Anda di halaman 1dari 29

Penyelesaian Sengketa Alternatif di Luar Pengadilan

Dina Widyaputri Kariodimedjo Bagian Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 1

Pendahuluan 1/3
ADR non-litigasi, di luar pengadilan memecahkan masalah menggunakan prinsipprinsip negosiasi di antara para pihak kooperatif para pihak, dibantu orang lain/pihak ke-3 yang netral Latar belakang ADR tuntutan dunia bisnis; kelemahan dari pengadilan konvensional prosedur atau acara yang berbelit-belit, cost and time consuming; citra pengadilan di Indonesia prakarsa KADIN Borderless trade penyelesaian sengketa yang lebih homogen, menguntungkan, memberikan rasa aman dan keadilan
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 2

Pendahuluan 2/3
Keunggulan ADR sukarela, prosedur cepat, keputusan non-judicial prosedur rahasia, fleksibel, hemat waktu dan biaya win-win solution bantuan profesional Dasar hukum ADR Indonesia RV (Reglement op de Burgerlijke Rechwordering) Konvensi Washington UU 5/1968; Konvensi New York Keppres 34/1981 UU 14/1970 Tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman Pasal 3, 14 ayat (1) BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia) UU 30/1999 Tentang Arbitrase & Alternatif Penyelesaian Sengketa mostly arbitrase. Alternatif lain hanya di Pasal 6
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 3

Pendahuluan 3/3
UU No. 30/1999 6 macam tata cara ADR:
Konsultasi Negosiasi Mediasi Konsiliasi Pemberian pendapat hukum Arbitrase
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 4

Konsultasi
Blacks Law Dictionary Konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara suatu pihak tertentu, yang disebut dengan klien dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan, yang memberikan pendapatnya kepada klien tersebut untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan kliennya tersebut Tidak ada sifat keterkaitan atau kewajiban bagi klien untuk mengikuti pendapat konsultan Klien bebas menentukan sendiri keputusannya walaupun tidak menutup kemungkinan klien mengikuti pendapat konsultan Peran konsultan sama sekali tidak dominan, hanya memberikan pendapat hukum, dan penyelesaian sengketa tetap di tangan para pihak
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 5

Negosiasi 1/4
Pasal 6 ayat (2) UU No. 30/1999: pada dasarnya para pihak dapat dan berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka Kesepakatan di atas harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak ~ Pasal 1851-1864 Bab XVIII Buku III KUH Perdata Tentang Perdamaian wajib dibuat tertulis dengan ancaman tidak sah Beda
Negosiasi: ADR di luar pengadilan Perdamaian: sebelum proses persidangan mulai/setelah, di luar/di dalam pengadilan

FH UGM

ADR - Dina W. Kariodimedjo

Negosiasi 2/4
: upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melalui proses peradilan bertujuan mencapai kesepakatan atas dasar kerja sama yang lebih harmonis & kreatif Penjajakan kembali akan hak & kewajiban para pihak yang bersifat win-win Melepaskan/memberikan kelonggaran (concession) atas hak-hak tertentu berdasarkan asas timbal balik Dituangkan secara tertulis, bersifat final dan mengikat para pihak Pasal 6 ayat (7) UU No. 30/1999 kesepakatan tertulis tersebut wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak ditandatangani, dan dilaksanakan dalam waktu 30 hari terhitung sejak pendaftaran Pasal 6 ayat (8) UU tersebut Kesepakatan tertulis negosiasi dapat dibatalkan: kekhilafan mengenai orangnya, mengenai pokok sengketa, atau ada penipuan/paksaan atau kesepakatan telah diadakan atas dasar surat-surat yang kemudian dinyatakan palsu
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 7

Negosiasi 3/4
Prinsip-prinsip dalam pra-negosiasi pokok persoalan apa yang cenderung timbul dalam konteks kerja umum yang memerlukan negosiasi siapa yang terlibat dalam negosiasi apakah perlu negosiasi bagaimana kualitas hubungan di antara para pihak Faktor-faktor kekuatan tawar menawar pola tawar menawar strategi tawar menawar

