunakan adalah data hasil pemeruman/sounding. 2. Alat yang digunakan untuk pengukuran kedalaman adalah singlebeam echosounder. 3. Data hasil pemeruman dibagi berdasarkan perbedaan bentuk permukaan dasar laut (seabed surface). 4. Kualitas data pemeruman terhadap pengaruh bentuk permukaan dasar laut (seabed surface). 5. Penentuan posisi menggunakan DGPS (Differential Global Positioning System) 1.4. Tujuan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah 1. Mencari hubungan antara perbedaan bentuk permukaan dasar laut (seabed surface) dan pengaruhnya terhadap kualitas hasil pemeruman. 2. Menentukan kualitas data pemeruman dari berbagai jenis topografi dasar laut yang berbeda.

3
1.5. Manfaat Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah menentukan kualitas data pemeruman pada dasar laut yang memiliki morfologi bervariasi dengan mengestimasi ketelitian pengukuran kedalaman melalui penyimpangan yang diperoleh dari analisis data kedalaman di titik potong antara lajur perum utama dan lajur perum silang.

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai