Anda di halaman 1dari 11

KULIAH 3 FILSAFAT ILMU

UIN SUNAN KALIJAGA DOSEN: MUKALAM, M.HUM

MATERI KULIAH
Materi Pokok: Ilmu dan Obyeknya Sub Materi: 1. Pengertian ilmu (Sains) 2. Hakikat ontologis obyek ilmu 3. Implikasi ontologis obyek ilmu

PENGERTIAN ILMU (SAINS)


Jenis pengetahuan manusia yang membahas tentang hal-hal yang bersifat empiris. Empiris artinya segala sesuatu yang bisa dicapai dengan panca indera. Ilmu (sains) tidak membahas hal-hal yang bersifat non empiris (seperti angka) atau supra empiris (seperti surga dan neraka)

TIGA PRINSIP ONTOLOGIS OBYEK ILMU


Prinsip Keseragaman Prinsip Substansi Prinsip Kausalitas

PRINSIP KESERAGAMAN ALAM


Peristiwa-peristiwa di dalam ilmu/sains tidak terjadi secara kebetulan, tetapi memiliki pola yang teratur. Obyek-obyek tertentu memiliki keserupaan satu sama lain. Obyek-obyek tidak berubah secara acak atau berubah di dalam waktu yang singkat. Bila A sama dengan B. Bila A selalu diikuti dengan A, bila B selalu diikuti dengan B, maka A sama dengan B. Contoh 1: Hujan akan terjadi dengan didahului awan dengan tekanan angin dan suhu tertentu. Contoh 2: Gempa bumi disebabkan oleh gerakan vulkanik (berhubungan dengan fenomena gunung berapi) dan atau tektonik (pergeseran lempeng lapisan bumi).

PRINSIP SUBSTANSI
Substansi adalah bahan dasar yang menyusun sesuatu. Ilmu/sains berasumsi bahwa alam memiliki substansi. Substansi alam bersifat material Contoh: atom, partikel, gelombang, cahaya

KAUSALITAS
Kausalitas adalah hukum sebab akibat Suatu kejadian selalu disebabkan oleh kejadian yang lain atau kejadian sebelumnya. Contoh: Es mencair karena panas Ilmu tidak menuntut kausalitas mutlak, tetapi hanya dalam tingkat probabilitas (memiliki kemungkinan terjadi sangat besar).

IMPLIKASI ONTOLOGIS
Ilmu/sains bersifat deterministik. Obyekobyeknya bisa ditentukan di dalam hukum-hukum atau pola-pola Memudahkan ilmuan di dalam membuat klasifikasi. Ilmu tidak membahas kasus individu tetapi dalam kelas-kelas tertentu. Obyeknya tidak dilihat sebagai kenyataan spiritual Tidak mempelajari keajaiban (miracle) atau mukjizat. Bila dimutlakkan sebagai ontologi semua bidang kehidupan bisa berubah menjadi saintisme.

SAINTISME
Keyakinan bahwa segala sesuatu (atau setidaknya seluas mungkin) dapat dan seharusnya dipahami di dalam pengertian sains (ilmu). Sains yang dimaksud adalah ilmu alam (natural sciences) dan bidang-bidang ilmu sosial (social sciences) yang memiliki kesamaan metodologi dengan ilmu alam. Contoh: meninggal dunia dipahami sebagai kondisi tidak berfungsinya organ-organ utama tubuh manusia dan bukan lepasnya jiwa dari raga.

SAINTISME SEBAGAI AGAMA BARU


Para pengikut saintisme memiliki iman bahwa sains akan memenuhi tugasnya di dalam hidup manusia. Sains akan menjadi pembimbing dan akan menolong manusia di dalam persoalanpersoalan eksistensial dan moral. Para pengikut saintisme memiliki iman bahwa sains akan menggantikan agama-agama tradisional.

REFERENSI
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif, Jakarta: Gramedia, 1995 Craig Dilworth, The Metaphysics of Science, Netherlands: Springers, 2006

Anda mungkin juga menyukai