FH UGM

ADR - Dina W. Kariodimedjo

Negosiasi 4/4
Tahap dalam berlangsungnya negosiasi menetapkan persoalan & menetapkan posisi awal argumentasi menyelidiki kemungkinan menetapkan proposal menetapkan dan menandatangani persetujuan Strategi withdrawal/avoidance: menghindar/melarikan diri smoothing/accommodation: mencoba menyelesaikan konflik dan membuat semua pihak senang compromise: setiap orang mendapat hak yang sama menghindari konflik force/competition: win-lose problem solving: keterbukaan dan kejujuran para pihak untuk mencapai konsensus
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 9

Mediasi 1/2
MEDIASI : suatu proses dimana para pihak dengan bantuan seseorang atau beberapa orang, secara sistematis menyelesaikan permasalahan yang disengketakan untuk mencari alternatif dan mencapai penyelesaian yang dapat mengakomodasi kebutuhan mereka (Folberg & Taylor, 1986) Elemen-elemen sukarela intervensi/bantuan pihak ketiga tidak memihak pengambilan keputusan secara konsensus partisipasi aktif
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 10

Mediasi 2/2
Tujuan menghasilkan kesepakatan ke depan dan dapat diterima dan dijalankan oleh para pihak mempersiapkan para pihak menerima konsekuensi dari keputusan-keputusan yang mereka buat mengurangi kekhawatiran dan dampak negatif dari konflik dengan mencapai konsensus mengurangi hambatan komunikasi memusatkan pada kebutuhan-kebutuhan para pihak Mediator berfungsi sebagai katalisator, pendidik, nara sumber, penyandang berita jelek, penyampai pesan pembuka jalur informasi, fasilitator proses, pembahas masalah, pemimpin
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 11

Konsiliasi 1/2
: usaha mempertemukan keinginan para pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan dan menyelesaikan perselisihan Langkah awal perdamaian sebelum sidang peradilan (litigasi) dilaksanakan atau dalam setiap tingkat peradilan yang sedang berlangsung, kecuali telah terdapat putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap Sengketa internasional komisi yang bersifat tetap atau ad hoc The Rule of Conciliation and Arbitration 1988 Prinsip-prinsip konsiliator tidak memihak (impartial) kesamaan (equity) keadilan (justice)
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 12

Konsiliasi 2/2
Proses permohonan konsiliasi penunjukkan konsiliator argumentasi oleh para pihak ending:
berdasarkan persetujuan untuk berakhir berdasarkan hasil laporan bahwa konsiliasi tidak berhasil berdasarkan pemberitahuan kepada konsiliator oleh para pihak bahwa perkara tidak lagi diselesaikan melalui konsiliasi
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 13

Pendapat Hukum oleh Lembaga Arbitrase 1/2


Lembaga Arbitrase tidak hanya bertugas menyelesaikan sengketa antara para pihak dalam suatu perjanjian pokok Dapat memberikan konsultasi dalam bentuk opini/pendapat hukum atas permintaan dari setiap pihak yang memerlukannya Opini ini merupakan masukan bagi para pihak dalam menyusun atau membuat perjanjian yang akan mengatur hak & kewajiban para pihak dalam perjanjian; penafsiran/pendapat terhadap salah satu atau lebih ketentuan dalam perjanjian yang telah dibuat oleh para pihak untuk memperjelas pelaksanaannya
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 14

Pendapat Hukum oleh Lembaga Arbitrase 2/2


Dasar: Pasal 1 ayat (8) UU No. 30/1999 Pendapat hukum ini bersifat mengikat (Pasal 52) karena pendapat ini tidak dapat dipisahkan dari perjanjian pokoknya; bersifat final (Pasal 53), tidak dapat dilakukan perlawanan dalam bentuk upaya hukum Pendapat hukum lembaga arbitrase ini termasuk dalam pengertian atau bentuk putusan lembaga arbitrase

FH UGM

ADR - Dina W. Kariodimedjo

15

Arbitrase 1/7
Pasal 3 UU 14/1970 Tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman: bahwa penyelesaian perkara di luar pengadilan atas dasar perdamaian atau melalui arbitrase tetap diperbolehkan, akan tetapi putusan arbiter hanya mempunyai kekuatan eksekutorial setelah memperoleh izin atau perintah untuk dieksekusi (executoir) dari pengadilan Dasar pemeriksaan arbitrase Pasal 615-651 Reglemen Acara Perdata (Reglement op de Rechtsvorerdering, Staatsblad 1847:52 Rv) Pasal 377 Reglemen Indonesia Yang Diperbaharui (Het Herziene Indonesisch Reglement, Staatsblad 1941:44 HIR) Pasal 705 Reglemen Acara Untuk Daerah Luar Jawa Dan Madura (Rechtreglement Buitengewesten, Staatsblad 1927:227 RBg) Konvensi Washington UU 5/1968 ratifikasi International Convention on the Settlement of Investment Disputes between States and Nationals of other States Konvensi New York Keppres 34/1981 Indonesia menjadi anggota Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign Arbitral Awards 1958
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 16

Arbitrase 2/7
ARBITRASE : arbitrase/pengadilan wasit merupakan salah satu metode penyelesaian sengketa yang berasal dari sengketa atas sebuah kontrak dalam bentuk: perbedaan penafsiran tentang pelaksanaan perjanjian pelanggaran perjanjian pengakhiran kontrak klaim mengenai ganti rugi atas wanprestasi atau perbuatan melawan hukum (kewenangan arbitrase terbatas)
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 17

Arbitrase 3/7
Steven H. Gifis Arbitrase adalah pengajuan sengketa, berdasarkan perjanjian antara para pihak, kepada orang-orang yang dipilih sendiri oleh mereka untuk mendapatkan suatu keputusan Henry Campbell Black Arbitrase adalah pengajuan suatu sengketa untuk diputuskan oleh orang-orang swasta yang tidak resmi, yang dipilih dengan cara yang ditetapkan oleh peraturan atau oleh suatu perjanjian Pasal 1 ayat (1) UU No. 30 Tahun 1999 Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 18

Arbitrase 4/7
Karakteristik yuridis arbitrase kontroversi di antara para pihak kontroversi diajukan kepada arbiter arbiter diajukan oleh para pihak/ditunjuk oleh badan tertentu arbiter: pihak di luar badan peradilan umum dasar pengajuan sengketa ke arbitrase: perjanjian arbiter melakukan pemeriksaan perkara setelah memeriksa perkara, arbiter akan memberikan putusan arbitrase yang mengikat para pihak
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 19

Arbitrase 5/7
Syarat-syarat minimal arbitrase modern badan pengadilan konvensional mengakui yurisdiksi badan arbitrase klausula arbitrase mengikat & tidak dapat dibatalkan putusan arbitrase pada prinsipnya bersifat final and binding, hanya dapat ditinjau kembali oleh badan pengadilan konvensional dalam hal-hal yang sangat khusus dan terbatas badan-badan pengadilan konvensional harus dapat memperlancar tugas arbitrase
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 20

Sejarah Arbitrase 6/7


Zaman Yunani Kuno Zaman Romawi dan Yahudi Inggris dan Belanda Perancis (1250) Skotlandia (1695) Irlandia (1700) Denmark (1795) AS (1870) Beberapa UU Arbitrase tertua di dunia: Arbitration Act 1697 Inggris, Code de Procedure Civile 1806 Perancis, Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering (RV) 1849 Indonesia, Arbitration Act 1925 AS Badan Arbitrase tertua di dunia: London Court of International Arbitration (LCIA) 1892. International: Court of Arbitration International Chamber of Commerce (ICC) Sejarah Arbitrase di Indonesia RV & HIR UU 14/1970 Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman UU 14/1985 Tentang Mahkamah Agung UU 30/1999 Tentang Arbitrase & APS
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 21

Keunggulan Arbitrase 7/7


Arbitrase paling populer kelebihan-kelebihan kebebasan, kepercayaan dan keamanan arbiter memiliki keahlian/expertise prosedur sederhana, lebih cepat, hemat biaya hindari expose keputusan di depan umum (rahasia) hukum terhadap prosedur dan pembuktian lebih luwes pilihan hukum dan non-precedent arbiter dipilih sendiri oleh para pihak, kepekaan arbiter keputusan yang final dan mengikat (final and binding) tanpa harus naik banding & kasasi keputusan arbitrase umumnya lebih mudah diberlakukan/dieksekusi oleh pengadilan dengan sedikit atau tanpa review proses/prosedur arbitrase lebih mudah dimengerti oleh masyarakat luas
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 22

Penyelesaian Sengketa di berbagai Bidang


Penyelesaian sengketa pajak UU No. 17/1997 Tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak Penyelesaian perselisihan lingkungan hidup di luar pengadilan UU No. 22/1957 Tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan PP No. 54/2000 Tentang Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Penyelesaian perselisihan perburuhan UU No. 22/1957 Panitia Penyelesaian Daerah, Panitia Penyelesaian Pusat, dan Arbitrase Penyelesaian sengketa praktik monopoli Pasal 38 UU No. 5/1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Penyelesaian sengketa konsumen dengan pelaku usaha Pasal 23 UU No. 8/1999 Tentang Perlindungan Konsumen Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
FH UGM ADR - Dina W. Kariodimedjo 23

Badan peradilan
+ Menerapkan norma publik Ada precedent Keseragaman Indepensi Putusan mengikat Keterbukaan Dapat dieksekusi Melembaga Pendanaan secara publik
FH UGM

Relatif mahal Memakai lawyer sehingga (terkadang) tidak terkontrol Keputusan tidak terduga Tidak ahli substansi Menunda-nunda Banyak butuh waktu Tidak ada kompromi Cenderung bermusuhan
24

ADR - Dina W. Kariodimedjo

Kekuatan
Arbitrase Privacy Forum dikontrol para pihak Dapat dieksekusi Cepat Ahli Dapat dipilih norma yang sesuai
Mediasi/negosiasi Privacy Forum dikontrol para pihak Merefleksi kepentingan dan prioritas para pihak Mempertahankan hubungan para pihak Fleksibel Putusan yang terintegrasi Tertuju pada masalah dasar Menjadi pendidikan terhadap para pihak Putusan cenderung dijalankan oleh para pihak
25

FH UGM

ADR - Dina W. Kariodimedjo

Kelemahan
Arbitrase Tidak ada norma publik Tidak ada precedent Tidak ada keseragaman
Mediasi/negosiasi Kurang ada kemampuan memaksa partisipasi para pihak Tidak mengikat Tidak ada kewenangan eksekusi Hasil tidak adil apabila skill dalam bernegosiasi tidak seimbang -> hasil menjadi tidak mencapai tujuan
26

FH UGM

ADR - Dina W. Kariodimedjo

Karakteristik Dasar
Karakter Sukarela/tidak sukarela Pemutus Adjudikasi Tidak sukarela Hakim Arbitrase Sukarela Arbiter/ arbitrator Mediasi Sukarela Para pihak Jika tercapai kesepakatan enforceable sebagai kontrak Dipilih oleh para pihak dan bertindak sebagai fasilitator Negosiasi Sukarela Para pihak Jika tercapai kesepakatan enforceable sebagai kontrak Tidak ada pihak ketiga atau fasilitator = perundingan secara langsung oleh para pihak yang bersengketa

Banding: Mengikat dengan Mengikat tetapi mengikat/tidak kemungkinan dapat mengikat banding diuji/review untuk hal yang sangat terbatas Pihak ketiga Pihak ketiga dan umumnya tidak punya keahlian tertentu pada subjek yang disengketakan Dipilih oleh para pihak dan biasanya mempunyai keahlian di bidang subjek yang disengketakan

FH UGM

ADR - Dina W. Kariodimedjo

27

Referensi
Gunawan Widjaja, 2001, Alternatif Penyelesaian Sengketa, Rajawali Pers, Jakarta Gunawan Widjadja & Ahmad Yani, 2000, Hukum Arbitrase, Rajawali Pers, Jakarta Rachmadi Usman, 2003, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Citra Aditya Bakti, Bandung Rachmadi Usman, 2002, Hukum Arbitrase Nasional, Grasindo, Jakarta

FH UGM

ADR - Dina W. Kariodimedjo

28

Terima Kasih

FH UGM

ADR - Dina W. Kariodimedjo

29

Anda mungkin juga menyukai